• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keaktifan Siswa yang Diteliti

Dalam dokumen Korelasi Keaktifan Siswa dengan Prestasi (Halaman 31-47)

1. Keaktifan Siswa dalam Kegiatan di Bidang Intrakurikuler

Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap siswa dalam suatu lembaga pendidikan. Kegiatan intrakurikuler ini juga sama artinya dengan kegiatan kurikuler. Keaktifan siswa dalam kegiatan intrakurikuler yang dimaksud adalah kegiatan/aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar di kelas/laboratorium, siswa tersebut berpartisipasi secara aktif baik fisik maupun non fisik.

“Keaktifan siswa di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan”.11 Jika hanya fisik siswa/anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Ini sama halnya siswa tidak belajar, karena siswa tidak merasakan perubahan di dalam dirinya. Padahal, belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri individu setelah berakhirnya melakukan kegiatan belajar, walaupun tidak semua perubahan termasuk

10

Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan. (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 474.

11

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 38.

dalam kategori belajar. Menurut Sardiman A.M, bahwa: “di dalam belajar diperlukan aktifitas. Sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”.12

“Prinsip-prinsip aktivitas belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa”.13 Untuk melihat prinsip aktivitas belajar dari sudut pandang ilmu jiwa ini secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan, yaitu:

a. Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Lama

Menurut pandangan ini dalam proses belajar mengajar guru akan senantiasa mendominasi kegiatan belajar siswa. Siswa terlalu pasif, sedang guru aktif dan segala inisiatif berasal dari guru. Gurulah yang menentukan bahan dan metode, sedang siswa menerima begitu saja. Aktivitas siswa hanya terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan. Para siswa hanya bekerja karena atas perintah guru, menurut cara yang ditentukan guru, dan juga berpikir menurut cara yang ditentukan oleh guru. Dalam hal ini yang banyak beraktivitas adalah guru dan guru menentukan segala sesuatu yang dikehendaki.14

b. Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Modern

Menurut aliran ilmu jiwa yang tergolong modern akan menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri. Maka dari itu, secara alami siswa juga bisa menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam kebutuhan. Oleh karena itu, tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam hal ini, anaklah yang

12

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1986), hal. 93-94.

13

Ibid., hal. 97.

14

beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latarbelakang masing-masing. Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif.15

Dalam hal kegiatan belajar, Rousseau memberikan penjelasan bahwa: segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas, proses tidak mungkin terjadi.16

Dengan memperhatikan pendapat ahli di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Adapun jenis-jenis aktivitas belajar siswa dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain:melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 15 Ibid., hal. 99. 16 Ibid., hal. 94-97.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.17

Dalam hal ini, dapat dikemukakan beberapa aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas dalam proses belajar mengajar. “Berusahalah mendengarkan, karena mendengarkan adalah kerja keras, untuk berpartisipasi secara aktif”.18“Ketika sedang menerima penjelasan dari guru tentang materi tertentu dari suatu bidang studi, maka pendengaran dan perhatian siswa harus betul-betul dipusatkan kepada penjelasan guru”.19 Pentingnya mendengarkan penjelasan guru, karena apa yang guru jelaskan terkadang tidak ada di dalam buku paket. Atau sudah ada di dalam buku paket, tetapi keterangannya belum jelas. Dengan mendengarkan secara aktif penjelasan tentang bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru, “siswa akan memperoleh manfaat bagi perkembangan pribadi siswa tersebut”.20

b. Membaca

17

Ibid., hal. 101.

18

T. Safaria, Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. (Yogyakarta: Amara Books, 2005), hal. 169.

19

Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 98-99.

20

Membaca merupakan salah satu aktivitas belajar. Karena kegiatan membaca adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh siswa selama menuntut ilmu di sekolah/madrasah. Dengan sebelumnya membaca bahan pelajaran yang akan dibahas dalam proses belajar mengajar, siswa akan lebih mudah memehami dan mengerti materi pelajaran. Maka dari itu, perlu aktif dalam membaca baik itu buku bahan pelajaran maupun buku-buku lain yang dapat menambah wawasan pengetahuannya. Sebab dengan aktif membaca sangat membantu siswa dalam kegiatan belajar. Menurut Burhanuddin Salam kegunaan membaca adalah sebagai berikut:

b.1. ”Menambah pengetahuan.

b.2. Menunjang kemampuan berpikir kritis.

b.3. Dapat menyenangkan hati (bersifat rekreatif)”.21 c. Menulis/Mencatat

Dalam aktivitas belajar siswa terutama pada saat kegiatan belajar mengajar, menulis/mencatat merupakan kegiatan yang penting. Karena dengan adanya siswa yang aktif mencatat/menulis apa yang telah dijelaskan oleh guru mengenai pelajaran dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran tersebut. Penjelasan yang guru sampaikan itu tidak harus ditulis semua. Siswa dapat mencatat/menulis hal-hal yang dianggap

21

Burhanuddin Salam, Cara Belajar yang Sukses di Perguruan Tinggi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 48-49.

penting saja. Mencatat/menulis semua penjelasan dari guru merupakan cara mencatat yang salah. Sedangkan “cara mencatat yang baik mencatat hal-hal yang dianggap penting diantara yang tidak penting”.22 Selain itu, dengan siswa menulis/mencatat dapat diketahui tingkat pemahaman siswa di dalam suatu materi pelajaran.

d. Mengerjakan Tugas

Mengerjakan tugas merupakan salah satu aktivitas belajar siswa. “Selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal, siswa/pelajar, tidak akan pernah melepaskan diri dari keharusan mengerjakan tugas-tugas studi”.23 Setiap guru pasti memberikan tugas untuk diselesaikan, baik secara berkelompok ataupun secara individu. Semua penugasan yang guru berikan itu pelajar/siswa kerjakan tepat waktu dan mengabaikannya boleh jadi siswa tersebut akan mendapatkan sanksi dari guru. Tentu saja sanksinya bersifat mendidik. Selain itu, “dengan siswa mengerjakan tugas dapat merangsang siswa untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok”.24

e. Membuat Ringkasan dan Ikhtisar

“Bagian kegiatan yang tidak kalah pentingnya dari semua kegiatan belajar siswa adalah membuat ringkasan atau ikhtisar”.25 Kegiatan

22

Djamarah, Rahasia Sukses…, hal. 101.

23

Ibid., hal. 90.

24

Djamarah dan Zain, Strategi…, hal. 85.

25

membuat ringkasan atau ikhtisar ini biasanya dilakukan oleh siswa setelah siswa tersebut selesai membaca suatu buku, suatu bab, atau suatu materi pelajaran tertentu. Disamping itu, “banyak siswa yang merasa terbantu dalam belajarnya, karena menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya”.26 Dengan membuat ikhtisar atau ringkasan dapat membantu siswa dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku yang berhubungan dengan pelajaran di madrasah/sekolah.

f. Bertanya Mengenai Hal-Hal yang Belum Jelas

Kegiatan bertanya juga merupakan salah satu aktivitas belajar. Pada siswa, biasanya apa yang telah dijelaskan oleh guru sudah pasti semuanya tidak dapat dimengerti. Oleh karena itu, dengan siswa aktif bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas, maka siswa dapat menguasai bahan pelajaran dengan baik. Selain itu, perlu diketahui bahwa kegiatan bertanya memiliki kegunaan untuk:

f.1. menggali informasi;

f.2. mengecek pemahaman siswa;

f.3. memecahkan persoalan yang dihadapi; f.4. membangkitkan respon kepada siswa;

f.5. mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa;

f.6. mengetahui hal-hal yang sudah diketahui oleh siswa;

f.7. memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki oleh guru;

f.8. membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;dan f.9. menyegarkan kembali pengetahuan siswa.27

26

Djamarah, Rahasia Sukses…, hal. 81.

27

Nurhadi, et. all., Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) dan Penerapannya dalam KBK. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), hal. 46.

Moh.Uzer Usman membagi aktivitas belajar siswa ke dalan beberapa hal, antara lain:

a. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen, dan demonstrasi.

b. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi.

c. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan.

d. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atleti, menari, melukis. e. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat

makalah, membuat surat.28

Dengan klasifikasi aktivitas seperti diuraikan di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa di madrasah/sekolah adalah bervariasi. Jika berbagai macam aktivitas tersebut dapat diciptakan, tentu madrasah/sekolah tersebut akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat dan informasi kebudayaan.

2. Keaktifan Siswa dalam Kegiatan di Bidang Ekstrakurikuler

Keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler ini yang dimaksudkan adalah adanya partisipasi aktif/keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. “Keikutsertaan/partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler ini sangat penting sekali”.29 Karena berawal dari keikutsertaan siswa dalam berorganisasi inilah akan melahirkan pemimpin-pemimpin masa

28

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 22.

29

Kfcngalah, “Kegiatan Ekstrakurikuler (Ekskul) Memainkan Peran Penting dalam Pengembangan Kepemimpinan Masa Depan”, http://kfcngalah.wordpress.com/-, diakses 31 Maret 2009.

depan bangsa. Pemimpin masa depan bangsa Indonesia tersebut adalah siswa-siswa yang sekarang sedang aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di madrasah/sekolah.

Dalam berorganisasi dibutuhkan keseriusan, keaktifan dan keuletan siswa. Dengan ini akan melahirkan siswa yang mandiri, kreatif dan handal serta memiliki kemampuan untuk dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Karena dalam berorganisasi siswa tidak terlepas dari berbagai macam rintangan, halangan, atau persoalan yang muncul baik yang datang dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi.

Menurut Suharsimi Arikunto, kegiatan ekstrakurikuler adalah “kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan”.30 Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurikuler menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah: “kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum”.31 Menurut B.Suryosubroto, kegiatan ekstrakurikuler adalah “kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa”.32

30

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 271.

31

Ibid., hal. 271.

32

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.

Dalam kaitannya dengan keaktifan siswa pada kegiatan ekstrakurikuler yang telah dijelaskan sebelumnya, maka siswa diharapkan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Partisipasi siswa yang dimaksud adalah keikutsertaan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah/madrasah. Partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler sangat penting bagi pengembangan program ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh madrasah/sekolah. Menurut B. Suryosubroto, partisipasi siswa dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh:

a. “Adanya daya tarik dari objek yang bersangkutan. b. Karena diperintahkan untuk berpartisipasi.

c. Adanya manfaat bagi dirinya”.33

Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler sebagai organisasi siswa di madrasah/sekolah agar dapat melibatkan semua siswa di madrasah/sekolah, harus menyelenggarakan jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa

33

dan memiliki kemanfaatan bagi dirinya sebagai sarana pendewasaan diri dan penyaluran bakat-bakat siswa.

Di madrasah/sekolah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sangat bervariasi. Hal tersebut juga ditentukan oleh kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan ekstrkurikuler antara satu madrasah/sekolah dan madrasah/sekolah yang lain saling berbeda. Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah:

a. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara 2

perorangan atau kelompok ditetapkan oleh sekolah berdasarkan oleh minat siswa, tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru atau petugas untuk itu, bilamana kegiatan tersebut memerlukannya.

b. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta kondisi sosial budaya setempat.34

Sedangkan tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah:

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, dan psikomor.

b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.35

Disamping itu, juga dijelaskan mengenai fungsi ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

34

Ibid., hal. 276-277.

35

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab social peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan

menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik.36

Sedangkan visi dan misi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:

a. Visi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

b. Misi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:

b.1. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. b.2. Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan

peserta didik mengespresikan diri secara bebas memulai kegiatan mandiri dan atau kelompok.37

Dengan berpedoman pada tujuan dan maksud kegiatan ekstrakurikuler di madrasah/sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program ekstrakurikuler. Menurut Oteng Sutisna prinsip program ekstrakurikuler adalah:

a. Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.

b. Kerjasama dalam tim adalah fundamental.

c. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan. d. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.

e. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.

f. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.

36

Techonly, “Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler”, http://techonly13.wordpress.com/-, diakses 4 Juli 2010.

37

Techonly, “Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler”, http://techonly13.wordpress.com/-, diakses 4 Juli 2010.

g. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.

h. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.

i. Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.38

Berkaitan dengan prinsip-prinsip program ekstrakurikuler di atas, maka dalam membina dan mengembangkan program ekstrakurikuler harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa. b. Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani siswa.

c. Memanfaatkan potensi alam lingkungan.

d. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha.39

Selanjutnya, perlu dijelaskan mengenai jenis kegiatan ektrakurikuler yang lazim diprogramkan di madrasah/sekolah antara lain:

a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa

(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).

b. Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan

penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.

c. Latihan / lomba keberkatan / prestasi, meliputi pengembangan bakat

olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.

d. Seminar, lokakarya, dan pameran / bazar, dengan substansi antara

lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.40

Kemudian secara umum jenis kegiatan ekstrakurikuler antara lain: a. Lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja (LKIPR).

38

Suryosubroto, Proses Belajar…, hal. 275-276.

39

Ibid., hal. 276.

40

Techonly, “Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler”, http://techonly13.wordpress.com/-, diakses 4 Juli 2010.

b. Pramuka. c. PMR / UKS d. Koperasi sekolah. e. Olahraga prestasi.

f. Kesenian tradisional / modern. g. Cinta alam dan lingkungan hidup. h. Peringatan hari-hari besar.

i. Jurnalistik. j. PKS.41

Kegiatan ekstrakurikuler meliputi semua kegiatan di madrasah/sekolah yang tidak diatur dalam kurikilum. Sebagian dari kegiatan ekstrakurikuler dikoordinir dan dilaksanakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Organisasi Siswa Intra Sekolah ialah satu-satunya organisasi siswa yang memiliki sifat intra sekolah/madrasah. Organisasi Siswa Intra Sekolah ada di setiap sekolah /madrasah dan mengkoordinir serta melaksanakan sebagian dari kegiatan ekstrakurikuler untuk sekolah/madrasahnya masing-masing.

Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk OSIS yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah-sekolah lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. Mengacu pada TAP MPR Nomor: IV/MPR/1978 dan Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: 0323/4/1978 tentang Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberi bekal ketrampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur.42

Fungsi dari Organisasi Siswa Intra Sekolah sebagai wadah untuk: a. Pembinaan pemuda dan budaya.

b. Pembinaan stabilitas dan ketahanan nasional.

c. Pembentukan watak dan kepribadian dalam integrasi intra sekolah.

41

Suryosubroto, Proses Belajar…, hal. 274-275. PKS = Patroli Keamanan Sekolah.

42

d. Pencegahan pembinaan siswa yang kurang dapat dipertanggung jawabkan. e. Pembinaan aktivitas intra sekolah yang berorientasi pada kegiatan yang

bersifat edukatif, dan

f. Pemberian kesempatan seluas-luasnya bagi pengembangan potensi siswa.43

Sedangkan kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah mencakup kegiatan: a. Mempertinggi moral dan etik dengan:

a.1 Menyelenggarakan upacara agama pada hari besar agama dengan sembahyang bersama atau kebaktian bersama di sekolah,

a.2 Melengkapi pelajaran agama di sekolah dengan kegiatan antar siswa sendiri.

a.3 Ceramah keagamaan;

a.4 Mengadakan ceramah tentang falsafah Pancasila dan pembudayaannya dalam kehidupan sekolah sehari-hari.

b. Memperdalam kesadaran rasa kebangsaan dengan:

b.1 Memperingati hari pahlawan dan atau nasional secara khidmat dengan upacara di lapangan, kunjungan ke makam pahlawan, memperdalam pengertian hari yang akan diperingati itu dengan ceramah, sayembara dan sebagainya.

b.2 Melengkapi kelas dengan : Simbol Bhineka Tunggal Ika; Bendera Merah Putih;

Tulisan Pancasila;

Potret resmi Presiden dan Wakil Presiden;

dan kelengkapan lain yang mendorong rasa kebangsaan.

c. Mendorong adanya daya kreatif dengan pembentukan kelompok regu belajar dengan:

c.1 Membentuk kelompok atau regu kelas yang disusun menurut tempat tinggal sehingga memungkinkan para siswa belajar bersama di rumahnya, dan

c.2 Menyelesaikan pekerjaan rumah secara berkelompok atau beregu. d. Mengadakan latihan kepramukaan.

e. Mengobarkan semangat serta tekad belajar dan bekerja giat, untuk menjadi:

e.1 Siswa teladan, ialah siswa yang mempunyai nilai rapor terbaik untuk tiap catur wulan atau semester; dan

e.2 Kelompok atau regu teladan, ialah kelompok atau regu yang mempunyai kerjasama yang kompak dengan hasil nilai rata-rata

43

terbaik dan yang dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan pada mereka.

f. Memajukan kesenian dengan:

f.1 Membina dan mengembangkan seni tari, seni rupa, seni musik, seni suara.

f.2 Mengembangkan seni tradisional;

f.3 Mengadakan pameran, pementasan pergelaran dalam rangka peningkatan apresiasi seni.

f.4 Membantu melengkapi alat kesenian dan memperbanyak latihan. g. Memajukan olah raga dengan:

g.1 Membina dan mengembangkan olah raga; g.2 Mengembangkan olah raga senam dan

g.3 Membantu melengkapi alat olah raga dan mempergiat latihan.

h. Berkemah untuk memperdalam rasa cinta tanah air, untuk kesehatan badan menikmati kebebasan, serta mempertebal cita-cita rasa yang diselenggarakan dengan pimpinan dan pengawasan yang baik.

i. Mengusahakan ceramah tentang organisasi dan management secara praktis antara lain:

i.1 Teori organisasi dan pengendaliannya; i.2 Cara membuat perencanaan;

i.3 Cara mempin rapat;

i.4 Cara memimpin kerja secara konkret dan teratur serta tertib. j. Menyelenggarakan acara-acara akhir tahun ajaran.

k. Mengikuti latihan bari berbaris.

l. Membentuk regu-regu istimewa Palang Merah Remaja dengan kerja

Dalam dokumen Korelasi Keaktifan Siswa dengan Prestasi (Halaman 31-47)

Dokumen terkait