• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 PEMBAHASAN

6.2. Penderita Sepsis Neonatorum Berdasarkan Karakteristik Ibu

6.2.8 Keadaan Air Ketuban

Proporsi keadaan air ketuban tercatat 11,8%, sedangkan proporsi keadaan air ketuban tidak tercatat 88,2%. Proporsi air ketuban berwarna hijau berbau 50,0%. Dalam hal ini tidak dapat diasumsikan keadaan air ketuban sebagai penyebab sepsis neonatorum karena data yang diperoleh tidak mewakili populasi (lebih dari 50% data keadaan air ketuban tidak tercatat).

6.3. Asal Rujukan Penderita Sepsis Neonatorum

Proporsi asal rujukan penderita sepsis neonatorum yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Asal Rujukan Penderita Sepsis Neonatorum yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.10. dapat dilihat bahwa proporsi asal rujukan tertinggi adalah rujukan bidan/klinik/rumah bersalin 43,7%, dan terendah rujukan rumah sakit lain 19,3%. Dari 44 orang penderita yang bukan rujukan terdapat 22 orang yang dilahirkan di rumah sakit ini. Dan dari 22 orang yang dilahirkan di rumah sakit ini terdapat 13 orang penderita yang meninggal (CFR = 59,1%).

Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa proporsi terbesar penderita sepsis neonatorum adalah rujukan bidan/klinik/rumah bersalin. Tingginya proporsi rujukan bidan/klinik/rumah bersalin dapat diasumsikan karena sebagian besar bayi dilahirkan di klinik bidan atau rumah bersalin. Selain itu klinik bidan atau rumah bersalin

kurang mampu memberikan penanganan yang baik terhadap bayi dengan sepsis sehingga dilakukan rujukan.

Sistem rujukan neonatus adalah suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara pengiriman neonatus risiko tinggi dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan, ke rumah sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh (yaitu mempunyai fasilitas yang lebih, dalam hal tenaga medis, laboratorium, perawatan dan pengobatan).58

6.4. Sumber Biaya Penderita Sepsis Neonatorum

Proporsi sumber biaya penderita sepsis neonatorum yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.11. Diagram Pie Distribusi Proporsi Sumber Biaya Penderita Sepsis Neonatorum yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.11. dapat dilihat bahwa proporsi sumber biaya tertinggi adalah jamkesmas 57,1%, dan terendah askes 1,7%.

Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa proporsi terbesar penderita sepsis neonatorum berasal dari sumber pembiayaan Jamkesmas. Tingginya proporsi sumber biaya jamkesmas dapat diasumsikan karena sebagian besar orangtua penderita sepsis neonatorum berasal dari sosial ekonomi rendah.

6.5. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Sepsis Neonatorum

Lama rawatan rata-rata penderita sepsis neonatorum di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 adalah 9 hari. Lama rawatan 2 hari sebagian besar disebabkan penderita sepsis neonatorum pulang dalam keadaan meninggal karena kegagalan organ multipel (Multiple Organs Failure), sedangkan lama rawatan 27 hari disebabkan pada bayi dilakukan banyak penanganan seperti pemberian antibiotik, aminosteril, diet sementara, pemeriksaan analisa gas darah, kimia klinik, pemeriksaan CRP, pemeriksaan imunologi, pemeriksaan hematologi, dan pemeriksaan radiologis.

6.6. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Sepsis Neonatorum

Proporsi keadaan sewaktu pulang penderita sepsis neonatorum yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Sepsis Neonatorum yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.12. dapat dilihat bahwa proporsi keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah meninggal 47,1%, dan terendah pulang sembuh 21,8%.

Sepsis neonatorum adalah suatu penyakit yang berat, yang terjadi dengan cepat dan seringkali tidak terpantau. Angka kematian masih tinggi meskipun telah diobati dengan adekuat. Diagnosisnya sulit, membutuhkan waktu, biaya dan pengalaman yang banyak. Kemampuan dan ketelitian dokter terhadap faktor-faktor predisposisi terjadinya sepsis dapat menunjang pembuatan diagnosis dini dan pengobatan yang cepat dan tepat. Dalam menentukan diagnosis klinik sepsis, setiap

lembaga hendaknya membuat sendiri kriteria yang cocok untuk dipakai ditempatnya. Pengkajian secara statistik mengenai hal ini sangat sulit, karena faktor predisposisi infeksi maupun gejala klinis sangat sulit digolongkan.21

6.7. Case Fatality Rate (CFR) Sepsis Neonatorum 6.7.1. CFR Berdasarkan Umur Bayi

CFR tertinggi adalah pada kelompok umur neonatal dini 47,9%. Menurut Jumah, dkk (2007) dengan menggunakan studi prospektif di Irak, persentase kematian pada neonatus dini (<7 hari) 62,9%, lebih tinggi daripada kematian pada neonatus lanjut (7-28) 36,5%. Sepsis neonatus dini dihubungkan dengan infeksi saluran kemih yang dialami oleh ibu yang akan menyebabkan bayinya terinfeksi saat melalui jalan lahir, sementara sepsis neonatus lanjut dihubungkan dengan prosedur invasif yang dilakukan pada bayi, atau karena terlalu lama dirawat di rumah sakit atau pemakaian antibiotik yang terlalu lama.24

6.7.2. CFR Berdasarkan Jenis Kelamin Bayi

CFR tertinggi adalah bayi perempuan 56,9%. Karakteristik bayi perempuan yang meninggal ada 29 orang yaitu 23 neonatal dini dan 6 neonatal lanjut, 4 kembar dan 25 tidak kembar. Berat badan lahir normal 7 orang, rendah 13 orang, sangat rendah 8 orang, dan tidak tercatat 1 orang. Kurang bulan 7 orang, cukup bulan 6 orang, dan tidak tercatat 16 orang. Riwayat persalinan dengan tindakan 11 orang dan normal 18 orang. Lama rawatan rata-rata 6 hari.

6.7.3. CFR Berdasarkan Status Kembar Bayi

CFR tertinggi adalah bayi tidak kembar 47,6%. Tingginya proporsi bayi tidak kembar yang meninggal dapat diasumsikan karena jumlah penderita sepsis neonatorum lebih banyak bayi tidak kembar (tunggal) dibandingkan bayi kembar.

6.7.4. CFR Berdasarkan Berat Badan Lahir

CFR tertinggi adalah bayi dengan berat badan lahir sangat rendah 62,5%. Hal ini dapat diasumsikan karena bayi dengan berat badan lahir sangat rendah rentan terhadap penyakit infeksi disebabkan daya tahan tubuh dan pematangan organ yang belum terbentuk sempurna.

Resiko kematian neonatus yang paling tinggi adalah bayi dengan berat kurang dari 1000 gram atau masa gestasinya kurang dari 30 minggu.55 Menurut Fitrina, risiko kematian neonatal 8,026 kali lebih besar pada kelompok berat badan lahir <2500 gram dibandingkan dengan kelompok berat badan lahir ≥2500 gram. Hal ini

disebabkan belum matangnya organ tubuh janin (prematuritas) atau rentannya bayi terhadap infeksi.59

6.8. Analisa Statistik

Dokumen terkait