• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Kebaruan Penelitian

Penelitian ini memiliki persamaan dan kebaruan dibandingkan penelitian Subekti dan Carolina (2011) serta Rahman (2013). Persamaan penelitian ini dengan Subekti dan Carolina (2011) yaitu menganalisis pengaruh kebijakan tarif impor gula terhadap pasar gula domestik. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Subekti dan Carolina (2011) menggunakan model Vector Autoregressive (VAR) dan Vector Error Correction (VEC) sedangkan penelitian ini menggunakan model persamaan simultan dengan metode pendugaan Two- Stages Least Squares.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rahman (2013) adalah menganalisis dampak adanya kebijakan terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen gula di Indonesia, sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini lebih fokus membahas tentang dampak penurunan dan penghapusan tarif impor gula akibat adanya kesepakatan regional ASEAN Economic Community (AEC).

Tabel 5. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti dan Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1 Rahman (2013) ; Prospek Perdagangan Gula Indonesia dalam Implementasi Kerangka Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China

1. Menganalisis keragaan pasar gula Indonesia ditinjau dari sisi permintaan dan penawaran gula serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Mengevaluasi dampak kebijakan ekonomi di sektor pertanian terhadap kinerja industri gula Indonesia dan kesejahteraan pelaku ekonomi gula pada era pra liberalisasi ACFTA (2004-2010). 3. Meramalkan dampak kebijakan

ekonomi di sektor pertanian dan faktor eksternal berkaitan dengan liberalisasi perdagangan gula dalam skema ACFTA terhadap kinerja industri gula dan kesejahteraan pelaku ekonomi gula pada periode 2011-2014 dan 2015- 2020.

Model persamaan simultan dengan metode pendugaan

Two-Stages Least Squares.

Simulasi kebijakan :

1.Peningkatan harga gula tingkat petani sebesar 25 persen.

2.Peningkatan harga tingkat konsumen tertinggi pupuk 33 persen.

3.Peningkatan luas areal perkebunan tebu Indonesia 20 persen.

4.Penurunan tarif impor 49 persen.

5.Penurunan kuota impor gula 50 persen.

Permintaan gula rumahtangga dipengaruhi oleh harga riil gula tingkat konsumen, pertumbuhan PDB riil Indonesia, populasi dan permintaan gula rumahtangga tahun sebelumnya, sedangkan permintaan gula industri hanya dipengaruhi oleh PDB riil sektor makanan dan minuman serta permintaan gula industri tahun sebelumnya. Peda perilaku impor, impor gula Indonesia dari China lebih responsif dibandingkan impor gula Indonesia dari Thailand terhadap perubahan tarif impor gula tetapi pangsa impor gula Indonesia dari Thailand lebih besar daripada pangsa impor gula dari China sehingga kebijakan tarif impor yang sama akan meningkatkan impor gula yang lebih besar dari Tahiland. Indonesia mempunyai ketergantungan yang lebih besar terhadap impor gula dari Thailand dibanding impor gula dari China. Peningkatan harga gula sebesar 25 persen, peningkatan harga pupuk sebsar 33 persen berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, sedangkan penurunan tarif impor gula 49 persen, peningkatan luas areal 20 persen, dan penurunan kuota impor 50 persen berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat.

2 Subekti dan Carolina (2011) ; Pengaruh Kebijakan Tarif Impor Gula terhadap Integrasi Pasar Gula Domestik dan Dunia

1. Menganalisis integrasi pasar gula domestik dengan pasar gula dunia. 2. Menganalisis pengaruh kebijakan

tarif impor gula terhadap integrasi pasar gula domestik dan pasar gula dunia.

Model Vector

Autoregressive (VAR) dan

Vector Error Correction

(VEC).

Tarif impor gula yang diterapkan oleh pemerintah ternyata dipengaruhi oleh integrasi pasar yang terjadi. Tarif impor gula mentah dipengaruhi secara nyata oleh variabel harga gula mentah internasional dan tarif impor gula putih. Sementara itu tarif impor gula putih dipengaruhi oleh harga gula mentah internasional, harga gula putih internasional, dan tarif impor tahun sebelumnya. Respon harga gula dalam negeri terhadap perubahan seluruh variabel lainnya menunjukkan respon yang positif. Perubahan harga

Tabel 5. Lanjutan

No. Peneliti dan Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

gula dalam negeri, perubahan harga gula mentah internasional, dan perubahan harga gula putih internasional memiliki pengaruh yang cukup besar, sedangkan perubahan tarif impor gula mentah dan perubahan tarif impor gula putih mempengaruhi harga gula dalam negeri dengan nilai yang relatif kecil.

3 Arsyad, Sinaga, dan Yusuf (2011) ; Analisis Dampak Kebijakan Pajak Ekspor dan Subsidi Harga Pupuk terhadap Produksi dan Ekspor Kakao Indonesia Pasca Putaran Uruguay

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao Indonesia.

2. Menganalisis dampak rencana pemberlakukan pajak ekspor dan subsidi harga pupuk terhadap produksi dan ekspor kakao pasca Putaran Uruguay.

Model persamaan simultan dengan metode pendugaan

Two-Stages Least Squares.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor yang secara potensial mempengaruhi ekspor kakao indonesia adala harga ekspor kakao Indonesia, pertumbuhan produksi kakao, nilai tukar rupiah, dan

trend waktu. Rencana pemberlakukan pajak ekspor

berdampak negatif terhadap produksi dan ekspor kakao Indonesia pasca Putaran Urguay, sementara tencana kebijakan pemberian subsidi harga pupuk berdampak positif terhadap peningkatan produksi dan ekspor kakao Indonesia. Implikasinya adalah bahwa kebijakan subsidi harga pupuk masih dapat diharapkan sebagai strategi kunci untuk memacu produksi dan ekspor kakao Indonesia.

4 Hadi dan Mardianto (2004) ; Analisis Komparasi Daya Saing Produk Ekspor Pertanian Antar Negara ASEAN dalam Era Perdagangan Bebas AFTA

1. Menganalisis pertumbuhan ekspor produk pertanian ke kawasan ASEAN.

2. Menganalisis efek komposisi produk, efek distribusi pasar, dan efek daya saing terhadap ekspor produk pertanian ke kawasan ASEAN.

Model pendekatan Pangsa Pasar Konstan (Constant

Market Share).

Ekspor produk pertanian Indonesia ke kawasan ASEAN selama 1997-1999 mengalami pertumbuhan positif dan lebih cepat dibanding ekspor dunia ke kawasan yang sama. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya daya saing komoditas pertanian Indonesia terutama karena depresiasi rupiah. Namun selama 1999-2001, terjadi sebaliknya yaitu pertumbuhan ekspor Indonesia turun dan lebih lambat dibanding ekspor dunia ke kawasan yang sama yang disebabkan oleh apresiasi rupiah. Komposisi produk dan distribusi pasar ekspor Indonesia masih lemah yang menunjukkan bahwa Indonesia belum memperhatikan pertumbuhan impor komoditas pertanian menurut komposisi komoditas

Tabel 5. Lanjutan

No. Peneliti dan Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

yang tepat dan perkembangan impor di masing- masing negara anggota ASEAN. Lemahnya penyelidikan pasar (market intellegence) merupakan fenomena umum para eksportir Indonesia yang menyebabkan dinamika penawaran dan permintaan komoditi pertanian di kawasan ASEAN (dan juga kawasan dunia lainnya) tidak terpantau secara baik. 5 Fitriana (2012) ; Dampak

Kebijakan Impor dan Faktor Eksternal terhadap Kesejahteraan Produsen dan Konsumen Bawang Merah di Indonesia

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, permintaan, impor, dan harga bawang merah.

2. Menganalisis dampak kebijakan tarif impor, kuota impor, dan faktor eksternal terhadap penawaran, permintaan, dan harga bawang merah.

3. Menganalisis dampak kebijakan tarif impor, kuota impor, dan faktor eksternal terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen bawang merah di Indonesia.

Model persamaan simultan dengan metode pendugaan

Two-Stages Least Squares.

Simulasi kebijakan :

1.Penetapan kebijakan tarif impor bawang merah sebesar 20 persen.

2.Penerapan kebijakan tarif impor bawang merah sebesar 12,5 persen. 3.Penerapan kebijakan tarif

impor bawang merah menjadi 40 persen. 4.Penghapusan tarif impor

bawang merah menjadi sebesar nol persen. 5.Penurunan harga riil

bawang merah dunia sebesar 12 persen.

6.Penerapan kebijakan penurunan kuota impor bawang merah sebesar 50 persen.

Produksi bawang merah dipengaruhi oleh harga riil bawang merah di tingkat produsen, luas areal panen, dan perubahan tingkat suku bungan bank persero. Permintaan bawang merah rumahtangga dipengaruhi oleh jumlah penduduk Indonesia, sedangkan permintaan non rumahtangga dipengaruhi oleh harga riil mie instan dan GDP riil masyarakat Indonesia. Impor bawang merah dipengaruhi oleh permintaan bawang merah rumahtangga dan impor bawang merah tahun sebelumnya. Harga riil bawang merah dipengaruhi oleh harga riil bawang merah dunia dan tarif impor bawang merah. Penerapan kebijakan tarif impor bawang merah berdampak pada peningkatan harga impor, penurunan impor bawang merah, penurunan penawaran, penurunan permintaan, dan peningkatan harga bawang merah domestik. Hal ini menyebabkan kesejahteraan produsen bawang merah dan penerimaan meningkat, sedangkan kesejahteraan konsumen bawang merah mengalami penurunan. Penerapan tarif impor sebesar sembilan persen telah mampu melindungi petani bawang merah dari adanya penurunan harga dunia. Secara nasional penerapan kebijakan tarif berdampak pada peningkatan kesejahteraan bersih. Kebijakan penghapusan tarif impor bawang merah dapat menurunkan harga impor, meningkatkan impor, meningkatkan penawaran dan permintaan, serta menurunkan harga

Tabel 5. Lanjutan

No. Peneliti dan Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

7.Kombinasi penerapan tarif impor bawang merah sebesar 9 persen dan penurunan harga dunia sebesar 12 persen.

8.Kombinasi penghapusan tarif impor bawang merah dan penurunan harga dunia sebesar 12 persen.

bawang merah domestik. Kebijakan tersebut menyebabkan penurunan kesejahteraan produsen bawang merah, berkurangnya penerimaan pemerintah, dan peningkatan kesejahteraan konsumen. Secara nasional penghapusan tarif impor bawang merah berdampak pada penurunan kesejahteraan bersih.

Dokumen terkait