BAB I PENDAHULUAN
E. Keaslian Penelitian
Dari penelusuran pustaka, peneliti menemukan penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan, antara lain:
1. Mursiyah (2007), “Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai tanda bahaya kehamilan di puskesmas Rejosari tahun 2006”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 42 responden. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil berpengetahuan baik yaitu 20 orang (47,5%), berpengetahuan cukup 13 orang (30,9%) dan kurang baik yaitu 9 orang ( 21,4%).
2. Erni (2012), “Tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida tentang tanda bahaya kehamilan di RB Puji Lestari Klaten Tahun 2013”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan total sampling, dengan responden berjumlah 30 responden.
Hasil penelitian menunjukkan (26%) ibu hamil dengan tingkat pengetahuan baik, (53%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup dan (21%) mempunyai pengetahuan kurang.
Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah responden, waktu, dan lokasi penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester 1. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jebres dan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 - Juli 2015.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan manusia terhadap sesuatu dan hasrat untuk mengingat harkat hidup sehingga kehidupan menjadi lebih baik dan nfyaman yang berkembang sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manuasia baik dimasa sekarang maupun dimasa depan (Ariani, 2014).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), tingkat pengetahuan adalah domain kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut:
1) Tahu (know)
Menunjukan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali (recall of fack).
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Application)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
8
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Ariani (2014), adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal a) Umur
Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik.
b) Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah adanya perbedaan tingkat kesadaran antara laki-laki dan perempuan. Pada umumnya perempuan memiliki kesadaran yang baik dalam dalam mencari tahu informasi daripada laki-laki baik itu secara formal maupun informal.
c) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Pendidikan digolongkan sebagai berikut:
a) Tamat SD (Sekolah Dasar)
b) Tamat SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) c) Tamat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) d) Tamat Perguruan Tinggi
(Notoatmojo, 2012) d) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari–hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang
10
diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh (Notoatmojo, 2012).
e) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal (Notoatmojo, 2012).
2) Faktor eksternal a) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
b) Sosial Budaya
Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
c) Status Ekonomi
Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
d) Sumber Informasi
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan yaitu media massa. Menurut Notoatmojo, pengetahuan bisa didapat dari beberapa sumber antara lain media cetak, elektronik, media papan (Billboard), keluarga, teman dan penyuluhan.
e) Kriteria Tingkat Pengetahuan
Arikunto (2012), menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu:
(1) Pengetahuan baik, jika presentase jawaban 76-100%
(2) Pengetahuan cukup, jika presentase jawaban 56-76%
(3) Pengetahuan kurang, jika presentase jawaban < 56%
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
12
1) Cara Tradisional
a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan yang dua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan yang ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode salah coba-coba.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi dikarenakan tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah
orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris atau pun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
e) Cara Akal Sehat (Common Sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, orang tua pada zaman dahulu, menggunakan cara hukuman fisik agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya.ternyata cara ini berkembang menjadi teori, bahwa hukuman adalah metode bagi pendidikan anak.
f) Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran adalah sesuatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yg bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut nasional atau tidak.
14
g) Kebenaran Secara Intuitif
Kebenaran ini secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
h) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusiapun ikut berkembang. Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan khusus ke pernyataan umum. Kemudian disimpulkan ke dalam konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke pernyataan-pernyataan khusus.
2) Cara Baru atau Ilmiah
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian
(research methodology). Kemudian diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif, induktif dan verifikatif, akhirnya lahir suatu cara melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan metode penelitian ilmiah (Scientific Research Method).
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2013), kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan kategori dibawah ini:
1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x)
> Mean + 1 SD
2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai Mean –1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD
3) Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh (x) < Mean –1SD
2. Kehamilan a. Pengertian
Kehamilan adalah suatu kejadian yang fisiologis dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Manuaba, 2008).
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006).
16
Kehamilan adalah proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009).
b. Klasifikasi
Menurut Wiknjosastro (2007), ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
1) Kehamilan triwulan I, yaitu dari 0 –12 minggu
Awal kehamilan atau masa trimester pertama merupakan saat yang rawan bagi perkembangan janin, karena biasanya banyak wanita tidak menduga kalau dirinya sedang hamil, pada saat masa subur, jika sel telur dibuahi maka akan terjadi penempelan sel telur yang berbentuk semacam bola pada dinding rahim calon ibu.
Masa ini adalah masa rawan, karena janin masih berupa cikal bakal.
2) Kehamilan triwulan II, yaitu dari 12 –28 minggu
Memasuki bulan keempat, perkembangan janin akan memasuki trimester kedua. Janin akan mulai bergerak yaitu pada bulan keempat, tepatnya sekitar minggu ketiga belas. Hal ini terjadi karena hormon pada bayi mulai aktif sehingga mereka sudah mulai bisa bereaksi dengan situasi di dalam kandungan.
3) Kehamilan triwulan III, yaitu dari 28 –40 minggu
Setelah usia janin memasuki trimester pertama dan kedua, sisanya adalah menunggu kelahiran yang biasanya terjadi pada
trimester ketiga. Pada trimester akhir ini, bayi sudah benar –benar berkembang, baik dalam kelengkapan serta fungsi organ –organ tubuh ataupun penambahan berat badannya.
c. Tanda-tanda Kehamilan
1) Tanda –tanda tidak pasti hamil
Menurut Bandiyah (2009), tanda-tanda persumtif hamil adalah sebagai berikut:
a) Amenorea (tidak dapat haid) b) Nausea (enek) dan emesis (muntah) c) Ngidam (ingin makan khusus) d) Pingsan
e) Mammae menjadi tegang dan besar f) Tidak ada nafsu makan (anoreksia) g) Sering kencing
h) Konstipasi atau obstipasi i) Pigmentasi kulit
j) Berat badan bertambah
k) Pemekaran vena-vena (varices) pada kaki betis dan vulva.
2) Tanda-tanda kemungkinan Hamil
Menurut Bandiyah (2009), tanda-tanda kemungkinan hamil adalah:
a) Tanda hegar (melunaknya segmen bawah rahim)
18
b) Tanda chadwicks (servik berwarna kebiruan)
c) Tanda piscaseck (Uterus membesar kesalah satu jurusan) d) Tanda goodells (servik teraba lunak pada pemeriksaan dalam) e) Ballottement
f) Kontraksi-kontraksi kecil atau Braxton Hicks (bila uterus dirangsang mudah berkontraksi)
g) Reaksi pemeriksaan kehamilan positif 3) Tanda pasti kehamilan
Menurut Bandiyah (2009), tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut:
a) Terdengar denyut jantung janin (DJJ) b) Terasa gerakan janin
c) Pada pemeriksaan rontgen USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio
d. Proses Kehamilan
Menurut Manuaba (2008), proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari:
1) Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormon yang kompleks.
2) Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum 3) Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot 4) Terjadi nidasi (implementasi) pada uterus 5) Pembentukan plasenta
6) Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm e. Komplikasi dalam kehamilan
Menurut Manuaba (2008), komplikasi yang sering terjadi dalam kehamilan antara lain:
1) Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan mutah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari dan bahkan membahayakan hidup ibu hamil.
2) Abortus
Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram.
3) Pre-eklamsi
Pre-eklamsia adalah kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik 30 mmHg atau 15 mmHg disertai dengan adanya protrin urine dan apabila komplikasi berlanjut akan terjadi eklamsi.
4) Kehamilan lewat waktu
Kehamilan lewat waktu berarti kehamilan yang melampaui usia 292 hari (42 minggu) dengan komplikasinya.
5) Kehamilan kembar
Kehamlilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. Kelainan letak pada kehamilan:
a) Letak sungsang adalah letak membujur dengan kepala janin di fundus uteri.
20
d) Letak lintang adalah suatu keadaan dimana letak janin melintang (sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu panjang ibu) di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
3. Tanda Bahaya Kehamilan a. Pengertian
Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda gejala yang menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam kedaan bahaya (Ayurai, 2011).
Tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya (Uswhaaja, 2009).
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran, 2007).
b. Macam-macam Tanda Bahaya dalam Kehamilan Trimester I
Menurut Ari (2009), tanda bahaya kehamilan trimester I yang perlu diketahui antara lain:
1) Abortus
a) Abortus imminens
Sering juga disebut dengan keguguran membakat dan akan terjadi jika ditemukan perdarahan pada kehamilan muda, namun pada tes kehamilan masih menunjukkan hasil yang
positif. Dalam kasus ini keluarnya janin masih dapat dicegah dengan memberikan terapi hormonal dan antispasmodic serta istirahat. Jika setelah beberapa minggu ternyata perdarahan masih ditemukan dan dalam dua kali tes kehamilan menunjukkan hasil yang negatif, maka harus dialakukan kuretase karena hal tersebut menandakan abortus sedang terjadi.
b) Abortus insipiens
Abortus insipiens terjadi apabila ditemukan adanya perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan membukanya ostium uteri dan terabanya selaput ketuban.
Penangannya sama dengan abortus inkompletus.
c) Abortus habitualis
Pasien termasuk dalam tipe abortus ini jika telah mengalami keguguran berturut-turut selama lebih dari tiga kali.
d) Abortus inkompletus
Tanda pasien dalam abortus ini adalah jika terjadi perdarahan per vagina disertai pengeluaran janin tanpa pengeluaran desidua atau plasenta. Gejala yang menyertai adalah amenore, sakit perut karena kontraksi, perdarahan yang keluar bisa banyak atau sedikit. Pada pemeriksaan dalam ditemukan ostium yang terbuka dan kadang masih teraba jaringan, serta ukuran uterus yang lebih kecil dari umur
22
kehamilannya. Jika terjadi tanda-tanda syok, maka atasi terlebih dahulu dengan pemberian transfusi darah dan cairan, kemudian secepatnya keluarkan jaringan dengan metode digital (menggunakan dua jari) atau kuretase, dan selanjutnya berikan obat-obatan uterotonika dan antibiotik.
e) Abortus kompletus
Pada abortus jenis ini akan ditemukan pasien dengan perdarahan per vagina disertai dengan pengeluaran seluruh hasil konsepsi sehingga rahim dalam keadaan kosong.
2) Kehamilan Mola
Kehamilan mola disebut kehamilan anggur, yaitu adanya jonjot korion (chorionic villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan. Ini merupakan trofoblas yang jinak (benigna).
Pasien dengan kehamilan jenis ini akan memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
a) Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala seperti berikut:
1) Terdapat gejala-gejala kehamilan muda yang lebih nyata dari kehamilan normal, misalnya mual muntah yang berlebihan
2) Kadang kala terdapat tanda toksemia gravidarum (pusing, gangguan penglihatan, dan tekanan darah tinggi)
3) Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, warna tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak, tidak teratur
4) Pembesaran uterus tidak sesuai umur kehamilan
5) Keluar jaringan mola yang menyerupai diagnosis pasti, namun jaringan mola ini tidak selalu ditemukan
b) Pada inspeksi ditemukan tanda dan gejala sebagai berikut ini:
1) Muka dan terkadang badan terlihat lebih pucat atau kekuning-kuningan, yang disebut muka mola (mola face) 2) Jika gelembung mola sampai keluar, maka tanda ini
kelihatan semakin jelas
c) Pada palpasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut ini:
1) Uterus membesar tetapi tidak sesuai umur kehamilan yang seharusnya
2) Tidak teraba bagian-bagian ballottement janin dan gerakan janin
3) Adanya fenomena harmonica, yaitu tinggi fundus uteri yang turun ketika daarah dan gelembung mola keluar, namun akan naik kembali karena terkumpul mola dan darah baru
d) Pada auskultasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut ini:
1) Tidak terdengar DJJ
24
2) Terdengar bising dan bunyi khas
e) Pada tes kehamilan ditemukan kadar HCG yang tinggi f) Pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda dan gejala seperti
berikut ini,
1) Rahim lebih besar 2) Konsistensi lebih lembek 3) Tidak ada bagian-bagian janin 4) Terdapat perdarahan
5) Teraba jaringan dikanalis servikalis dan vagina g) Uji sonde
Uji sonde dilakukan dengan metode Acosta-Sison. Sonde dimasukkan secra perlahan-lahan dan hati-hati kedalam canalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, maka kemungkinan mola.
h) Pada foto rontgen abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin (pada usia kehamilan lebih dari tiga bulan).
i) Pada pemeriksaan USG ditemukan adanya gambaran badai salju (gambaran khas kehamilan mola) dan tidak terlihat adanya janin.
3) Kehamilan Ektopik
Dinamakan kehamilan ektopik jika kehamilan dengan hasil konsepsi tidak berada di dalam endometrium uterus. Keadaan ini akan mengingkat menjadi Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu. Sebagian besar KET terjadi pada kehamilan yang terletak di tuba. Diagnosis dan gejala-gejala klinis yang biasanya ditemui adalah sebagai berikut:
a) Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala amenore serta keluhan hamil muda dan gejala hamil lainnya
b) Pada KET jika terjadi abortus tuba, maka kemungkinan keluhan tidak begitu berat, hanya ada rasa sakit di perut dan pengeluaran darah per vagina yang kadang dikacaukan oleh diagnosis abortus biasa. Namun, bila terjadi ruptur tuba, maka gejala akan lebih hebat dan dapat membahayakan jiwa ibu
c) Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut seperti diiris-iris dengan pisau disertai dengan muntah dan bisa sampai jatuh pingsan
d) Tanda-tanda nyeri akut abdomen, seperti: nyeri tekan hebat, muntah, gelisah, pucat, anemis, denyut nadi kecil dan halus, tekanan darah rendah sampai tidak teratur
e) Nyeri bahu karena rangsangan ke diafragma
f) Terdapat tanda Cullen, yaitu adanya warna biru lebam pada linea alba atau sekitar pusat
g) Pada pemeriksaan dalam didapati adanya tanda-tanda berikut:
nyeri goyang porsio (nyeri hebat yang dirasakan ibu ketika porsio digerakkan), Douglas crise (nyeri hebat ketika kavum
26
douglas ditekan), kavum douglas teraba menonjol karena adanya penumpukan darah, teraba massa retrouterin (massa pelvis)
h) Per vaginam keluar desidua cast
i) Pada pemeriksaan palpasi dan perkusi terdapat tanda-tanda perdarahan intra-abdominal
j) Pada pemeriksaan Hb serial (setiap satu jam) didapati penurunan kadar Hb, selain itu juga terjadi leukositosis k) Kuldosentesis (Douglas Pungsi)
1) Bertujuan untuk mengetahui adakah darah dalam kavum douglas,
2) Bila keluar darah tua berwarna coklat samapi hitam yang tidak membeku hanya bekuan kecil-kecil diatas kain kasssa maka hal itu dikatakan positif (fibrinasi), dan menunjukkan adanya hematoma retrouterin.
l) Dengan pemeriksaan diagnostic laparoskopi dan USG 4) Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan kehidupan. Faktor-faktor yang menyebabkan hiperemesis gravidarum adalah:
a) Kemungkinan vili korialis masuk ke dalam darah, b) Adanya faktor alergi,
c) Adanya faktor predisposisi, seperti primigravida dan overdistensi rahim,
d) Adanya faktor psikologis, seperti ketidak harmonisan dalam rumah tangga, kehamilan yang tidak diinginkan, atau ketidak siapan untuk memiliki anak.
Berikut uraian gejala hiperemesis gravidarum berdasarkan tingkat keparahannya:
a) Tingkat 1
1) Mual muntah terus menerus sehingga memengaruhi keadaan umum, terjadi dehidrasi
2) Tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, dan dapat disertai dengan naiknya suhu tubuh
3) Nyeri epigastrum b) Tingkat II
1) Dehidrasi bertambah yang ditandai dengan: turgor kulit berkurang, lidah kering dan kotor, berat badan menurun, mata cekung
2) Gangguan sirkulasi darah, yang ditandai dengan: nadi cepat dan tekanan darah menurun, hemokonsentrasi, oliguria, obstipasi
3) Gangguan metabolisme yang ditandai dengan: terjadinya metabolisme anaerob dalam pemecahan lemak yang
28
menyebabkan adanya badan keton, dijumpai didalam urin dan napas, gangguan fungsi liver
c) Tingkat III
1) Dehidrasi semakin berat 2) Mual muntah terhenti
3) Terjadi perdarahan di esophagus dan retina
4) Gangguan fungsi liver (ikterus) yang terus meningkat 5) Penurunan kesadaran, somnolen sampai koma
6) Gangguan saraf berupa ensefalopati Wernickle, yang ditandai dengan: nistagmus, diplopia, perubahan mental
B. Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2012), Ariani (2014), Bandiyah (2009), Ari
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2012), Ariani (2014), Bandiyah (2009), Ari