• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Keadaan Guru

Guru sebagai pelaku utama dalam pendidikan. Guru bukan saja dituntut untuk melaksanakan tugasnya secara profesionsional namun juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan professional dibidangnya, sehingga orang tua memasukkan anaknya kesekolah, dengan menyerahkan kepada sekolah berarti melimpahkan sebagian tanggung jawab kepada guru.

Posisi guru dalam suatu sekolah adalah sangat penting terhadap proses belajar dan interaksi lainnya. Karena setiap individu memiliki

kepribadian yang berbeda-beda dalam dirinya.Dengan keahlian guru dalam mendidik tentu dia tahu bagaimana perkembangan afektif, psikomotorik, dan kognitif anak didiknya dan mengetahui kendala-kendala belajar anak didiknya.

Mengenai keberadaan guru di SMP Muhammadiyah 06 Makassar, Peneliti memberikan gambaran sebagaimana tercantum dalam table berikut ini :

Tabel 2

Keadaan Guru SMP Muhammadiyah 06 Makassar No Nama Guru Mata Pelajaran PNS/GTY/

NIP. 196112021987032005 IPS Terpadu PNS S.2

3 Drs. Amiluddin PKn GTY S.1

Sumber data: SMP Muhammadiyah 06 Makassar 4. Keadaan Siswa

Siswa merupakan bagian dari komponen yang tidak dapat dipisahkan dari sekolah karena siswa merupakan objek pendidikan dan tujuan untuk diberi pengajaran. Pendidikan tidak mungkin terlaksana tanpa adanya siswa sebagai objek yang menerima pendidikan

Dengan demikian yang menjadi sasaran pokok dalam proses belajar mengajar adalah siswa sehingga tujuan dari pendidikan dan pengajaran adalah merubah pola tingkah laku anak didik kearah kematangan kepribadiannya. Untuk mengetahui keadaan siswa sekolah SMP Muhammadiyah 06 Makassar dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3

Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah 06 Makassar

Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

2015-2016 48 33 81 34 43 77 40 36 76 122 113 235 2016 -

2017 28 46 74 51 31 82 27 43 70 106 120 226 an

17 Fajar Akbar, S. Pd Bahasa Inggris GTY S.1

18 Rusnawati, S. Pd Matematika GTT S.1

19 Syawaluddin. SM, S. Pd Prakarya GTT S.1

20 Drs. Muh. Natsir PAI GTT S.1

2017 -

2018 26 40 66 50 31 81 27 43 70 104 114 217 Sumber data : SMP Muhammadiyah 06 Makassar

5. Keadaan sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar mengajar, disamping kemampuan siswa menerima pelajaran dan cara guru menyajikan materi pelajaran yang disampaikan yang sesuai dengan keadaan dan situasi siswa, akan tetapi sangat berpengaruh juga dengan fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat menunjang keefektifan belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung

Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang ada di sekolah SMP Muhammadiyah 06 Makassar dapat dilihat pada tabel mengenai sarana dan prasarana yang ada pada sekolah tersebut :

Tabel 4

Sarana dan Prasarana sekolah SMP Muhammadiyah 06 Makassar Jenis Ruang Ukuran

(m2) B CB KB TB Jumlah

1 Lab. IPA 63 1 1 1

2 Lab. Komputer 63 1 1

3 Ruang Kelas 189 4 2 6

4 Ruang Perpustakaan 63 1 1

5 Ruang Kepala Sekolah 12 1 1

6 Ruang Guru 63 1 1

7 Ruang Tata Usaha 35 1 1

8 Kamar Kecil Siswa 4 2 2

9 Kamar Kecil Guru 4 2 2

10 Ruang Bimbingan dan

Konseling 12 1 1

Sumber data: Kantor TU SMP Muhammadiyah 06 Makassar.

Dari tabel keadaan sarana dan prasarana tersebut diatas maka, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah SMP Muhammadiyah 06 Makassar sudah layak untuk melalakukan proses belajar mengajar yang efektif.

B. Tingkat Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa SMP Muhammadiyah 06 Makassar

Setelah data diolah dan disajikan baik dalam bentuk table maupun penjelasan dan uraian, maka selanjutnya adalah menganalisis data.Penganalisisan dilakukan agar dapat diperoleh hasil yang sesuai dari setiap data yang disajiakan dalam penelitian ini. Untuk lebih terarahnya proses analisis ini, peneliti mengemukakan jawaban dari rumusan masalah secara sistematis dan berurutan.

Keberhasilan suatu pembelajaran atau proses pendidikan sangat ditentukan oleh faktor guru. Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya, kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia bisa menjadi pendidik yang baik bagi anak didiknya ataukah justru menjadi perusak atau bahkan penghancur anak didiknya. Maka guru yang memiliki kepribadian baik akan banyak berpengaruh baik pula terhadap perkembangan siswa, terutama mental dan spiritualnya.

“Menurut pengalaman saya Salah satu sifat anak didik adalah mencontoh apa yang dilakukan oleh orang dewasa, termasuk mencontoh pribadi guru yang akan membentuk kepribadiannya.Dan inipula menurut saya salah satu cara untuk mengembangkan

kecerdasan Spiritual pada peserta didik di SMP Muhammadiyah 06 Makassar ini”70

Sebagaimana wawancara bapak Ismail S.Pd.MM sebagai kepala sekolah SMP Muhammadiyah 06 Makassar mengatakan demi tercapainya kecerdasan siswa.

Guru yang bertanggung jawab akan mengajar dengan persiapan yang baik sebelumdan sewaktu masuk kelas harus memberikan yaitu :

1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa 2. Meningkatkan kompetensi prasyarat

3. Memberikan petunujuk belajar (cara mempelajarinya) 4. Memberikan umpan balik

5. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan kepada siswa.71 Dari hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa bentuk kompotensi yang harus dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam salah satunya adalah guru harus mampu memiliki ragam kepribadian yang baik karena memiliki kepribadian baik akan banyak berpengaruh baik pula terhadap perkembangan siswa, guru pun harus menjadi teladan bagi mereka, baik dalam pergaulan di sekolah maupun di masyarakat. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para siswa, sebab kompetensi ini jua memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia, serta menyejahterakan masyarakat, serta memajukan Negara dan bangsa pada umumnya.

70Syahriani. S.Pd.I Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VII,VIII SMP Muhammadiyah 06 Makassar.

71Ismail.S.Pd.MM.wawancara kepala sekolah SMP Muhammadiyah 06 Makassar, tanggal 18 Juli 2018. Di kantor SMP Muhammadiyah

C. Kendala yang dihadapi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa SMP Muhammadiyah 06 Makassar

Pada bagian ini peneliti akan memberikan analisis tentang data hasil lapangan yang sudah disampaikan pada subbab sebelumnya kemudian mensingkronkan dengan teori-teori yang ada. Untuk memudahkan analisis, maka akan disusun sesuai dengan pokok masalah.

Pengembangkan kecerdasan spiritual siswa SMP Muhammadiyah 06 Makassar pastinya tidak selalu berjalan mulus.Guru Pendidikan Agama Islam sering menemui kendala dalam membina kecerdasan spiritual siswa.Biasanya kendala-kendala itu muncul dari lingkungan sekolah SMP Muhammadiyah 06 Makassar.

Adapun kendala dalam mengembangkan kecerdasan siswa di sekolah ini bermacam-macam. menurut Syahriani, S.Pd.I, selama beliau mengajar di SMP Muhammadiyah 06 Makassar kurang lebih 7 tahun masih banyak hambatan yang ditemui dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa. Kendala tersebut antara lain :

1. Kurangnya pelatihan-pelatihan yang dapat membuat anak berfikir lebih mendalam tentang keagamaan sehingga mampu dengan sendirinya mengembangkan kecerdasan dirinya terkhusus pada kecerdasan spiritualnya

2. Kurangnya motivasi dari orang tua. Misalnya, tidak semua orang tua siswa SMP Muhammadiyah 06 Makassar ini memberikan motivasi tentang keagamaan terhadap anak-anaknya. Ada orang tua yang bersikap cuek dengan sekolah dan kondisi anak. Sikap cuek orang tua inilah yang akhirnya mempersulit guru dalam memberikan pembinaan kecerdasan spiritual kepada siswa.

Meskipun guru berusaha untuk mengarahkan siswa melaksanakan sholat tepat waktu dan membaca Al quran, tetapi ketika sampai rumah orang tua tidak memberikan dukungan/motivasi tentang keagamaan maka semua itu tidak akan berhasil

3. Kurang mampu mengatur waktu. Banyak siswa yang masih asyik dengan dunianya sendiri, mereka masih senang menghabiskan

waktunya untuk bermain daripada mendekatkan diri kepada Allah, sehingga waktu mereka terbuang dengan percuma.72 Menurutnya Drs. Muh Natsir yang menghambat dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas IX A adalah kurangnya kesadaran siswa untuk berubah.Meskipun saya dan guru Pendidikan Aagama Islam lainnyasudah memberikan gambaran dan motivasi tapi kenyataannya siswa masih sulit untuk berubah. Di SMP Muhammadiyah 06 Makassar setiap sholat dhuhur siswa wajib untuk berjamaah di Musholla, akan tetapi masih sedikit siswa yang mau melaksakan sholat dhuhur berjamaah tanpa paksaan. Kurangnya kesadaran siswa inilah yang akhirnya membuat guru PAI harus memaksa siswa agar melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, dengan cara inilah diharapkan siswa menjadi sadar akan kewajibannya.73

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMP Muhammadiyah 06 Makassar maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Kecerdasan Spiritual seharusnya dimiliki oleh setiap manusia, karena itu merupakan hubungan manusia dengan sang pencipta.

Hubungan yang membutuhkan kesadaran dan keyakinan dari dalam hati bukan karena paksaan atau sekedar ikut-ikutan saja

D. Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa SMP Muhammadiyah 06 Makassar

Meskipun dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa SMP Muhammadiyah 06 Maakassar sering menemukan kendala dan hambatan, akan tetapi pasti ada solusi untuk mengembangkan kecerdasan spiritual anak

72Syahriani. S.Pd.i Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VII,VIII SMP

Muhammadiyah 06 Makassar.19 Juli 2018.Ruang Guru SMP Muhammadiyah 06 Mks.

73Drs. Muh. Natsir.Guru Pendidikan Agama Islam Kelas IX SMP Muhammadiyah 06 Makassar.16 Juli 2018.Ruang Guru SMP Muhammadiyah 6 Makassar.

Menurut Syahriani. S.Pd.I usaha untuk mengembangkan kecerdasan spiritual siswa SMP Muhammadiyah 06 Makassar yaitu dengan melakukan pertemuan sesama guru PAI dengan orang tua murid.

Dalam pertemuan tersebut akan membahas solusi yang tepat untuk membina kecerdasan spiritual siswa khususnya di SMP Muhammadiyah 06 Makassar. Setelah menemukan solusi, maka proses pembinaan kecerdasan spiritual akan dilanjutkan.74

Sedangkan menurut Drs. Muh.Natsir, usaha untuk mengembangkan kecerdasan spiritual siswa tersebut dengan ikhlas, sabar, menerima, dan evalusi terhadap diri sendiri.Evaluasi ini dimaksudkan untuk menemukan kesalahan guru dalam memberikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap siswa SMP Muhammadiyah 06 Makassar. Setelah melakukan evaluasi diri dan menemukan kesalahan, maka guru harus mengganti cara dalam menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam supaya siswa dapat menerima pembelajaran dengan baik.75

Berbeda dengan Syahriani, S.Pd.i dan Drs. MUh.Natsir, bapak kepala sekolah, Ismail,S.Pd.MM berpendapat untuk menghadapi hambatan dalam membina kecerdasan spiritual siswa adalah dengan saling mendoakan. Meskipun beliau juga mengevaluasi diri sendiri, tapi menurut beliau dengan cara mendoakan maka hambatan tersebut dapat teratasi. Beliau merasa dengan cara mendoakan hubungannya dengan siswa menjadi lebih baik, dan hubungannya dengan sesama guru juga menjadi lebih baik.76

Dari hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Usaha yang harus dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam salah satunya adalah guru melakukan pertemuan sesama guru PAI dengan orang tua murid, selain itu guru pun harus senantiasa sabar ikhlas dan mendoakan siswa. Serta dukungan dari sesama guru yaitu dengan mendukung kegiatan yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa guru PAI sangat berperang penting dalam mengembangkan kecerdasan Spiritual siswa, khususnya di SMP Muhammadiyah 06 Makassar.

74Syahriani. S.Pd.i Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VII,VIII SMP

Muhammadiyah 06 Makassar.19 Juli 2018.Ruang Guru SMP Muhammadiyah 06 Mks.

75 Drs. Muh. Natsir.Guru Pendidikan Agama Islam Kelas IX SMP Muhammadiyah 06 Makassar. 02 Agustus 2018 Ruang Guru SMP Muhammadiyah 06 Makassar

76Ismail.S.Pd.MM selaku kepala sekolah SMP Muhammadiyah 06 Makassar. 03 Agustus 2018 Kantor Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 06 Mkassar

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisis dari seluruh data mengenai kompetensi guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa di SMP Muhammadiyah 06 Makassar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kompetensi kepribadian guru sangat berpengaruh dalam mengembangkan kecerdasan spiritulal siswa SMP Muhammadiyah 06 Makassar

2. Kendala yang timbul dalam mengembangkan kecerdasan spiritual adalah kurangnya dorongan/motivasi dari orang tua tentang keagamaan, kurangnya kesadaran diri dan kurangnya kemampuan siswa dalam membagi waktu.

3. Usaha yang dapat mengembangkan kecerdasan spiritual siswa SMP Muhammadiyah 06 Makassar berasal dari guru dan kerjasama orang tua terhadap guru. Selain itu, dukungan dari lingkungan sekolah dan adanya pembelajaran yang dapat menyenangkan peserta didik dan yang terakhir doa. Meskipun ada kendala akan tetapi guru PAI dapat menemukan solusi yang tepat dalam mengembangkan kecerdasan spritualnya.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada guru Pendidikan Agama Islam untuk lebih giat mengembangkan kecerdasan spiritual siswa melalui empat kompetensi guru terkhusus kompetensi kepribadiannya agar pembelajaran semakin efektif dan tidak membosankan

2. Kepada peserta didik untuk mengembangkan wawasan pembelajaran, peserta didik harus biasa memanfaatkan waktu di saat pembelajaran sehingga pembelajaran bias lebih efektif dan peserta didik hendaknya bisa mengamalkan ajaran Agama Islam tidak hanya sekedar memahi teorinya saja

3. Kepada tokoh masyarakat yang telah memberikan dukungan kepada seluruh elemen atas prestasi yang di capai oleh peserta didik dan yang telah memberikan bantuan secara moral ataupun moril dalam hal pengembangan mutu pendidikan sehingga tujuan pendidikan tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Alquran Al-Karim

Azhari,Akyas, 1996. PsikologiPendidikan Semarang: Toha Putra.

Semarang.

Arifin M., 1995.KapitaSelektaPendidikan (Islam danUmum). Jakarta:

BumiAksara.

B Uno,Hamzah, Lamatenggo Nina. 2016.Tugas Guru dalamPembelajaran Jakarta.BumiAksara.

BahriDjamarahSyaiful. 1994. PrestasiBelajardanKompetensiGuru .Surabaya: Usaha Nasional.

Departement Agama RI.2002, Al-qur-andanTerjemahnyaSemarang:PT.

Toha Putra.

Daulay,H.Hidar Putra, M.A., 2016. PemberdayaanPendidikan Agama Islam di Sekolah. Jakarta: PT. Kencana

H.Bradley, 1994 Developing Teachers For Educations; DalamBuku (PeningkatanKompotensi Guru).

Hasbullah, 2006 dasar-dasarilmupendidikanislam.Jakarta:

PT.RajaGrafindoPersada.

IbnuKatsier, TerjemahSingkatPustakaImanSyafi’i

Imron, Ali, 1995. Pembinaan Guru di Indonesia.Jakarta: PT. Pustaka Jaya Jalaluddin, 2002.TeologiPendidikan, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada,

Junaedi,Mahfud, 2009

KiaiBisriMusthafapendidikankeluargaberbasispesantren, Semarang:

Walisongo Press

Muhaimin, 2011 Pemikiran Dan AktualisasiPengembanganPendidikan Islam.Jakarta: PT RajaGrafindoPersada,.

Nata,Abuddin,; 2003.

ManajemenPendidikanMengatasiKelemahanPendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: PT. Kencana

SamanaA.,994ProfesionalismeKeguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Spinks J.M danCaldwell, B.J.. 1993. Leading the Self-Managing School.

Second Edition. London &Washinton: The Falmer Press.

Suyanto,2013AsepDjihad. Calon Guru danGuruProfesional, Yogyakarta;

Multi Pressindo

Sudjana, Nana, 1995. Dasar-dasar Proses BelajarMengajar. Bandung: PT.

SinarBaruAlgesindo,

Tohirin, 2011 PsikologiPembelajaranPendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja GrafindoPersda,

User,Moh., 1992 Menjadi Guru Profesional.Bandung:Rosdakarya, Uzer,UsmanMoh., 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung:

RemajaRosdakarya, 1994

Uhbiyati,Nur, 1998, IlmuPendidikan Islam.Bandung: CV PustakaSetia, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru danDosen,

dalamJamilSuprihatiningrum, guru professional 2016 Jogjakartaa;

Ar-Ruzz Media, 2016.

Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2007

TentangStandarKualifikasiAkademikdanKompetensi Guru.

Zuhairini, dkk, 2010 SejarahPendidikanIslam . Jakarta: PT BumiAksara, Jakarta

L A M

P

I

R

A

N

DOKUMENTASI KEGIATAN

Sekolah SMP Muhammadiyah 06 Makassar

Guru-Guru SMP Muhammadiyah 06 Makassar

Wawancara Kepala Sekolah

Wawancara Guru PAI kelas IX ( drs. Muh. Natsir)

Wawancara Guru PAI kelas VII dan VIII ( Syahriani, S.Pd.I )

Wawancara Siswa

Sholat Sunnat Dhuha

Sholat Dhuhur Berjamaah

RIWAYAT HIDUP

MUH.YUSRAN AHSANI, lahir pada tanggal 18 Oktober 1994 di Ujung Pandang, Kota Makassar.

Anak ke enam dari 6 bersaudara, dan merupakan buah kasih dari pasangan Samaila Sikki,SH dan Nur Intan.

Penulis mulai memasuki jenjang pendidikan formal pada tahun 2001 di SD Neg. 67 Rappokalling Makassar dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis menempuh pendidikan di SMP Muhammadiyah 06 Rappokalling Makassar dan tamat pada tahun 2010. Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMK Muhammadiyah 02 Bontoala Makassar dan tamat pada tahun 2013. Dan Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam.

Berkat Karunia Allah Subhana wa Ta’ala, penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi ini dengan judul “KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA SMP MUHAMMADIYAH 06 MAKASSAR”.