• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberhasilan Yang Dicapai Oleh BUMDes Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Kecamatan Tripe Jaya Ekonomi Masyarakat Kecamatan Tripe Jaya

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.5. Keberhasilan Yang Dicapai Oleh BUMDes Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Kecamatan Tripe Jaya Ekonomi Masyarakat Kecamatan Tripe Jaya

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Selasa, 17 April 2020 dapat diketahui bahwa keberadaan usaha simpan pinjam mampu memberikan kemudahan pada warga desa dan menstimulus roda ekonomi warga perdesaan agar dapat mengembangkan usahanya. Adapun sistem pengembalian dilakukan dengan cicilan perbulan dengan persenan 1% dari dana pinjaman tersebut dalam jangka satu tahun, 1 % profit tersbut dapat dialokasikan untuk keperluan unit jasa dan pendapatan asli desa. Selain itu, keberadaan BUMDes juga mampu menciptakan lapangan kerja khususnya bagi pemuda.

Berkaitan dengan banyaknya eberhasilan yang dicapai dari keberadaan BUMDes ini, maka diharapkan jalian Kerjasama diantara kepengurusan BUMDes, pemerintah desa, dan warga desa tetap kontinu dan sinergis agar kontinuitas BUMDes dapat menarik animo warga desa agar secara kooperatif dapat mangolah potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap desa di Kecamatan Tripe Jaya, yang pada muraranya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BUMDes di Kecamatan Tripe Jaya telah menjalankan usahanya selama kurang lebih 3 tahun. BUMDes ini berdiri berdasarkan konsideran pemerintah yang ingin membentuk sebuah lembaga ekonomi yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang di miliki oleh masing-masing desa di Kecamatan Tripe Jaya. Potensi yang ada di kecamatan Tripe Jaya adalah potensi pertanian dan perkebunan seperti sawah, sere wangi, nilam, jagung, bawang, cabai dan lain-lain milik masyarakat.

Parameter keberhasilan BUMDes dalam meingkatkan perekonomian masyarakat yang dirintis semenjak tahun 2017 adalah partisipasi warga melalui BUMDes, yakni meliputi:

a) Perencanaan

Keikutsertaan warga desa dalam perencanaan diawali pada fase pembentukan BUMDes sebagai badan otonomi desa yang memiliki tanggungjwab dalam mengkoordinir dan mengorganisasikan kegiatan ekonomi masyarakat.

Selain itu, warga desa turut hadir dalam diseminasi program dan perencanaan kegiatan BUMDes, Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggl 18 April 2020, warga desa mendukung dan menanggapi dengan positif keberadaan BUMDes, hal ini merujuk pada informasi dari seorang responden yang berperan sebagai anggota simpan pinjam BUMDes, yang menurutnya dalam fase pendirian dan perencanaan BUMDes, masyarakat diikutsertakan dalam musyawarah pembentukan BUMDes

Upaya untuk diseminasi perencanaan unit usaha melibatkan sekelompok warga desa yang turut serta dalam simpan pinjam tersebut. Hal ini diperjelas oleh seorang responden selaku sekretaris BUMDes bahwa keberadan BUMDes untuk membantu masyarakat namun jika masyarakat kurang peduli maka tidak akan terlaksana. DIawal keberadaan BUMDes animo masyarakat sangat tinggi, namun masih ditemui sebagaian masyarakat yang minim partisipasinya untuk berkontribus bagi BUMDes. Padahal berbagai jenis unit usaha yang dikelola oleh BUMDes ialah hasil rembuk bersama warga desa, hal ini tentunya membutuhkan atensi yang lebih serius agar rangkaian program BUMDes dapat terlaksana secara efektif dan efisien bagi masyarakat desa di Kecamatan Tripe Jaya Kabupaten Gayo Lues.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditenemukan variasi argumentasi dari sekelompok warga yakni warga desa kurang mengetahui keberadaan BUMDes itu sendiri. Fenomena ini diindikasikan karena kurang efektifnya komunikasi kepala desa kepada warga desa, selain itu jarak kantor desa dengan beberapa rumah warga desa yang tersebar turut memperburuk akses informasi maupun mobilitas penduduk dalam mendapatkan informasi dan layanan dari BUMDes tersebut

b) Pelaksanaan

Bentuk keterlibatan warga desa dalam menjalankan unit usaha yang dilaksanakan oleh BUMDes dapat berupa warga desa yang telah melakukan simpan pinjam kepada BUMDes dan kegiatan diklat wirausaha yang dilakukan oleh BUMDes yang bertujuan untuk mengoptimalkan modal sosial warga desa.

Setelah warga desa mempunyai kompetensi dalam mengembangakan usaha dari unit simpan pinjam diharapkan masyarakat dapat percaya kepada BUMDes.

Simpan pinjam ini juga telah terlaksana disetiap desa dan anggota BUMDes memberikan pengarahan agar warga desa memanfaatkan modal agar penghasilan turut bertambah.

c) Monitoring dan evaluasi (Monev)

Monev diperlukan dalam BUMDes agar seluruh unit usaha yang dibentuk BUMDes berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini dibutukan untuk memantau keberhasilan program yang sudah dicanangkan dan menjaga akuntabilitas dan transparansi keuangan yang dapat merugikan seluruh lapisan masyarakat. Pada tahap ini monev ini, warga desa diikutsertakan untuk mengawasi jalannya setiap unit usaha. Hal ini dipaparkan oleh penggurus BUMDes bapak Dirga Wira setia bahwa masyarakat harus diikutsertakan dalam memantau seluruh kegiatan

BUMDes, terlebih karena dana desa yang relatif besar, maka jika warga desa tidak mengawasi dengan teliti, dikhawatirkan terjadi penyelewengan yang dilakukan stakeholder desa.

Keikutsertaan warga desa dalam monev diwujudkan dalam bentuk pelaporan setiap program yang diusung pengurus BUMDes dan stakeholder desa dalam rapat desa, dan mengamati kemajuan pembangunan. Kengganan masyarakat dalam melakukan monev dapat berimplikasi terhadap adanya isu yang beredar diluar, oleh karena itu dalam monev seharusnya ada kuriositas warga desa dalam mengkonfimasi kegiatan yang telah berjalan dan transparansi keuangan

Berdasarkan hasil kuesioner tentang kondisi sosial responden setelah adanya unit usaha BUMDes mengarahkan pada sebuah konklusi yaitu, perekonomian warga desa belum sepenuhnya meningkat karena minimnya modal usaha bagi sebagian besar masyarakat. Namun sebagian besar masyarakat menyatakan dampak positif keberadaan BUMDes terutama bagi para petani dan pedagang kecil karena minimnya bunga saat pengembalian dana yang dipinjam.

Meskipun dari kondisi social ekonomi yang

Wawancara dengan seorang responden pada tanggal 18 April 2020 mengatakan, tidak hanya dari warga desa yang menjadi hambatan dalam memajukan BUMDes, namun kepengurusan dan stakeholder juga menjadi kendala. SDM yang ada belum dapat menciptakan dan mengembangkan lembaga usaha ini secara oprimal. Selain itu, kurangnya dukungan modal turut menghambat BUMDes untuk berkembang dan berkontribusi dalam perberdayaan masyarakat.

4.6. Kontribusi BUMDes terhadap masyarakat Desa di Kecamatan Tripe

Dokumen terkait