• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Modern Sahid pada unit usaha peternakan kambing PE di Jalan Kapten Dasuki Bakri KM.6 Desa Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Penentuan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan alasan bahwa Ponpes Sahid adalah salah satu pesantren yang memiliki unit usaha peternakan kambing PE dan saat ini sedang bergerak untuk mengembangkan usahanya. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2007.

Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus (Case study) dengan pengamatan langsung di lapangan. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan mendapatkan keterangan yang lebih jelas dan terperinci mengenai keadaan unit usaha peternakan kambing perah PE di Pondok Pesantren Sahid.

Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan topik penelitian. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan (kuesioner) yang diisi oleh berbagai pihak yang berkompeten dan ahli dalam Pondok Pesantren Sahid. Data primer juga didukung oleh dokumen dari perusahaan dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi dan dinas yang berkaitan dengan masalah penelitian seperti Badan Pusat Statistika, Dinas Peternakan dan UPTD Leuwiliang.

Responden yang dipilih merupakan orang yang berwenang dan bertanggung jawab secara langsung akan keberhasilan unit usaha peternakan di Pondok Pesantren Sahid, mengetahui informasi mengenai kondisi internal dan eksternal lingkungan Sahid, mampu berkomunikasi dengan baik dan bersedia memberikan informasi yang berguna dalam penelitian yaitu manajer, supervisor, administrasi keuangan dan kepala kandang Peternakan Sahid. Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada Kepala UPTD Leuwiliang, kepada kepala kandang Peternakan Kambing di Cibuntu dan manajer pemasaran di Peternakan Kambing Darul Fallah.

Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat analisis, yaitu : analisis deskriptif, analisis pendapatan, analisis kelayakan investasi, dan analisis TOWS. Analisis Deskriptif

Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum yang mendalam mengenai obyek penelitian. Selain itu, kegiatan usaha yang sudah dilakukan oleh peternakan Sahid juga dianalisis dengan menggambarkan kondisi aktual peternakan dalam aspek teknis produksi dan pemasaran.

Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan digunakan untuk menghitung pendapatan peternak dari hasil usaha kambing perah. Secara umum, pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan. Dalam penelitian ini, biaya yang digunakan adalah biaya operasional dan biaya administrasi dan umum. Perhitungan tingkat pendapatan usahaternak kambing perah dapat dituliskan pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Contoh Perhitungan Tingkat Pendapatan Usahaternak

Keterangan Jumlah (Rp)

Penerimaan (-) Biaya Operasional

Margin Kotor (A)

(-) Biaya Administrasi dan Umum (B) Pendapatan Usahaternak (A-B)

Sumber : Soekartawi et al (1986)

R/C adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Secara matematik, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut (Soekartawi, 2002) :

TC TR C R/ = Keterangan : TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya 26

Kerangka Keputusan :

• Jika R/C ≥ 1, maka usaha peternakan dikatakan layak • Jika R/C < 1, maka usaha peternakan dikatakan tidak layak Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial didasarkan pada perhitungan kriteria investasi dengan perangkat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut (Kadariah et

al.,1999) :

Net Present Value (NPV). NPV merupakan selisih antara present value dari benefit

dan present value dari biaya. Rumusnya sebagai berikut :

=

+

=

n t t

i

Ct

Bt

NPV

1

(1 )

Keterangan :

Bt = Pendapatan kotor tahun ke-t Ct = Biaya kotor tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek

i = Suku bunga diskonto (diskonto rate) t = Interval waktu

Kerangka Keputusan :

• Jika NPV = 0, maka usaha peternakan tidak untung dan tidak rugi sehingga terserah pada penilaian pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak.

• Jika NPV < 0, maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan, diperbaiki atau melakukan usaha lain.

• Jika NPV > 0, maka usaha tersebut menguntungkan sehingga lebih baik diteruskan, ditingkatkan kinerjanya dan dikembangkan.

Net B/C Ratio. Net B/C rasio merupakan angka perbandingan antara nilai selisih

biaya dan manfaat yang positif dan negatif.

( )

( )

= =

+

+

=

n i t t n i t t

i

Ct

Bt

i

Ct

Bt

C

B

1

1

/

Keterangan :

Bt = Pendapatan kotor tahun ke-t Ct = Biaya kotor tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek i = Suku bunga diskonto t = Interval waktu Kerangka Keputusan :

• Jika Net B/C > 1, maka proyek layak untuk dilakukan karena setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pengeluaran tersebut. • Jika Net B/C = 1, maka proyek layak untuk diteruskan karena setiap pengeluaran

akan menghasilkan penerimaan yang sama dengan pengeluaran tersebut (impas). • Jika Net B/C < 1, maka proyek tidak layak untuk diteruskan karena setiap

pengeluaran akan menghasilakan penerimaan lebih kecil dari pengeluaran tersebut.

Internal Rate of Return (IRR). Nilai IRR adalah tingkat diskonto yang membuat

nilai NPV=0. Tingkat IRR ini akan menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh peternakan dari total pengeluaran dan dinyatakan dalam satuan persen.

) ( 2 1 2 1 1 1 DR DR NPV NPV NPV DR IRR − − + = Keterangan :

NPV1 = NPV yang lebih tinggi (+) nilainya NPV2 = NPV yang lebih rendah (-) nilainya DR1 = Tingkat diskonto yang lebih rendah DR2 = Tingkat diskonto yang lebih tinggi

Kerangka Keputusan :

• Jika IRR = tingkat diskonto, maka usaha tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian.

• Jika IRR < tingkat diskonto, maka usaha tidak layak untuk dijalankan. • Jika IRR > tingkat diskonto, maka usaha layak dijalankan.

Analisis TOWS

Suatu analisa yang digunakan untuk mengidentifikasikan pengaruh eksternal dan internal usaha peternakan atas peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan serta perumusan strategi pengembangan. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor eksternal dan internal, kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis TOWS. Analisis TOWS membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan).

Analisis TOWS disajikan dalam matriks TOWS yang merupakan alat pencocokan yang penting dalam membantu manajer untuk mengembangkan empat tipe strategi perusahaan, yaitu : Strategi SO, WO, ST, WT (Tabel. 4)

Tabel 4. Matriks TOWS

EKSTERNAL/INTERNAL STRENGHT (S)

Faktor kekuatan internal

WEAKNESESS (W) Faktor kelemahan

internal OPPORTUNITIES (O)

Faktor peluang eksternal

STRATEGI (SO) Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI (WO) Strategi yang mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang THREATS (T)

Faktor ancaman eksternal STRATEGI (ST) Strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman STRATEGI (WT) Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : David (2004) Definisi Istilah

Biaya Operasional : seluruh biaya (tunai dan tidak tunai) yang digunakan untuk memproduksi susu kambing pada usahaternak kambing PE yang jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah ternak yang dipelihara. Biaya ini meliputi biaya pakan,

kesehatan ternak, tenaga kerja langsung, transportasi, peralatan kandang dan perawatan kandang (Rupiah).

Biaya Administrasi dan Umum : seluruh biaya tetap (tunai dan tidak tunai) yang digunakan dalam usaha peternakan kambing PE. Biaya ini meliputi biaya tenaga kerja tidak langsung, THR (Tunjangan Hari Raya), listrik dan air, ATK (Alat Tulis Kantor), entertainment, perawatan kantor, PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), biaya sosial dan biaya penyusutan (Rupiah).

Skala Usaha : banyak kambing perah PE yang dipelihara oleh peternak (ekor). Penerimaan Usahaternak : hasil yang diperoleh dari penjualan output selama 1 tahun (Rupiah).

Marjin Kotor : penerimaan usahaternak yang sudah dikurangi dengan biaya operasional (Rupiah).

Pendapatan Usahaternak : selisih antara total penerimaan usahaternak dengan total biaya yang dikeluarkan untuk usahaternak selama satu tahun.

Analisis Kelayakan : analisa yang digunakan untuk mengetahui aspek ekonomi dan keuangan suatu proyek untuk dapat dikembangkan dengan beberapa perangkat analisa, yaitu NPV, B/C R dan IRR.

Tingkat Diskonto : tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku saat penelitian yang merupakan Opportunity Cost of Capital (%).

Faktor Eksternal Perusahaan : faktor-faktor di luar perusahaan (peluang dan ancaman) yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan. Faktor Internal Perusahaan : faktor-faktor di dalam perusahaan (kekuatan dan kelemahan) yang dapat mempengaruhi arah dan kinerja perusahaan dalam pencapaian tujuannya yang berasal dari pihak-pihak di dalam perusahaan itu sendiri. Analisis TOWS (Threats, Opportunities, Weaknesses, Strenghts) : alat penyesuaian atas dasar logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan juga dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman dengan tujuan untuk merumuskan beberapa alternatif strategi perusahaan.

Satuan Ternak : satuan kesetaraan untuk menghitung populasi ternak.

Nilai Sisa : nilai awal dikurangi nilai penyusutan yang tidak habis selama umur proyek.

KEADAAN UMUM USAHA PETERNAKAN

Dokumen terkait