• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami konsep keagamaan pada anak berarti memahami sifat agama pada anak. Sifat agama pada anak-anak tumbuh mengikuti pola ideas concept on outhority. Ide keagamaan pada anak hampir sepenuhnya autoritarius yakni konsep keagamaan pada diri mereka dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Sejak dini mereka telah melihat dan mengikuti apa-apa yang dikeijakan dan diajarkan oleh orang dewasa dan orang tua tentang sesuatu yang berhunbungan dengan kemaslahatan agama. Orang tua mempunyai pengaruh terhadap anak sesuai dengan prinsip eksplorasi. Dengan demikian ketaatan kepada ajaran agama bagi anak merupakan kebiasaan-kebiasaan yang menjadi milik mereka yang mereka peroleh dari para orang tua maupun guru mereka. Apa yang mereka lihat dan dengar akan terekam dalam ingatan mereka dan akan terbawa di mana saja mereka berada.

Disadari atau tidak, semua prilaku, baik yang berupa ucapan maupun perbuatan orang tua merupakan pengajaran bagi anak maupun keluarga secara tidak langsung.

Untuk menciptakan keluarga yang religius harus dimulai dari lingkungan keluarga terutama orang tua harus memberikan keteledanan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan syari’at agama secara benar.

Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW bersabda :

4_J b j_£j o lj_j La 3 j_ k a l 1 Ls_lc. ^_1 j_j jj_ J j_-a

( *i\ nl<a J (_5jL—ikjll j Aji wiy A ) j t AMj ^jl

” Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang membuat m enjadi Yahudi, N asrani atau M ajusi ( HR Bukhari dan M uslim / Juga Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya :

Ahl Q j^aJU Jp^Lp 4^jiLa

. H ai orang-orang yang beriman, peliharalah dirim u dan keluargam u dari api neraka yang bahan bakarnya adalah m anusia dan batu; penjaganya m alaikat- m alaikat yang kasar, keras, dan tidak m endurhakai A llah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu m engerjakan apa yang diperintahkan. ( QS A t Tahrim , 6 ) .1 2

Dari al Hadis dan ayat Al Quran di atas jelas bahwa peranan orang tua sangat besar dalam menciptakan keluarga yang baik, berakhlakul karimah. Dengan demikian sifat keagamaan pada diri anak tergantung bagaimana orang tua dalam membimbing atau mengarahkannya.

1 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam P erspektif Islam, Remaja Rosyda Karya, Bandung, 1992, hal. 34

Pendidikan dalam keluarga merupakan pembentukan landasan kepribadian anak. Itulah tugas utama keluarga. Secara lengkap penjelasan tersebut telah diungkapkan dalam Al Quran surat Luqman ayat 13-19 sebagai berikut : menanamkan iman dan tauhid, menumbuhkan sikap hormat dan bakti pada orang tua, menumbuhkan semangat bekeija dengan penuh kejujuran, mendorong anak untuk taat beribadah ( terutama shalat ), menanamkan cinta kebenaran^m a’ru f) dan menjahui yang buruk (m unkar), menanamkan jiwa sabar dalam menghadapi cobaan, menumbuhkan sikap rendah hati, tidak angkuh atau sombong dalam pergaulan, dan menanamkan sikap hidup sederhana.3

Apabila sikap hidup dan perilaku seperti tersebut di atas dapat ditumbuhkan dan dikembangkan sejak dini akan sangat membekas pada diri anak dan merupakan landasan kepribadian yang kokoh untuk menuju terbentuknya pribadi muslim, kepribadian manusia seutuhnya. Hal demikian perlu adanya bimbingan yang secara kontinyu terus menerus dari orang tua.

Dalam hal ini Ibnu Sina mengingatkan bahwa pendidikan dan pengajaran pada usia dini ( masa kanak-kanak) ibarat mengukir di atas batu, membekas sehingga tidak mudah terhapus.4 Selanjutnya dia menganjurkan: Apabila anak telah disapih, telah fasih lidahnya dan telah jelas pendengarannya hendaklan diajarkan Al Quran dengan huruf hijaiyyah.5

3 Ahmadi, Islam Sebagai paradigma Ilmu Pendidikan, Adtya Media. H a l. 94 4 Ibid

Kebiasaan sikap keberagamaan anak di rumah atau di lingkungan keluarga biasanya ju g a akan mempengaruhi aktifitas keagamaan di luar rumah misalnya di sekolah

Kebiasaan keberagamaan anak yang harus dijaga dan dikembangkan diantara :

1. A kidah.

Penanaman akidah sangat penting ditanamkan sejak dini, akidah keyakinan adanya Tuhan Yang Maha E s a , Allah SWT dan meliputi rukun iman yang lain, merupakan pondasi yang harus dibangun dengan kuat bagi seorang muslin.

Pendidikan tentang akidah / tauhid seperti telah dicontohkan Luqman ketika memberikan pengajaran kepada putranya sebagaimana disebut dalam Al Quran surat Luqman ayat 13 sebagai b erik u t:

i£sJi Z u l 4 /* 'i 3 # (Jti lij

. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". ( QS.Luqm an, 13 ).6

2. Ibadah.

Ibadah merupakan perbuatan yang dilakukan dalam rangka pernyataan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengeijakan

perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya7. Ibadah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ibadah khusus dan ibadah yang bersifat umum. Ibadah khusus maksudnya ibadah yang segala aturan , tata cara dan waktu pelaksanaan telah diatur dan ditentukan oleh Allah Swt. Misalnya, Shalat, puasa, zakat dan haji. Adapun ibadah yang bersifat umum yaitu suatu ibadah yang tidak diatur secara khusus baik waktu ataupu cara pelaksanaannya.Kebiasaan anak ibadah dalam lingkungan keluarga bukti keteladanan orang tua.

lj.Shalat

Shalat adalah tiang agama, maka barangsiapa menegakkan shalat maka sungguh ia telah menegakkan agama, dan barangsiapa meninggalkan shalat maka sungguh ia telah merobohkan agamanya. ( al Hadis ). Shalat harus sejak dini dibiasakan dengan beijamaah. Shalat yang dilaksanakan dengan baik ( khusyu’) akan dapat mencegah/ menghindarkan dari perbuatan keji dan munkar. Shalat merupakan ciri orang yang beriman. Apabila shalat sudah dikeijakan dengan baik akan berpengaruh kepada ibadah -ibadah yang lain. Zakat, puasa, dan lainnya.

Shalat harus dilaksanakan dengan benar, syarat dan rukunnya harus terpenuhi juga tepat waktu. Dengan shalat yang tertib akan melatih disiplin pada diri anak itu sendiri. Demikian juga shalat yang dilakukan dengan beijamaah di masjid / mushalla akan teijalin silaturrahmi diantara

jamaah . Pembiasaan yang diterapkan sejak dini, akan berpengaruh terhadap perkembangan seterusnya.

2.) Puasa

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam, wajib hukumnya seorang muslim yang telah akil baligh . Namun demikian bagi orang tua berkewajiban mendidik atau melatih putra-putrinya untuk melaksanakan ibadah puasa itu.

Ibadah puasa mengandung banyak hikmah dan pelajaran bagi manusia. Di antara melatih disiplin waktu, menumbuhkan rasa kasih- sayang terhadap sesama karena dengan puasa anak dapat merasakan sedihnya orang yang lapar; sehingga timbul pada diri anak sifat suka memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan.

Puasa juga melatih kejujuran, walupun tidak ada orang yang melihat dia tidak berani makan atau minum sebelum saat berbuka tiba. Hal ini penting ditanamkan pada anak sedini mungkin. Anak yang sudah terbiasa berlaku jujur di lingkungan keluarga juga akan mempengaruhi keberadaannya dalam pergaulan di luar rumah.

3). Membaca Al Quran

Telah kita ketahui bahwa Al Quran sumber petunjuk bagi manusia, khususnya umat Islam.Untuk itu sebagai orang tua merupakan kewajiban mendidik, mengajarkan Al Quran kepada putra putrinya. Mereka harus dibiasakan membaca setiap saat, lebih -lebih setelah shalat wajib walaupun hanya beberapa ayat.

Mereka harus ditanamkan kecintaan terhadap al Quran dengan dasar sabda Rasulullah Saw :

‘Calc, j (j 1

1 flsU ^ jii.

( L5 J '— M ' 0 ' J J )

“ Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya” ( HR Bukhari )8

Orang tua harus dapat mendorong putra putrinya untuk rajin mengaji mengikuti kegiatan di TPA. Penulis menyadari pendidikan agama Islam khususnya Baca Tulis Al Quran tanpa ada peran serta orang tua hasilnya tidak akan maksimal. Yang jelas waktu di sekolah sangatlah terbatas, sedang materi yang harus diajarkan sangat luas. Untuk memahami bacaan Al Quran tidaklah mudah butuh waktu cukup banyak. Disamping itu contoh atau teladan orang tua sangat diperlukan, bagaiamana orang tua dalam keseharian akan menjadi acuan anak Bagaimana sikap keagamaan anak, tergantung bagaimana keberagamaan orang tua atau lingkungan di mana anak berada. Anak yang berada dilingkungan yang agamis mereka akan menyesuaikan dengan lingkungannya mereka takut diasingkan dalam pergaulan di masyarakat.

Orang tua harus peduli terhadap keberagamaan anak-anaknya dan selalu control kepada siapa ia berteman karena mungkin ijin mengaji tetapi tidak sampai ditempat ngaji tapi ke tempat yang lain untuk bermain dan sebagainya.

8 Imam Nawawi, penterjemah Ahmad Sunarto, Terjemah Riyadhus Shalihin jilid 2, Pustaka amani Jakarta, 1996 Hal. 116

Anak yang mengikuti kegiatan di TPA dengan rajin dan tekun, sangat membantu dalam mengikuti pelajaran agama di sekolah terutama pada materi al Quran.

2. Akhlak / budi pekerti.

Dalam pembahasan ini penulis menfokuskan kepada pokok : 1). Berbakti kepada kedua orang tua.

Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua telah ditetapkan oleh Allah Swt; sebagaimana firman-Nya:

Dokumen terkait