• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umum

Hutan Lindung Gunung Papandayan (HLGP) merupakan salah satu dari beberapa kawasan konservasi yang berada di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Kawasan HLGP termasuk ke dalam Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Sumadra yang ditetapkan keberadaanya berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian RI tanggal 16 Juli 1952 Nomor : 73/Um/52 dan dipertegas dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian RI tanggal 21 Agustus 1952 Nomor 6363/WM/52.

Hutan Lindung Gunung Papandayan dikelola oleh Perum Perhutani yang memiliki fungsi sebagai hutan produksi dan hutan konservasi. Hutan konservasi ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan Gb.Tanggal 14 Pebruari 1924 Nomor: 36 Stbl. 43. Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1978 melalui surat Keputusan Meteri Pertanian Nomor : 610/Kpts/Um/1978, sebagai Taman Wisata Alam.

Letak dan Luas

Secara geografis Hutan Lindung Gunung Papandayan (HLGP) terletak di

antara 107024’03” – 1080 24’34” BT dan 6057’34” – 7044’57” LS. Secara

administrasi terletak di tiga Kacamatan yang terdiri dari Kec. Pamulihan, Kec. Pakenjeng dan Kec. Cikajang dengan batas-batas pengelolahan hutan sebagai berikut:

Bagian Utara : Berbatasan dengan wilayah Cikajang

Bagian Timur : Berbatasan dengan wilayah Cisompet dan BKPH Pameungpeuk

Bagian Selatan : Berbatasan dengan wilayah kerja Bumbulang Bagian Barat : Berbatasan dengan BKPH Cileuleuy

Kawasan HLGP memiliki luas 5196,52 ha berada di KPH Garut dan KPH Bandung Selatan. Kawasan HLGP dikelola oleh Perum Perhuani Unit III Jawa Barat dan Banten.

Topografi

Kawasan Hutan Lindung Gunung Papandayan (HLGP) merupakan daerah berbukit yang memiliki topografi bergelombang sampai curam dengan sudut kemiringan 5 – 70 %. Kawasan ini berada pada ketinggian antara 865 m – 2.200 m dpl, dengan puncak terdekat adalah Gunung Patuha setinggi 2.434 m dpl.

Iklim

Menurut sistem iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan ini bertipe iklim B

(basah), antara 18,3 – 22,3%. Curah hujan tahunan antara 3.745 – 4.046 mm. Jumlah Bulan Kering max 3 – 4 bulan, dan Bulan Basah maksimal 12 bulan. Curah hujan rata-rata antara 2.500 – 3.000 mm/th, kondisi kelembaban udara rata-rata sebesar 90%.

Geologi dan Tanah

Berdasarkan Peta Tanah Tinjau (tahun 1964) skala 1 : 250.000 yang

diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Tanah dan hasil pengamatan di lapangan, tanah yang terdapat di kawasan HLGP adalah Andosol dan Regosol. Andosol yang ada terbentuk dari bahan induk abu vulkanik, memiliki batas horizon jelas, berwarna kelabu sampai coklat, lempung berdebu sampai lempung dan berkonsistensi gembur. Regosol terbentuk dari bahan induk mergel dan abu vulkanik, berwarna coklat sampai hitam,bertekstur lepas dan berpasir. Regosol ini terutama terbentuk pada lokasi yang kondisi lapangannya bergelombang.

Hidrologi

Kawasan Hutan Lindung Gunung Papandayan merupakan hulu dari beberapa sungai yang mengalir ke arah Garut, maupun sungai-sungai yang mengalir ke arah Bandung. Sungai-sungai yang mengalir ke arah Garut diantaranya Sungai Cipanggang, Sungai Cibeureum Gede, Sungai Cikati yang pada akhirnya menyatu menjadi Sungai Cimanuk. Adapun sungai-sungai yang mengalir ke arah Bandung diantaranya Sungai Cihembang, Sungai Cikawung menyatu menjadi Sungai Citarum.

Potensi Biotik 1. Potensi Flora

Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, tipe vegetasi yang terdapat di Hutan Lindung Gunung Papandayan dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Hutan Sub Montana dan Montana

Tipe vegatasi ini terletak pada ketinggian antara 1.000 m sampai dengan 2.400 m dpl. Ciri umum yang biasanya terdapat pada zona ini keragaman jenis tinggi, tinggi tajuk hutan berkisar antara 3.040 m dan untuk Hutan Lindung

Gunung Papandayan strata tertinggi didominasi oleh jenis huru (Litsea sp), puspa

(Schima walichii (DC) Korth dan pasang (Querqus sp). Jenis-jenis lain yang

umumnya dijumpai pada zona ini antara lain jamuju (Podocarpus imbricat Bl.),

saninten (Castanopsis argentea Blume), manglid (Magletia galuca Bl.) dan

rasamala (Altingia excelsa Noronha).

b. Hutan Sub Alpin

Hutan ini ditemui pada ketinggian di atas 2.400 m dpl, yang memiliki satu strata berupa pohon-pohon berukuran kecil dan tumbuhan bawah yang tidak terlalu rapat. Jenis-jenis dari tumbuhan Ericaceae merupakan komponen penting

dari hutan ini, diantaranya cantigi (Vaccinium varingiafolium) yang merupakan

jenis paling dominan. Jenis-jenis lain yang ditemukan pada zona ini antara lain

Hareceus Leptospermum, Eurya acuminata, Siymplocos cochinchinensis dan

Myrica argentea. Semakin dekat ke kawah, tumbuhan yang dijumpai terdiri dari

jenis-jenis yang tahan terhadap belerang seperti Rhododendron retusum,

Vaccinium varingiefolium dan Myrsine avens.

c. Vegetasi Kawah

Vegetasi yang tumbuh di sekitar kawah (Taman Wisata Alam) Gunung Papandayan sangat dipengaruhi oleh keadaan bantuan yang asam dan gas beracun.

Tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan kondisi ini ialah Selliguea feci,

d. Vegetasi Alun-alun

Di Hutan Lindung Gunung Papandayan (HLGP) terdapat dataran yang relatif luas yang dikenal dengan nama Tegal Alun-alun seluas ± 50 ha. Terbentuknya vegetasi Alun-alun diperkirakan karena kondisi tanah yang tandus

dan sering terjadinya kabut dingin (frost) dan kebakaran. Pada areal ini ditumbuhi

oleh jenis edelweis (Anaphalis javanicus) atau dikenal dengan nama Bunga

Abadi.

2. Potensi Fauna

Secara umum keragaman fauna yang terdapat di Hutan Lindung Gunung Papandayan tidak begitu tinggi, namun demikian kawasan ini merupakan salah

satu habitat penting untuk satwa surili (Presbiytis comata)yang merupakan satwa

endemik Jawa Barat. Satwa mamalia yang terdapat di kawasan ini berdasarkan hasil laporan inventarisasi yang dilaksanakan oleh petugas Sub Balai KSDA Jawa

Barat I dan Sub Balai KSDA Jawa Barat II diantaranya Owa jawa (Hylobates

moloch), surili (Presbytis comata), ajag (Cuon alpinus), babi hutan (Sus vitatus)

dan landak (Hystrix brachyura). Berdasarkan laporan dari beberapa penelitian

keberadaan jenis surili (Presbytis comata) dan owa jawa (Hylobates moloch)

dijumpai pada daerah-daerah yang memiliki vegetasi relatif utuh, diantaranya di bagian tengah Hutan Lindung Gunung Papandayan sekitar Gunung Kendang, Gunung Puntang, Pasir Ipis dan Tegal Mariuk. Jenis-jenis burung yang menghuni kawasan Hutan Lindung Gunung Papandayan berdasarkan hasil pencatatan petugas lapangan lebih kurang dari 23 jenis baik dijumpai secara langsung maupun tidak langsung. Adapun dari 23 jenis burung tersebut beberapa diantaranya dikategorikan sebagai jenis burung yang dilindungi Undang-undang.

Jenis burung yang dilindungi ini diantaranya elang jawa (Spizaetus bartelsii), raja

udang biru kecil (Alcedo cerulescus), pelatuk besi (Thresciornis aetiofica) jenis

satwa lainnya yang terdapat di dalam kawasan ini diantaranya biawak (Varanus

salvator)kadal (Mabouya mabouya) ular sanca (Phyton reticulatus).  

Dokumen terkait