• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geografis dan Administratif

Kecamatan Lembang merupakan salah satu dari 45 Kecamatan di Kabupaten Bandung yang berjarak 36,5 km dari Kabupaten Bandung dan merupakan salah satu kawasan yang sangat cocok dalam pengembangan sapi perah. Kecamatan Lembang berbatasan dengan Kabupaten Subang di sebelah Utara, sebelah Timur dengan Kabupaten Sumedang dan Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, sebelah Selatan dengan Kota Bandung dan sebelah Barat dengan Kecamatan Parompong Kabupaten Bandung.

Berdasarkan topografinya Kecamatan Lembang memiliki ketinggian tempat 1.200 - 1.257 m dpl. Temperaturnya berkisar antara 15,6-16,8 0C pada musim hujan dan 30,5-32,7 0C pada musim kemarau. Luas total wilayah Kecamatan Lembang 8.952,48 ha yang terdiri dari 16 Desa dan 43 Dusun. Keadaan lingkungan tersebut sangat sesuai untuk usaha peternakan sapi perah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutardi (1981) bahwa daerah sejuk dan kering yang sesuai untuk sapi perah adalah pegunungan berketinggian minimal 800 m diatas permukaan laut dan bersuhu 18,30C.

Penggunaan lahan di Kecamatan Lembang terbagi ke dalam enam kategori, yaitu lahan sawah yang meliputi sawah irigasi dan sawah tanah hujan, lahan kering yang meliputi pekarangan, bangunan, halaman, penggembalaan/padang rumput, tegal/ladang dan pemukiman, lahan basah yang meliputi tambak dan kolam/empang, lahan perkebunan yang meliputi perkebunan rakyat dan Negara, lahan fasilitas umum yang meliputi kas desa, lapangan dan perkantoran pemerintah, serta lahan hutan yang meliputi hutan lindung dan hutan produksi. Sebagian besar lahan di Kecamatan Lembang digunakan untuk lahan kering sebesar 3.499,95 ha atau sebesar 39,10 persen. Data penggunaan lahan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Penggunaan Lahan di Kecamatan Lembang (ha) Cikahuripan - 586,68 - 2,00 12,42 441,49 1.042,59 Gd

Cikahuripan 789,00 225,74 2,50 127,50 5,15 14,39 1.164,28 Jaya giri 16,25 - - 248,08 12,20 527,75 804,28 Wangun sari - 241,54 0,25 38,00 99,49 - 379,28 Lembang 4,02 631,36 10,00 10,50 5,00 0,59 661,47

Pagerwangi - - - - 22,90 - 22,90

Kayu ambon 19,42 57,19 - 19,42 123,02 0,28 219,33 Cibogo 4,67 145,59 - 64,69 47,73 9,66 272,34 Cikidang 294,02 22,27 - - 13,16 150,00 479,45 Langensari 16,28 27,00 - 107,22 38,05 16,78 205,33 Mekarwangi - 319,32 - - 4,50 200,00 523,82 Wangunharja 2,00 2,00 - - 157,25 122,21 283,46

Cibodas - 365,70 - - 2,69 370,00 738,39

Suntenjaya - 410,56 - 164,00 889,00 1.463,56

Cikole - 215,00 - 200,00 15,00 - 430,00

Jumlah 1145,67 3.499,95 12,75 983,41 568,55 2.742,15 8.952,48 Sumber : Potensi Desa di Kecamatan Lembang, 2006 (data diolah)

Keadaan Demografi

Penduduk Kecamatan Lembang pada tahun 2006 berjumlah 109.297 jiwa yang terbagi ke dalam 25.238 kepala keluarga. Tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Lembang sebagian besar tamat SD/Sederajat yakni sebesar 61,73 persen, sedangkan masyarakat yang tamat Strata Satu hanya 0,12 persen. Rincian tingkat pendidikan masyarakat Lembang tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Lembang Jumlah Tingkat Pendidikan

orang (%)

Belum sekolah 12.425 11,37

Tidak Tamat SD 10.610 9,71

Tamat SD/Sederajat 67.467 61,73

Tamat SMP/ Sederajat 15.395 14,09

Tamat SMU/ Sederajat 2.841 2,59

Tamat Akademi/ Universitas 559 0,51

Jumlah 109.297 100

Sumber : Potensi Desa di Kecamatan Lembang, 2006 (data diolah)

Mata pencaharian masyarakat Lembang terbesar yaitu pada bidang pertanian sebanyak 7.567 orang dengan proporsi 20,68 persen, sedangkan yang bermata pencaharian dibidang peternakan sebanyak 3.668 orang dengan proporsi 10,02

persen. Sisanya bermata pencaharian sebagai buruh tani, pegawai negeri, TNI/POLRI, buruh, pensiunan, pedagang, dan pegawai swasta. Pendapatan perkapita masyarakat Kecamatan Lembang adalah Rp. 850.678,00 per bulan. Klasifikasi penduduk berdasarkan mata pencaharian disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Klasifikasi Penduduk Kecamatan Lembang Berdasarkan Mata Pencaharian

Jumlah Mata pencaharian

orang (%)

Pertanian 7.567 20,68

Buruh tani 1.137 3,11

Peternakan 3.668 10,02

Pegawai Negeri 2.243 6,13

TNI/POLRI 1.674 4,57

Buruh 6.432 17,57

Pensiunan 1.054 2,88

Pedagang 6.336 17,31

Pegawai Swasta 3.276 8,95

Profesi lain-lain 3.211 8,77

Jumlah 36.598 100

Sumber : Rencana Kerja Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Tahun 2008 Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)

Sekitar satu abad yang lalu, peternakan sapi perah di Lembang mulai diperkenalkan oleh Bangsa Belanda, seiring dengan berjalannnya waktu, banyak bangsa pribumi yang mulanya sebagai pekerja mulai memelihara sapi perah sendiri dan pada akhirnya berkembanglah di seluruh Lembang. Jumlah peternak yang semakin banyak mendorong adanya kebutuhan untuk memasarkan produk susu yang dihasilkan. Pada tanggal 8 Agustus 1971, berdirilah sebuah koperasi susu dengan diprakarsai oleh 35 orang peternak, hal ini didorong oleh keinginan untuk memperkuat posisi tawar peternak sapi perah di Lembang akibat harga susu yang diterapkan oleh loper-loper susu dan swasta seringkali tidak memuaskan. Selanjutnya koperasi susu itu dinamakan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara yang saat ini lebih dikenal dengan singkatan KPSBU. Jumlah anggota KPSBU tersebar ke dalam 21 Tempat Pelayanan Koperasi (TPK), pada tahun 2006 keanggotaan mencapai 6.163 orang dengan anggota laki-laki berjumlah 5.189 orang dan perempuan berjumlah 974 orang, serta populasi sapi mencapai 15.947 ekor.

KPSBU memiliki pengaruh penting sebagai salah satu pelaku dalam arena gerakan koperasi nasional. Selain itu KPSBU terus berupaya mencapai tujuan menjadi model koperasi dalam mensejahterakan anggota dengan membangun manajemen koperasi yang berbasis pada hasil dan berorientasi pada kebutuhan anggota. Sistem manajemen yang telah diterapkan oleh KPSBU antara lain penilaian prestasi kerja untuk karyawan yang dapat memotivasi karyawannya menjadi giat bekerja, penyusunan dan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen, pemberian pendidikan wajib mengenai dasar-dasar koperasi bagi anggotanya dan dukungan terhadap transparansi serta demokrasi anggota dengan sistem satu anggota satu suara pada pemilihaan pengurus dan pengawas.

Selama perkembangannya, KPSBU selalu memfokuskan daya usaha untuk melaksanakan peran dan fungsi bagi kepentingan komunitasnya, dalam hal pelayanan, kelangsungan proses produksi, pendidikan anggota, kesejahteraan anggota, dan beasiswa. Pelayanan yang dilakukan oleh KPSBU terhadap anggotanya meliputi pelayanan peternakan yang dimulai sejak praproduksi susu ternak sapi perah dan pelayanan keuangan. Pelayanan yang dimulai sejak praproduksi antara lain pelayanan pemeliharaan kesehatan hewan yaitu dengan pemberian obat cacing secara rutin setiap enam bulan sekali, pelayanan Inseminasi Buatan (IB), pelayanan perkembangan populasi dengan adanya program sapi bergulir mandiri, dan pelayanan makanan ternak. Pelayanan keuangan adalah melalui perkreditan sapi bergulir yang berasal dari Menegkop dan UKM, serta program simpan pinjam tanpa bunga dan biaya administrasi.

Kegiatan usaha dan bisnis di KPSBU yaitu produksi susu, pemasaran susu, pertokoan (Waserda), dan pembibitan sapi. Usaha-usaha untuk mengembangkan koperasi ini pun terus berlanjut sampai sekarang dengan terjalinnya beberapa kerjasama baik dalam bentuk pemberian pelatihan untuk sumber daya manusia baik karyawan maupun anggota-anggota KPSBU, serta penyediaan alat-alat pendukung dengan pihak asing seperti HVA International Belanda dan Canadian Cooperative Association (CCA). KPSBU dalam pertumbuhannya mempunyai visi “Menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam mensejahterakan Anggota” dan misi

“Mensejahterakan anggota melalui layanan prima dalam industri persusuan dengan manajemen yang berkomitmen dan meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi

melalui pendidikan, pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis”. Visi dan misi ini didukung oleh nilai-nilai yang diterapkan didalamnya yaitu inovatif, dinamis, berorientasi pada kualitas, keterbukaan, keadilan, demokratis dan mandiri, selain itu didukung pula dengan perumusan slogan KPSBU “Murni Koperasinya, Murni Susunya”. Keberhasilan KPSBU dapat terukur dengan diberikannya penghargaan Indonesia Cooperative Award dari Kementerian Negara Koperasi dan UKM dan Majalah SWA pada tahun 2006.

Struktur organisasi KPSBU terdiri dari pengurus dan badan pengawas.

Pengurus bertugas mengelola koperasi yang dibantu oleh para karyawan, sedangkan badan pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Rapat Anggota Tahunan (RAT) memegang kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasi koperasi. Pelaksanaan operasional KPSBU mendapat binaan dari Departemen Koperasi dan Dinas Peternakan Tingkat Kabupaten atau Propinsi. RAT dilaksanakan setahun sekali yang berisi laporan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya, menetapkan kebijakan umum dan membuat rencana kerja.

Keadaan Umum Usaha Peternakan Sapi Perah

Kecamatan Lembang merupakan salah satu daerah yang potensial dalam usahaternak sapi perah karena memiliki lingkungan yang mendukung dari segi banyaknya masyarakat yang beternak sapi perah, berdasarkan data pada Tabel 4 dan Tabel 5, jumlah sapi perah yang dimiliki per rumah tangga peternak (RTP) adalah empat hingga lima ekor sapi perah.

Pemasaran produk hasil ternak sapi perah seperti susu menjadi hal yang mudah karena di Kecamatan Lembang juga terdapat koperasi peternak sapi perah.

Koperasi tersebut memberi pelayanan dan pembinaan untuk keberlangsungan usahaternak sapi perah melalui program-program yang direncanakan.

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Kabupaten Bandung pada bulan Juni tahun 2007, dari 45 kecamatan di Kabupaten Bandung terdapat 22 Kecamatan yang memiliki ternak sapi perah. Kecamatan Lembang memiliki populasi ternak sapi perah terbesar yaitu berjumlah 16.275 ekor yang terdiri dari 1.627 ekor jantan dan 14.648 ekor betina. Populasi ini mengalami peningkatan dari tahun 2006 sebesar 499 ekor. Data populasi sapi perah dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Populasi Ternak Sapi Perah di Kabupaten Bandung pada Tahun 2007

Sapi Perah (Ekor) No Kecamatan

Jantan Betina Jumlah

1 Ciwidey 45 470 515

2 Rancabali 182 383 565

3 Pasir Jambu 415 3442 3857

4 Pangalengan 865 10201 11066

5 Kertasari 374 3650 4024

6 Pacet 3 27 30

7 Paseh 2 26 28

8 Nagreg 1 3 4

9 Solokan Jeruk 19 0 19

10 Ciparay 7 39 46

11 Arjasari 126 1353 1479

12 Gunung Halu 14 34 48

13 Batu Jajar 24 0 24

14 Cileunyi 8 80 88

15 Cilengkrang 170 2040 2210

16 Cimenyan 5 9 14

17 Lembang 1.627 14.648 16.275

18 Parongpong 616 4.520 5.136

19 Cisarua 1.054 5.229 6.283

20 Ngamprah 0 84 84

21 Cikalongwetan 14 93 107

22 Cangkuang 23 104 127

Jumlah 5.594 46.435 52.029

Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Bandung 2007

Dokumen terkait