• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Umum Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikundul

Keadaan Bio-geofisik Letak dan Luas

Sub DAS Cikundul terletak pada 6º 40 LS-6º 48 LS dan 106º 57 BT-107º 22 BT, terdapat di dua kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta yang seluruhnya meliputi 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Pacet, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Mande, dan Kecamatan Maniis, dengan jumlah desa sebanyak 47 desa.

Berdasarkan pola RLKT DAS Citarum, maka luas Sub DAS Cikundul adalah 26.662 ha, sedangkan yang akan disusun RTL-RLKTnya adalah seluas 26.321,94 ha.

Topografi

Keadaan topografi Sub DAS Cikundul bervariasi dari datar, bergelombang, berbukit, dan bergunung, dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 220 m di genangan waduk Cirata sampai 3.019 m di puncak gunung pangrango.

Di Sub DAS Cikundul wilayah yang mempunyai kemiringan lereng dari 15 % sampai lebih dari 45 % seluas 9.849,62 ha atau 37,42 %. Wilayah ini secara potensial merupakan sumber bahaya erosi. Pembagian berdasarkan kelas kelerengan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Distribusi Kelas Kemiringan Lahan Sub DAS Cikundul

No Kemiringan (%) Kelas Luas Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 0-8 8-15 15-25 25-45 > 45 I II III IV V 9.497,63 6.974,69 5.466,12 3.283,60 1.099,90 36,08 26,50 20,77 12,47 4,18 Jumlah 26.321,94 100.00

Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mendalami bentuk lahan yang membentuk permukaan bumi, baik diatas maupun dibawah permukaan laut dan menekankan pada genesis dan perkembangannya serta konteks dan lingkungannya.

Geomorfologi dalam RTL-RLKT ini merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukkan satuan lahan (land unit). Di Sub DAS Cikundul, geomorfologi pembentukannya sebagian besar merupakan sistem gunung api yang berasal dari lava dan lahar yang berasal dari Gunung Gede. Sebagian merupakan sistem perbukitan dan sebagian kecil sistem dataran.

Tanah

Jenis tanah di Sub DAS Cikundul didominasi oleh Latosol seluas 11.888,5 ha (45,33 %) yang terbagi dalam 6 Satuan Peta Tanah (SPT), Regosol (2 SPT) seluas 6.418,75 ha (24,47 %), Kambisol (3 SPT) seluas 4.087,5 ha (15,59 %), Mediteran (7 SPT) seluas 2.418,45 ha (9,46 %), Andosol (1 SPT) seluas 456,25 ha (1,74 %).

Dalam kaitannya dengan tingkat bahaya erosi yang dipergunakan (Tolerable Soil Loss) kedalaman tanah (solum tanah) menjadi satu hal yang dipertimbangkan. Kedalaman tanah di Sub DAS Cikundul beragam dari yang terdangkal yaitu kurang dari 30 cm sampai yang terdalam lebih dari 90 cm.

Iklim

Sub DAS Cikundul memiliki iklim tropis yang dipengaruhi angin muson, yang dapat dibedakan antara musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan November hingga April, dan musim kemarau dari bulan Mei hingga Oktober.

Faktor iklim yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses erosi adalah curah hujan. Semakin tinggi intensitas hujan dan semakin lama hujan jatuh maka erosi yang terjadi akan semakin besar apabila faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses terjadinya erosi tidak berbeda.

Curah hujan yang dicatat selama lima tahun dari Badan Meteorologi dan Geofisika berkisar antara 1.657 mm sampai dengan 2.766 mm, jumlah hari hujan

18

di dalam satu tahun berkisar antara 104 hari hingga 180 hari. dengan rata-rata bulan basah antara 7 hingga 10 bulan. Suhu rata-rata tahunan adalah 22º C hingga 24º C dengan tingkat kelembaban udara berkisara antara 68 % sampai dengan 83%.

Menurut pengolahan data curah hujan maka energi perusak oleh air hujan yang dinyatakan dengan nilai erosivitas hujan di Sub DAS Cikundul berkisar antara 1300 sampai dengan 3200. Tingginya erosivitas hujan ini menunjukkan tingginya tingkat perusakan hujan terhadap partikel-partikel tanah sehingga erosi air di wilayah ini semakin mudah terjadi.

Keadaan Sosial Ekonomi Kependudukan

Menurut data statistik Kabupaten Cianjur dan Purwakarta, jumlah penduduk di Sub DAS Cikundul pada tahun 1992 adalah 282.579 jiwa atau setara dengan kepadatan geografis 748,29 jiwa/km2 dan kepadatan agraris 16,74 jiwa/ha. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap 1000 orang perempuan (sex ratio) pada tahun 1992 adalah 984 sedangkan beban ketergantungan penduduk yaitu perbandingan antara penduduk non produktif dengan penduduk produktif mempunyai beban tanggungan 88,55 orang.

Mata Pencaharian

Penduduk Sub DAS Cikundul yang bermata pencaharian sebagai petani pada tahun 1992 adalah sebanyak 60.767 orang atau 53,2 %. Secara terinci distribusi mata pencaharian penduduk di Sub DAS Cikundul dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Mata Pencaharian Petani di Sub DAS Cikundul Tahun 1992

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk %-tase 1. 2. 3. 4. 5. 6. Petani Pedagang Pegawai Negeri/ABRI Buruh Swasta Pengrajin Lain-lain 60.767 10.133 7.190 25.447 1.449 9.306 53,2 8,9 6,3 22,3 1,3 8,1 Jumlah 114.292 100,0

Sumber : BPDAS Bogor

Keadaan Umum Desa Sukaresmi

Keadaan Bio-geofisik Letak dan Luas

Desa Sukaresmi terletak di Wilayah Selatan Kecamatan Sukaresmi dengan luas wilayah 1338,456 ha yang terdiri dari bentangan tanah daratan untuk pemukiman seluas 525,301 ha, tanah persawahan 134,351 ha, tanah tegalan atau ladang 20,204 ha, tanah perkebunan 572 ha, tanah hutan 20 ha, dan tanah fasilitas umum seluas 66,8 ha. Adapun mengenai batas-batas wilayah Desa Sukaresmi adalah sebagai berikut ;

• Sebelah Utara : Desa Cikancana

• Sebelah Timur : Desa Padajaya

• Sebelah Selatan : Desa Kutawaringin

• Sebelah Barat : Desa Cikanyere

Dilihat dari pembagian wilayah administratifnya Desa Sukaresmi terdiri dari empat kedusunan, sebelas Rukun Warga (RW), dan 37 Rukun Tetangga (RT). Adapun dusun-dusun tersebut adalah Dusun Cikareo, Dusun Slagombong, Dusun Cikujang, dan Dusun Babakan Garut. Untuk lebih jelasnya mengenai letak dusun-dusun tersebut dapat dilihat pada peta Desa Sukaresmi yang terdapat pada lampiran.

20

Jarak Orbitasi dari desa ke Ibukota Kecamatan sejauh 3 km, ke Ibukota Kabupaten 29 km, dan ke Ibukota Propinsi sejauh 63 km yang kesemuanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum.

Topografi dan Tipologi

Desa Sukaresmi memiliki bentang lahan berbukit dengan ketinggian diatas permukaan laut antara 750-800 mdpl dan kemiringan lereng dari 15 % sampai dengan lebih dari 45 %. Dengan demikian wilayah ini secara potensial merupakan sumber bahaya erosi sehingga diperlukan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya erosi. Tipologi Desa Sukaresmi tergolong pada desa dataran tinggi, hal ini dapat dilihat dari tingginya letak Desa Sukaresmi dari permukaan laut.

Iklim

Desa Sukaresmi mempunyai iklim tropis yang dipengaruhi angin muson yang dapat dibedakan antara musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan November hingga April, dan musim kemarau terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. Curah hujan tahunan menurut Daftar Isian Potensi Desa Tahun 2005 adalah 3300 mm dengan jumlah hari hujan 180 hari atau selama 6 bulan dan suhu rata-rata tahunan 24º C.

Keadaan Sosial Ekonomi Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Sukaresmi pada tahun 2005 adalah 6.216 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 3.114 jiwa dan perempuan sebanyak 3.102 jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga yang ada di Desa Sukaresmi adalah 1.725 Kepala Keluarga. Data penduduk Desa Sukaresmi berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 3.

< 30 tahun 30-59 tahun > 59 tahun

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok Umur Jumlah Penduduk

1. 2. 3. 4. 5. 6. 0-11 bulan 1-14 tahun 15-29 tahun 30-44 tahun 45-59 tahun > 59 tahun 142 2284 1520 751 1450 108

Sumber : Data Potensi Desa 2005

Secara keseluruhan rata-rata petani di Desa Sukaresmi berumur 52 tahun dengan sebaran umur yang beragam dari 27 tahun sampai dengan 71 tahun. Sebaran umur ini dibagi menjadi tiga golongan, yaitu petani berusia muda dengan umur kurang dari 30 tahun, petani berusia sedang dengan umur 30 tahun sampai 59 tahun, dan petani berusia tua dengan umur 59 tahun ke atas.

13,33 % 6,67 %

80%

Gambar 1. Diagram Pie Persentase Sebaran Umur Petani

Pada gambar dapat dilihat bahwa petani berusia sedang memiliki persentasi paling besar yaitu sebesar 80%, petani berusia tua 13,33 % dan petani berusia muda sebesar 6,67 %. Kecilnya persentasi petani berusia muda dikarenakan kebanyakan dari mereka pada umur kurang dari 30 tahun, masih berada dibawah tanggungan keluarga dan belum menjadikan bertani sebagai mata pencaharian pokoknya. Mereka lebih suka melakukan pekerjaan lain seperti mengojek disamping kegiatan bertani. Pada umur 61 tahun ke atas, para petani mulai mewariskan lahannya kepada anak-anaknya. Walaupun ada sebagian petani berusia tua yang masih meneruskan kegiatan bertaninya pada lahan milik ataupun

22 Jumlah tanggungan 2 0rang Jumlah tanggungan 3 0rang Jumlah tanggungan 4 0rang Jumlah tanggungan 5 0rang Jumlah tanggungan 6 0rang Jumlah tanggungan 7 0rang Jumlah tanggungan 10 0rang

garapan, namun jumlahnya sedikit dan lahan yang digarapnya pun tidak seluas pada saat berusia sedang.

Mereka yang berusia muda dan sedang adalah kelompok yang aktif dalam melakukan pertemuan-pertemuan dalam berbagai bidang baik pertanian atau kehutanan yang diadakan pemerintah maupun swasta, sehingga mereka adalah kelompok yang potensial untuk menerima pengarahan-pengarahan maupun inovasi baru.

Masing-masing petani mempunyai tanggungan yang berbeda-beda dengan jumlah berkisar antara 0 sampai dengan 10 orang dalam satu rumah tangga. Dari gambar diagram pie diketahui petani yang mempunyai jumlah tanggungan keluarga berjumlah 3 orang adalah yang terbesar yaitu 33,33 %, jumlah tanggungan keluarga sebanyak 5 orang sebesar 20 %, jumlah tanggungan keluarga sebanyak 6 orang sebesar 16,67 %, jumlah tanggungan keluarga sebanyak 4 orang sebesar 13,33 %, jumlah tanggungan keluarga sebanyak 2 dan 7 orang sebesar 6,67 % dan jumlah tanggungan keluarga sebanyak 10 orang sebesar 3,33 %.

3,33% 6,67% 6,67%

16,67% 33,33%

20% 13,33%

Gambar 2. Diagram Pie Persentase Jumlah dan Komposisi Keluarga Petani

Rata-rata jumlah tanggungan petani adalah sebanyak tiga orang, yaitu satu orang istri dan satu orang anak. Sedikitnya jumlah tanggungan keluarga petani disebabkan karena anak yang sudah menikah dan tak lagi menjadi tanggungan orang tua, selain itu ada pula pasangan yang baru menikah yang baru memiliki

Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

satu orang anak. Anak-anak yang menjadi tanggungan petani umumnya adalah anak-anak yang berada pada masa pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya istri dan anak-anak petani turut serta dalam mengelola usaha tani.

Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Sukaresmi tergolong rendah, dikarenakan kebanyakan dari mereka hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD), bahkan banyak diantaranya tidak menamatkan sekolahnya. Data hingga tahun 2005 menunjukkan sebanyak 506 jiwa belum sekolah, 55 jiwa pernah sekolah SD tetapi tidak tamat, 400 jiwa tamat SD, 356 jiwa tamat SMP, 207 jiwa tamat SMU, 32 jiwa Perguruan Tinggi dan sisanya tidak bersekolah.

Penelitian menunjukkan bahwa 20 % masyarakat tidak mengenyam bangku pendidikan dasar hingga tamat, 63,3 % berpendidikan Sekolah Dasar (SD), 6,67% berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 10 % berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagaimana yang disajikan pada Gambar 3.

6,67 % 10% 20%

63,33%

Gambar 3. Diagram Pie Persentase Tingkat Pendidikan Petani

Dari gambar terlihat bahwa tingkat pendidikan petani di Desa Sukaresmi termasuk dalam golongan tingkat berpendidikan rendah. Hal ini juga terlihat dari minimnya lembaga pendidikan yang ada di daerah tersebut. Desa Sukaresmi hanya memiliki lima buah lembaga pendidikan Sekolah Dasar dengan jumlah guru sebanyak 20 orang dan jumlah murid sebanyak 750 orang. Untuk dapat

24

melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, masyarakat harus menempuh jarak yang lebih jauh antara 5-10 Km dari Kantor Desa dengan biaya perjalanan yang lebih tinggi pula.

Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melanjutkan pendidikan membuat masyarakat mengurungkan niat untuk menyekolahkan anaknya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Namun ada pula beberapa petani besar yang dapat menyekolahkan anaknya hingga ke Perguruan Tinggi.

Mata Pencaharian Penduduk

Penduduk Desa Sukaresmi sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani yaitu sebanyak 1.833 jiwa, atau 67,12 % dan petani sebanyak 638 jiwa atau sebesar 23,36 %. Selain itu ada pula buruh tani atau petani yanng mempunyai pekerjaan lainnya disamping kegiatan bertaninya seperti mengojek atau beternak. Secara terperinci distribusi mata pencarian penduduk Desa Sukaresmi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaresmi

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk %-tase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Petani Buruh tani Buruh swasta Pegawai negeri Pengrajin Pedagang Peternak Montir Supir Ojek TNI/Polri 638 1833 35 20 20 60 35 4 15 65 6 23,36 67,12 1,28 0,73 0,73 2,20 1,28 0,15 0,55 2,38 0,22 Jumlah 2731 100.0

Sumber : Data Potensi Sumberdaya Manusia Desa Sukaresmi Tahun 2005

Pemilikan Lahan

Secara umum pemilikan lahan di Desa Sukaresmi tergolong sedang yaitu berkisar antara 0,1 sampai 5 ha untuk lahan sawah, dan 0,1 sampai lebih dari 10 ha untuk lahan ladang atau kebun. Jarang di dalam suatu rumah tangga memiliki

lahan melebihi luas 5 ha. Secara relatif petani di Desa Sukaresmi dapat dibedakan kedalam tiga kategori pemilikan lahan :

a. Petani besar, kelompok minoritas dengan kepemilikan lahan yang sangat luas yaitu > 2,0 ha.

b. Petani menengah, dengan pemilikan lahan yang sedang yaitu 1,0-2,0 ha, dan c. Petani kecil, yaitu mereka yang hanya mempunyai sedikit lahan (< 1,0 ha) atau

mungkin sama sekali tidak mempunyai lahan namun bekerja sebagai buruh tani. Kelompok terakhir merupakan kelompok yang paling besar jumlahnya.

Aspek luas lahan merupakan suatu hal yang perlu diketahui untuk menganalisis hubungannya dengan pola tanam dan pemilihan jenis tanaman tertentu pada lahan yang dikelolanya. Berdasarkan hasil pengelolaan data primer, diketahui bahwa sebagian besar petani memiliki luas lahan antara 0,6 sampai dengan 1 ha yaitu sebesar 33,33 % dan 0,0 ha sampai dengan 0,5 ha sebesar 26,67 %. Secara terperinsi luas lahan yang dimiliki petani di Desa Sukaresmi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Luas Lahan yang Dimiliki Petani

No Luas lahan yang digarap Jumlah petani %-tase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 0,0 – 0,5 ha 0,6 – 1,0 ha 1,1 – 1,5 ha 1,6 – 2,0 ha 2,1 – 2,5 ha 2,6 – 3,0 ha > 3,0 ha 8 10 5 3 1 2 1 26,67 33,33 16,67 10 3,33 6,67 3,33 Jumlah 30 100,0

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Untuk status lahan yang dikelola, sebagian besar merupakan lahan garapan dimana pemilik lahan berada di luar kota yang umumnya berada di Jakarta dan Bogor. Lahan dengan status garapan ini memiliki jumlah persentase paling besar yaitu sebesar 26,67 %. Sedangkan lainnya, lahan milik sendiri sebesar 23,33 %, lahan sewa sebesar 16,67 %, lahan yang dikelola petani dengan sebagian milik

26

Milik Sendiri Sewa Garapan Milik Sendiri dan Sewa

Milik Sendiri dan Garapan

sendiri dan sebagian sewa sebesar 6,67 % dan lahan yang dikelola petani dengan sebagian milik sendiri dan sebagian lahan garapan sebesar 26,67 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram pie dibawah ini.

26,67 % 23,33 %

6,67% 16,67%

26,67%

Gambar 4. Diagram Pie Persentase Status Kepemilikan Lahan

Penelitian menunjukkan hanya sebesar 3,33 % yang menyatakan pola tanam dan jenis tanaman yang ditanam dilakukan berdasarkan perintah dari pemilik lahan, sedangkan sisanya berdasarkan keinginan dari penggarap. Hal ini terjadi karena pemilik lahan mempercayakan sepenuhnya lahan yang dimilikinya kepada si penggarap. Bahkan ada beberapa pemilik lahan yang tidak mengambil bagi hasilnya, mereka hanya menginginkan lahannya dikelola agar tidak terbengkalai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di Desa Sukaresmi penguasaan lahan tidak berpengaruh terhadap pola tanam dan pemilihan jenis tanaman yang ditanam.

Pendapatan Masyarakat

Tingkat pendapatan merupakan besarnya pendapatan yang diterima masyarakat sebelum dikurangi biaya sehari-hari. Tingkat pendapatan masyarakat diukur berdasarkan tiga tingkatan, yaitu masyarakat berpendapatan rendah dengan penghasilan rata-rata per bulan kurang dari Rp.500.000,00, masyarakat berpendapatan sedang dengan jumlah penghasilan per bulan antara Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.1.000.000,00, dan masyarakat berpenghasilan tinggi dengan jumlah penghasilan per bulan lebih dari Rp.1000.000,00.

Pendapatan per bulan < Rp.500.000,00

Pendapatan per bulan Rp.500.000,00 -Rp.1.000.000,00 Pendapatan per bulan > RP.1.000.000,00

Berdasarkan pengolahan data primer yang dilakukan diketahui bahwa tingkat pendapatan masyarakat di Desa Sukaresmi tergolong pada masyarakat berpendapatan rendah. Pada gambar diagram pie dapat dilihat mereka yang berpendapatan kurang dari Rp.500.000,00 mencapai setengah dari jumlah informan yaitu sebesar 50 %, masyarakat berpendapatan antara Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.1.000.000,00 sebesar 33,33%, dan masyarakat yang berpendapatan lebih dari Rp.1000.000,000 sebesar 16,67%.

16,67%

50%

33,33%

Dokumen terkait