• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Umum Daerah Penelitian

Kabupaten Pasaman merupakan salah satu dari 19 kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Barat yang berbatasan dengan:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Agam Sebelah Barat : berbatasan dengan Pasaman Barat

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau dan Kabupaten Lima Puluh Kota.

Secara geografis Kabupaten Pasaman terletak pada 00 55’ LU-00 06’ LS dan 99 45’ BT-100 21’ BT. Ketinggian antara 50 meter sampai dengan 2 912 meter di atas perumukaan laut. Luas daerah 3 947,63 km2 atau 394 763 Ha dengan total penduduk 253 299 jiwa (2010). Sekitar 39.6% dari luas lahan keseluruhan adalah kawasan hutan, 15.64% adalah padang rumput, 11.26

ladang. Sedangkan untuk daerah kawasan industri hanya sedikit yaitu 0.01% dari total lahan yang ada di Kabupaten Pasaman.

Karakteristik Pembudidaya Ikan Mas Konsumsi

Pada penelitian ini responden yang diambil sejumlah 50 orang. Kegiatan budidaya yang dilakukan pembudidaya adalah pembesaran ikan mas. Responden pada penelitian ini rata-rata sudah memiliki pengalaman yang lama dalam pembesaran ikan mas. Kisaran pengalaman responden dalam lembaran ikan mas antara 1 sampai dengan 30 tahun (Tabel 8).

Tabel 8 Pengalam usaha pembudidaya ikan mas di Kabupaten Pasaman tahun 2014

No Pengalaman Usaha (Tahun) Jumlah (Orang)

1 1 sd 5 12 2 6 sd 10 18 3 11 sd 15 7 4 16 sd 20 7 5 21 sd 25 3 6 26 sd 30 3

Pembudidaya ikan mas di Kabupaten Pasaman memiliki usia antara 20 tahun sampai dengan 75 tahun. Tabel 9 menunjukkan data usia responden pembudidaya ikan mas.

Tabel 9 Kelompok umur pembudidaya ikan mas di Kabupaten Pasaman 2014

No Usia (Tahun) Jumlah (Orang)

1 20 sd 30 10 2 31 sd 40 11 3 41 sd 50 14 4 51 sd 60 11 5 61 sd 70 2 6 71 sd 80 2

Pendidikan terakhir pembudidaya ikan mas hanya sedikit yang lulus dari perguruan tinggi. Pendidikan terakhir responden kebanyakan berkisar pada lulusan SD sampai dengan SMA (Tabel 10)

Tabel 10 Kelompok pendidikan terakhir pembudidaya ikan mas di Kabupaten Pasaman

No Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang)

1 SD 24

2 SMP 5

3 SMA 18

Karakteristik Responden Pedagang pengumpul

Jumlah responden pedagang pengumpul yang diambil ada 3 orang dan semuanya berjenis kelamin pria. Kisaran umur pedagang pengumpul antara 38 tahun sampai 39 tahun. Para pedagang pengumpul umumnya sudah memiliki pengalam dalam hal budi daya ikan sehingga mereka melanjutkan menjadi pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul ini memiliki modal yang besar sehingga mampu memasuki pasar ikan mas. Pendidikan terakhir pedagang pengumpul adalah lulusan SMP 1 orang dan lulusan SMA ada 2 orang. Pengalaman usaha juga ada yang baru dan ada yang sudah lama (Tabel 11)

Tabel 11 Pengalaman usaha dan pendidikan terakhir pedagang pengumpul 2014

Responden ke Umur Pengalaman

Usaha

Lulusan

1 39 3 SMP

2 37 2 SMA

3 38 15 SMA

Semua pedagang pengumpul umumnya mempunyai kolam budidaya ikan mas. Pedagang pengumpul memodali semua kegiatan perikanan mulai dari ikan ditebar sampai dipanen dan hasilnya dibagi tiga dengan penjaga kolam ikan mas.

Karakteristik Responden Pedagang grosir

Jumlah responden pedagang grosir ada 3 orang semuanya pria. Pedagang grosir umumnya sudah memiliki pengalama usaha yang lama dalam menjual ikan mas ada yang sudah mencapai 58 tahun. Pendidikan terakhir juga bervariasi yaitu SD, SMP, dan SMA. Volume pembelian pedagang grosir berkisar antara 200kg sampai 300 kg per hari dan biasanya setiap hari habis. Ketika ikan sedang sedikit biasanya pedagang grosir melakukan penyimpanan sebesar 5-20 kg untuk menjaga agar stok ikan selalu ada. Pedagang pengumpul biasanya menjual ikannya di depan rumah yang sudah disediakan kolam.

Karakteristik Responden Pedagang Pengecer

Jenis kelamin pedang pengecer ada pria dan wanita. Jumlah responden pedagang pengecer dalam penelitian ada 5 orang. Pengalaman usaha sudah relatif lama yaitu berkisar antara 10-25 tahun. Kisaran umur pedagang pengecer antara 36 tahun sampai 58 tahun. Pendidikan terakhir mulai dari SD, SMP, dan D2. Volume penjualan ikan mas berkisar antara 40-50 kg per hari. Hampir semua pedagang pengecer menjual ikan setiap hari.

Kegiatan Usaha Pembesaran Ikan Mas Persiapan Kolam

Setelah panen biasanya kolam didiamkan selama 1 sampai 2 minggu hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi kolam. Kolam yang bagus biasanya memiliki jenis tanah yang berliat agar kolam tidak mudah bocor. Air di dalam kolam harus terus masuk dan keluar agar kadar oksigen air di dalam kolam terus terjaga. Apabila oksigen kurang di dalam kolam maka ikan akan stres dan mati. Solusi

yang dapat dilakukan apabila pasokan air berkurang di dalam kolam adalah mengurangi pemberian pakan agar oksigen tetap ada di dalam kolam.

Pengangkutan dan Penebaran Benih

Pengangkutan benih biasanya dilakukan oleh tukang ojek ikan maupun sopir pedagang pengumpul. Benih ikan mas harus cepat sampai ke kolam pembudidayaan agar benih tidak mati. Supaya benih ikan mas tidak mati sampai ke kolam pembesaran maka pengangkutan dan penebaran benih dilakukan pada saat udara yang sejuk biasanya pada pagi, sore maupun pada malam hari. Jenis benih yang dimasukkan ke kolam adalah berhitung dan kilo tampang. Jenis benih berhitung biasanya berukuran 5-6 cm, sedangkan kilo tampang memiliki bobot 15-25 ekor per kilogram. Benih kilo tampang sebenarnya sudah termasuk ke dalam jenis ikan konsumsi tetapi bisa juga dijadikan sebagai benih untuk pembesaran ikan mas. Jumlah benih yang di tebar tergantung pada luasan kolam agar ikan tetap nyaman di dam kolam. Benih ikan tidak boleh terlalu banyak karena bisa menyebabkan kesesakan di dalam kolam. Dalam 1 ha kolam benih yang bisa ditebar adalah 1 ton benih kilo tampang dan 12000 ekor benih berhitung.

Pemeliharaan

Sumber pakan ikan mas adalah pelet ikan. pemberian pelet ini dilakukan 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore. Pemberian pakan tidak sama banyak ketika ikan masih berumur di bawah satu bulan. Pada satu bulan pertama ikan hanya menghabiskan setengah karung atau 25 kg. Setelah ikan berumur 2-4 bulan (panen) ikan bisa menghabiskan 2-3 karung pelet. Selama pasokan air cukup atau bagus pembudidaya akan memberikan ikan makan yang banyak agar ikan cepat besar. Tetapi berbeda bila pasokan air berkurang pembudidaya akan mengurangi pemberian jumlah pelet karena akan menyebabkan kadar oksigen berkurang di dalam kolam. Sebagian pembudidaya ada yang mencampurkan obat-obatan ke dalam pelet agar mencegah terkena penyakit maupun yang sudah terkena penyakit. Selama pemeliharaan sampai panen tidak semuanya ikan hidup ada juga yang mati 5-7 ekor seminggu.

Pemanenan, Penyortiran dan Pengangkutan

Ketika umur ikan sudah mencapai 3 bulan maka pemanenan mulai dilakukan. Pemanenan ikan tidak dilakukan sekaligus melainkan melakukan penyortiran. Hal ini dilakukan supaya ikan yang di panen seragam dan ikan yang masih kecil bisa mendapatkan pelet. Pemanenan di daerah penelitian ada 2 jenis yaitu pemanenan penyortiran dan pembongkaran atau pengeringan kolam. Pemanenan dilakukan pada sore hari supaya ikan tidak stres. Biaya dalam pemanenan ditanggung oleh pembudidaya sedangkan biaya pengangkutan seperti plastik dan gas ditanggung oleh pedagang pengumpul. Jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung pada luas kolam dan banyaknya ikan. Apabila luas kolam 1 ha maka tenaga kerja yang diperlukan 7-10 orang dengan gaji berkisar 50000 sampai 100000 per orang tergantung pada daerah masing-masing. Ukuran ikan yang dipenen tergantung pada jenis bibit yang di tebar apabila jenis bibit yang di tebar adalah berhitung maka ukuran yang dipanen adalah sampai kilo tampang

atau 15-25 ekor dalam 1 kilogram. Apabila bibit yang di tebar adalah kilo tampang maka ukuran ikan yang dipanen adalah 2-3 ekor dalam 1 kilogram.

Dokumen terkait