• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kepadatan Penduduk

Kecamatan Gatak mempunyai luas wilayah seluas 704,6935 Ha dan memiliki jumlah penduduk pada tahun 2008 adalah 48.408 jiwa yang terdiri dari 23.911 laki-laki dan 24.497 perempuan sehingga dari jumlah tersebut dapat diketahui nilai kepadatan penduduknya adalah 686,93

jiwa/km2. Hal ini berarti tiap 1 km2 terdapat 686 penduduk.

Untuk Desa Klaseman sendiri mempunyai nilai kepadatan

penduduk sebesar 194.05 jiwa/km2, yang mempunyai luas wilayah seluas

91,4155 Ha dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama yaitu 1.774 jiwa. Terdiri dari 867 laki-laki dan 907 perempuan. Hal ini berarti tiap 1

km2 terdapat 194 penduduk.

2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Struktur penduduk menurut umur dapat digambarkan menurut jenjang yang berhubungan dengan kehidupan produktif manusia yaitu 0 - 14 tahun merupakan kelompok umur non produktif, umur 15 – 64 tahun

merupakan kelompok umur produktif, dan penduduk umur 64 tahun keatas adalah kelompok umur sudah tidak produktif. Berikut ini keadaan penduduk Kecamatan Gatak dan Desa Klaseman berdasarkan kelompok umurnya pada tahun 2008.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Gatak dan Desa Klaseman tahun 2008

No. Kelompok Umur (tahun) Kecamatan Desa Jumlah (Jiwa) Persentase Jumlah (Jiwa) Persentase 1. 0 – 6 5.237 10,82 156 8,79 2. 7 – 12 6.035 12,47 163 9,19 3. 13 – 18 7.121 14,71 108 6,09 4. 19 – 24 7.702 15,91 237 13,36 5. 25 – 55 13.789 28,48 842 47,46 6. 56 – 79 6.585 13,60 241 13,59 7. 80 - keatas 1.939 4,00 27 1,52 Jumlah 48.408 100 1.774 100

Sumber : Gatak dan Klaseman dalam angka, 2008

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa di Kecamatan Gatak maupun di Desa Klaseman jumlah usia produktif masih tinggi, yaitu antara usia 25 sampai dengan 55 tahun berjumlah 13.789 jiwa dan 842 jiwa. Besarnya usia produktif ini berarti tersedianya tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang potensial untuk dikembangkan dan ditingkatkan guna mencapai hasil pembangunan yang diharapkan. Namun keadaan tersebut tidak dapat dirasakan sepenuhnya oleh para pemuda di Desa Klaseman, sebagian besar pekerjaan buruh tani dilakukan oleh orang tua yang berusia 40 tahun keatas. Hal ini dikarenakan para pemuda lebih memilih bekerja sebagai karyawan di suatu pabrik atau merantau ketempat yang lebih menjanjikan pendapatan yang lebih tinggi daripada didesa misalnya kekota.

Pekerjaan buruh tani di Desa Klaseman lebih banyak dikerjakan oleh narasumber pada usia diatas 40 tahun ke atas, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah demi mencukupi kebutuhan keluarga karena sudah tidak bekerja di pabrik, karena kebanyakan anak muda tidak ada yang mau mengerjakan pekerjaan di sawah dan tidak ada yang tahu

harus bekerja dimana selain bekerja sebagai buruh tani di desa. Meskipun pendapatan yang diterima tidak besar, pekerjaan tersebut tetap dilakukan dari pada tidak mengerjaan apa-apa di rumah.

3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin diuraikan dengan membedakan jumlah penduduk menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Apabila angka SR (sex ratio) jauh dibawah 100, dapat menimbulkan berbagai masalah. Ini berarti di wilayah tersebut kekurangan penduduk laki-laki akibatnya antara lain kekurangan tenaga laki-laki untuk melaksanakan pembangunan atau masalah lain yang berhubungan dengan perkawinan. Hal ini dapat terjadi apabila suatu daerah banyak penduduk laki-laki meninggalkan daerah atau kematian banyak terjadi pada penduduk laki-laki (Mantra, 2003). Banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan perempuan Kecamatan Gatak dan Desa Klaseman dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kecamatan Gatak dan Desa Klaseman Tahun 2008

No. Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa) Sex Ratio

Laki-laki Perempuan

1. Kecamatan Gatak 23.911 24.497 97,61

2. Desa Klaseman 867 907 95,59

Sumber : Gatak dan Klaseman dalam angka, 2008

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 sex ratio penduduk Kecamatan Gatak sebesar 97,61. Hal ini berarti bahwa di Kecamatan Gatak setiap 100 jiwa penduduk yang berjenis kelamin perempuan terdapat 97,61 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan di Desa Klaseman mempunyai nilai sex ratio 95,59. Hal ini berarti setiap 100 jiwa penduduk yang berjenis kelamin perempuan terdapat 95,5 jiwa penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa di Kecamatan Gatak dan Desa Klaseman mempunyai jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki.

Dalam melakukan setiap kegiatannya baik dalam mencari nafkah atau pekerjaan rumah tangga ada perbedaan yang mendasar terhadap siap yang melakukan pekerjaan tersebut. Seperti pekerjaan mencari nafkah lebih banyak dilakukan oleh laki-laki dan pekerjaan rumah tangga lebih banyak dikerjakan oleh perempuan. Namun ada juga pekerjaan mencari nafkah oleh perempuan seperti yang dilakukan buruh tani perempuan pada saat musim tanam.

4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di suatu daerah pada dasarnya digunakan untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia dan besarnya daya serap penduduk dalam mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk maka akan semakin cepat pula kemampuan penduduk dalam mengadopsi hal baru. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kecamatan Gatak dan Desa Klaseman dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kecamatan Gatak Dan Desa Klaseman Pada Tahun 2008

No. Pendidikan Kecamatan Desa

Jumlah (Jiwa) Peresentase Jumlah (Jiwa) Persentase 1. Belum sekolah 14.701 30,37 156 8,79 2. Tidak tamat SD 8.924 18,43 42 2,37 3. Tamat SD/sederajat 8.363 17,28 690 38,89 4. Tamat SLTP/MTs 7.782 16,08 490 27,62 5. Tamat SLTA 7.27 15,03 321 18,10 6. Akademi/diploma 695 1,44 45 2,54 7. Sarjana 667 1,38 30 1,69 Jumlah 48.408 100,00 1.774 100,00

Sumber : Gatak dan Klaseman dalam angka, 2008

Pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Klaseman masih relatif rendah. Terlihat dari jumlah penduduk terbesar adalah tamat SD/sederajat yaitu 690 jiwa atau 38,89 persen dari seluruh jumlah penduduk yang ada. Rendahnya pendidikan tersebut sangat berpengaruh terhadap pola berpikir seseorang dalam melakukan atau menentukan kegiatan mencari nafkah.

Dengan masih rendahnya tingkat pendidikan yang dmiliki oleh buruh tani baik laki-laki maupun perempuan mengakibatkan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan lebih bersifat kasar. Mereka beranggapan dengan memiliki pendidikan yang rendah hanya pantas menjadi buruh dan bekerja di pabrik. Juga saat menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pertanian, mereka lebih banyak menunggu solusi dari aparat desa setempat atau dari penyuluh.

5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan mata pencaharian penduduk disuaru daerah dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, seperti tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, modal dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Jenis mata pencaharian penduduk di Kecamatan Gatak dan Desa Klaseman disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kecamatan

Gatak Dan Desa Klaseman Tahun 2008

No Jenis usaha Kecamatan Desa Jumlah (Jiwa) Persentase Jumlah (Jiwa) Persentase 1. PNS 1.091 4,36 79 7,84 2. ABRI 250 0,99 8 0,79 3. Pensiunan 461 1,84 37 3,67 4. Petani sendiri 1.498 53,95 208 20,66 5. Buruh tani 3.447 13,78 370 36,74 6. Pedagang 569 28,17 11 1,09 7. Buruh industri 2.275 9,09 202 20,06 8. Buruh bangunan 2.776 11,09 86 8,54 9. Pengangkutan 206 0,82 6 0,59 10. Pengusaha sedang/besar 225 0,90 0 0 11. Pengrajin/industri kecil 222 0,89 0 0 Jumlah 25.020 100,00 1.007 100,00

Sumber : Gatak dan Klaseman dalam angka. 2008

Meskipun pendapatan yang diperoleh dari menggarap lahan orang lain tidak begitu besar, berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat jenis mata pencaharian yang paling banyak dikerjakan di Desa Klaseman adalah sebagai buruh tani yaitu sebanyak 370 jiwa atau 36,74 persen dari seluruh jumlah penduduk. Hal ini dikarenakan lahan sawah di desa tersebut masih cukup luas dan tidak semua lahan tersebut miliknya sendiri, sehingga

kegiatan sebagai buruh tani menjadi pilihan untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka. Tidak semua buruh tani di Desa Klaseman tidak memiliki lahan garapan sendiri, mayoritas mereka mempunyai lahan garapan sendiri dalam sekali melakukan kegiatan mereka mengerjakan lahan milik orang lain disamping itu juga mengerjakan lahannya sendiri.

Menjadi buruh tani merupakan pilihan terdekat untuk bekerja seperti yang dilakukan sebagian masyarakat Desa Klaseman. Karena untuk bekerja di pabrik sudah tidak memungkinkan dengan usia yang relatif tua, hal ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka dan juga mengisi waktu luang daripada di rumah tidak ada kegiatan.Sedikit berbeda dengan keluarga yang memiliki tingkat ekonomi diatas buruh tani, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk menikmati masa tua. Apabila mereka memiliki lahan sawah, mereka lebih mempercayakan pengerjaannya kepada buruh tani sehingga saat panen masih bisa menikmati meskipun Cuma setengahnya diberikan kepada penggarap.

Dokumen terkait