• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

D. Keadaan Lingkungan

Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya kesadaran individu dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk mencapai tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyaakat untuk hidup sehat dengan indikator rumah tangga sehat, institusi kesehatan yang berperilaku sehat, institusi pendidikan yang sehat, tempat kerja yang sehat, tempat – tempat umum yang sehat, posyandu purnama dan mandiri. Serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai peserta jaminan pemeliharaan kesehatan.

1. Rumah Sehat

Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak berbuat dari tanah.

Di Kabupaten Mojokerto tahun 2016, rumah yang dibina berjumlah 6.835, rumah dibina memenuhi syarat sebanyak 3.024 dan yang memenuhi syarat sehat 184.968. Perlu upaya program terkait untuk meningkatkan persentase rumah sehat, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pemeliharaan dan perbaikan lingkungan (Tabel 58). Rumah sehat penting dijalankan untuk menghindarkan berbagai macam penyakit dan vektor yang mengganggu. Rumah yang sehat meningkat dari tahun 2015, hal ini dikarenakan upaya dari

2. Akses Air Minum yang Layak

Air minum yang berkualitas (layak) adalah Air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung.

Sumur gali terlindung adalah Sarana untuk menyadap dan menampung air tanah dengan cara menggali tanah berbentuk sumur agar mendapatkan air yang sehat dan murah serta dapat dimanfaatkan oleh perorangan (rumah tangga) maupun kelompok sebagai sumber air minum yang menggunakan dinding dari cincin beton atau pasangan batu bata sebagai pengamanan dindingnya dan juga berfungsi sebagai penyaring dan dilengkapi dengan bibir sumur, tiang penyangga, lantai sumur dan saluran untuk mengalirkan air bekas mandi dan cuci. Sumur gali dengan pompa adalah Sumur gali yang dilengkapi dengan mesin pompa. Sumur bor dengan pompa adalah Sumur yang metode pembuatannya menggunakan alat (pantek, automatik, full automatik) yang dilengkapi dengan pompa.

Terminal air adalah Sarana pelayanan air minum yang digunakan secara komunal, berupa bak penampung air yang ditempatkan di atas permukaan tanah atau pondasi dan pengisian air dilakukan dengan sistem curah dari mobil tangki air atau kapal tangki air. Mata air terlindung adalah Suatu titik di mana air tanah mengalir keluar dari permukaan tanah, atau permukaan muka air tanah (akuifer) bertemu dengan permukaan tanah yang terlindung dari sumber pencemaran. Penampungan air bersih (PAH) adalah untuk keperluan minum dan personal higiene. Penggunaan PAH bersifat individu atau skala komunal dan dilengkapi saringan. Perpipaan (PDAM, BPSPAM) adalah Suatu sistem tentang pemasangan, rangkaian dan aksesoris pipa yang diperlukan untuk jalur distribusi yang digunakan untuk mengalirkan air dari instalasi pengolahan air minum/bersih atau sumber ke pemukiman masyarakat.

Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar 965.203 (88,54 %) dari 1.090.075 jumlah penduduk. Penduduk

dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) yang paling banyak digunakan adalah sumur gali terlindungi sebanyak 401.358 dan yang paling sedikit digunakan adalah terminal air yang tidak ada (nihil) dalam penggunaannya (Tabel 59). Akses terhadap air minum layak di Kabupaten Mojokerto mengalami penurunan dari tahun 2015 995.196 (92,11%) dikarenakan adanya kegiatan inspeksi sanitasi/ pendataan ulang terhadap sarana air bersih di Kabupaten Mojokerto, selain itu ada beberapa sarana air bersih penduduk mengalami penurunan kualitas SAB.

3. Kualitas Air Minum yang memenuhi Syarat

Kualitas air minum yang memenuhi syarat adalah kualitas air minum yang memenuhi syarat secara fisik, kimia, mikrobiologi. Penyelenggara air minum adalah Badan usaha milik negara (BUMN)/ badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum, tidak termasuk air kemasan, depot air minum isi ulang, penjual air keliling, dan pengelola tangki air. Di Kabupaten Mojokerto jumlah sampel diperiksa 328 dan yang memenuhi syarat sebanyak 92 (28,05 %) (Tabel 60). Sampel yang memenuhi syarat adalah yang termasuk dari fisik, bakteriologi dan kimia. Sampel yang diperiksa lebih banyak dari tahun 2015 (254), tetapi yang memenuhi syarat mengalami penurunan.

4. Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat)

Ruang lingkup sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah. Fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama. Sanitasi yang layak pada Penyusunan Profil Kesehatan tahun 2016 lebih di fokuskan dalam pembahasan tentang kepemilikan jamban. Dimana jamban dibagi menjadi beberapa yaitu Jamban Komunal, Jamban Leher Angsa, Jamban Plengsengan, Jamban cemplung.

tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Jamban Leher Angsa adalah jamban leher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil. Jamban Plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan kotoran. Jamban cemplung adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan akhir.

Akses terhadap jamban sehat pada tahun 2015 sebanyak 903.123 jiwa, sedangkan akses terhadap jamban sehat pada tahun 2016 sebanyak 823.738 jiwa (75,57%) (Tabel 61). Akses penduduk terhadap jamban sehat terjadi penurunan dibanding tahun 2016 dikarenakan adanya penurunan kualitas jamban dari jamban sehat menjadi jamban tidak sehat (rusak atau

adanya bencana), selain itu adanya perubahan perilaku penduduk yang kembali ke OD (Open

Defication)/ BABS (Buang Air Besar Sembarang Tempat).

5. Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Desa yang melaksanakan STBM adalah Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/Natural Leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total. Desa STBM adalah Desa yang telah mencapai 100 % penduduk melaksanakan 5 pilar STBM. Desa Stop BABS (Buang Air Besar Sembaranagan ) adalah Desa yang peduduknya 100 % mengakses jamban sehat.

Kabupaten Mojokerto memiliki 304 desa. Desa yang melaksanakan STBM sebanyak 213 (70,07 %) desa, dan desa yang stop BABS sebanyak 37 (12,17 %) (Tabel 62). Tetapi masih belum ada desa yang STBM, hal ini dikarenakan belum adanya Desa yang telah melaksanakan 5 pilar STBM. Namun jumlah Desa yang melaksanakan STBM meningkat dari tahun 2015, serta mengalami peningkatan desa yang stop BABS..

6. Tempat Umum Memenuhi Syarat

Tempat-tempat Umum adalah Tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel (bintang dan non bintang). Sedangkan TPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai.

Tempat umum yang ada di Kabupaten Mojokerto yaitu sarana pendidikan berjumlah 860 (meliputi SD/MI, SLTP, SLTA), Sarana Kesehatan berjumlah 40 (RS dan Puskesmas), Hotel berjumlah 20 (berbintan dan non berbintang). Jumlah seluruh sarana tempat umum yang ada adalah 920. Dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 708 (76,96 %) (Tabel 63). Tempat-tempat umum dibagi menjadi 3 (tiga) bahasan dalam Penyusunan Profil 2016, diantaranya adalah :

a. TPM memenuhi syarat higiene sanitasi

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi termasuk di sini adalah tempat pengolahan makanan. Tempat pengolahan makanan adalah Usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin, dan makanan jajanan. Jumlah TPM yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 adalah sebanyak 1.271. Dimana TPM memenuhi syarat higiene sanitasi sebanyak 985 (77,5 %), dan yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi sebanyak 290 (22,82 %) (Tabel 64).

b. TPM tidak memenuhi syarat dibina

TPM dibina adalah TPM yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang di bina di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. TPM yang dimaksud meliputi Jasa Boga, Rumah Makan, Depot Air, Makanan Jajanan. Dimana yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak

c. TPM memenuhi syarat diuji petik

1)TPM diuji petik adalah TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang diuji petik di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 TPM yang memenuhi syarat higiene sanitasi sebanyak 985 dan tidak ada yang di uji petik (Tabel 65).

Bab

6

SUMBER DAYA

KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

1. Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Mojokerto

Sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di Kabupaten Mojokerto terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan, Swasta dll. Jika dilihat berdasarkan kepemilikannya Rumah Sakit di Kabupaten Mojokerto terdiri dari 1 Rumah Sakit Khusus milik Pemprov, 2 Rumah Sakit Umum, 8 Rumah Sakit Umum milik swasta dan 1 Rumah Sakit Khusus milik swasta. Rumah sakit yang mampu gadar level 1 sebanyak 12 Ruma Sakit. Dimana sarana kesehatan dengan mampu gadar level 1 adalah Gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat

yang memiliki Dokter Umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS

dan/atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat trasportasi dan komunikasi.

Selain Rumah Sakit masih terdapat sarana pelayanan kesehatan yang lainnya yaitu 27 Puskesmas dengan 16 Puskesmas Rawat Inap dan 11 Puskesmas Rawat Jalan, 55 Pustu (Puskesmas Pembantu), 45 Balai Pengobatan/Klinik, 217 praktik dokter perorangan, 40 praktik pengobatan tradisional, 1 unit transfusi darah, 81 apotek, 2 industri farmasi, 2 usaha kecil obat tradisional, 1 produksi alat kesehatan, 1 toko obat dan 1 penyalur alat kesehatan (Tabel 67). 2. Posyandu

Posyandu merupakan kependekan dari Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partispasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di

wadah keterpaduan lintas sektor dan masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas. Posyandu di kelompokan menjadi 4 strata yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Jumlah posyandu 2016 sebanyak 1.275, dimana jumlah posyandu aktif 878 (68,86 %) (Tabel 69).

Posyandu Purnama yaitu posyandu dengan cakupan 5 program atau lebih dengan melaksanakan kegiatan 8 kali atau lebih pertahun. Jumlah Posyandu Pratama 13 buah, Posyandu Madya 384 buah, Posyandu Purnama 839 buah dan Posyandu Mandiri 39 buah (Tabel 69).

Strata Posyandu tetap dari tahun 2015, hal ini dikarenakan kader banyak yang tidak tetap, setiap ada kepala Desa baru kader bisa berubah juga, sehingga jumlah posyandu tetap. Walaupun jumlah Posyandu tetap, tetapi strata mengalami perubahan meningkat dari tahun 2015. Berikut data posyandu menurut strata di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 :

Gambar 16. Data Posyandu Menurut Strata di Kab. Mojokerto Tahun 2016 3. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang menjadi fokus penyusunan profil tahun 2016 di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 diantaranya adalah Poskesdes, Polindes dan Posbindu. Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut. Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidang dan minimal 2 orang kader. Polindes (Pondok Bersalin Desa) adalah Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat yang menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB di desa. Posbindu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah kegiatan yang diselenggarakan secara integrasi oleh kelompok aktif masyarakat dalam upaya preventif dan promotif (monitoring dan peningkatan pengetahuan pencegahan dan pengendalian faktor resiko) Penyakit Tidak Menular.

Jumlah Poskesdes di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak 304, Polindes sebanyak 27 dan Posbindu sebanyak 19 (Tabel 70). Posbindu mengalami peningkatan yang semula 2 Posbindu menjadi 19, masih ada 16 Puskesmas yang belum. Dinas Kesehatan berupaya untuk menjadikan semua Puskesmas mampu Posbindu dengan pemenuhan sarpras di tiap Puskesmas, sehingga dapat terbentuk Posbindu di semua Puskesmas dan Kecamatan.

4. Desa Siaga

Desa diaga aktif adalah Desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Desa siaga dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu desa siaga aktif pratama, desa siaga aktif madya, desa siaga aktif purnama, desa siaga aktif mandiri.

Desa siaga aktif pratama adalah Desa dan kelurahan Siaga yang telah memiliki forum desa/kelurahan tetapi belum berjalan, memiliki 2 orang Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki Posyandu yang aktif, memiliki dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan, ada peran aktif masyarakat, dan melakukan pembinaan PHBS kurang dari 20% rumah tangga yang ada. Desa siaga aktif madya adalah Desa dan kelurahan Siaga yang telah memiliki forum desa/kelurahan tetapi belum rutin setiap triwulan, memiliki 3 – 5 orang Kader Pemberdayaan Masyar akat/kader teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki Posyandu dan 2 UKBM lain yang aktif, memiliki dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat/dunia usaha, ada peran aktif masyarakat dan peran minimal 1 ormas, memiliki Peraturan Kepala Desa/Kelurahan

kelurahan Siaga yang telah memiliki forum desa/kelurahan berjalan setiap triwulan, memiliki 6 - 8 orang Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki Posyandu dan 3 UKBM lain yang aktif, memiliki dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan, masyarakat dan dunia usaha, ada peran aktif masyarakat dan peran minimal 2 ormas, memiliki Peraturan Kepala Desa/Kelurahan tentang Desa Siaga Aktif dan suda direalisasikan,serta melakukan pembinaan PHBS minimal kurang dari 40% rumah tangga yang ada. Desa siaga aktif mandiri adalah Desa dan kelurahan Siaga yang telah memiliki forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan, memiliki 9 orang atau lebih Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki Posyandu dan 4 UKBM lain yang aktif, memiliki dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan, masyarakat dan dunia usaha, ada peran aktif masyarakat dan peran lebih dari 2 ormas, memiliki Peraturan Kepala Desa/Kelurahan tentang Desa Siaga Aktif dan sudah direalisasikan,serta melakukan pembinaan PHBS minimal kurang dari 70% rumah tangga yang ada.

Desa di Kabupaten Mojokerto sebanyak 304 desa. Jumlah desa siaga di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak 304 (100 %), dengan rincian pratama sebanyak 79, madya sebanyak 177, purnama sebanyak 42, dan mandiri sebanyak 6 (Tabel 71). Strata Desa Siaga terus mengalami peningkatan. Upaya yang dilakukan dalam meniingkatkan strata Desa Siaga yaitu dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan pemerintah Desa sesuai dengan kriteria/ indikator peningkatan strata Desa Siaga melalui cara :

 Meningkatkan pembinaan oleh petugas promkes Puskesmas kepada Desa Siaga di wilayah

kerja masing-masing Puskesmas.

 Melakukan pembinaan terpadu oleh tim pokjanal Desa Siaga Kabupaten Mojokerto Desa

Siaga binaan yang ada di 18 Kecamatan.

 Melakukan evaluasi peran serta masyarakat melalui lomba Desa Siaga dan memberikan

B. Tenaga Kesehatan

Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja disektor pemerintah maupun swasta perlu diketahui. Data ketenagaan ini diperoleh dari hasil pengumpulan data sumber daya kesehatan yang ada di Kabupaten Mojokerto termasuk honorer dan perawat ponkesdes, yang meliputi tenaga yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun yang ada pada Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Tenaga yang ada di sarana pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2016 di Puskesmas meliputi Tenaga Dokter Umum 44 orang, Dokter Gigi 31 orang, Perawat 388 orang, Perawat Gigi 31 orang, Bidan 386 orang, Farmasi 14 orang, Kesehatan Masyarakat 9 orang, Sanitasi 18 orang, Gizi 15, Analis Kesehatan 26 orang, Pejabat Struktural 53 orang, Staf Penunjang Administrasi 255 orang, Juru 5 orang (Tabel 72-80).

Sumber Daya Kesehatan yang terdapat pada 11 (sebelas) Rumah Sakit di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 terdiri dari Dokter Spesialis 129, Dokter Umum 64 orang, Dokter Gigi 8 Orang, Dokter Gigi Spesialis 1 orang, Perawat 568 orang, Bidan 163 orang, Tenaga Teknis Kefarmasian 31 orang, Apoteker 17 orang, Gizi 21 orang, Fisioterapis 8 orang, Radiografer 23 orang, Teknisi Elektromedis 6 orang, Analis Kesehatan 45 orang, Rekam Medis 21 orang, Teknisi Kardiovaskuler 5 orang. (Tabel 72-80)

C. Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan untuk Dinas Kesehatan diperoleh dari berbagai sumber diantaranya dana APBD baik APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten/Kota dan APBN yang meliputi dana Dekonsentrasi, tugas Pembantuan (TP), Jamkesmas, Jampersal dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) serta Bantuan Luar Negeri (BLN). Total anggaran kesehatan tahun 2016 sebesar Rp. 372.711.682.063,95. Anggaran tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2015.

belanja tidak langsung Rp. 73.450.021.000, termasuk anggaran Rumah Sakit Pemda dan Dinas Kesehatan. APBD Provinsi yang termasuk BK provinsi sebesar Rp. 5.087.485.000. Dana APBN sebesar Rp. 14.104.309.000 yaitu dana DAK.

Persentase APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota sebesar 14,36 % dari total APBD Kabupaten sebesar Rp. 2.559.551.283.969,55. Anggaran kesehatan kab/kota perkapita adalah 341.913,80 dari total jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto tahun 2016. Perencanaan penganggaran dilakukan secara rutin setiap tahun dengan mengacu kepada kebijakan dan aturan yang berlaku yang disusun secara koordinasi lintas program (Tabel 81).

Bab

7

Penutup

Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Maka penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Dibidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, yang sejak tahun 1998 telah dikembangkan paket sajian data dan informasi oleh Pusat Data Kesehatan RI, yang merupakan kumpulan informasi yang dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sektor maupun masyarakat.

Namun sangat disadari, sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan, apalagi dalam era desentralisasi pengumpulan data dan informasi dari Puskesmas menjadi relatif lebih sulit. Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Namun, sering kali belum mendapatkan apresiasi yang layak, karena belum dapat menyajikan data dan informasi kesehatan sesuai yang diharapkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan yang membutuhkan. Oleh karena itu, perlu adanya ide-ide baru dalam mekanisme penyusunan, baik dimulai dari masa pengumpulan data, proses validasi data serta dalam tahap analisa data, yang nantinya akan menghasilkan suatu publikasi data dan informasi pembangunan kesehatan yang sistematis dan akurat.

L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 692 Km2 Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 304 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 544,475 545,600 1,090,075 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3.2 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2 1574.9 Jiwa/Km2 Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 42.6 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 99.8 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 97.53 94.87 96.18 % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 8,056 7,562 15,618 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5 5 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 68 39 107 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 8 5 7 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 113 77 190 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 14 10 12 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 125 86 211 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 16 11 14 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 22 Ibu Tabel 6

CNR kasus baru BTA+ 64.47 46.92 55.68 per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 555 460 1,015 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB 101.93 84.31 93.11 per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 3.25 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek 6.29 9.81 7.41 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ 90.30 94.50 91.89 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ 4.55 3.00 3.96 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan(Success Rate) BTA+ 94.85 97.50 95.85 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan 0.73 0.37 0.55 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 144.40 161.50 152.77 % Tabel 10

21 Jumlah Kasus HIV 0 0 79 Kasus Tabel 11

22 Jumlah Kasus AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 11

23 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 11

24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 101 Kasus Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV 0.00 0.00 0.68 % Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 34.13 35.03 34.58 % Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 24 11 35 Kasus Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 4.41 2.02 3.21 per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 8.57 % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.28 per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta 0.83 0.29 0.56 per 10.000 Penduduk Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100.00 100.00 100.00 % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th 1.57 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18

29Incidence Rate DBD 31.04 48.57 39.81 per 100.000 penduduk Tabel 21

Dokumen terkait