• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : KEKUATAN HUKUM TANDA TANGAN

C. Keabsahan Tanda Tangan Elektronik Dalam Pengesahan

Pengesahan Perseroan Terbatas dalam Undang Undang Perseroan Terbatas yang menggunakan tanda tangan elektronik. Pengesahan via online tersebut diatur dalam Pasal 9 (5) UUPT. Namun pada bagian penjelasan UUPT tersebut, tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan tanda tangan elektronik itu sendiri. Ternyata, hanya terjadi pengulangan dari apa yang seharusnya diberikan suatu penjelasan.

Dalam bagian penjelasan UUPT tersebut, yang dimaksud dengan tanda tangan elektronik adalah tanda tangan dalam bentuk elektronik yang dilekatkan pada atau disertakan pada data elektronik oleh pejabat berwenang yang membuktikan keontetikan data berupa gambar elektronik dari tanda tangan pejabat berwenang tersebut yang dibuat melalui media komputer.

Melihat rumusan tersebut, tidak dijelaskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan tanda tangan digital, menurut beberapa orang praktisi hukum mengenai tanda tangan elektronik. Gambaran yang diperoleh, tanda tangan elektronik adalah tanda tangan tradisional dari pejabat yang telah dialihkan dengan menggunakan scanner.

Menurut Romli Atmasasmita, Dirjen Perundang-undangan Depkeh dan HAM, sistem pengesahan badan hukum secara elektronik harus segera dilakukan untuk memberantas KKN di lingkungan Departemen Kehakiman. Dengan adanya sistem

online ini, maka akan tercipta efisiensi kerja dari pemerintah dalam melayani

publik.154

154

Mengenai persoalan tanda tangan elektronik, Romli menyatakan bahwa apa yang dijelaskan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut sudah jelas. Tanda tangan dimaksud adalah tanda tangan tradisional yang dialihkan ke dalam bentuk elektronik dengan menggunakan scanner. Sehingga dengan demikian Notaris dari tempatnya bekerja dapat menyampaikan dokumen pendaftaran perusahaan secara elektronik melalui media internet ke Departemen Kehakiman dan HAM RI155

Romli mengatakan bahwa untuk menggunakan teknologi itu butuh biaya yang tidak sedikit. Berkaitan dengan hal tersebut, Romli lebih memilih untuk menggunakan teknologi yang sudah ada. Sisminbakum atau Sistim Administrasi Badan Hukum yang saat ini sudah diselenggarakan kurang lebih setahun ini telah mengabulkan 15.090 permohonan.156

Tanda tangan elektronik adalah tanda tangan yang berbentuk elektronik atau

digital yang berbentuk bilangan biner. Tanda tangan elektronik sangat berbeda

dengan tanda tangan tradisional yang dialihkan dengan menggunakan alat pengalih elektronik atau scanner. Banyak negara yang sudah mengatur soal tandatangan elektronik dalam satu undang-undang khusus, contohnya adalah digital signature act yang dimiliki oleh dua negara Asean yaitu Malaysia dan Singapura.157

Wicaksono Wahyu, peneliti Lembaga Kajian Hukum dan Teknologi FHUI mengatakan bahwa konsep yang ada di dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas

155

Ibid., hal. 10.

156

Forum Keadilan, Tanda Tangan Elektronik Pengesahan PT Boru, (Jakarta, Pustaka Utama, Terbitan 10 April 2007), hal. 24.

157

tersebut jelas berbeda. Menurutnya, tanda tangan digital itu adalah sebuah penandaan yang menyatakan bahwa data elektronik tersebut dikirimkan atau diterima sebagaimana dimaksudkan adalah benar adanya.

Wahyu menambahkan bahwa yang dimaksud dengan penandaan ini adalah suatu pembubuhan suatu bentuk format, angka dan atau sejenisnya yang tidak akan terlihat secara kasap mata. Artinya hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengetahui tanda tangan tersebut, tambah Wahyu.158

Sistem Administrasi Badan Hukum atau Sisminbakum, yakni layanan pengesahan akta perseroan yang diberikan oleh Depkumham, khususnya Ditjen AHU, kepada masyarakat. Pelayanan pengesahan akta Perseroan Terbatas itu dilakukan secara online dan dapat diakses langsung melalui www.sisminbakum.com.159

Dirjen AHU Romli Atmasasmita, merasa gerah mendengar banyaknya keluhan masyarakat, terutama para notaris, yang jengkel dengan lambatnya waktu pengesahan akta Perseroan Terbatas dari Menteri Hukum dan HAM. Bayangkan, mereka harus menunggu hingga enam bulan, bahkan satu tahun, hanya untuk mendapatkan akta pengesahan Perseroan Terbatas.160

Sjafrudin, sekretaris Ditjen AHU, memaparkan lamanya proses pengesahan akta perseroan sebelum adanya Sisminbakum. Menurut dia, ada tiga hal yang menjadi penyebab.

158

Rakyat Merdeka, Pengesahan PT, Sistem Online Aktif Kembali, (Jakarta, Merdeka Press, Edisi 7 April 2007), hal. 2.

159

Ibid., hal. 2.

160

Kompas, Pengesahan PT. Kembali Online, (Jakarta, Gramedia, Edisi 15 April 2007), hal. 10.

1. Perbandingan antara dokumen yang masuk dan tenaga yang mengerjakannya tidak seimbang.

2. Jajaran pemimpin tidak bisa mengarahkan agar bawahannya bisa bekerja optimal.

3. Masalah mentalitas pegawai atau staf di lingkungan Ditjen AHU. Jadi, ada istilah kalau bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah. Kalau bisa diperlama, mengapa harus dipercepat, selorohnya, sembari mengkritik mentalitas yang seperti itu.161

Romli Atmasasmita yakin sistem online lebih cocok untuk masa depan Indonesia. Dengan sistem itu, notaris luar Jawa tidak merasa diperlakukan berbeda dengan notaris yang di Jawa. Sebab, semua proses pengurusan pengesahan akta perseroan dilakukan secara online. Maka, pihak Ditjen AHU memutuskan untuk membangun Sisminbakum secara elektronik. Untuk pengerjaannya mereka melibatkan pihak ketiga, yakni PT Sarana Raketama Dinamika.162

Notaris yang sudah terdaftar, memiliki nomor ID dan password, tinggal masuk ke website Sisminbakum. Ia mengisi formulir FIAN atau Format Isian Akta Notaris 1, formulir untuk pendirian PT baru, dan memasukkan semua anggaran dasar PT baru tersebut. Notaris kemudian membayar biayanya melalui bank. Bukti pembayaran kemudian dikirim melalui faksimile.

161

Ibid., hal. 10.

162

Kompas, Sisminbakum Mempercepat Proses Pendirian Perseroan Terbatas, (Jakarta, Gramedia Edisi 17 November 2007), hal. 8.

Petugas Sisminbakum, yang menerima pengajuan akta pengesahan, akan melakukan cek terhadap Anggaran Dasar atau AD. Jika ada kesalahan, akan dikembalikan lagi kepada notaris melalui e-mail. Setelah direvisi, barulah AD tersebut dikirim kembali melalui e-mail. Selama proses, Notaris bisa melakukan pemantauan sampai pada tahap pengesahan.

Pengesahan dibuktikan dengan dikeluarkannya SK yang ditandatangani dirjen AHU. SK ini lalu dikirim ke Notaris. Dalam waktu 7 (tujuh) hari, Notaris harus mengirimkan semua dokumen asli yang dibutuhkan oleh Depkumham.163

Sisminbakum bisa mempercepat proses penyelesaian pengesahan akta PT rata-rata dalam tempo 10 hari. Bahkan, dalam UUPT ditegaskan jika semua persyaratan lengkap, paling lambat 14 hari Menteri Hukum dan HAM akan menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum perseroan yang ditandatangani secara elektronik.

Selain waktunya lebih cepat, biayanya pun lebih pasti. Pranowo memaparkan, untuk pengecekan nama PT, notaris hanya membayar Rp350.000 ditambah pajak 10%. Jadi, total Rp385.000. Adapun biaya mengisi form FIAN ditetapkan Rp1 juta ditambah pajak 10%. Total Rp1,1 juta. Jadi, kalau ada biaya lain-lain, itu ditetapkan sendiri oleh Notaris, jelas Pranowo.164

Implementasi Sisminbakum di Depkumham bukan tak menemui rintangan. Pada bulan September 2006, Menteri Hukum dan HAM, yang saat itu dijabat Hamid

163

Ibid., hal. 24.

164

Awaludin, mengeluarkan kebijakan pelimpahan wewenang pada delapan kantor wilayah di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan untuk pengesahan akta pendirian PT. Ada dua alasan pelimpahan wewenang tersebut. Pertama, sebagai wujud kebijakan penerapan otonomi daerah. Kedua, agar lebih mendekatkan dan memudahkan pelayanan kepada masyarakat yang ingin mendirikan Perseroan Terbatas.165

Setiap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi dapat menawarkan berbagai kemudahan serta meningkatkan kesejahteraan manusia, namun di sisi lain senantiasa menciptakan persoalan-persoalan baru. Hal yang sama berlaku bagi kemajuan dibidang teknologi informasi yang memungkinkan dibuatnya akta elektronik. Dilihat dari aspek efisiensi, transaksi perniagaan elektronik yang menggunakan akta elektronik akan dapat mengurangi biaya secara substansial bagi para pihak. Namun perkembangan itu dapat menimbulkan persoalan bagi notaris karena dianggap sangat potensial mengurangi pendapatan Notaris jika para pihak tidak lagi menggunakan jasa Notaris. Lalu, bagaimanakah jalan keluarnya.

Mengenai hal ini sebenarnya para Notaris tidak perlu khawatir, mengingat satu hal yang tidak tergantikan dari fungsi Notaris adalah kapasitasnya sebagai pejabat umum khususnya dalam pembuatan akta otentik. Certification Authority sebagai lembaga yang memfasilitasi para pihak dalam transaksi perniagaan elektronik

165

atau e-commerce tetap tidak dapat menggantikan fungsi Notaris dalam pembuatan akta otentik, meskipun secara elektronik.

Dengan demikian berarti perkembangan akta elektronik justru membawa peluang baru bagi para Notaris untuk dapat lebih efisien dalam melayani kepentingan masyarakat. Tinggal bagaimana kehadiran notaris dalam pembuatan. akta otentik elektronik, dapat dimungkinkan secara teknologi dan dirumuskan konsekuensi hukumnya. Hal ini merupakan tantangan sendiri bagi para Notaris, khususnya Ikatan Notaris Indonesia untuk merumuskan aturan-aturan, baik yang bersifat intern maupun ekstern.

Dalam pembuatan akta elektronik, Notaris dalam kapasitasnya sebagai pejabat umum tetap dapat berperan, tinggal bagaimana hal itu diwujudkan secara teknis dan hukum. Pada dasarnya akta elektronik mempunyai kedudukan yang sama sebagai alat bukti sebagaimana akta yang lazim kita kenal selama ini, Penafsiran atas ketentuan hukum yang ada mendukung kekuatan pembuktian akta eletronik, Perlu dipikirkan bentuk pengaturan yang ideal bagi penggunaan akta elektronik dalam transaksi

e-commerce, Bagi para Notaris, fenomena akta elektronik merupakan peluang sekaligus

tantangan.166

Hakekat melakukan pengesahan terhadap Akta Pendirian Perseroan Terbatas adalah untuk memberikan status badan hukum terhadap Perseroan Terbatas. Pengesahan terhadap Akta Pendirian Perseroan Terbatas dilakukan dengan

166

Budi Raharjo, Akta Elektronik Peluang dan Tantangan Bagi Notaris, (Bandung, Sinar Bangsa, 2007), hal. 14.

mendasarkan pada ketentuan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Dalam Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang tersebut hanya terdapat suatu ketentuan yang menyatakan bagaimana suatu perseroan mendapat status badan hukum, yakni setelah Akta Pendirian disahkan oleh Menteri, dalam hal ini adalah Menteri Kehakiman atau pejabat yang ditunjuk.

Mengenai bagaimana cara mengesahkan suatu Akta Pendirian Perseroan Terbatas dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 menyatakan sebagai berikut ; (1) Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4), pendiri bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri dengan mengisi format isian yang memuat sekurang-kurangnya:

a. nama dan tempat kedudukan Perseroan; b. jangka waktu berdirinya Perseroan;

c. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;

d. jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor; e. alamat lengkap Perseroan.

(2) Pengisian format isian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didahului dengan pengajuan nama Perseroan.

(3) Dalam hal pendiri tidak mengajukan sendiri permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), pendiri hanya dapat memberi kuasa kepada notaris.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan dan pemakaian nama Perseroan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

D.Keabsahan Tanda Tangan Elektronik Berkekuatan dan Berakibat Hukum