• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Pernyataan kepatuhan

b. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian

a. Beban yang berubungan dengan aktivitas pendanaan yaitu Beban Bunga dan Provisi. b. Beban yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran yaitu Beban Pemasaran.

c. Beban yang berhubungan dengan aktivitas administrasi dan umum yaitu Beban Administrasi dan Umum. d.

e. Beban yang berhubungan dengan pengelolaan risiko dan penyaluran pinjaman yaitu Beban Penyisihan Penurunan Nilai Piutang. f. Beban yang berhubungan dengan aktivitas di luar kegiatan usaha pokok yaitu Beban Lain-lain.

g.

c. Perubahan pada pernyataan standar akuntansi Keuangan dan interpretasi atas pernyataan standar akuntansi keuangan

- PSAK 4 (revisi 2015) “Laporan Keuangan Tersendiri” - PSAK 5 (revisi 2015) “Segmen Operasi”

- PSAK 7 (revisi 2015) ”Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” - PSAK 13 (revisi 2015) ”Properti Investasi”

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI), serta Peraturan Pasar Modal yang berlaku antara lain Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) d/h Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi going concern dan biaya perolehan historis kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan Keuangan Konsolidasian, kecuali Laporan Arus Kas Konsolidasian, juga disusun dengan konsep harga perolehan dan dasar akrual. Laporan Arus Kas disusun dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Perusahaan telah merevisi Pedoman Akuntansi PT Pegadaian (Persero) melalui Peraturan Direksi No. 31/DIR-IV/2016 tanggal 27 Mei 2016. Perubahan mendasar adalah dalam menyajikan pos-pos beban di laba rugi, Perusahaan memilih untuk menggunakan klasifikasi fungsional yaitu berdasarkan fungsinya. Dengan klasifikasi ini, maka beban di Laporan Laba Rugi disajikan menjadi beberapa kategori berikut :

Beban yang berhubungan dengan aktivitas pengelolaan sumber daya manusia yaitu Beban Pegawai (termasuk di dalamnya beban diklat pegawai dan imbalan Direksi dan Komisaris).

Beban yang berkaitan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan atas penghasilan yang diperoleh Perusahaan yaitu Beban Pajak Penghasilan.

Standar baru, revisi dan interpretasi yang telah diterbitkan, dan yang berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2016 namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

dapat mengembalikan dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat 13 Pasal ini.

Pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari saham yang telah dikeluarkan dapat meminta pembagian dividen interim.

- PSAK 16 (revisi 2015) “Aset Tetap” - PSAK 19 (revisi 2015) “Aset Tak Berwujud” - PSAK 22 (revisi 2015) ”Kombinasi Bisnis” - PSAK 24 (revisi 2015) “Imbalan Kerja”

- PSAK 25 (revisi 2015) ”Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” - PSAK 53 (revisi 2015) ”Pembayaran Berbasis Saham”

- PSAK 65 (revisi 2015) “Laporan Keuangan Konsolidasian” - PSAK 66 (revisi 2015) “Pengaturan Bersama”

- PSAK 67 (revisi 2015) “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain” - PSAK 68 (revisi 2015) ”Pengukuran Nilai Wajar”

- ISAK 30 “Pungutan”

- Amandemen PSAK 1 (revisi 2015) “Penyajian Laporan Keuangan” - Amandemen PSAK 16 (revisi 2015) "Aset Tetap”

- PSAK 69 "Agrikultur"

- ISAK 31 “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13 “Properti Investasi”

d. Prinsip konsolidasian

Laporan Keuangan Konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan seperti disebutkan pada Catatan 1.d.

Perusahaan mengendalikan entitas anak ketika Perusahaan terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan entitas anak dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan (kekuasaan atas investee ).

Konsolidasi atas entitas anak dimulai sejak tanggal diperoleh pengendalian dan berakhir ketika investor kehilangan pengendalian atas entitas anak.

Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. Saldo aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam kelompok usaha dieliminasi secara penuh.

Implementasi dari standar-standar tersebut tidak menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi perusahaan dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan di periode berjalan atau tahun sebelumnya.

Pada saat penerbitan laporan keuangan konsolidasian ini, manajemen sedang mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi berikut yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada 1 Januari 2016, terhadap laporan keuangan:

Amandemen PSAK 1 “Penyajian laporan keuangan” dan ISAK 31 “Interpretasi atas ruang lingkup PSAK 13: Properti Investasi” berlaku efektif pada 1 Januari 2017 sedangkan standar lain berlaku efektif pada 1 Januari 2018. Penerapan dini atas standar-standar tersebut diperkenankan.

Jika Perusahaan kehilangan pengendalian, maka :

- menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian;

-- mengakui keuntungan atau kerugian terkait hilangnya pengendalian yang dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.

e. Transaksi dengan pihak berelasi

f. Instrumen keuangan Aset keuangan

Aset keuangan diklasifikasikan dalam 4 (empat) kategori, yaitu : 1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

2. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

mengakui sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa investasi tersebut dan setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak terdahulu sesuai dengan SAK lain yang relevan. Nilai wajar tersebut dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai) biaya perolehan pada saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama; Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang disyaratkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan. Dalam Laporan Keuangan Konsolidasian, transaksi dan saldo signifikan antara Perusahaan dan Entitas Anak telah dieliminasi. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian dilakukan berdasarkan konsep satuan usaha.

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian.

Nilai wajar aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset untuk diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar derivatif yang dikelola dalam hubungannya dengan aset keuangan yang ditetapkan, diakui dalam "keuntungan/kerugian dalam laporan Laba rugi”.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

nonpengendali meskipun hal tersebut mengakibatkan kepentingan nonpengendali memiliki saldo defisit. Perusahaan menyajikan kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.

Ketika proporsi ekuitas yang dimiliki oleh kepentingan nonpengendali berubah, Perusahaan menyesuaikan jumlah tercatat kepentingan pengendali dan kepentingan nonpengendali untuk mencerminkan perubahan kepemilikan relatifnya dalam entitas anak. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian adalah transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik).

3. Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo

- investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; - investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan

- investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

4. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan dibagi dalam 2 (dua) kategori, yaitu:

1. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba dan rugi yang sebelumnya diakui di komprehensif lain ekuitas diakui pada laporan laba rugi. Pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.

Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar derivatif yang dikelola dalam hubungannya dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan diakui dalam "keuntungan/kerugian” dalam laporan laba rugi.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015, Perusahaan memiliki kas setara kas bank, pinjaman yang diberikan, pendapatan yang masih harus diterima, piutang lainnya, yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali :

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.

Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing, atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.

2. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan.

Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan

Estimasi nilai wajar

Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan. Pengukuran nilai wajar dan pengungkapan yang terkait ditetapkan dengan level hirarki nilai wajar sebagai berikut :

i. harga kuotasian (tanpa penyesuaian) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (level 1); ii.

iii. input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (level 3).

Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup: 1. Penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis; dan

2. Teknik lain, seperti analisis arus kas yang didiskonto digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan lainnya.

Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam level 3. Ini berlaku untuk surat-surat berharga ekuitas yang tidak diperdagangkan di bursa.

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dikategorikan, dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi terdiri dari pinjaman bank, pinjaman obligasi, pinjaman lainnya, utang akrual, pinjaman pemerintah, dan utang kepada nasabah yang dimiliki oleh Perusahaan.

Perusahaan menentukan secara individual jika terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan berupa pelanggaran kontrak pinjaman yaitu tunggakan pokok dan bunga di atas tiga kali tunggakan atau direfleksikan dengan tingkat kolektibilitas kredit macet. Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual, maka perhitungan penurunan nilai menggunakan metode discounted cash flow dan/atau nilai wajar jaminan. Untuk pinjaman yang diberikan, dalam hal jumlah dan saat penerimaan arus kas masa datang sulit ditentukan, penurunan nilai dihitung berdasarkan jumlah yang dapat diperoleh kembali sebesar nilai wajar agunan.

Untuk aset keuangan yang tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai, maka Perusahaan membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif. Perhitungan secara kolektif dilakukan berdasarkan rata-rata biaya penyisihan aset keuangan selama lima tahun terakhir.

input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (level 2); dan

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price ), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price ). Instrumen keuangan ini termasuk dalam level 1.

Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin tidak mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam level 2.

h. Pinjaman yang diberikan

Pinjaman usaha gadai Gadai KCA

Dokumen terkait