• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, PENDUDUK

2.2. Keadaan Penduduk

Masyarakat di daerah Bintara memiliki jumlah penduduk sebanyak 48.745 jiwa, dan 11.695 Kepala Keluarga. Berikut adalah tabel jumlah Kelurahan Bintara berdasarkan umur.

Tabel. 1.

Rekapitulasi Penduduk Bintara Berdasarkan Kelompok Umur

NO. UMUR JUMLAH

1. 0-4 5969 2. 5-9 4873 3. 10-14 4331 4. 15-19 3736 5. 20-24 3747 6. 25-29 3694 7. 30-34 3672 8. 35-39 3388 9. 40-44 3169 10. 45-49 2964 11. 50-54 2651 12. 55-59 2617 13. 60-64 2334 14. 65 keatas 1600 JUMLAH 48.745 jiwa

Sumber : Data Kelurahan Bintara Tahun 2008

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan masyarakat yang ada di Bintara sangat pesat terlihat dari masih banyaknya anak-anak umur usia 0-4 tahun mencapai 5969 jiwa dan 5-9 tahun mencapai 4873 jiwa. Hal ini berarti menunjukan tingkat reproduksi masyarakatnya yang sangat pesat. Selain itu, masyarakat di Bintara tersebut terlihat lebih banyak masyarakatnya yang dapat dikatakan melihat dari golongan umurnya yang masih Produktif sekitar 81% dibandingkan dengan umur yang tidak produktif lagi sekitar 19%. Oleh sebab itu,

dapat dikatakan masyarakat yang berada di Bintara ini seharusnya kehidupan ekonominya harus lebih baik, karena masih lebih banyak masyarakat yang produktif dibandingkan masyarakat yang tidak produktif lagi.

Namun, hal tersebut lain faktanya yang terjadi bahwa masyarakat yang ada di Bintara terutama etnis Betawinya kehidupan ekonomi tidak seluruhnya baik. Hal tersebut karena, masyarakat yang masih produktif tidak semuanya mempunyai pekerjaan yang layak karena, rata-rata karyawan yang bekerja di daerah sekitar Bintara tersebut adalah masyarakat yang bukan setempat akan tetapi masyarakat yang dari daerah lain. Untuk itu mereka menghidupi dirinya sehari-hari dengan hanya berjualan kelontong atau warung dan sebagai tukang ojek (pengendara motor), sehingga untuk mencukupi kebutuhannya pun kurang. Untuk itu produktifitas masyarakat di Bintara tidak begitu baik.

Masyarakat yang berada di Bintara terdiri dari beberapa suku seperti Betawi, Batak, Jawa, Sunda dan suku lainnya. Setiap suku yang ada di Bintara juga memiliki bahasa sendiri. Namun, dalam pergaulan hidup sehari-hari masyarakat yang ada yang ada di Bintara menggunakan bahasa Indonesia meskipun ada beberapa masyarakat yang menggunakan bahasa daerahnya apabila bertemu dengan orang yang sesuku dengannya.

Mayoritas masyarakat Bintara pada umumnya adalah masyarakat Betawi. Betawi sendiri terbagi lagi menjadi 2 (dua) yaitu Betawi Kota dan Betawi Ora. Betawi Kota adalah masyarakat Betawi yang telah banyak menerima pengaruh dari etnis lain, sehingga cara hidup mereka dan budaya mereka pun sudah bercampur dengan tradisi di luar Betawi. Sedangkan, Betawi Ora adalah

masyarakat asli Kota Jakarta dan mereka secara ketat dan konsisten menyandang tradisi Betawi dan tidak banyak menerima pengaruh dari budaya di luar Betawi.

Selain menurut pengertiannya Betawi juga dibedakan menurut lokasi persebarannya yaitu Betawi Tengah, Betawi Udik dan Betawi Pinggiran3.

Masyarakat Betawi yang ada di Bintara adalah masyarakat Betawi yang disebut Betawi Udik. Hal ini karena, selain masyarakatnya yang di pengaruhi oleh kebudayaan sunda dan juga karena umumnya ekonomi mereka yang rendah yang hanya bertumpu pada sektor pertanian. Selebihnya masyarakat yang tinggal di Bintara adalah etnis lain.

Dengan semakin berkembangnnya daerah tersebut menyebabkan masyarakat asli (Betawi) secara otomatis interaksi antara etnis yang satu dengan etnis lain pun terjadi sehingga masyarakat Betawi sendiri mulai tergeser dari daerah mereka. Walaupun demikian sosialisasi dan interaksi mereka dengan etnis lain terjalin cukup baik hingga sekarang. Berikut adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan kelompok etnik.

3

. Betawi Tengah merupakan penduduk asli Betawi dan terletak di bagian tengah kota Jakarta yang dulu merupakan keresidenan Batavia dan sekarang termasuk Jakarta Pusat. Akan tetapi, tingkat perkawinan campur mereka cukup tinggi dibandingkan dengan orang Betawi yang lain. Berdasarkan tingkat ekonomi dan pendidikannya pun mereka termasuk yang paling tinggi karena, tidak hanya dalam negeri saja mereka bersekolah bahkan banyak juga anak mereka yang bersekolah di luar negeri.

Betawi Udik merupakan penduduk asli Betawi dan ada dua (2) tipe Betawi udik, yaitu mereka yang tinggal di daerah utara dan barat bagian Jakarta maupun tangerang dan mereka sangat dipengaruhi oleh kebudayaan cina dan lainnya adalah mereka yang tinggal di sebelah timur maupun selatan Jakarta. Secara ekonomi pada umumnya Betawi Udik berasal dari ekonomi bawah dibandingkan dengan Betawi Tengah dan Pinggir, dimana sebagian besar mereka bertumpu pada bidang pertanian. Dari segi tingkat pendidikan Betawi Udik masih tergolong rendah dibandingkan dengan taraf pendidikan Betawi Tengah dan Pinggir. Walaupun demikian mereka sangat menjunjung pendidikan agamanya.

Betawi pinggir merupakan penduduk Betawi yang dalam beberapa aspek seperti aspek ekonomi tergolong ekonomi menengah. Namun dalam hal keagamaan, Betawi Pinggir jauh lebih mendalami bidang keagamaan dibandingkan dengan Betawi lainnya. Hal ini terlihat dari

Tabel. 2.

Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Kelompok Etnik

NO. KELOMPOK ETNIK JUMLAH JIWA

1. Betawi 15183

2. Jawa 10329

3. Batak 6852

4. Sunda 7912

5. Dll 8469

JUMLAH ETNIS 48745 Jiwa

Sumber : Data Kelurahan Bintara Tahun 2008

2.2.1. Tingkat Pendidikan

Secara Umum

Tingkat pendidikan di Bintara ini sudah dapat dikatakan baik. Hal ini dikarenakan sudah banyak kemajuan teknologi yang terjadi di daerah Bintara tersebut. Dari data yang di dapat dari Kelurahan Bintara bahwa tingkat pendidikan di daerah ini rata-rata mengenyam pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga Perguruan Tinggi sudah lebih banyak hingga mencapai 98 % di bandingkan dengan yang belum mengenyam pendidikan yaitu sekitar 2 %. Hal ini disebabkan karena tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sudah semakin meningkat. Selain itu juga untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan juga status sosial yang lebih baik di masyarakat.

Rekapitulasi Keluarga Menurut Status Pendidikan

NO

RUKUN WARGA

(RW)

JUMLAH KELUARGA MENURUT STATUS PENDIDIKAN

Belum Sekolah Tamat SD-SLTP Tamat SLTA Tamat AK/PT Jumlah 1. 01 46 244 420 53 763 2. 02 88 468 805 102 1463 3. 03 69 367 631 80 1147 4. 04 45 240 413 53 751 5. 05 36 189 326 41 592 6. 06 49 259 446 57 810 7. 07 40 214 369 47 670 8. 08 40 216 371 47 674 9. 09 36 190 327 42 595 10. 10 46 247 425 54 772 11. 11 50 267 458 58 833 12. 12 34 183 315 40 572 13. 13 58 309 531 68 966 14. 14 34 183 315 40 572 15. 15 31 165 283 36 515 JUMLAH 702 3742 6432 819 11695

Sumber: Data Kelurahan Bintara Tahun 2008

Secara Khusus.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan mengenai tingkat pendidikan para informan khusus dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan dikalangan informan masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah keseluruhan dari informan yang mengenyam pendidikan sampai tingkat SLTP hanya mencapai sekitar 30 % dari keseluruhan informan. Dengan demikian persentase tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan bukanlah menjadi sesuatu yang sangat penting di kalangan informan.

Adapun yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor ekonomi, karena kurangnnya dana untuk membiayai anak sekolah yang disebabkan mata pencaharian yang

sangat minim yang hanya bekerja sebagai buruh atau pun pedagang yang menjual sayur-sayuran ataupun buah-buahan. Selain itu faktor gender juga sangat memberi pengaruh yang cukup kuat, dimana sebagian dari para informan berpikir bahwa seorang wanita tidak perlu sekolah tinggi karena setelah lulus mereka tetap akan menjadi seorang ibu rumah tangga yang bekerja hanya di rumah saja. Oleh karena itu pendidikan yang sangat minim dikalangan informan sangat mempengaruhi pengetahuan mereka juga.

2.2.2. Mata Pencaharian dan Pendapatan

Secara Umum

Adapun mata pencaharian masyarakat di kelurahan Bintara pada umumnya adalah pegawai baik negeri maupun swasta, buruh lepas, wiraswasta serta pedagang. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang keadaan mata pencaharian penduduk di Kelurahan Bintara.

Pada tabel di bawah menunjukkan bahwa produktifitas masyarakat yang bekerja di daerah Bintara sangat banyak sekitar 95 % di bandingkan dengan masyarakat yang tidak bekerja sekitar 5 % dari total seluruh masyarakat yang ada di Bintara. Hal ini disebabkan karena pembangunan daerah atau pun lapangan pekerjaan yang ada di daerah tersebut sangat berkembang pesat, sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Bintara.

Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

NO JENIS MATA PENCAHARIAN JUMLAH JIWA

1. Buruh 9970 2. Pegawai negeri 6595 3. Pegawai swasta 9941 4. Wiraswasta 6745 5. Pedagang 9725 JUMLAH 42.976 Jiwa

Sumber: Data Kelurahan Bintara Tahun 2008

Secara Khusus

Secara khusus mata pencaharian para informan khusus yang ada di Bintara adalah didominasi oleh buruh dan pedagang. Namun disamping itu ada sebagian kecil dari mereka yang bekerja sebagai pegawai baik negeri maupun swasta. Hal yang menyebabkan pekerjaan mereka yang paling mendimonasi adalah berdagang atau buruh karena pengetahuan mereka tentang teknologi yang mereka tahu masih minim. Adapun informan khusus yang menjadi perhatian penulis adalah masyarakat pribumi dalam hal ini masyarakat Betawi yang ada di Bintara.

2.2.3. Pola Pemukiman

Pola pemukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan atau pun aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat diartikan sebagai suatu tempat (ruang) atau suatu daerah dimana penduduk terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan

setempat, untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidupnya.

Pola pemukiman merupakan sifat persebaran, dan lebih banyak berkaitan dengan akibat faktor-faktor ekonomi, sejarah dan faktor budaya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola pemukiman penduduk adalah bentuk persebaran tempat tinggal penduduk berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduknya. Selain berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduknya pola pemukiman yang ada di Bintara sudah menjadi ciri khas masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

Secara umum masyarakat yang berada di Bintara mempunyai pola pemukiman yang berkelompok dimana pada masyarakat dahulu lebih cenderung rumah mereka berdekatan dengan keluarga mereka sendiri, dan selebihnya lahan kosong di daerah lainnya dan 10 meter hingga lebih adalah lahan kosong, sehingga hal ini masih membuat pola pemukiman mereka berkelompok. Seiring berkembangnya jaman di daerah pemukiman mereka pun semakin banyak berubah. Hal ini disebabkan karena telah banyak terjadi pembangunan seperti ruko (rumah toko), perumahan elite, jalan-jalan alternatif atau jalan tol, tempat perbelanjaan (supermarket dan mall). Oleh karena itu, pola pemukiman yang berada di Bintara berubah menjadi pola pemukiman yang menyebar dan pola pemukimannya pun mengikuti jalan raya, rel kereta api, dan lainnya.

Namun semenjak semakin sulitnya dan meningkatnya taraf kehidupan di kota besar sepeti di Bintara menyebabkan banyaknya rumah-rumah liar dibangun

di atas tanah pemerintah yang seharus bukan untuk dibangun menjadi tempat tinggal. Dapat dilihat di bawah jembatan jalan tol (jalan alternative) yang berada di Bintara banyak sekali terdapat rumah-rumah kumuh yang dibangun dan warung-warung nasi atau warung kelontong. Dengan demikian, pola pemukiman yang ada di Bintara menjadi berubah tidak tertata rapi yang diakibatkan karena total

Gambar 1.

Pola Pemukiman di Bintara dulunya Berkelompok

Pola pemukiman berkelompok biasanya terdapat di dataran rendah dah biasanya terdapat di daerah-daerah pedesaan. Kondisi ini berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah dan kondisi alam daerah tersebut. Selain itu kondisi ini akan berpengaruh pada pola pemukiman penduduk di daerah itu, sperti di daerah panas pemukiman penduduknya cenderung lebih terbuka dan agak terpencar.

Gambar 2.

Pola Pemukiman Saat Ini Mengikuti Jalan dan Rel Kereta Api

2.2.4. Sistem Religi

Masyarakat Betawi umumnya mayoritas beragama Islam. Pengaruh Islam yang kuat ini disebabkan oleh sejarah kota Jakarta yang dulunya merupakan pelabuhan yang banyak didatangi oleh pedagang dari Arab dan Gujarat yang membawa agama Islam. Hal ini juga terlihat pada masyarakat Betawi di Bintara umumnya mayoritas beragama Islam sebagian kecil lainnya beragama Kristen. Adapun suku Betawi yang beragama Kristen dan katholik mereka menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis.

Di wilayah Bintara terdapat bangunan tempat ibadah yaitu mesjid sebanyak 18 buah dan mushola sebanyak 48 buah. Gereja terdapat 1 buah saja, sedangkan tempat ibadah umat Budha yaitu vihara tidak ada sama sekali. Berikut ini tabel penduduk Bintara menurut agama yang dianutnya.

Tabel 5

Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Agama

NO. AGAMA JUMLAH

1. ISLAM 29438 2. KRISTEN PROTESTAN 8942 3. KATHOLIK 6706 4. BUDHA 2422 5. HINDU 1237 JUMLAH 48745 Jiwa

Sumber: Data Kelurahan Bintara Tahun 2008

Masyarakat Bintara ini hidup rukun beragama dengan toleransi yang cukup tinggi, mereka tidak mengindahkan perbedaan agama. Masyarakat lebih cenderung pada hubungan saling membantu dan akrab satu sama lain mereka pun saling tolong menolong jika ada diantara umat beragama tersebut mengadakan sebuah acara keagamaan atau hari-hari besar agama. Mereka juga menjaga keamanan dan kenyamanan bersama dan saling bertenggang rasa jika ada salah satu agama sedang beribadah.

Di samping itu, pada hari-hari besar seperti hari Raya Idul Fitri, umat Islam memberikan kue kepada tetangganya yang beragama lain dan begitu juga sebaliknya. Terdapat juga organisasi pemuda-pemudi dari berbagai agama yang ada di daerah tersebut seperti Karang Taruna. Selain itu juga, pada acara-acara seperti pernikahan, kematian, sunatan, ulang tahun dan lain sebagainya masyarakat di Bintara juga saling membantu dan saling mengundang tanpa ada membedakan agama.

Organisasi yang dijalankan oleh pemuda-pemudi dari berbagai agama yaitu Karang Taruna yang terdapat di Bintara setiap setahun sekali pada saat acara

17 Agustus mereka beramai-ramai bekerja sama untuk membuat acara ataupun menghiasi wilayah yang ada di Bintara seperti membuat bendera di sepanjang jalanan umum atau pun bergotong royong membersihkan lingkungannya masing-masing. Tidak hanya dalam acara hari-hari kenegaraan atau pun acara hari-hari besar keagamaan saja, tetapi mereka juga bergerak dalam bidang kemanusiaan seperti jika terjadi banjir atau pun ada salah satu masyarakat yang mengadakan hajatan atau dirundung kesedihan (kematian).

Organisasi yang di gerakkan oleh pemuda/pemudi karang taruna ini sangat bermanfaat untuk melatih generasi baru dalam melatih kreatifitas mereka sendiri. Dapat terlihat pada masyarakat di wilayah Bintara di RW 06 mereka menamai karang taruna mereka dengan nama Rhumba. Mereka membuat tempat untuk pencuci mobil dan motor yang terbuka untuk umum, dan dana yang mereka dapatkan nanti digunakan untuk kegiatan mereka seperti membuat parade musik atau pun kegiatan lainnya.

Dokumen terkait