• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Struktur Perekonomian

Menurut perhitungan atas dasar harga berlaku (ADHB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 adalah sebesar Rp 392,983,859.75 juta atau meningkat 8,28 % dari PDRB tahun sebelumnya yang mencapai angka Rp 362,938,708.25 juta. PDRB yang terbesar berasal dari sektor industri pengolahan. Sektor pertanian menempati posisi ketiga di bawah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang berada di posisi kedua. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran peran sektor pertanian sebagai sektor ekonomi utama digantikan oleh sektor ekonomi non pertanian. Adapun peran sektor-sektor ekonomi yang lain dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, 2009

No. Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga berlaku (ADHB)

PDRB Tahun 2008 (Jutaan Rupiah) Persentase (%) PDRB Tahun 2009 (Jutaan Rupiah) Persentase (%) 1. Pertanian 71.130.288,73 19,60 77.495.016,46 19,72 2. Pertambangan dan Galian 3.514.457,82 0,97 3.856.796,77 0,98 3. Industri Pengolahan 120.067.745,13 33,08 123.595.643,43 31,45 4. Listrik, Gas

dan Air Bersih 3.738.360,22 1,03 4.094.862,84 1,04

5. Bangunan 21.196.201,77 5,84 24.448.721,40 6,22 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 71.617.054,69 19,73 78.082.543,48 19,87 7. Pengangkutan dan Komunikasi 21.870.962,98 6,03 24.341.233,51 6,19 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12.617.097,04 3,48 14.447.437,07 3,68 9. Jasa - Jasa 37.186.539,86 10,25 42.621.604,79 10,85 Total PDRB 362.938.708,25 100,00 392.983.859,75 100,00 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2010

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa sektor industri pengolahan memberikan sumbangan yang tertinggi terhadap ekonomi Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 31,45% atau Rp 123,595,643.43 juta. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang juga merupakan sektor yang

commit to user

dominan, memberikan sumbangan pada perekonomian Provinsi Jawa tengah sebesar 19,87 % atau Rp 78,082,543.48 juta. Laju pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2009 yaitu sebesar 6,01 % masih mempunyai peranan yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa

Tengah, karena mampu memberikan andil sebesar 19,72% atau Rp 77.495.016,46 juta.

2. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan regional per kapita merupakan salah satu tolak ukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu wilayah. Semakin tinggi tingkat pendapatan regional per kapita, semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Dalam waktu lima tahun terakhir pendapatan regional per kapita Provinsi Jawa Tengah cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukan bahwa sub sektor perkebunan khususnya teh dapat menyerap tenaga kerja yang besar, dengan banyaknya penduduk Provinsi Jawa Tengah yang bekerja dapat meningkatkan pendapatan regional per kapita di Provinsi Jawa Tengah. Perkembangan pendapatan regional per kapita di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 9. Pendapatan Regional Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi Jawa Tengah, 2005-2009.

Tahun Pendapatan Per Kapita (Rp)

ADH Berlaku (ADHB)) ADH Konstan (ADHK 2000=100) 2005 6.275.651,39 3.855.751,69 2006 7.538.997,91 4.036.539,69 2007 8.281.309,54 4.223.197,03 2008 9.522.019,88 4.412.328,27 2009 10.228.762,63 4.572.706,07 Jumlah 41.846.741,35 21.100.522,75 Rata-rata 8.369.348,27 4.220.104,55

commit to user

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa dalam lima tahun terakhir pendapatan regional perkapita Provinsi Jawa Tengah mempunyai angka pertumbuhan yang positif yang berarti bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan. Pendapatan regional perkapita riil rata-rata adalah Rp 4.220.104,55 per tahun. Sedangkan menurut harga berlaku pendapatan regional per kapita rata-rata adalah Rp 8.369.348,27 per tahun.

3. Sarana dan Prasarana Ekonomi

Sarana dan prasarana perekonomian merupakan faktor penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dalam perekonomian yang semakin berkembang diperlukan sarana dan prasarana yang semakin berkembang pula. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyadari hal ini dan merealisasikannya dengan pembangunan fasilitas-fasilitas antara lain fasilitas transportasi dan komunikasi. Panjang jalan di seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 menurut Badan Pusat Statistik dalam angka 2010 adalah 1.390,57 km panjang jalan nasional, 2.539,70 km jalan provinsi, dan 22.458,95 km panjang jalan kabupaten/kota. Jembatan yang sudah dibangun berjumlah 3.633 buah, terdiri dari 1.605 jembatan negara dan 2.028 jembatan provinsi. Pelabuhan yang ada yaitu Pelabuhan Tanjung Emas, Pelabuhan Tanjung Intan, dan Pelabuhan Tegal. Pembangunan fasilitas-fasilitas transportasi dan komunikasi akan membantu ekspor teh Provinsi Jawa Tengah berjalan dengan baik.

Dalam bidang komunikasi terdapat PT. Pos Indonesia yang melayani kebutuhan surat menyurat, wesel, dan paket pos. PT. Pos Indonesia keberadaannya semakin diperlukan dalam era informasi sebagai sarana penghubung dan komunikasi. Pada tahun 2009 di Provinsi Jawa Tengah sudah terdapat sebanyak 494 buah kantor pos yang terdiri dari 29 buah kantor pemeriksa dan 511 buah kantor cabang. PT. Telkom juga terdapat di Provinsi Jawa Tengah yang melayani hubungan komunikasi lewat telepon.

commit to user

Keadaan perekonomian di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dari ketersediaan sarana perekonomian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sarana tersebut, digunakan untuk menyalurkan hasil produksi sub sektor perkebunan terutama teh dari produsen ke konsumen. Guna menunjang laju perekonomiannya tersebut maka di Provinsi Jawa Tengah mempunyai beberapa sarana perekonomian seperti pasar, bank, pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan koperasi. Jumlah masing-masing dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 10. Sarana Perekonomian di Provinsi Jawa Tengah, 2009

No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah (unit)

1 Koperasi non KUD 25.077

2 Koperasi KUD 2931

3 Pasar tradisional 884

4 Pusat perbelanjaan 31

5 Bank 56

6 BPR 301

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2010

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah sudah memadai. Koperasi KUD maupun koperasi non KUD merupakan sarana perekonomian masyarakat yang jumlahnya terbesar dibandingkan sarana perekonomian lainnya. Hal ini menunjukkan cukup tingginya kesadaran masyarakat untuk berkoperasi. Jumlah pasar yang ada di Provinsi Jawa Tengah juga cukup besar yaitu 884 unit pasar tradisional dan 31 unit pusat perbelanjaan. Untuk lembaga keuangan yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah adalah bank sebanyak 56 unit dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebanyak 301 unit.

commit to user

Selain sarana perekonomian, terdapat juga sarana perhubungan sebagai penunjang dalam kegiatan perekonomian. Berikut ini tabel yang menunjukan jumlah sarana perhubungan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009.

Tabel 11. Sarana Perhubungan Kendaraan Bermotor di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009

No Jenis Sarana Perhubungan Jumlah (unit)

1 Mobil Pribadi 583.361

2 Bus 72.186

3 Truk 148.523

4 Pick Up 374.728

5 Sepeda Motor 8.076.324

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2010

Banyaknya sarana perhubungan yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah membuat masyarakat tidak akan mengalami kesulitan dalam melakukan mobilitas untuk melakukan kegiatan perekonomian. Dalam kegiatan ekspor teh, sarana perhubungan mempunyai peranan penting dalam melakukan pemasaran teh, dimana membutuhkan pengangkutan yang seefektif dan seefisien mungkin sehingga teh masih dalam keadaan bagus ketika sampai ke konsumen. Adanya mobilitas yang baik maka akan semakin menambah jumlah konsumen yang berada di luar kota maupun luar negeri untuk membeli teh.

Tabel 12. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Provinsi Jawa Tengah, 2009

No Jenis Sarana Perhubungan Jalan Kabupaten (Km)

1 Jenis Permukaan a. Aspal 21.551,43 b. Kerikil 1.222,46 c. Tanah 800,14 d. Tidak dirinci 2.195,88 2 Kondisi Jalan a. Baik 12.740,81 b. Sedang 6.563,56 c. Rusak 4.211,82 d. Rusak berat 2.253,71

commit to user

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa dari jenis permukaan jalan, sebagian besar jalan di Provinsi Jawa Tengah sudah berupa aspal, begitu pula dengan kondisi jalan yang sebagian besar sudah dapat dikatakan baik, walaupun juga ada kondisi jalan yang rusak berat. Kondisi jalan yang baik dan lancar akan semakin memudahkan dalam melakukan pemasaran teh ke luar kota maupun ke luar negara sehingga risiko kerusakan produk teh dapat diperkecil.

4. Ekspor dan impor

Investasi yang ditanamkan di berbagai sektor ekonomi berhasil meningkatkan produksi. Meningkatnya produksi akan lebih mendorong ekspor. Nilai ekspor yang dicapai Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 mencapai 180.530,30 milyar rupiah, turun menjadi 177.121,7 milyar rupiah pada tahun 2009. Kegiatan ekspor ke luar negeri sebesar 19,08% dari total nilai ekspor. Ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 adalah 721.348 kg dengan nilai ekspor 937.752 US$.

Nilai impor barang dan jasa masih di bawah kegiatan ekspor. Pada tahun 2009, nilai impor atas dasar harga berlaku mencapai 170.338,30 milyar rupiah, naik 5,51% dari tahun sebelumnya. Namun untuk nilai impor atas dasar harga konstan 2000 mengalami penurunan sebesar minus 0,64 % atau tercatat sebesar 78,131,40 milyar rupiah.

Dokumen terkait