• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ke w ajiban Pe n jam in an

Pada RAPBN-P 20 10 , Pem erintah m engalokasikan dana untuk kewajiban penjam inan sebesar Rp1.0 0 0 ,0 m iliar untuk PT PLN (Persero), dan untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

-0 ,5 1,0 1,5 2,0 2,5 APB N 2 0 10 RAPB N -P 2 0 10 0 ,6 0 ,6 0 ,4 0 ,4 -2 ,3 -2 ,4 GRAFIK IV.4

DANA BER GULIR APBN 2 0 10 DAN RAPBN-P 2 0 10

Dana Be rgulir Ke hutanan Dana Be rgulir untuk LPDB KUKM Dana Be rgulir untuk Pe ngad aan Tanah Dana Be rgulir Pe nd id ikan

tr il iu n R u p ia h

Pokok-Pokok Perubahan Defisit dan Pem biay aan Anggaran Bab IV

N ota Keuangan dan RAPBN -P 20 10 IV-8

sebesar Rp50 ,0 m iliar. Alokasi kewajiban penjam inan tersebut tidak m engalam i perubahan apabila dibandingkan dengan alokasinya dalam APBN 20 10 .

Kewajiban pen jam in an un tuk PT PLN (Persero) dan PDAM ditujukan un tuk m em berikan

jam in an atas kem un gkin an terjadin ya default karen a tidak m am pu m em en uhi kewajiban

pem bayaran pokok dan bun ga jatuh tem po yan g diperoleh dari para kreditur pada tahun -tah u n sebelu m n ya. Pen jam in an Pem er in -tah u n tu k PT PLN (Per ser o) d ih ar apkan d apat m em bantu m em percepat penyelesaian proyek percepatan pem bangunan pem bangkit tenaga listrik 10 .0 0 0 MW dalam rangka m engatasi kekurangan pasokan listrik nasional. Sem entara itu, kewajiban penjam inan untuk PDAM dialokasikan dalam rangka percepatan penyediaan air m in um yan g m erupakan salah satu kebutuhan dasar pen duduk yan g perlu diupayakan agar sen an t iasa t er sed ia d alam ju m lah yan g cu ku p m er at a d an m u t u yan g baik d alam p en ca p a ia n m illen iu m d ev elop m en t g oa ls (MDG’s), seh in gga p er lu d ib er ika n a kses pem biayaan bagi PDAM untuk m em peroleh kredit investasi dari perbankan nasional.

Pin ja m a n u n tu k PT PLN ( Pe rs e ro )

Dalam rangka m eningkatkan rasio elektrifikasi dan m em percepat pem bangunan pem bangkit listrik dengan biaya m urah, Pem erintah telah m enugaskan kepada PT PLN (Persero) untuk m elaksanakan proyek percepatan pem bangunan pem bangkit listrik tenaga batu bara m elalui Perpres Nom or 71 Tahun 20 0 6. Di sam ping itu, terganggunya sistem transm isi dan distribusi akibat terbakarn ya beberapa trafo, telah m en doron g PT PLN (Persero) un tuk m elakukan pem ulih an dan m en in gkatkan keh an dalan sistem kelistr ikan un tuk m en cegah gan gguan dalam jaringan kelistrikan nasional.

Untuk m elakukan pem biayaan porsi ekuitas pendanaan proyek 10 .0 0 0 MW, pem ulihan dan pen in gkatan sistem kelistrikan , serta in vestasi un tuk m elayan i beban n atural, pen dan aan yang dibutuhkan oleh PT PLN (Persero) pada tahun 20 10 m elebihi kem am puan pendanaan yang dim iliki oleh PT PLN (Persero) secara korporasi. Dari kebutuhan pendanaan investasi sebesar Rp45,8 triliun, dana internal dari operasi perusahaan dan lainnya yang dim iliki PT PLN (Per ser o) h an ya sebesar Rp 9 ,4 t r iliu n , seh in gga t er d ap at keku r an gan p en d an aan (fin an cin g gap) sebesar Rp36,4 triliun . Den gan besaran m argin 5,0 persen dalam APBN 20 10 , PT PLN (Persero) hanya m em iliki kapasitas pendanaan eksternal sekitar Rp14,0 triliun.

Ke b u tu h a n Pe n d an a an In ve s ta s i ( 4 5 ,8 )

Su m ber Dan a In tern al (Operasi dan lain n ya) 9,4

Fin a n cin g Ga p ( 3 6 ,4 )

Dana in ternal dari tam bah an m argin 3 persen 4,3

Ke b u tu h a n Pe n d an a an Se te la h Ke n a ikan Ma rgin ( 3 2 ,1)

Aks i Ko rp o ra s i

Corporate Loan/ Bon ds 23,6

Efisien si In ternal 1,0

Sis a Ke bu tu h a n Pe n d a n a an ( 7,5 )

RAPB N -P 2 0 10

Pin jam an u ntu k PT PLN (Persero) 7,5

TAB EL IV.2

FIN AN CIN G G AP PT PLN ( PERS ERO) ( triliu n Ru p ia h )

Pokok-Pokok Perubahan Defisit dan Pem biay aan Anggaran Bab IV

N ota Keuangan dan RAPBN -P 20 10 IV-9

Un tuk m en in gkatkan kapasitas pen dan aan ekstern al PT PLN (Persero), dalam RAPBN-P 20 10 Pem erintah m em berikan tam bahan m argin subsidi listrik sebesar 3,0 persen sehingga m en jadi 8 ,0 persen . Tam bah an m argin dim aksud dih arapkan dapat m en in gkatkan dan a

internal PT PLN (Persero) sebesar Rp4,3 triliun sehingga m enurunkan financing gap m enjadi

Rp32,1 triliun yang akan dipenuhi dari penam bahan kapasitas pinjam an PT PLN (Persero) hingga Rp23,6 triliun dan efisiensi internal PT PLN (Persero) sebesar Rp1,0 triliun. Dengan

dem ikian, m asih terdapat sisa financing gap yang belum m endapat sum ber pendanaan sebesar

Rp7,5 triliun.

Untuk m enutup sisa financing gap tersebut, Pem erintah m erencanakan untuk m em berikan

pinjam an kepada PT PLN (Persero) sebesar Rp7,5 triliun dalam RAPBN-P 20 10 .

Ca d a n ga n Pe m bia ya a n

Da la m APBN 2 0 10 , ca d a n ga n p em b ia ya a n d ia loka sika n seb esa r Rp 9 14 ,3 m ilia r ya n g diren can akan digun akan un tuk dukun gan in vestasi in frastruktur. Dalam RAPBN-P 20 10 , cadangan pem biayaan sudah tidak dialokasikan, karena telah direalokasi untuk m em enuhi kebutuhan dan a bergulir pen gadaan tan ah.

4 .2 .2 Pe m bia ya a n U ta n g ( n e to )

Dalam APBN 20 10 pem biayaan m elalui utan g ditetapkan sebesar Rp95.547,6 m iliar yan g bersum ber dari Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp10 4.429,1 m iliar, pem biayaan lu ar n eger i n eto sebesar n egatif Rp 9.8 8 1,5 m iliar , d an p in jam an d alam n eger i sebesar Rp1.0 0 0 ,0 m iliar.

Se ir in g d e n ga n r e n ca n a p e n in gk a t a n p e m b ia ya a n a k ib a t p e n in gk a t a n d e fis it , d a n m em pertim ban gkan perubah an asum si m akro, ren can a pen arikan terkin i, kon disi pasar keuangan terkini, serta kebijakan lain yang akan ditem puh, m aka pem biayaan m elalui utang dalam RAPBN-P 20 10 dir en can akan m en in gkat sebesar Rp11.227,9 m iliar (11,8 per sen ) m enjadi sebesar Rp10 6.775,5 m iliar. Peningkatan pem biayaan utang tersebut direncanakan bersum ber dari pinjam an luar negeri dan penerim aan SBN (neto).

Sejalan dengan itu, m engacu pada ketentuan pasal 26 ayat (4) Undang-Undang Nom or 47 t a h u n 2 0 0 9 t en t a n g AP BN Ta h u n An gga r a n 2 0 10 , P em er in t a h m em iliki fleksib ilit a s p em b ia ya a n u t a n g t u n a i d im a n a Pem er in t a h d a p a t m ela ku ka n p er u b a h a n kom p osisi pem biayaan utan g tun ai yan g berasal dari pin jam an program dan pen erbitan SBN n eto. Fleksib ilit a s in i m em b er ika n kelelu a sa a n kep a d a Pem er in t a h u n t u k m em ilih su m b er pem biayaan utang yang m enguntungkan dari sisi biaya dan/ atau tingkat risiko, sesuai dengan p er kem ban gan kon d isi p asar keu an gan . Selain it u , Pem er in t ah ju ga m em iliki su m ber

pem biayaan utang lain m elalui pinjam an siaga berbentuk back stop facility yang dapat ditarik

jika indikator kondisi pasar keuangan yang m em buruk yang telah disepakati dengan pem beri pinjam an telah terlam paui, sehin gga Pem erintah tidak dapat m enerbitkan SBN atau biaya penerbitan SBN m enjadi terlam pau m ahal.

Secar a keselu r u h an , pem biayaan u tan g d alam RAPBN-P 20 10 m en jad i sebagai ber iku t: (1) pen erbitan SBN n eto m en in gkat m en jadi sebesar Rp10 6.278 ,2 m iliar; (2) pem biayaan luar n egeri n eto m en jadi sebesar n egatif Rp50 2,6 m iliar, dan (3) pin jam an dalam n egeri tetap sebesar Rp1.0 0 0 ,0 m iliar. Rin cian perubahan pem biayaan utan g dapat dilihat pada

Pokok-Pokok Perubahan Defisit dan Pem biay aan Anggaran Bab IV

N ota Keuangan dan R APBN -P 20 10 IV-10

Untuk m em enuhi target kebutuhan pem biayaan utang tahun 20 10 tersebut, kebijakan um um pengelolaan utang yang akan ditem puh adalah sebagai berikut:

1. Mengoptim alkan potensi pendanaan utang dari pasar dom estik m elalui penerbitan SBN Ru piah ;

2. Terus m elakukan diversifikasi instrum en utang agar diperoleh fleksibilitas dalam m em ilih

berbagai instrum en yang lebih cost-efficient dan risiko m inim al;

3. Pengadaan pinjam an/ kredit luar negeri dilakukan sepanjang untuk m em enuhi kebutuhan

prioritas, m em berikan term san dconditions yang m enguntungkan Pem erintah, dan tanpa

agenda politik dari kreditor;

4. Tet ap m em p er t ah an kan kebijakan p en gu r an gan p in jam an / kr ed it lu ar n eger i secar a bertahap;

5. Men in gkatkan koordin asi den gan otoritas m on eter dan otoritas pasar m odal, terutam a

dalam rangka m endorong upaya financial deepening; dan

6 . Men in gka t ka n koor d in a si d a n kom u n ika si d en ga n b er b a ga i p ih a k d a la m r a n gka

m eningkatkan sov ereign credit rating.

Su ra t Be rh a rga N e ga ra ( n e to )

Pen etapan target pem biayaan m elalui SBN (n eto) dalam APBN 20 10 sebesar Rp10 4.429,1 m iliar, dihitun g berdasarkan perkiraan daya serap pasar SBN dan kebutuhan pem biayaan

secara keseluruhan dengan m em pertim bangkan outstan din g SBN pada pertengahan tahun

20 0 9, proyeksi penerbitan dan perkiraan transaksi debt sw itch/ buy back SBN sam pai dengan

akhir tahun 20 0 9, dan asum si nilai tukar Rupiah sebesar Rp10 .0 0 0 per USD.

Dalam RAPBN-P 20 10 , SBN neto ditargetkan m eningkat m enjadi sebesar Rp10 6.278 ,2 m iliar. Berdasarkan target penerbitan SBN neto sebesar Rp10 6.278 ,2 m iliar dan jum lah SBN jatuh

tem po tahun 20 10 sebesar Rp67.540 ,4 m iliar, m aka penerbitan SBN gross pada tahun 20 10

d ip e r k ir a k a n m e n ca p a i s e k it a r R p 173 .8 18 ,6 m ilia r d a n a k a n le b ih t in ggi la gi jik a

m em perhitungkan rencana buy back dalam rangka pengelolaan portofolio utang. Penerbitan

APB N RAPB N -P Pe ru bah an

I. SB N n e to 10 4 .4 2 9 ,1 10 6 .2 78 ,2 1.8 4 9 ,1

II. Pe m bia ya a n Lu a r N e ge ri ( n e to ) ( 9 .8 8 1,5) ( 50 2 ,6 ) 9 .3 78 ,9 1. Pen arikan Pinjam an Luar Negeri (bruto) 57.60 5,8 72.322,8 14.717,0

a Pinjaman Program 24.443,0 30 .8 43,0 6.40 0 ,0 b Pinjaman Pr oyek 33.162,8 41.479,8 8 .317,0 - Pinjam an pr oyek Pemer intah Pusat 24.519,0 24.555,7 36,7 - Pener imaan pener usan pinjaman 8 .643,8 16.924,1 8 .28 0 ,3

2. Penerusan Pinjaman (SLA) (8.643,8) (16.924,1) (8.280 ,3) 3. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri (58.843,5) (55.90 1,3) 2.942,2 III. Pin jam an D alam N e ge ri 1.0 0 0 ,0 1.0 0 0 ,0 0 ,0

9 5.54 7,6

10 6 .775,5 11.2 2 7,9 To ta l

TABEL IV. 3

PEMBIAYAAN U TAN G APBN 2 0 10 D AN RAPBN -P 2 0 10 ( m ilia r Ru p ia h )

Pokok-Pokok Perubahan Defisit dan Pem biay aan Anggaran Bab IV

N ota Keuangan dan RAPBN -P 20 10 IV-11

SBN gross tersebut m erupakan penerbitan gross yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelum n ya. Oleh karen a itu, tam bahan pem biayaan utan g m elalui pen erbitan SBN n eto m erupakan altern atif terakhir.

Pem en u h a n t er h a d a p keb u t u h a n p em b ia ya a n d a r i p en er b it a n SBN m a sih a ka n t et a p difokuskan dari perm in taan pasar dom estik, walaupun pen erbitan di pasar in tern asion al den gan jum lah yan g terbatas m asih dibutuh kan . Pen erbitan di pasar in tern asion al akan diupayakan dilakukan pada jum lah yan g terukur, baik yan g berasal dari pen erbitan Surat Utan g Negara (SUN) m aupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Ad ap u n st r at egi op er asion al yan g akan d it em p u h Pem er in t ah d alam m em en u h i t ar get penerbitan SBN neto hingga akhir tahun 20 10 antara lain: (1) m em fokuskan penerbitan di

pasar dom estik dengan tetap m enghindari terjadinya crow ding-out effect, dan dengan tetap

m em perhitun gkan batas risiko yan g terken dali; (2) m en yiapkan pen erbitan SBSN (Sukuk

Negara) den gan un derly in g project un tuk m em perkaya altern atif in strum en pem biayaan ;

(3) m elakukan buy back dan debt sw itching untuk pengelolaan risiko dan stabilisasi pasar;

dan (4) m enerapkan strategi frontloading. Strategi front loading adalah strategi m enerbitkan

SBN dalam jum lah yang relatif lebih besar pada awal tahun anggaran yang dilakukan secara fleksibel m engikuti perkiraan dinam ika pasar keuangan. Strategi tersebut bertujuan untuk m em anfaatkan likuditas yang besar di awal tahun dan m engantisipasi ketidakpastian kondisi pasar keuan gan pada paruh kedua tah un an ggaran berjalan . Strategi tersebut dilakukan u n t u k m en d or on g t er wu ju d n ya s it u a s i p a s a r SBN d om es t ik ya n g kon d u s if d en ga n m em berikan rasa am an bagi para pelaku pasar bahwa target pen erbitan SBN Pem erin tah relatif akan dapat dicapai.

Untuk tujuan tersebut, sepanjang tahun 20 10 instrum en SBN yang akan diterbitkan m eliputi: (1) SUN dom estik yang terdiri dari Obligasi Negara (baik reguler m aupun ritel), dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN); (2) SBSN dom estik, baik reguler m aupun ritel, jangka pendek m aupun jan gka pan jan g; dan (3) SBN valas yan g terdiri atas SUN valas dan SBSN valas. Seb a ga i a cu a n p en er b it a n SUN d om est ik t a h u n 2 0 10 , p a d a t a n gga l 4 J a n u a r i 2 0 10

Pem erintah telah m enerbitkan 5 (lim a) jenis SUN seri benchm ark yaitu seri FR0 0 27 dengan

tenor 5 tahun, seri FR0 0 31 dengan tenor 10 tahun, seri FR0 0 40 dengan tenor 15 tahun, seri FR0 0 52 dengan tenor 20 tahun, dan seri FR0 0 50 dengan tenor 28 tahun. J um lah SUN seri

ben chm ark yan g lebih ren dah diban din g tahun 20 0 9 dim aksud un tuk m en yederhan akan portofolio SBN dan m endukung terjadinya peningkatan likuiditas yang sesuai dengan variasi horison investasi.

Penerbitan SBN sam pai dengan tanggal 31 J anuari 20 10 terdiri dari penerbitan SUN valas di pasar internasional sebesar USD2,0 m iliar dan SBN rupiah di pasar dom estik sebesar Rp13.90 0

m iliar. Penerbitan SUN valas di pasar internasional dilakukan dengan m etode Global M edium

Term N ote (GMTN) sebagai kelanjutan dari program GMTN tahun sebelum nya. SUN valas yang diterbitkan tersebut m em iliki tenor 10 tahun yang jatuh tem po pada bulan Maret 20 20

dengan tingkat y ield 6,0 persen dan kupon 5,8 75 persen. Yield dari SUN valas yang diterbitkan

tersebut jauh lebih rendah dibandingkan y ield SUN valas yang diterbitkan tahun 20 0 9 dim ana

besar y ieldspread ov er US Treasury hanya sekitar 227,9 bps, jauh lebih rendah dibandingkan

y ield spread ov er US Treasury penerbitan SUN valas tahun 20 0 9 yang m encapai lebih dari 8 40 bps. Hal ini m engindikasikan adanya perbaikan kondisi pasar keuangan global di sam ping karena tersedianya likuiditas di awal tahun. Adapun investor yang m em beli SUN valas yang diterbitkan tahun 20 10 berasal dari kawasan Asia (24 persen), Eropa (27 persen), dan Am erika

Pokok-Pokok Perubahan Defisit dan Pem biay aan Anggaran Bab IV

N ota Keuangan dan RAPBN -P 20 10 IV-12

(49 persen ), yan g terdiri dari asset m an agers sebesar 69 persen , ban k sebesar 14 persen ,

asuransi sebesar 11 persen, dan investor ritel sebesar 6 persen.

Sedan gkan realisasi pen erbitan SBN rupiah di pasar dom estik sam pai den gan 31 J an uari 20 10 adalah sebesar Rp13.90 0 ,0 m iliar, terdiri dari penerbitan SPN sebesar Rp2.150 ,0 m iliar,

penerbitan SBSN sebesar Rp950 ,0 m iliar, dan penerbitan re-opening ON reguler bunga tetap

sebesar Rp10 .8 0 0 m iliar. Penerbitan ON reguler tersebut terdiri dari seri FR0 0 27, FR0 0 28 , FR0 0 31, FR0 0 40 , FR0 0 50 , dan FR0 0 52. Penerbitan ON seri FR0 0 28 dengan tenor 7 tahun

dan tidak term asuk ON seri ben chm ark dilakukan dengan pertim bangan untuk m em enuhi

kebutuhan portofolio SBN den gan tetap m elihat pada kebutuhan pasar. Nam un dem ikian ,

jum lah penerbitan SUN non-seri benchm ark sepanjang tahun 20 10 akan tetap lebih rendah

dibandingkan SUN seri ben chm ark.

Dokumen terkait