• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pondok Pesantren Modern Sahid Gunung Menyan (PPMSGM)

PPMSGM diresmikan pada tanggal 27 Mei 2000. Latar belakang didirikannya pondok pesantren (ponpes) ini adalah untuk memajukan pendidikan Islam yang dapat memperbaiki moral bangsa. PPMSGM berada di atas tanah wakaf

seluas 89.992 m2. Ponpes ini dinamakan “Pesantren Modern” karena metode

pembelajaran dan sistem pengelolaannya dimodernisasi sesuai dengan tuntutan zaman. Selain itu, kurikulumnya tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi mencakup ilmu pengetahuan umum serta keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman sehingga diharapkan dapat menghasilkan kualitas manusia yang bermutu.

Masalah pendanaan merupakan faktor yang cukup menentukan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Selain berasal dari Yayasan Sahid Jaya, sumber pendanaan PPMSGM berasal dari beberapa kegiatan usaha yang dimiliki, yaitu budidaya Kambing Peranakan Etawah (PE), budidaya Lidah Buaya, usaha roti dan suplier bahan baku.

Lokasi dan Sarana Fisik Pesantren

PPMSGM terletak di Jalan Kapten Dasuki Bakri Km.6, Desa Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Beberapa bangunan dan sarana penunjang pendidikan ponpes antara lain Masjid Sahid Sahirman, pondok santriwan, pondok santriwati, balai walisanga, gedung panti boga (ruang makan), panti busana, lapangan olah raga, perumahan guru dan karyawan, serta landasan helikopter. Balai Walisanga merupakan tempat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar para santri sedangkan panti busana sebagai tempat mencuci sampai menyetrika.

Ponpes menyediakan lokasi dan fasilitas untuk berbagai budidaya yang akan diajarkan kepada para santri, salah satunya adalah budidaya kambing PE. Fasilitas lain yang tersedia untuk para santri adalah sanggar kesenian, sanggar pramuka, laboratorium komputer dan internet, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, perpustakaan sekolah dan ruang multimedia.

Sistem Pendidikan PPMSGM

Tujuan pendidikan di PPMSGM adalah membentuk generasi muda yang Islami, unggul, berbudaya, berbudi pekerti luhur, berwatak mulia dan amanah sehingga berguna bagi agama, keluarga dan bangsa. Prinsip pendidikan di PPMSGM adalah mengintegrasikan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Sejalan dengan itu, maka diterapkan pendidikan berwawasan lingkungan yaitu pendidikan yang memperhatikan pelestarian lingkungan alam sekitar agar tidak rusak dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya, serta pendidikan berwawasan global yang berpijak pada nilai Islam dan budaya nasional.

PPMSGM menerapkan suatu sitem pendidikan terpadu dari berbagai aspek yaitu pendidikan intelektual yang meliputi pelajaran umum (IPTEK), pendidikan keterampilan kerja dan kewirausahaan, pendidikan seni dan budaya nusantara, pendidikan keluarga dan pendidikan lingkungan masyarakat.

Kegiatan Usaha

PPMSGM memiliki visi menjadikan Ponpes Modern Sahid menjadi pesantren yang unggul dalam bidang IMTAQ dan IPTEK dengan salah satu misinya adalah meningkatkan kesejahteraan bagi ponpes dan masyarakat sekitar. Sejalan dengan visi dan misi tersebut, maka Ponpes Sahid membuka beberapa unit usaha, salah satunya adalah unit usaha Kambing Peranakan Etawah (PE).

Unit usaha peternakan kambing Peranakan Etawah (PE) dimulai pada tahun 1999 dengan konsep awal adalah Pola Inti Plasma yang beranggotakan 37 orang dan jumlah kambing PE yang ada pada anggota sebanyak 83 ekor yang terdiri dari 9 ekor jantan dan 74 ekor betina. Tahun 2003 pola inti plasma dihentikan karena program tersebut tidak berjalan dengan baik. Pihak ponpes mengalihkannya menjadi budidaya kambing PE yang dikelola tanpa diplasmakan.

Struktur Organisasi Peternakan Kambing PE

Kegiatan usaha di Ponpes Sahid memiliki struktur organisasi yang berbentuk struktur fungsional yang tergolong sederhana. Secara garis besar struktur organisasi kegiatan usaha di Ponpes Sahid dapat dilihat pada Gambar 2

Manajer Supervisor Kepala Kandang Tenaga Medis Tenaga Pemeliharaan Tenaga Pastura Keuangan

Gambar 2. Struktur Organisasi Peternakan Kambing PE

Tugas dari masing-masing struktur kerja tersebut secara garis besar adalah 1) Manajer sebagai pemegang urusan manajerial, berwenang melaksanakan dan memonitor kebijakan-kebijakan dari pihak atas serta sebagai publik relation untuk menjembatani antara kepentingan kegiatan usaha dengan pesantren dan pihak luar, 2) Supervisor sebagai pengawas teknis operasional, 3) Keuangan bertugas untuk mengelola semua arus kas masuk atau keluar dari seluruh unit usaha yang ada, 4) Kepala Kandang bertugas untuk memimpin di bagian peternakan. Kepala kandang mendapat tugas khusus untuk melakukan pemerahan dan melakukan kontrol kesehatan kambing PE setiap hari serta menjaga ternak di malam hari, 5) Tenaga medis di Ponpes Sahid hanya bersifat honorer yang diwajibkan datang satu bulan sekali untuk kontrol kesehatan ternak, 6) Tenaga Pemeliharaan bertugas untuk merawat kambing dari memberi pakan sampai membersihkan kandang, dan 7) Tenaga Pastura hanya bertugas untuk menanam rumput dan memeliharanya agar kebutuhan akan hijauan tercukupi.

Peternakan Sahid memberikan fasilitas pelatihan kepada tenaga kerjanya sesuai dengan kebutuhan. Tenaga kerja yang baru bekerja selalu mendapatkan pelatihan. Beberapa pelatihan yang pernah diberikan Peternakan Sahid yaitu 33

pelatihan budidaya dan produksi ternak kambing PE, pelatihan pasca produksi, pelatihan pengolahan susu dan pelatihan pengolahan kotoran ternak. Sebagian besar biaya pelatihan tersebut berasal dari pemerintah.

Faktor-faktor Luar yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha di Peternakan Sahid

Faktor-fakto da diluar kendali

perusah

Faktor Politik

politik dan keamanan di Indonesia yang tidak menentu saat ini erupa

gan pihak Unit Pengembangan Teknis

PE.

r luar merupakan segala sesuatu yang bera

aan tetapi sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi faktor-faktor luar bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi ancaman dan peluang bagi perusahaan sehingga dapat memudahkan manajemen perusahaan untuk menentukan strategi-strategi dalam meraih peluang serta menghindari ancaman. Identifikasi faktor-faktor luar yang dilakukan meliputi faktor politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan faktor-faktor lingkungan industri.

Kondisi

m kan salah satu ancaman yang kuat dan harus segera dipulihkan agar setiap sektor usaha dan salah satunya adalah peternakan dapat berkembang dengan baik. Kondisi yang demikian juga secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap minat investor khususnya investor asing dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan pemerintah yang dapat mendukung terciptanya iklim yang cukup kondusif bagi perkembangan yang sehat dalam dunia usaha khususnya peternakan.

Berdasarkan hasil wawancara den

Daerah (UPTD) Leuwiliang, saat ini belum ada program khusus dari pemerintah untuk pengembangan usaha ternak kambing PE. Pada tahun 1996-1997 pemerintah Bogor pernah memberikan perhatian terhadap usaha kambing PE dengan mulai membentuk sistem kemitraan di Ciampea. Namun, mengalami banyak kendala, antara lain adalah pola pikir masyarakat yang menganggap beternak kambing PE hanya sebagai usaha sampingan serta belum terbiasanya masyarakat untuk beternak kambing PE. Padahal, Pemerintah Kota Bogor sudah memberikan pelatihan-pelatihan pada awal kemitraan dengan fasilitas modul dan tenaga pengajar. Selain itu, masyarakat juga diberikan kandang untuk memulai usaha peternakan kambing

Beberapa bantuan yang sudah diberikan UPTD Leuwiliang untuk Peternakan Sahid adalah pengadaan pelatihan pengolahan susu dan bantuan peralatan. Selain itu

n program ada

Krisis yang melanda Indonesia pada pertengahan Juli tahun 1997 ternyata yang cukup besar yaitu terjadinya penurunan daya beli asyar

a Barat pada tahun 2006 adalah 206.617 ton. Padahal, berdasarkan data pihak UPTD membantu merekomendasikan Peternakan Sahid ke Departemen Pertanian dalam rangka permohonan bantuan dana pengembangan usaha.

Saat ini, pemerintah sedang melakukan program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tujua

ini lah mempermudah, memperlancar dan memperluas akses UMKM kepada

sumberdaya produktif agar mampu memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumberdaya lokal serta menyesuaikan skala usahanya sesuai dengan tuntutan efisiensi. Sistem pendukung dibangun melalui pengembangan lembaga pendukung yang terjangkau termasuk mendorong peningkatan fungsi intermediasi lembaga-lembaga keuangan bagi UMKM. Hal ini dapat menjadi peluang bagi Peternakan Sahid untuk mengakses pinjaman modal dalam pengembangan usahanya.

Faktor Ekonomi

membawa dampak

m akat maupun pemutusan hubungan kerja. Hal ini mengakibatkan menurunnya

sebagian besar kegiatan produksi dan usaha di subsektor peternakan dalam negeri yang juga disebabkan oleh gangguan penyakit yang silih berganti. Padahal, pada era pertumbuhan ekonomi nasional yang rendah seperti saat ini seharusnya sektor agribisnis dimana subsektor peternakan berada di dalamnya harus mampu berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional ke arah pertumbuhan yang lebih baik.

Dinas Peternakan Jawa Barat (2006) mengungkapkan bahwa produksi susu di Propinsi Jaw

Badan Pusat Statistika (BPS), konsumsi susu di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2006 adalah 208.698 ton. Jumlah tersebut mengindikasikan bahwa permintaan susu termasuk di dalamnya susu kambing lebih tinggi dari penawaran yang ada dengan selisih 2.081 ton. Selain itu, konsumsi riil susu secara nasional tahun 2006 adalah 3,071 juta ton. Adapun produksi riil susu secara nasional tahun 2006 adalah 0,577 juta ton sehingga masih perlu 2,493 juta ton lagi untuk memenuhi kebutuhan susu nasional. Kondisi ini merupakan suatu peluang bagi Peternakan Sahid untuk

mengembangkan usaha susu kambing demi terpenuhinya kebutuhan susu nasional khususnya Jawa Barat.

Faktor Sosial dan Budaya

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, produk-produk egiatan keagamaan bagi umat muslim sangat berpotensi

. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2005 adalah 219,9 yang berhubungan dengan k

untuk dikembangkan. Salah satu produk peternakan yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan adalah ternak kambing. Ternak ini banyak digunakan oleh umat muslim yang memiliki kemampuan dari segi materi untuk menjalankan ibadah kurban pada Hari Raya Idul Adha serta pelaksanaan aqiqah anak mereka. Di Propinsi Jawa Barat, kebutuhan akan hewan kurban mencapai 40 ribu ekor per tahun, sementara kemampuan suplai hanyalah setengah dari permintaan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa permintaan akan daging kambing sangat tinggi. Selain itu, produk utama dari kambing perah yaitu susu kambing diyakini banyak orang memiliki khasiat menyembuhkan beberapa penyakit seperti penyakit kuning, asma, kulit, bronchitis, TBC, asam urat, impotensi dan darah tinggi. Hal ini menyebabkan permintaan susu kambing terus meningkat. Kedua hal tersebut dapat menjadi peluang bagi Peternakan Sahid dalam memasarkan produk-produk yang dihasilkan dari budidaya kambing PE.

Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia akan berpengaruh pada jumlah angkatan kerja yang ada

juta jiwa dan diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja di Indonesia. Jika peningkatan jumlah angkatan kerja tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan pekerjaan, maka tidak sepenuhnya angkatan kerja tersebut mampu diserap oleh lapangan pekerjaan yang ada. Meskipun saat ini Peternakan Sahid tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, tapi tidak menutup kemungkinan untuk ke depannya perusahaan akan lebih membutuhkan tenaga kerja khususnya di bagian produksi seiring dengan perkembangan usahanya. Berdasarkan hal tersebut, maka pertumbuhan jumlah angkatan kerja dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan dan memilih tenaga kerja yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Faktor Teknologi

Perkembangan di bidang teknologi saat ini dapat membawa perubahan yang cukup signifikan ke arah kemajuan. Adanya teknologi di bidang peternakan

meningkatkan posisi tawar produk-produk peternakan di

Pengkaji Teknologi Pertanian (BPTP) di

aju dalam usaha bing pe

diharapkan mampu Indonesia.

Pemerintah terus berupaya mendorong petani termasuk di dalamnya peternak untuk menerapkan teknologi tepat guna dalam rangka meningkatkan daya saing produk hasil ternaknya. Kehadiran Balai

sebagian propinsi di seluruh Indonesia sangat membantu menghasilkan teknologi yang tepat guna. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan teknik pembuatan semen beku dan semen cair merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan bibit ternak dan biaya pemeliharaan pejantan unggul yang mahal.

Rendahnya produksi susu kambing lokal disebabkan oleh belum terspesialisasikannya bangsa kambing lokal (tipe perah) sesuai tujuan produksi serta sedikitnya upaya pemuliaan yang dilaksanakan peternak. Masalah tersebut dapat dipecahkan melalui program pemuliaan yaitu persilangan kambing lokal dengan kambing bergenetik unggul dalam produksi susu. Kambing yang memenuhi persyaratan genetik tadi adalah Kambing Etawah. Untuk memperbaiki mutu genetik tersebut, satu-satunya cara adalah dengan metode IB. Di luar negeri, metode ini telah diterapkan dengan tingkat keberhasilan 33 – 73 %. Kendala utama dalam aplikasi teknologi IB pada kambing ialah kualitas semen beku yang rendah dan teknik inseminasi yang belum tepat untuk kambing karena ukuran tubuh kambing yang kecil sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan IB.

Selain perkembangan teknologi di bidang teknis, perkembangan teknologi dapat berupa perkembangan pada alat-alat yang mendukung kegiatan produksi di suatu peternakan. Saat ini peralatan dengan teknologi yang lebih m

kam rah adalah adanya mesin perah. Dengan menggunakan mesin perah,

pemerahan susu jadi lebih praktis dan cepat. Namun, penggunaan mesin perah di Peternakan Sahid saat ini masih belum diperlukan karena jumlah ternak kambing dipelihara masih bisa ditangani oleh tenaga kerja yang ada.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada cepatnya informasi yang

diperol

Usaha peternakan kambing perah merupakan salah satu usaha dalam sektor r peternakan yang cukup menjanjikan. Hal ini dapat ilihat

kan eh peternakan. Saat ini, Peternakan Sahid sudah memiliki fasilitas internet yang tergabung dalam website pesantren. Hal ini merupakan peluang bagi Peternakan Sahid untuk bisa lebih banyak melakukan promosi.

Masuknya Pendatang Baru

pertanian khususnya subsekto

d dari banyaknya permintaan terhadap susu kambing karena diyakini dapat

menyembuhkan beberapa penyakit. Selain itu, kebutuhan akan daging kambing yang cukup tinggi pada Hari Raya Kurban juga merupakan prospek yang menjanjikan. Namun, untuk memasuki suatu industri peternakan tidaklah mudah. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak UPTD Leuwiliang, untuk memperoleh izin sebagai perusahaan peternakan kambing, jumlah ternak kambing yang harus dimiliki oleh suatu usaha adalah 300 ekor. Jika jumlahnya kurang dari 300 ekor, maka usaha tersebut digolongkan dalam usaha kecil atau peternakan rakyat. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mendirikan suatu perusahaan peternakan memerlukan modal yang cukup besar. Disamping untuk pengadaan ternak, modal dibutuhkan untuk pembuatan kandang yang layak produksi serta pakan baik hijauan maupun konsentrat. Jika dilihat dari skala usahanya, maka Peternakan Sahid masih tergolong peternakan rakyat dengan jumlah populasi ternaknya saat ini 117 ekor.

Secara legalitas, pemerintah Kabupaten Bogor tidak menetapkan suatu bentuk peraturan yang menyulitkan bagi pihak-pihak yang berkeinginan untuk mendiri usaha peternakan kambing. Prosedur untuk mendirikan usaha peternakan adalah mendaftarkan usahanya dengan membawa kelengkapan yang diperlukan antara lain surat status kepemilikan tanah, kartu identitas dan surat izin lingkungan. Surat Keterangan Izin Lingkungan berisi izin dari masyarakat sekitar mengenai keberadaan peternakan. Ketentuan yang ada di dalamnya adalah mengenai komitmen dari pihak peternakan untuk tidak menimbulkan pencemaran serta dapat saling menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan dan kepedulian lingkungan.

Persaingan

Peternakan Sahid merupakan salah satu peternakan yang memfokuskan mbing. Untuk daerah Bogor, peternakan

l Fallah menjual hanya dengan harga Rp 15.000 per liter. Dalam hal rga ju

Produk utama yang dihasilkan oleh suatu usaha peternakan kambing perah yang berupa susu, tentu terdapa

kegiatan usahanya pada produksi susu ka

lain dengan usaha sejenis adalah peternakan kambing perah di Cibuntu, Ciampea dengan jumlah populasi ternaknya 200 ekor. Selain itu, terdapat juga Peternakan Kambing Perah Darul Fallah dengan jumlah populasi ternak 67 ekor (pada saat penelitian dilakukan). Namun, beberapa usaha sejenis tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pesaing karena wilayah pemasaran yang berbeda dan tingginya permintaan susu kambing.

Peternakan Cibuntu menjual susunya dengan harga Rp 50.000 per liter sedangkan Daru

ini, ha al susu di Peternakan Sahid lebih murah dari peternakan lain, yaitu Rp 12.000 per liter. Sistem pemasaran di Peternakan Cibuntu sudah baik sehingga pemasarannya sudah jauh lebih luas yaitu Jakarta bahkan sampai ke Malaysia. Selain itu, Peternakan Cibuntu juga menggunakan jasa pengiriman sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada konsumen. Sistem pemasaran maupun jasa pelayanan kepada konsumen tidak dimiliki oleh Peternakan Sahid. Peternakan Darul Fallah sudah memiliki beberapa pelanggan tetap salah satunya adalah Baitul Maal Muamalat dan Lembaga Pendidikan. Selain itu, Darul Fallah memiliki merk (nama dagang) dan pelabelan dalam produk susunya.

Ancaman Produk Subtitusi

adalah susu kambing. Bila dilihat dari jenis produknya

t produk lain yang dapat menjadi produk subtitusi dari susu kambing yaitu susu sapi. Namun, bila dilihat dari segi fungsionalnya yaitu sebagai obat berbagai macam penyakit maka produk subtitusi susu kambing dapat dikatakan belum ada. Kelebihan susu kambing untuk menyembuhkan beberapa penyakit dapat menjadi kekuatan bagi produk peternakan ini terhadap produk-produk subtitusi lainnya.

Dokumen terkait