• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Petani dan Lokasi Penelitian

Peternakan ayam broiler pada penelitian ini berlokasi didaerah Kabupaten Bogor, Kecamatan Ciampea, diamana Kecamatan Ciampea merupakan salah satu sentra atau ring yang digunakan lokasinya oleh beberapa pengusaha atau petani ayam broiler. Kecamatan Ciampea merupakan wilayah pengembangan Jawa Barat yang memiliki luas sekitar 56.63 km2, dan secara administratif terbagi dalam tiga belas desa dan memiliki sekitar 150 648 jiwa. Berikut tabel daftar nama desa dan jumlah penduduk dari masing-masing desa tersebut.

Tabel 8 Nama desa dan jumlah penduduk tiap desa di Kecamatan Ciampea 2012 Nama Desa Jumlah Penduduk

Kepala Keluarga Laki-Laki Perempuan Total

Benteng 2 905 6 610 5 907 12 517 Bojong Rangkas 3 071 6 151 5 763 11 914 Bojong Jengkol 3 975 4 796 4 471 9 267 Ciampea 3 155 5 310 5 309 10 619 Ciampea Udik 2 880 3 584 3 432 7 016 Cibanteng 4 668 8 593 8 156 16 749 Cibadak 2 830 5 464 5 456 10 920 Cibuntu 2 319 5 768 5 401 11 169 Cicadas 3 221 5 658 5 453 11 111 Cihideung ilir 2 534 5 706 4 480 10 186 Cihideung udik 3 505 7 270 6 724 13 994 Cinangka 3 197 6 424 6 287 12 711 Tegal waru 3 963 6 234 6 241 12 475 Jumlah 42 223 77 568 73 080 150 648

Sumber : Profil Kecamatan Ciampea 2013

Berdasarkan data Kecamatan Ciampea ada Sekitar 8 978 jiwa penduduk Kecamatan Ciampea berprofesi sebagai petani. Kecamatan Ciampea memiliki dataran sekitar 45% sisanya perbukitan 55%, dengan ketinggian diantara 300 meter diatas permukaan laut. Suhu udara yang berada di Kecamatan Ciampea berkisar antara 200 celcius hingga 300celcius. Dengan curah hujan sekitar 22 hari dalam waktu satu tahun. Jika dilihat dari potensinya kegiatan peternakan di Kecamatan Ciampea sangat baik, karena letaknya yang merupakan kaki Gunung Salak sehingga air jarang terjadi kemarau dan banyak air-air irigasi di Kecamatan Ciampea. Berikut tabel daftar jumlah sungai dan suhu di masing-masing desa yang berada di Kecamatan Ciampea.

Tabel 9 Keadaan geografis Kecamatan Ciampea tahun 2012

Nama Desa Suhu Maksimum

(Derajat Celcius) Jumlah Sungai

Benteng 37 1 Bojong Rangkas 30-32 1 Bojong Jengkol - 2 Ciampea 30 3 Ciampea Udik - 1 Cibanteng 26-35 4 Cibadak 20-30 1 Cibuntu 27 7 Cicadas 28-31 3 Cihideung ilir 25-34 1 Cihideung udik 30-35 2 Cinangka 26 2 Tegal waru 21-23 3

Sumber : Profil Kecamatan Ciampea 2013

Selain kondisi alam yang mendukung potensi lain yang dapat dikembangkan yaitu dilihat dari program pemerintah daerah, Kecamatan Ciampea memiliki rencana membantu melakukan peningkatan PDB. Hal tersebut sejalan dengan kondisi lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan.

Tabel 10 Penggunaan lahan kering dan lahan basah di Kecamatan Ciampea tahun 2012

Nama Desa

Tanah Kering (Ha) Tanah Basah (Ha)

Bangunan Kebun Ladang Tambak Rawa Kolam Tanah Gambut Benteng 128.5 244.0 0.5 Bojong Rangkas 58.5 4.0 Bojong Jengkol 61.6 2.0 Ciampea 145.0 20.0 0.5 Ciampea Udik 49.8 2.7 Cibanteng 80.0 37.0 Cibadak 75.0 35.0 13.0 0.5 Cibuntu 34.5 57.5 Cicadas 120.0 Cihideung ilir 84.0 3.0 0.5 Cihideung udik 71.0 24,2 7.0 Cinangka 136.0 90.0 120.0 Tegal waru 15.0 15.0 27.0 1.0 577.0 Total 1059.0 448.2 177.5 0 60.0 18.7 577.0

Dengan adanya program yang sejalan dengan pengembangan potensi yang ada di Kecamatan Ciampea, serta didukung oleh oleh kondisi alam yang baik Kecamatan Ciampea merupakan suatu lokasi yang cukup baik untuk dikembangkan usaha di bidang peternakan.

Sebagian besar peternak yang berada di Kecamatan Ciampea merupakan plasma dari perusahaan – perusahaan inti yang bergerak dibidang peternakan. Dari imformasi yang diperoleh bahwa peternakan ayam broiler yang berada di Kecamatan Ciampea ada 22 peternak, dengan jumlah populasi yang berbeda-beda. Jika dilihat berdasarkan klasifikasi ada yang termasuk golongan peternak kecil, dan peternak menengah. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah populasi yang dibudidayakan oleh para peternak, total populasi 1000 hingga 50 000 ekor temasuk golongan kecil, sedangkan total populasi 50 000 hingga 500 000 merupakan peternak golongan menengah (Fadillah, et al 2007).

Setiap peternak memiliki manajemen peternakan berbeda-beda, tujuannya untuk mencapai target yang telah ditetap oleh masing-masing peternak. Dan peternak yang berlokasi di Kecamatan Ciampea umunya usahanya telah berjalan lebih dari satu tahun, akan tetapi dalam perkembangannya berbeda-beda dengan tingkat masalah yang dihadapi oleh masing-masing petani.

Dalam menjalankan kemitraan dengan perusahaan inti petani hanya memiliki modal investasi kandang dan peralatan, dan menanamkan modal sebagai penjamin sesuai kesepakatan. Dalam mensuply bahan baku dalam setiap periodenya perusahaan inti hanya memasok DOC, pakan, dan obat. Kontrak antara petani dan perusahaan inti berubah setiap periodenya. Hal tersebut tergantung situasi dengan harga input saat mulai masuk DOC dalam kandang.

Usaha budidaya ayam broiler di Kecamatan Ciampea yang melakukan kemitraan dengan perusahaan inti pada umunya berstruktur organisasi sederhana. Struktur organisasi sederhana ini memiliki beberapa kelebihan dari segi biaya. Kelebihan tersebut dalam hal penghematan biaya dan sistem pengambilan keputusan menjadi relatif lebih cepat. Struktur organisasi sederhana dapat lebih cepat mengantisipasi perubahan lingkungan dengan cepat terhadap berbagai masalah yang dihadapi. Berikut struktur organisasinya.

Lingkungan Peternak

Gambar 7 Organisasi peternakan ayam broiler di Kecamatan Ciampea Pemilik peternakan

Karyawan (Anak Kandang)

Perusahaan int i A,B,C,D dan E

Jika dilihat dari struktur organisasi pemilik peternak dapat melakukan pemantauan dan perintah langsung kepada karyawan. Sementara perusahaan inti dalam memasok bahan baku harus melakukan koordinasi dengan pemilik peternak.

Masing-masing struktur organisasi memiliki tugas dan kewenangan berbeda, pemilik peternakan merupakan orang yang memiliki wewenang paling tinggi dalam melakukan usaha budidaya peternakan ayam broiler, dan kegiatannya yaitu memantau perkembangan budidaya ayam broiler dalam satu periode produksi maupun dalam satu tahun, dan merencanakan pengembangan usaha peternakan ayam sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing peternak.

Pemilik peternakan ayam dalam melakukan pemilihan karyawan atau anak kandang, tidak memiliki kriteria khusus, dalam pemilihannya pemilik peternakan ayam lebih mengedapankan softskill, mengenai kejujuran, disiplin dan rasa memiliki yang tinggi. Untuk keahlian dalam memelihara ayam pemilik peternak akan membagikan ilmu cara merawat ayam.

Kegiatan Produksi Ayam Broiler di Kecamatan Ciampea

Periode produksi membutuhkan waktu sekitar 50 sampai 60 hari, yaitu proses budidaya 30 sampai 40 hari, dan masa istirahat kandang atau masa persiapan kandang selama 15 sampai 20 hari. Jumlah periode yang dapat dilakukan dalam satu tahun yaitu sebanyak 6 kali produksi.

Tahap Persiapan Kandang

Periode produksi membutuhkan waktu sekitar 50 sampai 60 hari, yaitu proses 30 sampai 40 hari, dan masa istirahat kandang atau masa persiapan kandang selama 15 sampai 20 hari. Jumlah periode produksi maksimal yang dapat dilakukan oleh peternakan ayam broiler yang berada di Kecamatan Ciampea.

Persiapan kandang merupakan pekerjaan awal dari proses produksi, dan merupakan bagian penting dalam usaha peternakan ayam broiler. Persiapan kandang dilakukan setelah masa panen periode sebelumnya berakhir. Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan persiapan kandang ini berkisar antara 15 sampai 20 hari. Tujuan melakukan kegiatan ini adalah untuk membersihkan kandang, sehingga dapat menghindari timbulnya bibit penyakit. Proses ini terdiri dari pembersihan dan sterilisasi kandang, pembersihan dan sterilisasi peralatan, serta persiapan pemanas kandang.

Pembersihan kandang dimulai dengan pencucian. Pencucian kandang dilakukan dengan menggunakan sprayer. Kegiatan ini dimulai dari pembersihan kandang bagian atas, dinding dan lantai. Proses pencucian memakai air yang berasal dari air bersih bisa melalui sumber air sepert sumur. Proses sterilisasi dilakukan setelah pencucian kandang selesai dan kondisi kandang sudah dipastikan dalam keadaan kering. Sterilisasi ini dilakukan menggunakan

disinfektan septocid. Proses ini berupa penyemprotan ke seluruh bagian kandang. Proses ini dilakukan seminggu sebelum DOC datang. Proses berikutnya adalah pengapuran kandang. Pengapuran berfungsi sebagai antiseptic dan pembunuh serangga. Peralatan seperti tempat pakan, tempat minum, drum, ember dan lain- lain pun dilakukan proses sterilisasi. Setelah pencucian peralatan tahap selanjutnya yaitu menabur sekam, sekam di tabur kedasar lantai dan disemprot

dengan cairan berisi formalin dan obat septocid. Setelah sekam sudah disiapkan batas pelindung yang berada didalam kandang pun disiapkan.

Setelah kegiatan sterilisasi kandang dan peralatan kandang serta persiapan penabuaran sekam dan pembatas proses selanjutnya yaitu menyiapkan Alat pemanas. Alat pemanas yang digunakan berupa lengkungan besi berdiamater 1 meter. Lengkungan besi ini terbuat dari seng yang tebal sehingga tahan panas. Tabung tersebut diisi gas sebagai sumber energi panas. Gas yang telah siap, dapat dinyalakan untuk digunakan sebagai pemanas. Agar panas yang dihasilkan menyebar, alat pemanas ini diatur jarak pemakaiannya sesuai dengan kebutuhan suhu yang diinginkan.

Tahap Kegiatan Budidaya

Kegiatan budidaya pembesaran ayam broiler dimulai saat ayam DOC masuk kandang hingga panen. DOC yang akan dibudidayakan yaitu DOC yang berukuran 10 gram, usia 1 hingga 14 hari adalah masa paling kritis kehidupan ayam broiler, karena DOC mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan barunya. Periode ini merupakan proses pembentukan kekebalan tubuh dan masa awal pertumbuan.

DOC Usia 1 hingga 3 hari ayam broiler dipelihara dengan alat bantu pemanas ruangan dan alat bantu penerangan atau pencahayaan kandang selama 24 jam tanpa dimatikan alat pemanas ruangannya. Alat pemanas ruangan dapat dilihat pada lampiran 8c, dimana alat pemanas ruangan terbuat dari lengkungan seng dengan diameter 1 meter. Suhu dalam kandang saat ayam DOC berusia 1 hingga 3 hari yaitu 320 hingga 350 Celcius. Usia 1 hingga 3 hari DOC diberikan minuman dengan campuraan Moxacol sebanyak 125 gram yang dicampurkan dengan 60 liter air. Obat moxacol dapat dilihat pada lampiran 7d, tujuan diberikan minuman yang dicampur dengan moxacol yaitu untuk mengembalikan energi yang hilang saat proses pengiriman DOC dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Pemberian pakan saat ayam broiler berusia 1 hingga 3 hari menggunakan pakan starter dengan tektur pakan yang lebih empuk. Pemberian pakan dilakukan sekitar 3 kali sehari, atau situasional jika pakan diberikan dengan jumlah yang sedikit maka anak kandang lebih sering kedalam kandang untuk mengecek dan memberikan pakan. Pemberian sekam sangat diperhatikan pada usia DOC, karena sekam berfungsi untuk penghangat tubuh bagi DOC. Ketebalan sekam yaitu sekitar 10 cm, ketebalan sekam ini berfungsi sebagai pelindung kaki bagi DOC, agar tidak terjadi kecacatan pada kaki saat usia DOC, selain itu sekam dapat berfungsi sebagai penyerap air dan kotoran.

Saat ayam berusia 4-7 hari, pemanas ruangan dan alat penerangan tidak dinyalakan selama 24 jam, tetapi dinyalakan saat malam hari saja, pukul 17.00 sore hingga esok hari pukul 06.00 pagi. Saat ayam memasuki usia 4 hingga 7 hari suhu potensial dalam kandang yang ideal yaitu 290 hingga 340 celcius. Pemberian pakan menggunakan pakan starter, dan pemberian pakan pun setiap hari semakin meningkat sesuai dengan bobot tubuh ayam broiler. Pemberian minuman yang mengandung moxacol diberikan saat ayam memasuki hari ke 4, selanjutnya hari ke 5 hingga panen air minum di campur dengan minuman virukil sebanyak 100cc dicampur dengan 60 liter air perhari. Minuman virukil dapat dilihat pada lampiran 7b.

Usia 8-14 hari ayam broiler masih menggunakan pemanas ruangan, tetapi waktu pemakaiannya sama seperti pada saat usia hingga 7 hari. Suhu yang ideal saat pemeliharaan ayam usia 8-14 hari yaitu 270-310 celcius. Pemberian pakan masih menggunakan pakan jenis starter. Dalam kegiatan budidaya saat DOC baru masuk hingga memasuki usia 14 hari bahkan hingga panen anak kandang perlu memperhatikan pembatas yang berada didalam kandang, karena berkaitan dengan kepadatan ruang.

Ayam broiler saat memasuki usia 15 hari hingga panen tidak menggunakan alat bantu pemanas ruagan, suhu ideal saat ayam broiler berusia 15 hari hingga panen yaitu 250-270 celcius. Jenis pakan yang digunakan pun menggunakan jenis pakan grower, jenis pakan grower ini memiliki tekstur lebih keras dan lebih besar ukurannya bila dibandingkan dengan pakan starter. Saat ayam memasuki usia 15 hari hingga panen anak kandang lebih memperhatikan sirkulasi udara dalam kandang, dengan cara membuka dan menutup tirai kandang, saat siang hari tirai dibuka dan saat malam hari tirai ditutup.

Tahap Pemanenan dan Pasca Panen

Setelah ayam berkembang hingga berat 1.2 kg per ekor sampai dengan 2.3 kg per ekor, maka proses selanjutnya yaitu proses pemanenan. Pemanenan dilakukan biasanya pada pagi, sore atau malam hari dengan tujuan agar mengurangi tingkat stress pada ayam. Persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan tim panen yang terdiri dari penangkap ayam, penimbang ayam, pengangkut ayam dan pencatat hasil dilakukan oleh perwakilan dari pihak mitra. Selain tim, peralatan panen seperti tali rapia, nota timbang, alat tulis dan timbangan pun perlu di siapkan. Sedangkan keranjang ayam biasanya disediakan oleh pihak mitra. Sebelum dipanen ayam tidak diberi pakan selama 3 sampai 4 jam sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari berat ayam yang fiktif dan dapat menghemat pemberian pakan.

Proses pemanenan dilakukan dengan menangkap ayam secara hati-hati agar ayam terhindar dari kemungkinan memar, rusak atau bahkan patah tulang. Agar lebih mudah dalam tahap pemanenan dilakukan penyekatan pada kandang. Ayam yang telah ditangkap biasanya langsung ditimbang per 15 hingga 20 ekor. Proses penimbangan dan pencatatan hasil penimbangan dilakukan dengan hati-hati agar hasilnya akurat dan disaksikan oleh kedua belah pihak. Ayam yang telah ditimbang langsung dimasukan ke dalam keranjang dan disiram dengan air agar ayam yang berada dalam keranjang tidak kepanasan dan tetap segar. Proses penyiraman ayam dalam keranjang dilakukan terus sampai panen selesai.

Kegiatan yang dilakukan pascapanen adalah mengumpulkan semua peralatan kandang yang telah dipakai untuk kegiatan budidaya pembesaran ayam broiler selama satu periode dan karyawan kandang membersihkan peralatan kandang tersebut dengan menggunakan disinfektan. Selanjutnya menimbang pakan yang tersisa dan mencatatnya. Menghitung total ayam dan total berat yang dijual. Melakukan evaluasi perhitungan prestasi produksi ayam. Terakhir, sisa pakan biasanya disimpan di gudang dan libur sekitar 1 minggu bagi karyawan kandang.

Dokumen terkait