• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di dua pasar yaitu Pasar Bogor yang terletak di Kota Bogor dan pasar/pusat oleh-oleh Sari Barokah yang terletak di sekitar kawasan Puncak Kabupaten Bogor. Kota Bogor terletak di antara 106 derajat 43’30”BT – 106 derajat 51’00”BT dan 30’30”LS – 6 derajat 41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibukota kurang lebih 60 kilometer. Pada tahun 2009 curah hujan rata-rata Kota Bogor sebesar 239 mm dengan rata-rata 10 hari hujan per bulan. Luas wilayah Kota Bogor 118.50 km2 dengan batas- batas wilayah sebagai berikut :

1. Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor 2. Timur : berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor

3. Utara : berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor

4. Barat : berbatasan dengan Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Kota Bogor

Kota Bogor terdiri dari enam kecamatan yaitu Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Selatan dan Kecamatan Tanah Sareal. Kedudukan topografis Kota bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibukota negara merupakan potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan Puncak / Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Pasar Bogor terletak di Kecamatan Bogor Tengah yang merupakan kecamatan terpadat, yaitu 13,828 jiwa/km2. Pasar Bogor terletak berdekatan dengan Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor sehingga daerah sekitar pasar sangat ramai karena merupakan tujuan wisata.

Pertumbuhan penduduk Kota Bogor dari tahun ke tahun terus meningkat. Dari data BPS pada tahun 2009 jumlah penduduk Bogor mencapai 946,204 orang. Tabel 5 menunjukkan pertumbuhan jumlah penduduk Kota Bogor selama tahun 2005 – 2009.

Tabel 5. Jumlah penduduk Kotamadya Bogor tahun 2005 – 2009

Jenis Kelamin 2005 2006 2007 2008 2009

Laki-laki 431,862 444,508 457,717 476,476 481,559

Perempuan 423,223 434,630 447,415 465,728 464,645

Total 855,085 879,138 905,132 942,204 946,204

Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)

Jika ditinjau dari pendapatan regional struktur ekonomi Kota Bogor didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,54% dan sektor industri pengolahan sebesar 28,25%. Kedua sektor ini sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya beli masyarakat. Pada tahun 2009 jumlah perusahaan perdagangan nasioanal di Kota Bogor mencapai 9,460 dan didominasi oleh perdagangan kecil sebesar 7,874 buah.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota RI dan secara geografis terletak pada posisi 6 derajat 19’ – 6 derajat47’ LS dan 106 derajat 1’ – 107

17 derajat 103’ BT. Curah hujan tahunan antara 2,500 mm sampai lebih dari 5,000 mm/tahun, kecuali di wilayah bagian utara yang berbatasan dengan DKI Jakarta, Tangerang dan Bekasi curah hujannya kurang dari 2,500 mm/tahun. Dari data BPS pada tahun 2006 luas wilayah Kabupaten Bogor adalah 2,301.95 km2 dengan batas-batas wilyahnya :

1) Di Utara : Kota Depok 2) Di Barat : Kabupaten Lebak.

3) Di Barat Daya : Kabupaten Tangerang. 4) Di Timur : Kabupaten Purwakarta. 5) Di Timur Laut : Kabupaten Bekasi. 6) Di Selatan : Kabupaten Sukabumi. 7) Di Tenggara : Kabupaten Cianjur.

Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Megamendung yang berada di kawasan Puncak Bogor. Kawasan Puncak merupakan salah satu tujuan wisata di Kabupaten Bogor. Banyak terdapat pusat oleh-oleh khas Bogor di kawsan Puncak ini, salah satunya adalah Sari Barokha yang terletak di Kecamatan Megamendung.

Berdasarkan hasil sensus daerah tahun 2006 jumlah penduduk Kabupaten Bogor tercatat 4,215,436 jiwa. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbesar di antara jumlah penduduk kabupaten/kota di Jawa Barat (Departemen Perindustrian 2007). Dilihat dari sebaran tenaga kerja, penduduk Kabupaten Bogor didominasi oleh sektor pertanian dan perdagangan. Data Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Utama Kabupaten Bogor dapat di lihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Data tenaga kerja menurut lapangan usaha utama dan jenis kelamin Kabupaten Bogor tahun 2006

No Usaha Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Pertanian 205,009 53,622 258,631

2 Pertambangan & Galian 17,934 817 18,751

3 Industri 192,437 91,394 283,831

4 Listrik gas & Air Minum 1,634 817 2,451

5 Konstruksi 64,398 1,624 66,022 6 Perdagangan 238,826 117,478 356,304 7 Komunikasi 120,606 2,451 123,057 8 Keuangan 16,335 10,611 26,946 9 Jasa-jasa 152,464 96,281 248,745 10 Lainnya 3,263 1,629 4,892 Jumlah 1,012,906 376,724 1,389,630

Sumber : Departemen Perindustrian 2007

2. Gambaran Umum Usaha Penjualan Alpukat

Kota dan Kabupaten Bogor dikenal sebagai salah satu tempat tujuan wisata, yang artinya kedua daerah ini sangat strategis untuk pertumbuhan kegiatan ekonomi. Dilihat dari pendapatan ekonomi dan sebaran tanaga kerja kedua daerah sangat didominasi oleh dua sektor yaitu perdagangan dan pertanian. Banyaknya tempat wisata menjadi salah satu peluang untuk melakukan kegiatan jual-beli yang salah satunya komoditas pertanian, seperti kedua pasar yang menjadi tempat penelitian yaitu Pasar Bogor dan Sari Barokah.

Tempat penelitian di Pasar Bogor adalah pedagang buah di lapak-lapak kaki lima yang berada di sekitar Kebun Raya. Untuk di Sari Barokah tempat penelitian adalah pedagang buah/oleh-oleh khas

18 Bogor yang berada di sekitar jalur Puncak. Tempat usaha di Sari Barokah merupakan kios-kios yang dikelolah oleh pihak swasta dan disewakan per tahun. Gambar 4 menunjukan tempat usaha buah di Pasar Bogor dan Sari Barokah.

(a) (b)

Gambar 4. (a) Lapak kaki lima di Pasar Bogor, (b) kios buah/oleh-oleh di Sari Barokah Gambar di atas jelas memperlihatkan penataan pasar di Pasar Bogor yang masih sangat sederhana. Lapak-lapak di Pasar Bogor sebagian besar didirikan sendiri oleh pedagang pengecer. Pendirian lapak terlihat tidak tertata rapi dan keadaan sekitar yang kurang bersih. Hal-hal seperti ini perlu mendapat perhatian, karena dari penjelasan sebelumnya diketahui perdagangan yang berbasis pertanian mempunyai potensi besar dalam menyerap tenaga kerja. Sebagai contoh untuk pemasaran alpukat sampai ke pasar terdiri dari berbagai pelaku/entitas yang masing-masing menciptakan peluang tenaga kerja. Penataan pasar yang tepat dan dilakukan secara terus menerus dapat meningkatkan pengembangan perdagangan hasil pertanian melalui peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan dimulai dari pasar dimana meningkatnya konsumen dipengaruhi oleh kondisi pasar yang lebih kondusif. Peningkatan penjualan ini akan diikuti entitas-entitas yang lainya dalam suatu aliran pemasaran alpukat.

Pedagang pengecer di Pasar Bogor dikenakan biaya berupa pemeliharaan kebersihan, ketertiban dan keamanan dan penarikan retribusi per hari jika pedagang berjualan. Sementara untuk Sari Barokah selain dikenakan biaya sewa pertahun terdapat juga biaya-biaya lain berupa retribusi dari Pemda, DLLAJ, kebersihan dan keamanan, serta komisi untuk supir-supir bus.

Pedagang pengecer yang diamati di Pasar Bogor umumnya pedagang buah dan biasanya hanya menjual satu komoditas yaitu alpukat. Pedagang buah di Sari Barokah lebih bervariasi dalam dagangan buahnya, terdapat juga pedagang oleh-oleh khas Bogor yang sekaligus berjualan buah seperti alpukat, pisang dan manggis. Terdapat tiga jenis varietas alpukat yang dijajakan di Pasar Bogor dan Sari Barokah, yaitu Ijo Bundar, Fuerte/Ijo Lonjong dan Ijo Panjang. Varietas yang dijajakan di Pasar Bogor dan Sari Barokah dapat dilihat di Gambar 5. Untuk karakteristik ketiga jenis alpukat ini terdapat pada Tabel 7.

(a) (b) (c)

19 Tabel 7. Varietas alpukat yang dijajakan di Pasar Bogor dan Sari Barokah

Karakteristik Jenis Alpukat Hijau Panjang (mentega) Hijau Bulat (mentega/susu) Hijau Lonjong (fuerte)

Bentuk Pear Bulat Bulat lonjong

Leher Panjang Tidak ada Pendek

Ujung buah Tumpul Bulat Tumpul

Pangkal buah Runcing Tumpul Runcing

Warna kulit Hijau bintik

kuning

Hijau licin berbintik kuning

Hijau agak kasar berbintik kuning Tebal kulit (mm) 1.5 1.0 1.5 Daging buah : -Warna -Diameter -Panjang Kuning 6.5 11.5 Kuning hijau 7.5 9.0 Kuning 7.5 11.0 Biji : Bentuk -Ukuran (cm) Jorong 5.5 x 4 Jorong 5.5 x 4 Lonjong 5.0 x 4

-Hasil/tahun 16.1 kg/pohon 22.0 kg/pohon 45.1 kg/pohon

Sumber : Baga (1997) diacu dalam Kusniati (2011)

Hampir semua pedagang yang melakukan usaha penjualan alpukat bermula dari mengikuti orangtua atau keluarga berdagang buah sejak kecil. Terdapat juga responden di Sari Barokah yang merupakan pedagang oleh-oleh khas Bogor yang menambahkan dagangan alpukat agar lebih bervariasinya dagangannya dan dapat memancing pembeli. Terdapat bermacam-macam kesulitan yang dihadapi pedagang dalam memasarkan alpukat di antaranya adalah proses tawar menawar harga pembelian alpukat dengan konsumen, persaingan penentuan harga jual, kualitas alpukat yang kurang bagus sehingga cepat busuk dan matangnya tidak sempurna serta tergantung musim. Biasanya pada saat panen raya alpukat sangat melimpah, kondisi ini terjadi pada saat musim hujan. Hal ini menyebabkan banyak alpukat yang tidak terjual karena cenderung permintaan buah alpukat menurun pada saat terjadi musim hujan.

Tidak terdapat suatu perkumpulan usaha dagang baik di Pasar Bogor maupun Sari Barokah. Kegiatan-kegiatan berkumpul antara pedagang di Sari Barokah sering dilakukan, tetapi dalam rangka kegiatan di luar masalah perdagangan. Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha penjualan alpukat berkisar dari satu sampai tiga orang yang merupakan keluarga dekat atau masyarakat sekitar. Dari berbagai penjelasan pedagang, usaha penjualan alpukat kedepannya masih bisa berkembang karena permintaan konsumen yang masih banyak, ketertarikan para wisatawan terhadap buah dan makin banyanya usaha catering dan warung makan yang membutuhkan alpukat.

3. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 13 orang yang terdiri dari sepuluh pedagang pengecer, dua pedagang pengumpul serta satu pedagang grosir. Kesepuluh pedagang pengecer berasal dari dua pasar sekitar lokasi wisata yaitu lima orang di Pasar Bogor dan lima orang di Sari Barokah di Cibogo. Untuk pedagang pengumpul masing-masing berlokasi di Bandung kemudian untuk pedagang grosir berlokasi di Pasar Induk Cibitung. Sebagian besar dari responden tersebut berusia 31 – 40 tahun. Pengelompokan responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 8.

Data dalam tabel menunjukkan bahwa dari 13 responden sebanyak 7 orang (53.85%) berusia di antara 31 – 40 tahun. Untuk responden yang berusia di antara 20 – 30 tahun dua di antaranya bukan pemilik usaha, keduanya merupakan keluarga dekat dari pemilik usaha. Selain dari dua orang

20 tersebut seluruh responden merupakan pemilik usaha. Kemudian di antara responden terdapat satu orang yang merupakan pedagang pengumpul yang berjenis kelamin wanita.

Tabel 8. Pengelompokkan umur responden

No. Kelompok Umur Jumlah Orang Persentase 1 20 – 30 5 38.46 2 31 – 40 7 53.85 3 41 – 50 1 7.69 Total 13 100.00

Sumber : (Data Diolah)

Tingkat pendidikan responden bervariasi, akan tetapi sebagian besar merupakan lulusan SD. Pengolompokan responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Tingkat pendidikan responden

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

Orang Persentase

1 Tamat SD 8 61.54

2 Tamat SMP 3 23.08

3 Tamat SMA/SMK 2 15.38

Total 13 100.00

Sumber : (Data Diolah)

Para responden yang merupkan pedagang tidak pernah mendapatkan jenis pendidikan lain selain pendidikan formalnya. Mereka memperoleh keahlian berusaha alpukat dari pengalaman mereka selama beraktivitas di bidang usaha ini, serta dari pengalaman usaha bersama orangtua atau saudara mereka. Disamping bermata pencarian selain pedagang alpukat, sebagian dari responden memiliki mata pencarian lain. Hal ini ditunjukkan oleh Tabel 10.

Tabel 10. Mata pencarian lain responden di pasar sekitar lokasi wisata Bogor

No. Jenis Mata Pencarian Jumlah

Orang Persentase

1 Tidak Ada 4 30.77

2 Wiraswasta 1 7.69

3 Berkebun 2 15.38

4 Berdagang selain alpukat 6 46.15

Total 13 100.00

Sumber : (Data Diolah)

Data di atas menunjukkan bahwa dari 13 responden sebagian besar (6 orang atau 46.15%) berdagang selain alpukat. Komoditas lain yang diusahakan berupa buah-buahan dan sayuran seperti pisang, jambu, manggis, talas dll. Khusus di pasar wisata di puncak juga menjual macam-macam oleh-oleh berupa jajanan ringan. Untuk responden yang berkebun keduanya merupakan pedagang pengumpul, komoditas yang diusahakan berupa padi dan bawang. Kemudian responden yang berwiraswasta merupakan pedagang grosir. Responden yang tidak memiliki mata pencarian lain adalah pedagang pengecer yang berasal dari Pasar Bogor. Hampir semua pedagang melakukan usaha

21 dari modal sendiri. Hanya terdapat dua responden pedagang pengecer yang pernah melakukan pinjaman ke koperasi/bank dalam rangka memperluas kapasitas usaha mereka.

B. IDENTIFIKASI ANGGOTA RANTAI PASOK

Dokumen terkait