• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : GAMBARAN UMUM KABUPATEN SLEMAN

B. Keadaan Geografis

Yogyakarta disebut Daerah Istimewa karena pada mulanya merupakan daerah berpemerintahan sendiri (swapraja). Kota ini merupakan satuan pemerintahan sendiri, sedangkan daerah-daerah lainnya dibagi menjadi empat kabupaten: Kulon Progo di sebelah barat, Sleman di sebelah utara, Bantul di tengah bagian selatan, dan Gunungkidul di selatan dan timur.12

Secara geografis Daerah Tingkat II Sleman terletak di bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta bentuknya mirip segitiga dengan puncaknya Gunung Merapi setinggi 2.911 m di atas permukaan laut dan wilayah ini termasuk daerah Hinterland13. Secara geografis daerah ini terletak pada posisi 7o 34' 51" 7o 03" Lintang Selatan dan 107o15'03-110o28'30"Bujur Timur. Adapun batas-batasnya sebelah utara Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang dan Boyolali, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, sebelah tenggara Kabupaten Gunung Kidul

11Biro Hubungan Masyarakat,loc.cit.

12Selo Soemardjan,Perubahan Sosial di Yogyakarta, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1981), hlm. 15.

13Daerah Hinterlandadalah suatu daerah yang berfungsi sebagai pemasok dan pemenuhan kebutuhan bahan makanan pokok serta tempat produksi komoditi ekspor.

dan sebelah selatan Kabupaten Bantul dan Kota Madya Yogyakarta serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo.14

2. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 ha atau 574,82 km2 atau sekitar 18% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang seluas 3.185,80 km2. Jarak terjauh utara-selatan wilayah Kabupaten Sleman 32 km, sedangkan jarak terjauh timur-barat 35 km. Secara administratif, Kabupaten Sleman terdiri atas 17 wilayah kecamatan, 86 desa, dan 1.212 Padukuhan. Kecamatan dengan wilayah paling luas adalah Cangkringan (4.799 ha), dan yang paling sempit adalah Berbah (2.299 ha). Kecamatan dengan padukuhan terbanyak adalah Tempel (98 padukuhan), sedangkan kecamatan dengan padukuhan paling sedikit adalah Turi (54 padukuhan). Kecamatan dengan Desa terbanyak adalah Tempel (8 desa), sedangkan Kecamatan dengan Desa paling sedikit adalah Depok (3 desa). Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel berikut ini.

14

Tabel 1

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman

No. Kecamatan Banyaknya Luas (Ha)

Desa Padukuhan 1. Moyudan 4 65 2.762 2. Minggir 5 68 2.727 3. Seyegan 5 67 2.663 4. Godean 7 77 2.684 5. Gamping 5 59 2.925 6. Mlati 5 74 2.852 7. Depok 3 58 3.555 8. Berbah 4 58 2.299 9. Prambanan 6 68 4.135 10. Kalasan 4 80 3.584 11. Ngemplak 5 82 3.571 12. Ngaglik 5 87 3.852 13. Sleman 6 83 3.132 14. Tempel 8 98 3.249 15. Turi 4 54 4.309 16. Pakem 5 61 4.384 17. Cangkringan 5 73 4.799 Jumlah 86 1.212 57.482

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2010. 3. Topografi

Keadaan tanah Kabupaten Sleman di bagian selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan di bagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Semakin ke utara relatif miring dan di bagian utara sekitar lereng Gunung Merapi relatif terjal. Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara 100 meter sampai dengan 2.500 meter di atas permukaan laut.

Ketinggian wilayahnya dapat dibagi menjadi 4 kelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.15

Tabel 2

Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman

No. Kecamatan

< 100 m 100-499 500-999 > 1.000 Jumlah

dpl m dpl m dpl m dpl (Ha)

(ha) (ha) (ha) (ha)

1. Moyudan 2.407 355 - - 2.762 2. Minggir 357 2.370 - - 2.727 3. Godean 209 2.475 - - 2.684 4. Seyegan - 2.663 - - 2.663 5. Tempel - 3.172 77 - 3.249 6. Gamping 1.348 1.577 - - 2.925 7. Mlati - 2.852 - - 2.852 8. Sleman - 3.132 - - 3.132 9. Turi - 2.076 2.155 78 4.309 10. Pakem - 1.664 1.498 1.222 4.384 11. Ngaglik - 3.852 - - 3.852 12. Depok - 3.555 - - 3.555 13. Kalasan - 3.584 - - 3.584 14. Berbah 1.447 852 - - 2.299 15. Prambanan 435 3.700 - - 4.135 16. Ngemplak - 3.571 - - 3.571 17. Cangkringan - 1.796 2.808 195 4.799 Jumlah 6.203 43.246 6.538 1.495 57.482 Prosentase 10,79 75 11,38 2,6 100

Sumber: Dinas Pengendalian Pertanian Kabupaten Sleman, 2010. 4. Geohidrologi

Kondisi geologi di Kabupaten Sleman didominasi oleh keberadaan Gunung Merapi dengan dan merupakan gunung berapi paling aktif di Indonesia. Adanya Gunung merapi membuat wilayah ini sangat subur. Lava dan debu akibat

15Ibid .

erupsi berubah menjadi tanah yang amat subur dan menguntungkan untuk kaum petani.16

Kabupaten Sleman terdapat 4 jalur mata air (springbelt) yaitu: jalur mata air Bebeng, jalur mata air Sleman-Cangkringan, jalur mata air Ngaglik dan jalur mata air Yogyakarta. Mata air ini telah banyak dimanfaatkan untuk sumber air bersih maupun irigasi. Kabupaten Sleman terdapat 154 sumber mata air, yang airnya mengalir ke sungai-sungai utama yaitu sungai Boyong, Kuning, Gendol, dan Krasak.

5. Jenis Tanah

Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman adalah regosol yang terletak di kaki Gunung Merapi, dari sekitar Kota Madya Yogyakarta hingga Kaliurang jenis tanahnya regosol17 agak kelabu. Bagian tenggara Kecamatan Prambanan tanahnya berjenis gromosol18 kelabu tua dan

litosol19. Sedangkantanah aluvial20kelabu dan aluvialcoklat keabu-abuan ada di

16Selo Soemardjan,op.cit., hlm. 14.

17 Tanah Regosol adalah tanah yang berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Tanah regosol berupa tanah aluvial yang baru diendapkan. Material jenis tanah ini berupa abu vulkanik dan pasir vulkanik. Jenis tanah ini terdapat di daerah iklim beragam dengan permukaan yang bergelombang. Tanah regosol dapat dimanfaatkan untuk tanaman tembakau, kelapa, sayuran, dan tebu.

18 Tanah gromosol adalah jenis tanah yang terdapat di daerah yang memiliki rata-rata curah hujan tahunan antara 1.000 mm sampai dengan 2.000 mm. Tanah gromosol dapat dimanfaatkan untuk tanaman padi, jagung, kapas, dan kedelai.

19 Tanah litosol adalah jenis tanah yang berasal dari batuan beku dan sedimen yang keras, dan bersifat sensitif terhadap erosi. Tanah ini bermanfaat untuk menanam tanaman yang berkayu keras.

bagian barat tepi Kali Progo sekitar Kecamatan Minggir. Mediteran coklat tua di sekitar Kecamatan Godean asosiasi litosol kuning dan renzina21 ada di sekitar Moyudan.

6. Luas dan Komposisi Tanah

Luas keseluruhan Kabupaten Sleman 574,82 km2 terbagi atas 17 kecamatan, 86 kelurahan, dan 1.207 padukuhan, 20% merupakan daerah perkotaan dan 80% daerah pedesaan hampir separuh dari luas wilayah merupakan daerah pertanian yang subur dengan komposisi penggunaan sebagai berikut:22 sawah dengan luas 27.387 ha, tegal seluas 6.915 ha, pekarangan seluas 16.110 ha, hutan seluas 1.545 ha, dan ain-lain seluas 5.609 ha.

7. Keadaan Iklim

Kabupaten Sleman terletak pada iklim hujan seperti pada daerah yang lain. Musim hujan dari bulan Oktober sampai April saat bertiup angin muson barat daya dengan arah 200o bersifat basah. Curah hujan tertinggi pada bulan April sampai Oktober saat bertiup angin muson tenggara yang agak kering dengan arah 90osampai 140odengan kecepatan 15-16 knot per jam, hujan terendah pada bulan

20 Tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk akibat proses pengendapan kerikil, pasir, dan lumpur yang terangkut oleh angin, air, dan sungai menuju pantai. Tanah aluvial dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bangunan.

21Tanah renzinaadalah tanah hasil pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi. Tanah renzina memiliki warna hitam sedikit unsur hara. Tanah renzina banyak terdapat di daerah bergamping seperti di Gunung Kidul, Yogyakarta.

22

Juni dan Juli. Kelembaban udara dengan intensitas rata-rata per bulan sebesar 78% dan tekanan udara 1.007 mbs.23

Dokumen terkait