• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 16 tahun, yaitu periode tahun 1994-2009 dengan menggunakan regresi non linier berganda dapat diperoleh hasil bahwa variabel produksi teh Provinsi Jawa Tengah (X1), harga domestik teh Provinsi Jawa Tengah (X2), harga ekspor teh Provinsi Jawa Tengah (X3), nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah (X4), dan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah tahun sebelumnya (X5) secara bersama-sama mampu menjelaskan perubahan yang terjadi pada volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah sebesar 89,2%. Variabel-variabel bebas yang mempengaruhi volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah secara individu meliputi produksi teh Provinsi Jawa Tengah, harga domestik teh Provinsi Jawa Tengah, harga ekspor teh Provinsi Jawa Tengah, dan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah tahun sebelumnya.

commit to user

Selanjutnya faktor-faktor yang diteliti tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Produksi Teh Provinsi Jawa Tengah

Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh yakni 1,975 lebih kecil dari t tabel (α = 5%) yaitu sebesar 2,131. Hal ini menunjukkan bahwa variabel produksi teh Provinsi Jawa Tengah tidak berpengaruh secara parsial atau individual terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan tidak semua produksi memenuhi standar mutu ekspor. Sebagaimana diketahui bahwa teh mempunyai standar mutu internasional yang ketat diberlakukan dalam perdagangan antar negara. Standar mutu teh hitam yang diinginkan oleh negara pengimpor teh adalah bentuk teh besar, sedang, atau kecil menurut jenisnya, warna kehitam-hitaman. Air seduhannya berwarna merah kekuning-kuningan, aroma harum dan keras.

Teh hijau yang biasa diekspor adalah teh dengan mutu I (peko), yaitu bentuk daun tergulung kecil dengan warna hijau sampai kehitaman, aromanya wangi dan tidak apek, tidak ada benda asing (kotoran), tangkai daun maksimum 5%, dan kadar air maksimum 10%. Sedangkan mutu teh hijau yang dipasarkan di dalam negeri adalah mutu II (Jikeng), mutu III (Bubuk), dan mutu IV (Tulang).

Apabila mutu teh yang diekspor tidak sesuai dengan standar mutu teh yang diinginkan oleh negara pengimpor teh akan menyebabkan menurunnya harga ekspor teh. Sedangkan teh Provinsi Jawa Tengah terutama yang berasal dari perkebunan rakyat pada umumnya memiliki mutu yang rendah karena proses penanganan panen dan pasca panen yang tidak tepat. Penanganan panen dan pasca panen yang tidak tepat dikarenakan para petani memiliki keterampilan yang rendah, teknologi yang digunakan masih kalah bila dibandingkan dengan negara pengekspor teh lainnya, serta melakukan petikan kasar sehingga menghasilkan teh

commit to user

yang berkualitas rendah. Selain itu juga disebabkan karena perawatan terhadap tanaman teh masih kurang, misalnya banyak tanaman teh yang sudah tua tidak diganti dengan yang baru serta banyak tanaman yang rusak.

b. Harga Domestik Teh Provinsi Jawa Tengah

Hasil uji t menunjukkan bahwa harga domestik teh Provinsi Jawa Tengah berpengaruh secara individu terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah pada tingkat kepercayaan 95%. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai t hitung yang didapatkan sebesar 3,737 lebih besar dari nilai t tabel pada α = 5% sebesar 2,131. Nilai koefisien regresi sebesar 0,642 yang artinya bila harga domestik mengalami peningkatan 1% maka akan meningkatkan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,642% dan begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, penawaran volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah bersifat inelastis terhadap perubahan yang terjadi pada harga domestik. Hal ini dikarenakan peningkatan harga teh dalam negeri yang cenderung mengalami peningkatan menyebabkan teh yang dihasilkan oleh Provinsi Jawa Tengah dijual ke pasar dalam negeri. Peningkatan penjualan teh kedalam negeri akan menyebabkan jumlah teh yang diekspor keluar negeri menurun. Selain itu jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah yang terus meningkat dan kesadaran mengenai pentingnya tanaman teh bagi kesehatan menyebabkan permintaan teh dalam negeri meningkat. Sehingga akan mengurangi jumlah teh yang diekspor keluar negeri.

c. Harga Ekspor Teh Provinsi Jawa Tengah

Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh yakni 6,645 lebih besar dari t tabel pada tingkat signifikansi 5% yaitu sebesar 2,131. Hal ini berarti harga ekspor teh berpengaruh secara individual terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah. Dengan kata lain adanya perubahan dalam harga ekspor teh berpengaruh secara individu terhadap perubahan volume ekspor teh. Selain itu nilai koefisien regresi yang diperoleh yaitu sebesar 1,097 menunjukkan bahwa volume ekspor

commit to user

teh Provinsi Jawa Tengah bersifat elastis terhadap perubahan yang terjadi pada harga ekspor teh, sehingga bila harga ekspor teh mengalami peningkatan sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor teh sebesar 1,097%. Hal yang sebaliknya akan terjadi bila harga ekspor teh mengalami penurunan.

Peningkatan harga ekspor Provinsi Jawa Tengah akan meningkatkan jumlah ekspor teh Provinsi Jawa Tengah karena pada kondisi seperti ini keuntungan yang akan diperoleh eksportir tentunya juga akan meningkat. Berdasarkan itulah para eksportir akan berusaha meningkatkan volume ekspor teh untuk meningkatkan keuntungan. Kondisi harga ekspor teh tersebut menunjukkan bahwa harga ekspor sebagai bagian dari perdagangan internasional bisa dimungkinkan oleh kondisi keuntungan yang lebih besar dari penjualan keluar negeri daripada penjualan di dalam negeri karena harga di pasar dunia yang lebih menguntungkan, sehingga para eksportir akan berusaha meningkatkan volume ekspor teh untuk peningkatan keuntungan.

d. Nilai Tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah

Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah berpengaruh secara parsial atau individual terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah. Ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar -0,526 lebih kecil daripada nilai t tabel negatif pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai tukar berpengaruh terhadap volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah, disebabkan dalam kegiatan kontrak dagang ekspor terdapat prosedur transaksi yang cukup panjang sehingga membutuhkan tenggang waktu lebih lama bila dibandingkan kegiatan perdagangan didalam negeri, termasuk didalamnya adalah jangka waktu yang dibutuhkan mulai dari kegiatan persetujuan kontrak dagang ekspor antara eksportir dan importir, hingga proses pemenuhan volume ekspor dan proses penyampaian barang ke importir.

commit to user

Selama jangka waktu yang dibutuhkan tersebut tentunya akan sering terjadi perubahan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap rupiah yang berlaku di Indonesia. Sehingga adanya perubahan (naik-turun) yang terjadi terhadap nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap rupiah selama jangka waktu penyelesaian kontrak dagang akan mempengaruhi seberapa besar volume ekspor teh yang dihasilkan Provinsi Jawa Tengah.

e. Volume Ekspor Teh Provinsi Jawa Tengah Tahun Sebelumnya

Hasil uji t menunjukkan bahwa volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah tahun sebelumnya berpengaruh secara individu terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah pada tingkat kepercayaan 95%. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai t hitung yang didapatkan sebesar 6,199 lebih besar dari nilai t tabel pada α = 5%. Pengaruh yang diberikan positif yang ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 1,007 yang artinya bila volume ekspor teh tahun sebelumnya mengalami peningkatan 1% maka akan meningkatkan volume ekspor teh hanya sebesar 1,007% dan begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, penawaran volume ekspor teh di Provinsi jawa Tengah bersifat elastis terhadap perubahan yang terjadi pada volume ekspor teh tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah tahun ini juga ditentukan pula oleh keberhasilan ekspor teh tahun sebelumnya, dengan persentase yang lebih besar dari perubahan yang terjadi pada volume ekspor tahun sebelumnya. Keadaan ini dapat diartikan bahwa eksportir teh Provinsi Jawa Tengah akan melihat keberhasilan ekspor tahun lalu sebagai tolak ukur dalam peningkatan ekspor pada tahun berjalan. Berdasarkan hal inilah, eksportir dapat memperkirakan jumlah ekspor yang akan dilakukan pada tahun berjalan apakah akan mengurangi atau meningkatkan jumlah ekspor dengan melihat ekspor yang sudah dilakukan pada tahun sebelumnya.

commit to user

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait