KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMERINTAH
11. PROGRAM KEWILAYAHAN
7.2.3. Kebijakan Belanja Daerah
Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, telah memberi peluang sekaligus tantangan bagi daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa dan kreativitas sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Belanja daerah merupakan pengalokasian dan pendistribusian semua pengeluaran daerah dalam periode tahun anggaran tertentu.
Kabupaten Penajam Paser Utara telah menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja dengan kemampuan anggaran terbatas yang disebabkan masih adanya beban belanja aparatur yang masih tinggi. Untuk itu perlu adanya kebijakan alokasi belanja mendasarkan pada prioritas program/kegiatan dengan pengendalian yang lebih baik dalam perencanaan dan pelaksanaannya untuk tercapainya pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien, sehingga tidak semua belanja program/kegiatan yang telah direncanakan urgen untuk dibiayai pada tahun anggaran yang bersangkutan.
Kebutuhan fiskal daerah diperlukan untuk melaksanakan fungsi layanan umum dasar yang meliputi penyediaan layanan kesehatan dan pendidikan, penyediaan infrastruktur dan penanggulangan kemiskinan. Kebutuhan fiskal daerah dalam melaksanakan fungsi layanan publik tersebut tercermin dalam rencana anggaran belanja
yang meliputi belanja pembangunan/modal atau belanja langsung dan belanja administrasi umum atau belanja tidak langsung.
Pengalokasian belanja pembangunan daerah atau belanja langsung dilaksanakan antara lain dengan mendasarkan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah, hasil penjaringan aspirasi masyarakat oleh DPRD dengan pendekatan participatory rural appraisal (PRA), dan arah kebijakan pembangunan lokal, regional, dan nasional. Pembangunan diharapkan benar-benar realistis, transparan, partisipatif, dan akuntabel serta mencerminkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan kondisi tersebut, pengelolaan belanja daerah diarahkan pada memperbesar belanja langsung berupa program/kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan/
pelayanan dasar masyarakat, penanggulangan kemiskinan, pengurangan pengangguran, dan penyediaan infrastruktur publik, serta kegiatan yang mendukung revitalisasi perdesaan melalui pemberdayaan masyarakat. Sedangkan belanja tidak langsung diupayakan lebih efisien dan efektif untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik sebagai salah satu wujud reformasi birokrasi. Untuk lebih jelasnya, volume belanja untuk periode lima tahun mendatang (2009-2013) pada masing-masing SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang ada di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, diproyeksikan sebagai berikut:
Tabel
Proyeksi Belanja pada Masing-Masing SKPD di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2009-2013
SKPD 2009 2010 2011 2012 2013
BADAN PENGAWAS
BAB-ULU 732.066.710 811.530.836 843.992.069 894.631.593 921.470.541
KECAMATAN PENA-JAM
1.908.719.00
0 1.725.515.223 1.760.025.528 1.830.426.549 1.995.164.938 KECAMATAN
SEP-AKU 865.074.500 783.314.864 830.313.756 888.435.719 986.163.648
KECAMATAN
WARU 50.000.000 550.000.000 650.000.000 700.000.000 850.000.000
RUMAH SAKIT
Terkait hal di atas, kebijakan umum belanja daerah Kabupaten Penajam Paser Utara adalah sebagai berikut:
a. Menyesuaikan sistem pengelolaan keuangan dengan peraturan perundangan baru yang berlaku
b. Upaya penghematan, efisiensi, efektivitas anggaran belanja daerah secara proporsional akan dilakukan melalui:
1). Memprioritaskan alokasi belanja daerah pada program dan kegiatan yang memiliki dampak kuat terhadap pencapaian visi dan misi daerah dan berdampak luas terhadap kepentingan masyarakat;
2). Mengefektifkan mekanisme musrenbang guna menghasilkan rencana program dan kegiatan yang mampu memecahkan berbagai permasalahan dan isu terkini di masyarakat;
3). Menekan belanja perjalanan dinas hanya untuk kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan mendesak serta berdampak luas bagi kepentingan pembangunan dan masyarakat ;
4). Mengefektifkan mekanisme pengawasan dan pengendalian pembangunan untuk menjamin program dan kegiatan yang telah ditetapkan berjalan sebagaimana mestinya.
c. Pengembangan transparansi dan akuntabilitas, serta profesionalisme pengeloaan keuangan daerah melalui:
1). Pengembangan dan pemantapan sistem informasi keuangan daerah mulai dari perencanaan anggaran, penatausahaan hingga pelaporan sebagai bahan pengambilan kebijakan;
2). Peningkatan kualitas aparat pengelola keuangan daerah;
3). Penciptaan pola pengawasan yang menjamin transparansi dan akuntabilitas;
4). Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan
Dalam RAPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, beberapa kebijakan yang menjadi asumsi belanja antara lain adalah :
(i) Belanja Tidak Langsung : a. Belanja Pegawai.
- Untuk mengantisipasi kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan PNSD maka diperhitungkan kenaikan anggaran sebesar 15% hingga 20% dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan);
- Dianggarkan gaji untuk mengantisipasi pengangkatan tenaga kontrak yang akan diangkat menjadi CPNSD.
- Dianggarkan tambahan penghasilan dalam bentuk uang makan.
b. Belanja bunga.
Untuk menyelesaikan kewajiban pembayaran bunga pinjaman.
c. Belanja Hibah.
- Belanja hibah di Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara diperuntukkan untuk Block Grant Desa/Kelurahan, Block Grant TK/RA/RB, Block Grant TPQ, Block grant Madrasah Diniyah/Majelis Taklim, Block Grant Pondok Pesantren, Block Grant TK.SD/MI/SMP/MTS dan Block Grant SMA/SMK/MA.
- Belanja hibah juga untuk mendukung fungsi penyelenggaraan pemerintah daerah yang dilakukan oleh instansi vertikal seperti KPUD, semi pemerintah (seperti PMI, KONI, Pramuka, KORPRI, dan PKK), perusahaan daerah, serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dalam APBD.
- Dalam menentukan organisasi atau lembaga yang akan diberikan hibah akan dilakukan secara selektif dan rasional dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
- Dalam rangka akuntabilitas penggunaan hibah kepada lembaga/organisasi maka pemberian hibah dilengkapi dengan naskah perjanjian hibah antara pemerintah daerah dengan penerima hibah.
d. Belanja Bantuan Sosial.
- Dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara dapat memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota masyarakat namun tetap dilakukan secara selektif/tidak mengikat dan jumlahnya dibatasi.
- Bantuan keuangan kepada partai politik mengacu pada Peraturan Daerah tentang Bantuan Keuangan Kepada Parpol di Kabupaten Penajam Paser Utara.
e. Belanja Bagi Hasil
Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan kabupaten kepada pemerintah desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
f. Belanja Bantuan Keuangan
Belanja bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bagian dana perimbangan yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten untuk dialokasikan ke desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
g. Belanja tidak terduga.
Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya.
(ii) Belanja Langsung : a. Belanja Pegawai
Belanja pegawai digunakan untuk pengeluaran honorarium/upah bagi PNS dan non PNS dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah, dengan besaran honorarium disesuaikan dengan standar yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
daerah.
- Belanja barang/jasa berupa belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai, pemeliharaan, jasa konsultansi, dan lain-lain pengadaan barang/jasa, dan belanja lainnya yang sejenis.
- Penyediaan anggaran untuk belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi SKPD, dengan mempertimbangkan jumlah pegawai dan volume pekerjaan. Oleh karena itu, perencanaan pengadaan barang didahului dengan evaluasi persediaan barang serta barang dalam pemakaian.
- Penyusunan rencana kebutuhan pengadaan barang dan jasa mempedomani ketentuan tentang standar satuan harga barang dan jasa yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati
c. Belanja Modal
- Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap yang digunakan dalam kegiatan pemerintahan seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan aset tetap lainnya, yang memiliki kriteria antara lain : masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan, merupakan obyek pemeliharaan, dan jumlah nilai rupiahnya material sesuai dengan kebijakan akuntansi