• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

E. Keadaan Peserta Didik

Tabel IV.4

Jumlah Peserta Didik SD Inpres Bime

No Kelas Jumlah Peserta Didik

1 Kelas I 20 2 Kelas II 28 3 Kelas III 20 4 Kelas IV 19 5 Kelas V 18 6 Kelas VI 19 Jumlah Total 124

Sumber : dari data Sekolah 2013

Melihat kondisi sekolah di SD Inpres Bime, sangat menyedihkan bangunan yang di bangun tahun 1994 itu sudah rusak dan lapuk kayu bahkan meja dan kursi belajar tidak ada sehingga, belajar tidak nyaman proses belajar mengajar di sekolah. Secara keseluruhan kondisi fisik bangunan lapuk dan tidak layak di gunakan namun, tidak ada bangunan selain bangunan lama maka, siswa siswi masih menggunakan kelas yang sudah lapuk dan tidak layak untuk di gunakan.

F. Anak-Anak Yang Sekolah SD Inpres Bime Berasal Dari 11 Desa

Anak –anak sekolah yang berlajar SD Inpres Bime di Distrik Bime. Distrik Bime ada 11 Kepala Kampung /Desa, anak –anak yang sekolah bersal dari sebelas kampung.

Tabel IV.5

Nama-nama Kepala Desa Distrik Bime

No Nama-nama Kepala Kampung / Desa

1 Kepala Kampun Bime 2 Kepala Kampung Calap 3 Kepala Kampung Telly 4 Kelapa Kampung Bob 5 Kepala Kampung Kameme 6 Kepala Kampung Lim –lim 7 Kepala Kampung Perem 8 Kepala Kampung Limiri 9 Kepala Kampung Bunggon 10 Kepala Kampung Puryo 11 Kepala Kampung Pauram

Sumber : Diambil dari Kantor Distrik Bime 2013

Siswa yang belajar di SD Inpres Bime adalah berasal dari 11 kepala desa yang diatas, namun Pemerintah Kabupaten Pegunnungan Bintang Papua, tidak perhatikan bangunan sekolah, bangunan lama yang sudah lapuk itu, Kabupaten dari Jaya Wijaya, sementara Kabupaten Pegunungan Bintang tidak perhatikan bangunan sekolah yang sudah rusak dan tidak pantas di gunakan oleh siswa dan ini sangat di sayangkan.

Dokumentassi kondisi fisik sekolah dan siswa SD Inpres Bime 2013

Permasalahan tidak perhatikan nasib pendidikan di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua, khususnya SD Inpres Bime karena, tidak tegas Dinas Pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang dalam hal ketersediaan fasilitas sekolah, keterbatasan kualitas pendidik, fisik banngunan dan kepala sekolah yang ditempatkan SD tidak ada c

kontrol dari Dinas Pendidikan maka, kepala sekolah tidak di tempat dan tidak memperhatikan tugas sebagai kepala sekolah tersebut, lalu tinggal di Jayapura.

Pendidikan adalah jalan pembebasan, pentingnya pendidikan pada dasarnya diselenggarakan untuk membebaskan manusia dari berbagai persoalan hidup yang melingkupinya. Namun, pada kenyataannya yang menjadi masalah adalah dari segi ketersediaan fasilitas sekolah, keterbatasan perhatian orang tua, keterbatasaan pendidik dalam meningkat hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Untuk itu, pendidikan dipahami sebagai tolak ukur perwujudan seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan terus dilaksanakan secara kontinyu bagi lintas negeri ini. Menurut Paulo Freire, pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi manusia menjadi manusia agar terhindar dari berbagai penindasan, kebodohan sampai kepada ketertinggalan. Oleh karena itu manusia sebagai pusat pendidikan, maka manusia harus menjadikan alat pembebasan untuk mengantarkan manusia menjadi makhluk yang bermartabat. (Majala Komapo News: 12).

G. Standar Sekolah Dasar (SD) Variabel Penelitian Fasilitas Sekolah, Orang Tua, Dan Hasil Belajar Siswa.

Tabel IV.6 a. Fasilitas Sekolah

Sumber : Data sekunder tahun 2013

No Fasilitas sekolah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kondisi ruang belajar Kursi dan meja

Fasilitas ruang dan referensi buku di perpustakaan

Fasilitas ruang dan alat bahan laboratrium IPA Fasilitas ruang dan alat laboratrium Bahasa Alat media pendidikan

Buku pegangan

Papan tulis dan kapur tulis Peta Indonesia

Tabel IV. 7 b. Orang Tua No Orang Tua 1 2 3 4 5 6

Memberikan semangat terhadap diri anak akan pentingnya suatu pendidikan untuk masa depan mereka.

Sebagai fasilitator terhadap segala kegiatan mereka.

Menjadi sumber ilmu dan pengetahuan dalam keluarga.

Memberikan motivasi kepada anak untuk selalu meningkatkan prestasi belajar mereka.

Sebagai tempat bertanya dan mengaduh terhadap hal-hal yang menjadi permasalahan anak.

Memberikan arahan yang jelas untuk masa depan anak-anaknya.

Sumber : Data sekunder tahun 2013

Tabel IV.8 c. Pendidik No Standar Pendidik 1 2 3 4 5 6 Kualifikasi akademik Pendidikan dan pelatihan Pengalaman mengajar

Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Penilain dari atasan dan pengawas

No Standar Pendidik

7 8 9 10

Karya pengembangan profesi Keikutsertaan dalam forum ilmiah

Pengalaman organisasi di bidang pendidikan & sosial Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan Sumber : Data sekunder tahun 2013

Tabel IV.9 d. Hasil Belajar Siswa

No Hasil Belalar Siswa

1

2

Pengembangan Alat Penilaian Kognitif

1. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan dari apa

yang telah dipelajari, berkaitan fakta dan peristiwa.

2. Pemahaman, mencakup kemampuan menerima arti

dan makna dari apa yang telah diterima

3. Penerapan, menerapkan masalah pada yang nyata.

4. Analisis, kemampuan menganalisa apa yang dimengerti

menjadi lebih paham lagi.

5. Sintesis, kemapuan membentuk pola baru yang

dianggap lebih tepat.

6. Evaluasi, kemampuan untuk menilai hasil ujian atau

hal lain sesuai standar

Pengembangan Alat Penilaian Afektif

1. Penerapan, berhubungan dengan kesensitifan akan suatu peristiwa.

2. Partisipasi, kesediaan memperhatikan dan perduli untuk ikut serta.

3. Penilaian dan penentuan sikap, penerimaan mengakui penilaian atau pendapat orang lain.

4. Organisasi,sistem nilai pedoman dan pegangan hidup. 5. Pembentukan pola hidup, terkait dengan kehidupan

No Prestasi Belajar Siswa

3 Pengembangan Alat Penilaian Psikomotorik

1. Persepsi, kemampuan memilah-milah hal-hal secara khas setelah menyadari adanya perbedaan. Misalnya:

pemilahan antara anak yang pendiam dengana anak yang suka berbuat gaduh.

2. Kesiapan, kemampuan penempatan diri dalam gerakan jasmani dengan rohani. Dalam PKn misalnya mengamati perilaku seseorang.

3. Gerakan terbimbing, menirukan gerakan yang sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru. Misalnya dalam PKn, guru memberi contoh : teladan cara mengucap salam yang baik, perilaku yang sopan di depan murid.

4. Gerakan kompleks, melakukan sikap moral cara

membantu teman yang membutuhkan bantuan sikap yang menyenangkan, terampil dan cekatan.

5. Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan kebiasaan yang baik. Contohnya: kebiasaan mengucapkan salam, jabat tangan dsb.

6. Penyesuaian pola gerakan, menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar.

7. Kreativitas, kemampuan berperilaku yang disesuaikan dengan sikap dasar yang dimilikinya sendiri. Misalnya: cara bergaul, cara menolong teman yang membutuhkan.

BAB V

Dokumen terkait