• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ACCOUNTING POLICIES (continued) ac. Dana pensiun dan manfaat karyawan

(lanjutan)

ac. Pension fund and employee benefit

(continued)

Kewajiban pensiun (lanjutan) Pension obligations (continued)

Biaya imbalan pasca-kerja yang diakui selama tahun berjalan terdiri dari biaya jasa kini, bunga atas kewajiban, keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu dan dikurangi dengan iuran pegawai dan hasil yang diharapkan dari aset program.

The post-employment benefits expense recognized during the current year consists of current service cost, interest on obligation, actuarial gains or losses and past service costs and reduced by employees’ contributions and expected return on plan assets.

Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata-rata sisa tahun jasa pegawai yang masuk program pensiun.

Actuarial gains or losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions in excess of the greater of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations at the beginning of the period are amortized and recognized as expense or gain over the expected average remaining service years of qualified employees.

Biaya imbalan masa lalu diakui sebagai biaya, kecuali untuk biaya jasa masa lalu yang belum menjadi hak (vested) yang diamortisasi dan diakui sebagai biaya selama periode hak.

Past service costs are recognized immediately as cost, except for non-vested past service costs which are amortized and recognized as cost over the vesting period.

ad. Informasi segmen ad. Segment information

Segmen operasi adalah komponen Bank dan entitas anak yang terlibat dalam aktivitas bisnis

yang memperoleh pendapatan dan

menimbulkan beban, yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil

keputusan operasional untuk membuat

keputusan tentang sumber daya yang

dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya serta menyediakan informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Segmen operasi terbagi dalam kelompok korporasi, komersial/Usaha Kecil Menengah (UKM), konsumen, treasury dan Syariah.

An operating segment is a Bank’s and subsidiaries’ component that is involved in business activities which derive income and incur expenses, which the operating results is reviewed regularly by operational decision maker for making decision related to resource that is allocated to the segment and evaluates the performance and provide separable financial information. The operating segment has been determined to be corporate, commercial/Small Medium Enterprise (SME), consumer, treasury and Sharia.

Bank dan entitas anak melaporkan informasi geografis sebagai berikut:

(a) Pendapatan dari pelanggan eksternal (i) yang diatribusikan kepada negara domisili Bank dan entitas anak dan (ii) yang diatribusikan kepada semua negara asing secara total dimana Bank dan entitas anak memperoleh pendapatan.

(b) Aset tidak lancar selain instrumen keuangan, aset pajak yang ditangguhkan, aset imbalan pasca-kerja dan hak yang timbul akibat kontrak asuransi (i) yang berlokasi di negara domisili Bank dan entitas anak dan (ii) berlokasi di semua negara asing secara total dimana Bank dan

The Bank and subsidiaries report the following geographical information:

(a) Revenues from external customers (i) attributed to the Bank’s and subsidiaries’ country of domicile and (ii) attributed to all foreign countries in total from which the Bank and subsidiaries derive revenues. (b) Non current assets, other than financial

instruments, deferred tax assets, post-employment benefit assets, and rights arising under insurance contracts (i) is located in the Bank’s and subsidiaries’ country of domicile (ii) located in all overseas country in total where the Bank

kecuali dinyatakan lain) unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

ae. Transaksi dengan pihak berelasi ae. Transactions with related parties Bank dan entitas anak melakukan transaksi

dengan pihak berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”.

The Bank and subsidiaries enter into transactions with parties which are defined as related parties in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 7 (Revised 2010) regarding “Related Parties”.

Jenis transaksi dan saldo dengan pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

The nature of transactions and balances of accounts with related parties, whether or not performed on normal terms and conditions similar to those with third parties, are disclosed in the notes to the consolidated financial statements.

Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor). Yang termasuk pihak berelasi adalah sebagai berikut:

1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

a) Memiliki pengendalian atau

pengendalian bersama atas entitas pelapor;

b) Memiliki pengaruh signifikan atas

entitas pelapor; atau

c) Merupakan personil manajemen kunci

entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements (in this Standard referred to as the ‘reporting entity’). The related parties are as follows:

1) A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person:

a) Has control or joint control of the reporting entity;

b) Has significant influence over the reporting entity; or

c) Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.

2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal sebagai berikut:

2) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies:

a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain);

b) Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau Ventura Bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana

entitas lain tersebut adalah

anggotanya);

a) The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others);

b) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member);

c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; d) Suatu entitas adalah ventura bersama

dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga;

c) Both entities are joint ventures of the same third party;

d) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity;

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

ae. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) ae. Transactions with related parties (continued)

e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor;

e) The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity;

f) Entitas yang dikendalikan atau

dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1); atau

f) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (1); or

g) Orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1) huruf a)

memiliki pengaruh signifikan atas

entitas atau merupakan personil

manajemen kunci entitas (atau entitas

induk dari entitas).

g) A person identified in (1) (a) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).

3) Pihak yang bukan merupakan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

a) Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau personil manajemen kunci yang sama atau karena personil manajemen kunci dari satu entitas mempunyai pengaruh signifikan atas entitas lain;

b) Dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura bersama

c) Penyandang dana, serikat dagang,

entitas pelayanan publik dan

departemen dan instansi pemerintah

yang tidak mengendalikan,

mengendalikan bersama atau memiliki pengaruh signifikan atas entitas

pelapor, semata-mata dalam

pelaksanaan urusan normal dengan entitas (meskipun pihak-pihak tersebut dapat membatasi kebebasan entitas

atau ikut serta dalam proses

pengambilan keputusan);

d) Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba, distributor atau agen umum dengan siapa entitas mengadakan

transaksi usaha dengan volume

signifikan, semata-mata karena

ketergantungan ekonomis yang

diakibatkan oleh keadaan.

3) The following are not related parties: a) Two entities simply because they have

a director or other member of key management personnel in common or

because a member of key

managementof one entity has significant influence over the other entity;

b) Two joint ventures simply because they share joint control of a joint venture; c) Fund provider, trade unions, public

service, and ministry and agencies of a government that does not control, jointly control or significantly influence the reporting entity, simply by virtue of their normal dealings with an entity (even though they may restrict the entity or participate in decision-making process);

d) A customer, supplier, franchisor, distributor or general agent with whom an entity transacts a significant volume of business solely because economic dependence due to circumstances.

kecuali dinyatakan lain) unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

ae. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) ae. Transactions with related parties (continued)

Transaksi yang dilakukan Bank telah memenuhi peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No. IX.E.1 tentang “Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu” pada saat transaksi-transaksi tersebut dilakukan.

Transactions done already comply with Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (“BAPEPAM-LK”) rule No. IX.E.1 regarding “Transaction with Affiliated Parties and Conflict of Interest on Certain Transactions” at the time such transactions were done.

af. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan

af. Change in accounting policies and

disclosures Bank dan entitas anak telah menerapkan

standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2013 yang dianggap relevan dengan

Bank:

The Bank and subsidiaries adopted the following accounting standards, which are considered relevant, starting on January 1, 2013:

Penyesuaian PSAK No. 60: Modification of SFAS No. 60:

Penyesuaian Standar Akuntansi Keuangan ini menyediakan pengungkapan kualitatif, dalam konteks pengungkapan kuantitatif, yang memungkinkan pengguna laporan keuangan

mampu memghubungkan

pengungkapan-pengungkapan terkait, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami gambaran keseluruhan mengenai sifat dan luas risiko yang timbul dari instrumen keuangan. Interaksi antara pengungkapan kualitatif dan kuantitatif

menghasilkan pengungkapan informasi

dengan suatu cara yang memungkinkan

pengguna laporan keuangan mampu

mengevaluasi eksposur risiko entitas dengan lebih baik.

This modification of Financial Accounting Standards provides qualitative disclosures in the context of quantitative disclosures that will enable users of financial statement to correlate related disclosures so that the users may able to comprehend the overall nature and risk that arising from financial instruments. The interaction between qualitative and quantitative disclosures resulted in an improved disclosures to enable the users of financial statements to better evaluate entities’ risk exposure.

Penerapan standar akuntansi tersebut tidak

menimbulkan dampak terhadap

pengungkapan di dalam laporan keuangan konsolidasian.

The adoption of the aforesaid accounting standards impacted to the disclosures of the consolidated financial statements.

3. PERTIMBANGAN DAN ESTIMASI AKUNTANSI