• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Umum Perikanan Laut Kabupaten Indramayu

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu

4.2 Keadaan Umum Perikanan Laut Kabupaten Indramayu

Di Indramayu usaha perikanan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perikanan darat dan perikanan laut. Pada perikanan darat terdiri dari tambak, rawa, sungai, dan kolam. Sebagian besar produksi perikanan yang dihasilkan di Indramayu didominasi oleh perikanan laut.

4.2.1 Unit penangkapan ikan

Setiap unit penangkapan ikan memiliki tiga unsur yang saling menunjang dan saling memiliki satu sama lain. Unsur yang saling menunjang dan saling memiliki tersebut adalah kapal penangkapan, alat tangkap yang digunakan, dan nelayan sebagai tenaga kerja yang mengoperasikan kedua unsur tersebut. Unit penangkapan ikan adalah satu kesatuan teknis dalam satu operasi penangkapan ikan yang terdiri atas kapal penangkapan, alat tangkap, dan nelayan.

Alat tangkap yang terbanyak selama periode 2002–2006 adalah alat tangkap gillnet, kurang lebih sebayak 45% dari jumlah alat tangkap yang terdaftar di Dinas

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu (Tabel 2). Setelah gillnet alat tangkap yang terbanyak adalah pukat kantong sebanyak 25% dari jumlah alat tangkap yang terdaftar. Akan tetapi tidak ada penjelasan mengenai pukat kantong yang dimaksud mencakup payang, dogol, atau mini trawl.

Tabel 2 Perkembangan jumlah alat penangkap ikan di Indramayu tahun 2002 – 2006

Jumlah Alat Tangkap No Alat tangkap 2002 2003 2004 2005 2006 1 Pukat kantong 1190 1486 1486 1486 1458 2 Pukat pantai 318 288 288 288 288 3 Purse seine 91 156 156 156 156 4 Gillnet 2317 2390 2390 2390 2709 5 Jaring klitik 722 870 870 870 870 6 Pancing 313 332 332 332 426 7 Sero 237 80 80 80 80 Jumlah 5188 5602 5602 5602 5987

(Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu 2002 – 2006)

Perkembangan jumlah armada penangkapan di Indramayu selama periode 2002–2006 mengalami peningkatan (Tabel 3). Sebagian besarkapal penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan Indramayu adalah perahu motor tempel, kurang lebih sebanyak 93% dari jumlah kapal yang terdaftar. Perahu-perahu tersebut berbahan dasar kayu berukuran 5 GT dengan mesin motor tempel 20 PK, berbahan bakar solar yang dicampur minyak tanah sebagai tenaga penggeraknya. Dan sebagian kecil lainnya kapal berukuran 15 – 30 GT dengan menggunakan mesin inboard.

Perkembangan armada penangkapan tersebut berpengaruh pula terhadap tenaga kerja yang terserap dalam kegiatan perikanan laut.

Tabel 3 Perkembangan jumlah armada penangkapan di Indramayu tahun 2002– 2006

Jenis Kapal Penangkap Ikan Tahun

Motor Tempel Kapal Motor Jumlah

2002 3878 285 4163 2003 4143 320 4463 2004 4143 320 4463 2005 4124 374 4498 2006 5634 285 5919 (Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu 2002 – 2006)

Nelayan merupakan bagian dari unit penangkapan ikan yang memegang peranan penting. Kemampuan nelayan dalam menggunakan dan mengoperasikan alat tangkap sangat berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapa ikan.

Terdapat kenaikan jumlah nelayan khususnya nelayan buruh dari tahun 2002 sampai 2006, akan tetapi untuk nelayan pemilik cenderung tetap mulai dari tahun 2003 sampai 2006 (Tabel 4). Dengan perbandingan antara nelayan pemilik dengan nelayan buruh yaitu 1 : 7.

Dalam satu buah armada penangkapan ikan yang menggunakan perahu motor tempel 5 GT umumnya terdapat 4-5 orang nelayan. Untuk kapal motor ukuran 30 GT umumnya terdapat 11-12 orang nelayan. Tiap-tiap nelayan tersebut mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing dalam suatu operasi penangkapan ikan.

Tabel 4 Perkembangan jumlah nelayan di Indramayu tahun 2002 – 2006

Status Nelayan Tahun

Pemilik Buruh Jumlah

2002 4084 28452 32536 2003 4271 30155 34426 2004 4271 30411 34682 2005 4271 30411 34682 2006 4271 30559 34830 (Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu 2002 – 2006)

4.2.2 Volume dan nilai produksi

Produksi perikanan tangkap dihitung berdasarkan jumlah ikan yang didaratkan. Usaha penangkapan ikan di Kabupaten Indramayu tersebar di 13 PPI dan 1 PPP. Produksi perikanan tangkap di Indramayu pada enam tahun terakhir yaitu 2002 – 2007 cenderung meningkat pada setiap tahunnya (Tabel 5).

Tabel 5 Perkembangan volume dan nilai produksi di Indramayu tahun 2002-2007

Tahun Produksi (Ton) Nilai Produksi Harga rata-rata per kg

2002 59584,08 Rp 520.866.439.000 Rp 8.742 2003 59242,50 Rp 404.479.407.500 Rp 6.828 2004 66789,40 Rp 376.034.710.000 Rp 5.630 2005 67359,10 Rp 706.105.400.000 Rp 10.483 2006 72301,10 Rp 835.792.200.000 Rp 11.560 2007 80685,00 Rp 973.689.900.000 Rp 12.068 (Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu 2002 – 2007)

Komposisi hasil tangkapan jaring millenium dan jaring rampus pada bulan Oktober 2007 - Pebruari 2008 di dominasi oleh ikan-ikan demersal. Akan tetapi untuk volume produksinya, ikan tongkol menjadi hasil tangkapan dengan volume produksi terbesar baik oleh jaring millenium maupun jaring rampus. Dilihat dari jenis ikan yang tertangkap, maka hasil tangkapan jaring millenium lebih beragam dibandingkan dengan hasil tangkapan jaring rampus. Namun estimasi harga per kg ikan hasil tangkapan jaring rampus relatif lebih tinggi dibandingkan harga per kg ikan hasil tangkapan jaring millenium (Tabel 6).

Tabel 6 Volume dan nilai produksi di PPI Karangsong Indramayu berdasarkan jenis ikan pada bulan Oktober 2007- Pebruari 2008 menurut catatan KUD Mina Sumitra Indramayu

A. Oktober 2007

Oktober 2007

Jaring Millenium Jaring Rampus No Jenis ikan kg Rp Rp/kg kg Rp Rp/kg 1 Tenggiri 30236 498.894.000 16500 24456 440.208.000 18000 2 Bawal hitam 15874 238.110.000 15000 16760 293.300.000 17500 3 Tongkol 211391 889.522.400 4208 196450 1.669.825.000 8500 4 Klayaran 8995 40.477.500 4500 6543 32.715.000 5000 5 Alamkao 12868 77.208.000 6000 0 0 0 6 Manyung 12665 88.655.000 7000 80839 687.131.500 8500 7 Remang 38715 367.792.500 9500 30859 339.449.000 11000 8 Cucut 15942 119.565.000 7500 10525 78.937.500 7500 9 Pari 10510 31.530.000 3000 0 0 0 10 Kakap Putih 6585 118.530.000 18000 0 0 0 11 Blidah 12665 75.990.000 6000 0 0 0 12 Kakap Merah 12750 216.750.000 17000 9885 197.700.000 20000 13 Krempul 8795 70.360.000 8000 0 0 0 14 Ikan Campur 19108 53.502.400 2800 9908 24.770.000 2500 Jumlah 417099 2.886.886.800 386225 3.764.036.000 B. Nopember 2007 Nopember 2007

Jaring Millenium Jaring Rampus No Jenis ikan kg Rp Rp/kg kg Rp Rp/kg 1 Tenggiri 39650 654.225.000 16500 34281 617.058.000 18000 2 Bawal hitam 24130 361.950.000 15000 20790 363.825.000 17500 3 Tongkol 150152 879.979.200 5860,6 139165 1.182.902.500 8500 4 Klayaran 7141 32.134.500 4500 5167 25.835.000 5000 5 Alamkao 8995 53.970.000 6000 0 0 0 6 Manyung 65335 457.345.000 7000 40984 348.364.000 8500 7 Remang 109452 1.039.794.000 9500 69493 764.423.000 11000 8 Cucut 16652 124.890.000 7500 14001 105.007.500 7500 9 Pari 6754 20.262.000 3000 0 0 0 10 Kakap Putih 1251 22.518.000 18000 0 0 0 11 Blidah 8105 48.630.000 6000 0 0 0 12 Kakap Merah 24924 423.708.000 17000 15934 318.680.000 20000 13 Krempul 4933 39.464.000 8000 0 0 0 14 Ikan Campur 14115 39.522.000 2800 10114 25.285.000 2500 Jumlah 481589 4.198.391.700 349929 3.751.380.000

C. Desember 2007

Desember 2007

Jaring Millenium Jaring Rampus No Jenis ikan kg Rp Rp/kg kg Rp Rp/kg 1 Tenggiri 66465 1.329.300.000 20000 59956 1.259.076.000 21000 2 Bawal hitam 23521 352.818.000 15000,1 20092 401.840.000 20000 3 Tongkol 314455 1.650.416.950 5248,5 210351 1.156.930.500 5500 4 Klayaran 8552 29.932.000 3500 7350 44.100.000 6000 5 Alamkao 13353 53.412.000 4000 0 0 0 6 Manyung 94456 519.508.000 5500 68859 516.442.500 7500 7 Remang 90850 590.525.000 6500 60184 481.472.000 8000 8 Cucut 29133 203.931.000 7000 29932 209.524.000 7000 9 Pari 9855 34.492.500 3500 0 0 0 10 Kakap Putih 1125 14.625.000 13000 0 0 0 11 Blidah 8150 36.675.000 4500 0 0 0 12 Kakap Merah 26125 457.187.500 17500 30584 672.848.000 22000 13 Krempul 12862 90.034.000 7000 0 0 0 14 Ikan Campur 13043 41.737.600 3200 11924 35.772.000 3000 Jumlah 711945 5.404.591.550 499232 4.778.005.000 D. Januari 2008 Januari 2008

Jaring Millenium Jaring Rampus No Jenis ikan kg Rp Rp/kg kg Rp Rp/kg 1 Tenggiri 38612 965.300.000 25000 29542 768.092.000 26000 2 Bawal hitam 14650 293.000.000 20000 14872 327.184.000 22000 3 Tongkol 123888 784.060.800 6328.8 126215 1.009.720.000 8000 4 Klayaran 3705 20.377.500 5500 3785 24.602.500 6500 5 Alamkao 8373 41.865.000 5000 0 0 0 6 Manyung 54536 463.556.000 8500 53812 457.402.000 8500 7 Remang 75324 979.212.000 13000 58104 784.404.000 13500 8 Cucut 26677 186.739.000 7000 19445 145.837.500 7500 9 Pari 3555 15.997.500 4500 0 0 0 10 Kakap Putih 1022 25.550.000 25000 0 0 0 11 Blidah 8750 61.250.000 7000 0 0 0 12 Kakap Merah 19381 387.620.000 20000 15846 348.612.000 22000 13 Krempul 7637 53.459.000 7000 0 0 0 14 Ikan Campur 10524 33.676.800 3200 8214 28.749.000 3500 Jumlah 396634 4.311.663.600 329835 3.894.603.000

E. Pebruari 2008

Pebruari 2008

Jaring Millenium Jaring Rampus No Jenis ikan kg Rp Rp/kg kg Rp Rp/kg 1 Tenggiri 40655 1.016.375.000 25000 34566 898.716.000 26000 2 Bawal hitam 22985 459.700.000 20000 14592 321.024.000 22000 3 Tongkol 285544 2.188.296.900 7664 203305 2.033.050.000 10000 4 Klayaran 7054 38.797.000 5500 5081 33.026.500 6500 5 Alamkao 10389 51.915.000 4997 0 0 0 6 Manyung 119455 1.015.367.500 8500 85036 722.806.000 8500 7 Remang 87894 1.142.622.000 13000 87894 1.186.569.000 13500 8 Cucut 35087 245.609.000 7000 28416 213.120.000 7500 9 Pari 6552 29.484.000 4500 0 0 0 10 Kakap Putih 1084 27.100.000 25000 0 0 0 11 Blidah 6340 44.380.000 7000 0 0 0 12 Kakap Merah 38748 774.960.000 20000 24816 545.952.000 22000 13 Krempul 7182 50.274.000 7000 0 0 0 14 Ikan Campur 10257 32.822.400 3200 9114 31.899.000 3500 Jumlah 679226 7.117.732.800 492820 5.986.162.500

Volume produksi jaring millenium dan jaring rampus pada bulan Oktober 2007 - Pebruari 2008 terjadi fluktuasi, dimana volume produksi tertinggi terjadi pada bulan Desember 2007 dan volume produksi terendah terjadi pada bulan Januari 2008. Volume produksi dari jaring millenium cenderung lebih besar dibandingkan dengan jaring rampus (Tabel 7).

Tabel 7 Volume dan nilai produksi di PPI Karangsong Indramayu berdasarkan alat tangkap jaring millenium dan jaring rampus menurut catatan KUD Mina Sumitra Indramayu

Jaring Millenium Jaring Rampus

Bulan kg Rp kg Rp Oktober 2007 417.099 2.886.886.800 386.225 3.764.036.000 Nopember 2007 481.589 4.198.391.700 349.929 3.751.380.000 Desember 2007 711.945 5.404.591.550 499.232 4.778.005.000 Januari 2007 396.634 4.311.663.600 329.835 3.894.603.000 Pebruari 2008 679.226 7.117.732.800 492.820 5.986.162.500

Sistem pemasaran yang dilakukan di pasar grosir (TPI) Indramayu pelaksanaanya diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat yang baru yaitu Peraturan Daerah Nomor: 10 dan 11 Tahun 1998. Kebijaksanaan yang diterapkan sudah cukup baik karena sudah memperhatikan nasib para nelayan. Persentase yang diambil sesuai dengan Perda No. 11 Tahun 1998 dimana pembagian persentasenya adalah sebagai berikut:

1) Bakul dipungut sebesar 3%

2) Nelayan dipungut 2%, sebelumnya nelayan dipungut 5% (Perda no. 15/1984)

4.2.3 Komoditas ekspor

Produksi hasil laut memiliki peranan yang cukup besar bagi pemasukan devisa negara dari sektor non migas. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi hasil tangkapan berbagai jenis ikan komoditas ekspor. Adapun yang menjadi komoditas ekspor perikanan laut Indramayu adalah kakap merah (Lutjanus sp), bawal putih (Pampus argentus), udang jerbung (Penaeus merguiensis), teri nasi (Stolepherus sp) dan cumi-cumi (loligo sp).

4.2.4 Prasarana pendukung

Kegiatan usaha penangkapan ikan di laut memerlukan adanya prasarana dalam bentuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal penangkap ikan, tempat mendaratkan hasil tangkapan, tempat mengisi perbekalan, pusat pemasaran dan distribusi ikan, pusat pengembangan masyarakat nelayan, pusat pembinaan mutu hasil tangkapan, serta pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data perikanan.

Fasilitas yang harus tersedia dari prasarana perikanan tangkap tujuannya adalah dalam rangka pelayanan terhadap aktivitas nelayan terangkum dalam tiga kelompok, yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas tambahan.

Fasilitas pokok terdiri dari penahan gelombang (break water), dermaga / jetty, kolam pelabuhan, alur pelayaran, monumen pelabuhan, jalan dan drainase. Fasilitas fungsional terdiri dari tempat pelelangan ikan, pasar ikan, tempat

pengolah ikan, instalasi air bersih, instalasi listrik dan telkom, balai pertemuan nelayan, kantor KUD, Syahbandar, bengkel dll. Sedangkan fasilitas tambahan terdiri dari toko bahan alat perikanan, poliklinik, perumahan nelayan dan tempat ibadah, tempat penginapan, dll.

Menurut Lubis (2005) diacu dalam Rachmawati (2008) bahwa berdasarkan keberadaan 24 jenis fasilitas atau merupakan jumlah terlengkap pada pelabuhan perikanan Pulau Jawa, telah diperoleh kelompok fasilitas-fasiltas pelabuhan perikanan yang bersifat mutlak/vital, penting dan pelengkap.

• Terdapat 9 unsur yang termasuk dalam kategori fasilitas pelabuhan perikanan yang mutlak diperlukan atau vital, yakni : 1. Dermaga pendaratan ikan dan muat, 2. Kolam pelabuhan, 3. Sistem rambu-rambu yang mengatur keluar masuknya kapal, 4. Tempat pelelangan ikan, 5. Pabrik es, 6. Tangki dan instalasi air, 7. Tempat penyediaan bahan bakar, 8. Bengkel reparasi kapal, 9. Kantor administasi. Dengan kata lain kesembilan fasilitas tersebut mutlak adanya pada awal pembangunan pelabuhan perikanan.

• Kategori fasilitas penting adalah fasilitas yang jelas diperlukan agar PP dan PPI dapat berfungsi dengan baik, namun realisasinya dapat ditunda. Fasilitas penting itu adalah: 1. Generator listrik, 2. Kantor kepala pelabuhan, 3. Tempat parkir, 4. Pos penghubung radio (SSB), 5. Ruang pengepakan.

• Sedangkan fasilitas pelengkap adalah fasilitas yang diperlukan agar pelabuhan perikanan dapat berfungsi dengan ikan, tetapi pengadaannya baru pada pengembangan pelabuhan tahap ketiga. Fasilitas pelengkap ini meliputi: a) Dermaga muat terpisah, b) Slipway, c) Ruang pertemuan, d) Kamar kecil, e) Pos penjagaan, f) Balai pertemuan nelayan, g) Rumah dinas, h) Musholla, i) Mobil dinas, j) Motor dinas.

Dokumen terkait