• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Kecamatan Jagakarsa

Bila membahas masalah sosial budaya suatu daerah tidak akan lengkap tanpa mengetahui sejarah atau asal usul daerah tersebut. Nama Kecamatan Jagakarsa diambil dari salah satu nama tokoh yang memiliki sejarah penting yang terjadi di daerah tersebut.6

Nama Jagakarsa bermula dari seorang panglima perang kerajaan Mataram Yogjakarta pada tahun 1625, yakni bernama Raden Bagus Jagakarsa. Saat itu Raden Jagakarsa ikut berperang ke kota Batavia. Akan tetapi beliau menolak untuk pulang ke Mataram karena takut terkena hukuman. Kemudian beliau menikah dengan putri Pajajaran yang berkedudukan di wilayah yang kini bernama Ragunan. Ia memiliki dua orang anak yaitu bernama Raden Mas

5

Sumber Badan Pusat Statistik Kota Administasi Jakarta Selatan, Statistik Daerah Kecamatan Jagakarsa 2015 dalam Pemerintahan dan Kependudukan, (Jakarta: CV Nario Sari, 2015), h. 2 - 3

6

Pemberian nama pada suatu tempat atau wilayah pasti mengandung sebuah arti atau maksud tertentu, seperti beberapa nama tempat di Jakarta yang berdasarkan topografi atau keadaan alam, ada juga yang berdasarkan jenis tumbuh-tumbuhan, nama binatang yang banyak ditemukan disana, kelompok etnis yang biasanya dijadikan pemukiman berdasarkan kelompok yang bersangkutan. Lihat dalam Zaenuddin HM, 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe, (Jakarta: PT. Ufuk Press,2012 ), h. 257-258

Mohammad Kahfi dan Raden Mas Aria Kemang Yudhanegara. Dalam keluarga Raden Jagakarsa, mempunyai silsilah atau keturunan yang tinggal dan menetap di daerah tersebut. Pada masanya, namanya sangat tersohor, sehingga banyak orang menyebut kawasan itu dengan nama Jagakarsa dan hingga akhirnya nama itu tetap ada hingga kini diabadikan menjadi nama tempat Jagakarasa.7

Kemajemukan masyarakat Indonesia adalah satu hal yang tidak dapat kita hindari, begitu pula dengan masyarakat Kecamatan Jagakarsa. Kemajemukan timbul karena adanya berbagai macam kenekaragaman unsur penyusun masyarakat di dalamnya, yakni suku bangsa, agama, dan golongan-golongan sosial lainya.

Masyarakat Kecamatan Jagakarsa memiliki beraneka ragam suku dan agama, meskipun secara mayoritas masyarakatnya beragama Islam dan suku Betawi yang masih mendominasi daerah ini. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri seiring dengan perkembangan tahun dan zaman membuat datangnya para pendatang dari luar daerah yang membawa budaya serta agama yang berbeda menempati wilayah tersebut. Hal ini membuat masyarakat Kecamatan Jagakara memiliki beragam budaya.

Budaya yang menciptakan kesenian dalam masyarakat lahir dari adanya peradaban manusia. serta bagi masyarakat, agama merupakan salah satu kebutuhan dasar sebagai mahluk sosial. Nilai dan norma yang terdapat pada agama telah membentuk sistem sosial dan budaya suatu masyarakat, sehingga agama menjadi unsur dominan yang membentuk cara pandang, pola pikir, tingkah

7

Zaenuddin HM, 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe, (Jakarta: PT. Ufuk Press,2012 ), h. 257-258

laku serta membentuk sistem sosial dalam masyarakat.8 Bagi setiap masyarakat, konsep tentang agama adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pandangan hidup dan pengalaman mereka. Agama telah menentukan pola fikir atau cara pandang serta tingkah laku setiap individu dalam masyarakat. Hal demikian juga berpengaruh dalam masyarakat Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.

Berkaitan agama dengan masyarakat Kecamatan Jagakarsa sangat erat. Diketahui sebagian besar masyarakat Kecamatan Jagakarsa adalah beragama Islam. Kehidupan beragama di wilayah Kecamatan Jagakarsa cukup baik. Ini terlihat dengan adanya saling menghormati sesama pemeluk agama. Kerukunan hidup beragama yang terjadi dalam masyarakat bisa terjadi karena adanya kerja sama dengan pemerintah dalam pembinaan keagamaan yang dilakukan dengan para tokoh-tokoh agama, Ulama serta peranan tokoh masyarakat yang membantu menjalankannya. Kerukunan beragama yang terjadi dalam masyarakat Kecamatan Jagakarsa juga dapat dilihat dari jumlah sarana peribadatan yang terdapat di wilayah Kecamatan Jagakarsa.9 Maka tidak mengherankan jika jumlah masjid dan musholah lebih banyak dibandingkan sarana peribadatan lain. Berikut tabel rincian sarana peribadatan di wilayah Kecamatan Jagakarsa sebagai berikut;

8

Imam Subchi, Agama Masyarakat Keturunan Arab, Al-Turas Vol 12 No 2, (Mei 2006), h. 135

9

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Bulan Desember 2014, h. 17-18

No Kelurahan Masjid Mushalla Gereja Pure 1 Ciganjur 19 33 2 Serengseng Sawah 24 36 3 1 3 Jagakarsa 19 34 4 Leteng Agung 20 30 1 5 Tanjung Barat 18 18 3 6 Cipedak 11 39 Jumlah 111 190 7 1

Table 3.3 Laporan penyelenggara pemerintahan provinsi DKI Jakarta Bulan Desember 2014 kec. Jagakarsa

Islam sebagai agama mayoritas pada masyarakat Kecamatan Betawi menjadi pedoman hidup serta tata aturan yang mengatur setiap tingkah laku dan aktivitas mereka, bahkan menjadi pedoman mereka dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Budaya yang lahir dalam masyarakat Kecamatan Jagakarsa berkaitan erat dengan suku Betawi sebab masyarakat Kecamatan Jagakarsa sebagian besar adalah warga asli Betawi yang memiliki warisan kebudayaan dari leluhur terdahulu dan kebudayaan tersebut masih tetap dilestarikan. Kebudayaan Betawi memberikan sumbangan yang besar terhadap seni musik, seperti seni rebana biang

yang terdapat pada masyarakat Kecamatan Jagakarsa. Dalam hal ini seni rebana biang tidak hanya mendapat pengaruh dari suku Betawi melainkan juga mendapat pengaruh dari berbagai daerah seperti dari Sunda, bahkan Negara Arab. Pada dasarnya kesenian rebana biang pada masyarakat Kecamatan Jagakarsa bermula dari faktor agama dengan tujuan untuk menyebarkan Islam di wilayah tersebut, akan tetapi seiring dengan sifat keterbukaan masyarakatnya pada seni rebana biang maka kesenian ini pun menjadi budaya leluhur yang dimiliki masyarakat sekitar. Meskipun masyarakat kecamatan Jagakarsa sebagian besar adalah suku Betawi akan tetapi tidak bisa dipungkiri terdapat suku lain, antara lain suku Jawa yang bisa dibilang mayoritas suku kedua setelah Betawi. Selain itu juga ada Sunda, Batak dan lain sebaginya. Banyak kebudayaan dan kesenian yang terdapat di Kecamatan Jagakarsa10 Berikut tabel rincian jenis kebudayaan dan kesenian yang terdapat di wilayah Kecamatan Jagakarsa yaitu;

Kelurahan No Jenis Kesenian Ciganjur SR. Sawah Jagakarsa LT. Agung TJ. Barat Cipedak 1. Tari 4 1 1 3 2 2. Tanjidor 1 10

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Bulan Desember 2014, h.33 - 34

3. Topeng 2 1 4. Wayang Kulit Betawi 1 1 5. Orkes Melayu 2 2 3 1 1 4 6. Rebana Qasidah 7 11 7 10 6 6 7. Vokal Group 1 2 3 3 1 1 8. Gambang Keromomg 2 9. Band 2 1 1 1 1 10. Orkes Gambus 2 1 11. Reog Ponorogo 1 12. Seni Lukis 2 13. Reog Dog 1

dog

Jumlah 21 18 24 14 12 17

Table 3.4 Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Bulan Desember 2014.

Meskipun suku dan budaya di masyarakat Kecamatan Jagakarsa beragam, namun masyarakat Kecamatan Jagakarsa yang mayoritas penduduknya adalah warga Betawi dan mayoritas beragama Islam, mereka tidak menghapus atau menghilangkan keberadaannya. Akan tetapi, terus dilestarikan sebagai sesuatu yang membanggakan. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya Sanggar Pustaka Rebana Biang Ciganjur. Sanggar ini merupakan wadah pengembangan dan pelestarian seni rebana pada masyarakat Kecamatan Jagakarsa. Bahkan telah diakui keberadaanya oleh pihak Pemerintah Pusat.

Pada pembahasan selanjutnya, di Bab IV penulis akan menjelaskan tentang perkembangan seni rebana biang pada masyarakat Kecamatan Jagakarsa. Dalam pembahasan tersebut penulis akan memaparkan mengenai pengertian dari rebana biang, awal mula lahirnya seni rebana biang pada masyarakat Kecamatan Jagakarsa, kondisi perkembangan rebana biang saat ini serta upaya yang dilakukan untuk mengembangkan atau melestarikan seni rebana biang pada masyarakat luas.

52

PERKEMBANGAN SENI REBANA BIANG PADA MASYARAKAT

Dokumen terkait