• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Umum Wilayah, Keadaan Alam, dan Penduduk

Penelitian dilaksanakan di Desa Sumberagung, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Sumberbaru terdiri dari 10 desa, dimana Desa Sumberagung merupakan salah satu desa yang memiliki potensi besar dalam budidaya jeruk siam. Desa Sumberagung memiliki luas lahan jeruk sekitar 216 Ha. Selain itu semakin banyaknya petani padi yang beralih menjadi menanam jeruk siam membuat potensi jeruk di Desa ini semakin meningkat. Hal tersebut terlihat dari Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6 Luas lahan jeruk siam Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jembera

Nama Desa Luas Lahan Jeruk Siam

(Ha) Luas Lahan (Ha) Sumberagung 216 946 Rowotengah 157 726 Yosorati 40 1 213 Pringgowirawan 6 836 Karangbayat 4 762 Gelang 2 1 309 Jatiroto 5 1 332 Jamintoro 11 442 Kalinglagah - 873 Jambesari - 706 a

Sumber : Data Monografi Kecamatan Sumberbaru (2012)

Desa Sumberagung terletak pada posisi 80 LS - 801’20” LS dan 113020’40” BT – 113025’50” BT, yang terdiri dari empat dusun dengan batas-batas wilayah secara geografis sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Rowotengah

Sebelah Timur : Desa Pondokjaya, Kecamatan Jombang Sebelah Selatan : Desa Sarimulyo, Kecamatan Jombang Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang

Luas lahan Desa Sumberagung adalah 946 Ha dengan bentuk lahan datar terdiri dari lahan sawah tegal, tegal, pekarangan, dan lahan pemukiman. Menurut peta jenis tanah Kabupaten Jember, Desa Sumberagung memiliki 2 jenis tanah diantaranya tanah aluvial coklat kelabu seluas 3% serta tanah asosiasi glei humus rendah dan aluvial kelabu seluas 97%. Sebagian besar lahan di Desa Sumberagung digunakan sebagai lahan persawahan sebesar 523 ha dimana keseluruhan lahan persawahan menggunakan sistem irigasi teknis. Potensi usahatani yang dikembangkan di Desa Sumberagung yakni tanaman pangan maupun hortikultura. Tanaman pangan yang dikembangkan diantaranya padi, jagung, dan kacang tanah, sedangkan tanaman hortikultura yang dikembangkan diantaranya jeruk siam, rambutan, manggis, pisang, kacang panjang, cabai besar, dan cabai rawit.

Infrastruktur transportasi di Desa Sumberagung rata-rata sudah cukup memadai dan beraspal namun kondisi jalan yang sempit membuat kesulitan bagi kendaraan besar untuk berpapasan. Alat transportasi yang banyak digunakan

21 masyarakat yakni sepeda motor, sedangkan alat angkut yang digunakan untuk mendistribusikan hasil panen yakni pick-up dan truk.

Jumlah penduduk Desa Sumberagung pada tahun 2012 sebesar 10 436 jiwa, dimana penduduk laki-laki sebesar 5 219 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 5 217 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut sebesar 5 465 didominasi oleh penduduk yang yang berumur 22 – 59 tahun. Data komposisi penduduk berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah penduduk desa Sumberagung berdasarkan umur tahun 2012a Kelompok Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%) 0 – 6 1 407 14 7 – 15 1 592 16 16 – 22 815 8 23 – 59 5 465 54 > 60 814 8 Jumlah 10 093 100 a

Sumber : Monografi Desa Sumberagung

Berdasarkan tingkat pendidikan penduduk, terlihat bahwa sebagian besar Kepala Keluarga (KK) Desa Sumberagung merupakan tamatan SD dan SLTP yakni sebesar 1 794 jiwa, kemudian disusul dengan tidak tamat SD sebesar 744 jiwa. Data komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Jumlah KK Desa Sumberagung menurut tingkat pendidikana Tingkat Pendidikan Jumlah KK

(jiwa) Persentase (%) Tidak Tamat SD 744 25 Tamat SD & SMP 1 794 60 Tamat SLTA 381 13 Tamat AK/PT 47 2 Jumlah 2 966 100 a

Sumber : Monografi Desa Sumberagung, 2012

Berdasarkan jenis mata pencaharian, Desa Sumberagung didominasi oleh penduduk yang bekerja di bidang pertanian khususnya sebagai petani yakni sebesar 4 816 jiwa. Dimana rata-rata petani di desa Sumberagung membudidayakan tanaman padi dan jeruk siam.

Tabel 9 Jumlah penduduk Desa Sumberagung menurut jenis mata pencahariana

Mata Pencaharian Jumlah Penduduk

(jiwa)

Pegawai Negeri Sipil 99

TNI-POLRI 2

Petani 4 816

Pedagang 10

Lain-lain 19

a

22

Karakteristik Petani Responden

Responden petani pada penelitian ini merupakan petani yang melakukan usahatani jeruk siam dan sudah pernah melakukan pemanenan jeruk siam di Desa Sumberagung. Petani responden yang dipilih berdasarkan metode purposive dimana terdiri dari 30 petani responden. Dari hasil wawancara yang dinilai penting diantaranya usia, luas lahan, dan pengalaman. Petani responden berdasarkan karakteristik usia makan petani yang memiliki usia kurang dari 30 tahun sebanyak 2 orang responden atau sebesar 6.67%. Sebagian besar petani responden berusia diantara 30-41 tahun atau sekitar 53.33%. Kemudian terbesar kedua yakni responden berusia 42-50 tahun yakni sebnyak 7 responden petani atau sekitar 23.33%. sedangnya sisanya sebanyak 20% yakni petani responden yang berusia lebih dari 50 tahun.

Tabel 10 Karakteristik petani responden berdasarkan usia di Desa Sumberagung tahun 2014 Umur (tahun) Jumlah Petani (orang) Persentase (%) < 30 2 6.67 30-41 16 53.33 42-50 7 23.33 > 50 6 20 Total 30 100

Jika dilihat dari karateristik petani berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar petani responden merupakan tamatan SMA yakni sebesar 10 petani responden atau sebesar 33.33%. Petani responden yang memiliki tingkat pendidikan tamatan SD sebanyak 8 responden atau 26.67%. Petani responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 6 responden atau sebesar 20%. Petani responden yang memiliki tingkat pendidikan tidak tamat SD sebanyak 5 orang atau sebesar 16.67%. Sedangkan petani responden yang merupakan lulusan dari perguruan tinggi sebanyak 1 orang saja. Namun jika dilihat secara keseluruhan petani responden maka dapat dikatakan petani responden memiliki latar belakang pendidikan yang baik.

Tabel 11 Karakteristik petani responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Sumberagung tahun 2014

Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (orang) Persentase (%) Tidak Tamat SD 5 16.67 Tamat SD 8 26.67 SMP 6 20 SMA 10 33.33 Perguruan Tinggi 1 3.33 Total 30 100

23 Berdasarkan karakteristik petani responden jika dilihat dari luas lahan jeruk maka didapatkan sebagian besar petani responden memiliki lahan seluas 0.5 – 1 Ha sebanyak 14 responden atau sekitar 46.67%. Sedangkan petani yang memiliki lahan kurang dari 0.5 Ha sebanyak 12 orang. Lalu petani responden yang memiliki lahan seluas 1.1 sampai 2 Ha sebanyak 3 orang. Dan petani yang memiliki lahan lebih dari 2 Ha sebanyak 1 orang sebesar 3.33%.

Tabel 12 Karakteristik petani responden berdasarkan luas lahan jeruk di Desa Sumberagung tahun 2014 Luas lahan (Ha) Jumlah Petani (orang) Persentase (%) < 0,5 12 40 0,5 – 1 14 46.67 1,1 – 2 3 10 > 2 1 3.33 Total 30 100

Pengalaman petani responden juga menjadi nilai penting dalam pengambilan sample. Sebanyak 17 petani responden atau sebesar 56.67% telah berpengalaman menanam jeruk siam selama 8 tahun sampai 15 tahun. Sedangkan petani responden yang memiliki pengalaman menanam jeruk selama kurang dari 8 tahun sebanyak 5 orang atau sebesar 16.67%. Lalu petani responden yang memiliki pengalaman menanam jeruk selama 16 tahun sampai 20 tahun sebanyak 6 orang atau 20%. Dan petani yang memiliki pengalaman jeruk selama lebih dari 20 tahun sebanyak 7 orang atau 23.33%.

Tabel 13 Karakteristik petani responden berdasarkan pengalaman usahatani jeruk di Desa Sumberagung tahun 2014

Pengalaman Usahatani (tahun) Jumlah Petani (orang) Persentase (%) < 8 5 16.67 8 – 15 17 56.67 16 – 25 6 20 > 25 7 23.33 Total 30 100

Karakteristik Pedagang Responden

Pedagang yang menjadi responden penelitian terdiri dari enam pedagang pengumpul desa, tiga pedagang pengumpul luar desa, empat pedagang besar, empat pedagang grosir Jogjakarta, dua pedagang grosir Jakarta, satu pedagang pengecer Jember, dua pedagang pengecer Jogjakarta, dan dua pedagang pengecer Jakarta.

24

Berdasarkan jenis kelamin pedagang responden, sebagian besar pedagang responden memiliki jenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 17 orang atau sebesar 70.83%. Sedangkan pedagang yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang atau sebesar 29.17%. %.

Berdasarkan karakteristik umur pedagang responden yang memiliki umur kurang dari 30 tahun sebanyak 2 orang atau sebesar 6.66 %. Pedagang responden yang memiliki umur antara 30 tahun sampai 40 tahun terdiri dari 7 orang atau sebesar 29.16%. Sedangkan pedagang responden terbesar memiliki umur diatas 40 tahun sebanyak 15 orang atau sebesar 62.5%.

Tabel 14 Karakteristik pedagang responden berdasarkan umur Umur (tahun) Jumlah Pedagang (orang) Persentase (%) < 30 2 6.66 30 – 40 7 29.16 > 40 15 62.5 Total 24 100

Berdasarkan pengalaman berdagang jeruk, pedagang responden yang memiliki pengalaman berdagang kurang dari 8 tahun sebanyak 4 responden atau sebesar 16.67%. Sebagian besar pedagang responden yang memiliki pengalaman berdagang jeruk selama 8 tahun sampai 15 tahun yakni sebanyak 12 orang atau 50%. Sedangkan pedagang responden yang memiliki pengalaman berdagang jeruk selama lebih dari 15 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 33.33%.

Tabel 15 Karakteristik pedagang responden berdasarkan pengalaman berdagang jeruk

Pengalaman Berdagang Jeruk (tahun) Jumlah Pedagang (orang) Persentase (%) < 8 4 16.67 8 – 15 12 50 > 15 8 33.33 Total 24 100

Gambaran Umum Usahatani Jeruk Siam

Menurut Standart Prosedur Operasional Jeruk Kabupaten Jember, usahatani jeruk meliputi kegiatan persiapan lahan, penyiapan bibit, penanaman, pemeliharaan tanaman sebelum menghasilkan, pemeliharaan tanaman menghasilkan, dan pemanenan. Pemilihan lokasi tanam merupakan jaminan agar usahatani jeruk dapat dioptimalkan dan membuat rencana tata letak yang tepat seperti tempat penampungan hasil sementara, saluran air, dan arah barisan

25 tanaman. Tujuan dari kegiatan ini yakni untuk mendapatkan sketsa desain kebun dalam memudahkan pemeliharaan tanaman hingga pemetikan hasil. Pelaksanaan kegiatan ini berupa mengukur pH tanah lalu menentukan arah dan kemiringan lahan serta letak akses jalan usahatani terdekat kemudian menentukan posisi tanaman sesuai letak titik distribusi air.

1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan merupakan kegiatan mempersiapkan lahan agar pertumbuhan tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah jeruk bermutu dan menguntungkan. Tujuan dari kegiatan ini untuk menciptakan lingkungan yang sesuai agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi dengan baik. Alat dan bahan yang digunakan meliputi arit, bambu, tampar, dan cangkul. Kegiatan dimulai dengan melakukan pembersihan lahan. Setelah melakukan pembersihan lahan maka dilakukan pembuatan ajir dengan ukuran panjang 1 meter dari bambu dibelah delapan. Tali tampar digunakan untuk membuat jarak tanam sepanjang 4 meter. Lalu tancapkan ajir pada titik poros yang telah ditentukan sebagai calon lubang tanam dengan jarak 4 m x 4m. Setelah itu buat gundukan pada tanah sawah dengan ketinggian ± 60 cm dan lubang tanam sebesar 60 x 60 x 40 cm.

2. Penyiapan Bibit

Benih jeruk yang bermutu maka akan menghasilkan buah yang bermutu. Pemilihan benih yang akan ditanam harus tepat yakni dengan diameter batang bawah ± 1.5 cm, tinggi minimal sambungan dari pangkal akar ± 20 cm, dan tinggi tanaman minimal ± 50 cm. Kebutuhan benih jeruk harus disesuaikan dengan dengan luas lahan, umumnya populasi bibit yang akan ditanam sebanyak 600 pohon/ha.

3. Penanaman

Kegiatan penanaman dimulai dengan menggali lubang seukuran polybag. Lalu potong polybag dengan pisau secara hati-hati dan jangan sampai melukai akar. Benih yang perakarannya tidak lurus atau melingkar sebaiknya digunting. Masukkan benih kedalam lubang tanam kemudian timbun dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang hingga 3 – 4 cm diatas leher akar.

4. Pemeliharaan Tanaman Sebelum Menghasilkan

Pemeliharaan tanaman sebelum menghasilkan dilakukan pada 2 tahun petama karena pada jangka waktu 2 tahun tersebut tanaman jeruk tidak mengalami pembuahan jadi pada kurun waktu tersebut tanaman jeruk hanya mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu pemeliharaan yang dilakukan hanya pemupukan, sanitasi, pengendalian hama dan penyakit, serta penyiraman.

5. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Pemeliharaan tanaman menghasilkan dilakukan ketika tanaman telah berumur 2 tahun keatas yakni ketika tanaman telah mengalami pembungaan pertama. Adapun kegiatan yang dilakukan pada pemeliharaan tanaman menghasilkan meliputi pemangkasan, pemupukan, pengairan, penjarangan buah, sanitasi, serta pengendalian hama dan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk memotong cabang dan ranting yang buahnya telah dipanen, ranting yang tidak produktif dan mengarah ke dalam, kering, mati, terserang OPT dan tunas air. Pupuk yang digunakan pada saat pemupukan berupa pupuk organik dan pupuk an- organik baik dilakukan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah atau

26

disemprotkan ke daun. Pengairan dilakukan untuk menjaga ketersediaan air dan memberikan kelembaban tanah yang cukup bagi tanaman. Pengairan ini dilakukan setiap 7 hari sekali. Penjarangan merupakan kegiatan mengurangi jumlah buah yang terdapat dalam setiap pohon hingga sesuai dengan daya dukung tanaman untuk menghasilkan buah dengan mutu dan jumlah yang optimal sesuai target yang ditetapkan. Adapun kriteria buah yang harus dijarangkan diantaranya buah yang tidak sehat, buah yang bergerombol dalam satu ranting, bentuk yang tidak teratur, dan buah yang pecah. Penjarangan awal dilakukan ketika buah berukuran sebesar kelereng dan berikutnya setelah buah sebesar bola pimpong.

6. Pemanenan

Pemanenan jeruk dilakukan ketika buah telah mencapai kematangan optimal atau telah siap panen. Sebelum pemanenan sebaiknya petani menghentikan penggunaan pestisida setidaknya 14 hari sebelum waktu panen.

Dokumen terkait