• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deny Evi Elvrida

TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA

2. KDRT 3. Penculikan

Ya Ya

Anak Ya Jumat, 16 April Kekerasan dan sadisme: 1. Tergencet bus 2. Duka Koja 3. Janda dibunuh 4. Kecelakaan Ya Ya Ya Ya Senin, 19 April Kekerasan dan sadisme: 1. Penculikan 2. Kecekaan Maut Ya Ya Rabu, 21 April Kekerasan dan sadisme: 1. Kecelakaan, Demak, Jateng 2. Ibu Bunuh Bayi, Bekasi Ya Tidak Kamis, 22 April Kekerasan dan sadisme: 1. Kecelakaan Maut

2. Artis dan kasus penganiayaan 3. Penganiayaan Anak 4. Gambar Terpilih ( 3 rampok diringkus polisi) Ya Ya Ya Tidak

59 Rabu, 28April Kekerasan dan Sadisme: 1. Kekerasan di Sekolah 2. Perampokan 3. Pembunuhan Ya Ya Ya Kamis, 29 April Kekerasan dan sadisme: 1. Hakim dianiaya 2. Penculikan Bayi, Cikarang 3. Penganiayaan Ya Ya Ya Senin, 03 Mei Kekerasan dan sadisme: 1. kecelakaan maut Ya Selasa, 04 Mei Kekerasan dan sadisme: 1. Perampokan Ya Rabu, 05 Mei Kekerasan dan sadisme: 1. Penganiayaan anak 2. Perampokan 3. Bunuh Diri Ya Ya Ya

Kamis, 06 Mei Kekerasan dan Sadisme: 1. Perampokan Bank Ya Senin, 10 Mei Kekerasan dan Sadisme: 1. Bunuh Diri 2. Kecelakaan 3. Pembacokan 4. Pembunuhan Ya Ya Ya Ya

Dari tabel diatas berita pada tayangan SERGAP 10 April 2010 - 10 Mei 2010 yang berkategori kekerasan dan sadisme ada 38 kasus dan terjadi dalam 16 episode. Berita yang berkategori kekerasan/sadisme tayang pada tanggal 10, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 21, 22, 28, 29 April 2010 dan pada tanggal 3, 4, 5, 6 dan 10 Mei 2010. Sedangkan pada tayangan 11, 23, 26, 27, 30 April 2010 serta tanggal 1 dan 7 Mei 2010 tidak ditemukan berita yang mengandung unsur kekerasan/sadisme. Dari tayangan SERGAP ada 36 berita yang mengimplementasikan regulasi penyiaran dan ada 2 berita yang melanggar regulasi tersebut.

Dari 36 kasus, kecelakaan dan bunuh diri dapat dikategorikan ke dalam kekerasan karena hal ini berpedoman kepada perilaku penyiaran dan standar program siaran KPI Nomor 009/SK/KPI/8/2004.

Menurut Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor 009/SK/KPI/8/2004 Pasal 33 yang berisikan tentang kekerasan, kecelakan, dan bencana dalam program faktual menyebutkan bahwa adegan kekerasan

61

tidak boleh disajikan secara eksplisit, gambar luka-luka yang diderita korban kekerasan, kecelakaan, dan bencana tidak boleh disorot secara close up (big close up, medium close up, extreme close up), gambar penggunaan senjata tajam dan senjata api tidak boleh disorot secara close up (big close up, medium close up, extreme close up), gambar korban kekerasan tingkat berat, serta potongan organ tubuh korban dan genangan darah yang diakibatkan tindak kekerasan, kecelakaan atau bencana, harus disamarkan.

Bentuk implementasi regulasi penyiaran dalam berita yang berkategori kekerasan dan sadisme adalah sesuai dengan pasal 33 yang telah dijelaskan di atas. Dalam tayangan berita SERGAP, berita yang mengandung unsur kekerasan dan sadisme tidak sajikan secara eksplisit. Gambar darah serta potongan organ tubuh disamarkan. Contohnya tayangan pada tanggal 10 Mei 2010 dengan judul berita pembacokan dan pembunuhan. Dalam berita tersebut, gambar luka-luka pada korban pembacokan disamarkan serta korban pembunuhan juga disamarkan. Dari contoh dua berita tersebut, hal ini berarti

SERGAP telah mengimplementasikan regulasi penyiaran.

Melihat fenomena banyaknya pemberitaan mengenai kekerasan dan pembunuhan pada tahun 2010, dalam Islam sendiri ada ayat yang menjelaskan tentang larangan membunuh seseorang yaitu surat An- Nisaa ayat: 92-93

Artinya:Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS. An-Nisaa: 92-93)

Menyikapi dua ayat diatas, SERGAP dalam menayangkan berita pembunuhan mempunyai kewajiban selain memberikan konteks kewaspadaan juga harus memberikan pesan kepada masyarakat agar menjauhi pembunuhan karena selain dihukum di dunia dengan dipenjara, Allah juga akan memberi azab yang sangat besar.

Terkait dengan pasal 33 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), SERGAP dalam memberitakan peristiwa pembunuhan yang sadis tidak memberikan kronologis secara detail. Kronologis terjadinya pembunuhan tersebut hanya digambarkan secara umum dan tidak gamblang. Contohnya seorang laki-laki tewas tertusuk benda tajam dibagian perutnya dan tidak dijelaskan secara detail seperti telinganya putus

63

hingga mengeluarkan banyak darah. Hal ini dilakukan supaya khalayak tidak merasa takut dan jijik dengan pemberitaan tersebut. Berbeda dengan kasus mutilasi, potongan tubuh korban diberitakan secara detail. Misalnya potongan kaki, potongan tangan.

Dalam menayangkan berita sadisme, SERGAP memvisualisasikan berita dengan animasi. Animasi bertujuan untuk menjelaskan peristiwa yang sebenarnya terjadi tanpa melukai perasaan pemirsa. Apabila khalayak diberikan gambar berita yang penuh dengan darah, kepalanya pecah, masyarakat akan merasa takut dan jijik.4

Dalam menayangkan sumber dan bahan berita secara akurat, jujur dan berimbang jurnalis televisi Indonesia harus menyajikan berita dengan menggunakan bahasa dan gambar yang santun dan patut serta tidak melecehkan nilai-nilai kemanusiaan. Adapun dalam memberitakan peristiwa bunuh diri, SERGAP menayangkan kronologis bunuh diri dengan animasi namun dalam tayangannya ada konteks ”adegan ini jangan di tiru”. Contoh ketika ada wanita yang bunuh diri dari lantai 4 di sebuah mall.

Dari 38 berita yang berkategori kekerasan dan sadisme, ada dua berita yang melanggar regulasi penyiaran. Pelanggaran itu terjadi pada tanggal 21 April 2010 saat SERGAP menayangkan berita kecelakaan yang terjadi di Demak. Dalam berita tersebut, disajikan secara eksplisit rintihan kesakitan pada saat supir terjepit dalam mobil. Dan hal ini melanggar pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran KPI Nomor 009/SK/KPI/8/2004 pada pasal 33 poin b yaitu gambar luka-luka yang diderita korban kekerasan,

4

Wawancara dengan Khoiri Akhmadi, Eksekutif Produser SERGAP. Jakarta, 09 April 2010.

kecelakaan, dan bencana tidak boleh disorot secara close up (big close up, medium close up, extreme close up). Selanjutnya, pelanggaran terjadi tanggal 22 April 2010 pada tayangan gambar terpilih SERGAP. Pada berita tersebut, kekerasan disajikan secara eksplisit oleh oknum polisi kepada perampok. Ketiga perampok tersebut disiksa polisi dengan cara menggesek alat kemaluannya menggunakan sabuk. Dan hal ini melanggar pasal 33 poin a (adegan kekerasan tidak boleh disajikan secara eksplisit).

Dalam tayangan beritanya, SERGAP beberapa kali ditegur oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). SERGAP dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis. Pelanggaran atas Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program siaran diatur dalam pasal 78. SERGAP mendapat teguran karena keterlambatan SERGAP ketika menyamarkan tukang becak yang kepalanya pecah akibat kecelakaan. Dari teguran oleh pihak KPI, SERGAP berusaha memperbaiki diri. Pada awalnya, SERGAP berniat untuk menyamarkan gambar namun kesalahan teknis selalu ada dalam proses produksi. Contoh ketika SERGAP menayangkan kecelakaan supir yang terjepit dan terenta-renta dalam truk ataupun ketika menayangkan orang bunuh diri dari ketinggian dan hal itu bisa menjadikan inspiring buat orang lain.5

Terkait dengan pasal 48 ayat 4 poin d tentang pembatasan adegan seks, kekerasan, dan sadisme jika dilihat dari sisi media pemberitaan sebisa mungkin dihindari. Tapi pada faktanya, di Indonesia banyak sekali kasus pembunuhan, asusila, kekerasan dan lain sebagainya. Dalam hal ini, media

5

Wawancara dengan Khoiri Akhmadi, Eksekutif Produser SERGAP. Jakarta, 09 April 2010.

65

dituntut bagaimana caranya memberitakan berita tersebut dengan santun dan tidak terkesan sadis.

Menurut Khoiri Akhmadi, SERGAP berusaha menyajikan berita berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dari kecepatan serta tidak mencampuradukkan fakta dan opini sendiri. Apabila ada kekurangan dalam proses produksi, SERGAP meminta reportase lagi sampai berita tersebut menjadi berimbang. Karena dalam Islam sendiri ada ayat yang menjelaskan tentang bagaimana mengabarkan suatu berita kepada suatu kaum, misalnya saja surat Al- Hujurat ayat: 6

Artinya: ” Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al- Ahzab: 6).

Sehingga SERGAP mempunyai kelebihan dari program berita kriminal lainnya. Dalam menayangkan suatu berita, SERGAP lebih berhati- hati dalam memberitakan dan berdasarkan fakta dilapangan. Contohnya kasus pemerasan oleh oknum polisi di Indramayu pada bulan April 2010 masih ada kekurangan

karena oknum polisi belum diwawancara , SERGAP tetap memberitakan terlebih dahulu data yang ada sambil menunggu esok hari untuk update berita. Hal itu dilakukan agar berita menjadi berimbang dan tak ada masyarakat yang merasa dirugikan dengan pemberitaan SERGAP.

Mengenai dampak yang ditimbulkan dari penayangan SERGAP, misalnya bunuh diri terjun dari ketinggian bisa menjadi inspiring bagi masyarakat. Masyarakat bisa meniru adegan tersebut namun SERGAP tidak berusaha semata-mata untuk membuat berita telanjang begitu saja. SERGAP selalu memberi konteks kewaspadaan pada setiap berita. Misalnya memberi konteks dengan narasi ” Pemirsa, jangan sekali-kali meniru adegan bunuh diri tersebut, karena hidup Anda terlalu berharga jika diakhiri dengan tindakan bunuh diri”. Program berita kriminal SERGAP selain memberi konteks dalam setiap beritanya, mengandung unsur pendidikan, menggunakan bahasa yang santun,

SERGAP juga memberitakan berita kriminal yang berbau infotainment. Ada sergaptainment yang berisi penuturan para artis yang mempunyai pengalaman terkena tindakan kriminal disertai tips aman artis untuk terus waspada terhadap kejahatan.

Diakhir penayangan, SERGAP menayangkan gambar terpilih. Dalam gambar terpilih, tidak ada narasi. Jadi, pemirsa melihat berita hanya visual tanpa ada audio dan SERGAP hanya menampilkan emosi dari gambar itu. Meskipun tanpa narasi, pesan berita kepada pemirsa sama saja dengan yang menggunakan narasi. Contohnya, ketika April 2010 SERGAP menayangkan gambar terpilih siswa dan siswi SMA yang menjerit histeris karena dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional (UN). Gambar tersebut bisa diterima dengan baik

67

oleh pemirsa, hal ini dapat dilihat dari banyaknya komentar yang masuk ke redaksi SERGAP via sms pasca penayangan berita tersebut.

A. Kesimpulan

Setelah meneliti dan menjelaskan tentang regulasi penyiaran yang di implementasikan program berita kriminal SERGAP pada 10 April 2010 -10 Mei 2010, maka dapat di simpulkan bahwa:

Program berita kriminal SERGAP telah mengimplementasikan regulasi penyiaran UU No. 32 Tahun 2002 pada pasal 48 ayat 4 poin d (pembatasan adegan seks, kekerasan,dan sadisme). Hal ini dapat terlihat dari tayangan 10 April 2010-10 Mei 2010 terdapat 48 tayangan SERGAP yang berkaitan dengan adegan seks, kekerasan dan sadisme,dan diantaranya ada 45 berita yang telah mengimplementasikan regulasi penyiaran. Dalam tayangan beritanya, SERGAP menyamarkan korban pemerkosaan, pembunuhan, menyamarkan darah serta aksi kekerasan lainnya yang terlihat menakutkan.

SERGAP juga selalu memberi konteks kewaspadaan kepada masyarakat dan memberikan unsur pendidikan. Namun dari terdapat tiga pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 009/SK/KPI/8/2004 dan UU No.32 Tahun 2002. Pelanggaran tersebut yaitu korban asusila tidak disamarkan wajahnya, kecelakaan serta kekerasan disajikan secara eksplisit.

68

B. Saran- saran

1. SERGAP hendaknya konsisten dengan hari penayangan. Terkadang Senin-Sabtu namun terkadang berita hari Senin-Sabtu tidak ada. Apabila program berita kriminal SERGAP tidak ditayangkan , seharusnya ada pemberitahuan dan alasan yang jelas agar masyarakat mengetahui dengan jadwal penayangan

SERGAP.

2. Dalam menyajikan berita kecelakaan pada saat supir truk terjepit dalam mobil, hendaknya visual disamarkan karena masyarakat akan takut melihat tragedi tersebut. SERGAP juga harus memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan untuk memperlihatkan realitas dan pertimbangan efek negatif yang dapat ditimbulkan dari penayangan berita tersebut.

3. Khusus untuk aksi Bang Napi, seharusnya terjun ke lapangan setiap hari agar lebih bervariatif dan untuk memberi konteks kewaspadaan dan memberikan kritikan sosial pada sesuatu yang sedang hangat terjadi di Indonesia.

4. Penulis sangat menghargai kreatifitas tim SERGAP dalam pencarian dan penyajian berita. Meskipun ada beberapa pelanggaran namun SERGAP

terus memperbaiki diri terutama saat mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Dokumen terkait