KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMERINTAH
11. PROGRAM KEWILAYAHAN
7.3.2. Kebijakan Pendapatan Daerah
Berdasarkan struktur pendapatan daerah setelah otonomi, sumber penerimaan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten berasal dari pos (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari pos pendapatan pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, (2) Dana Perimbangan, (3) Dana Alokasi Umum (DAU), (4) Dana Alokasi Khsusus (DAK), dan (5) Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Propinsi. Pengelolaan pendapatan daerah bertujuan untuk mengoptimalkan sumber pendapatan daerah untuk meningkatkan kapasitas fiskal daerah dengan tujuan memaksimalkan penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah harus dilakukan secara cermat dan hati-hati sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Upaya untuk meningkatkan kapasitas fiskal daerah (fiscal capacity) tidak hanya dilakukan dalam rangka peningkatan PAD, namun juga harus melihat dampaknya terhadap kegiatan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Artinya peningkatan PAD tidak boleh memiliki dampak langsung terhadap penurunan pendapatan kelompok masyarakat tertentu. Peningkatan kapasitas fiskal juga harus mempertimbangkan tata kelola (governance) tentang keuangan daerah, karena peningkatan anggaran yang besar jika tidak dikelola dengan baik justru akan menimbulkan masalah, sehingga arah pengelolaan pendapatan daerah adalah optimalisasi fungsi anggaran yan meliputi fungsi perencanaan, distribusi dan stabilisasi.
Pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah dalam melaksanakan fungsi pelayanan dasar publik masih banyak bergantung pada penerimaan
meningkatkan kapasitas fiskal dengan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah yang merupakan komponen kapasitas fiskal daerah.
Beberapa strategi yang akan dilakukan untuk menutup terjadinya kesenjangan fiskal:
1. Mengadakan kajian kemungkinan meningkatkan pendapatan melalui peningkatan pajak, retribusi, penjualan jasa publik (charging for services) dan usaha daerah lainnya yang sah dengan regulasi yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan sektor swasta;
2. Menaikkan pendapatan dari pajak dan retribusi daerah melalui revitalisasitarif, perluasan subyek, obyek pajak, dan retribusi;
3. Melakukan perbaikan administrasi penerimaan pendapatan dan belanja daerah (revenue and spending administration);
4. Mengoptimalkan penerimaan dana bagi hasil dari pajak dan bukan pajak (PPh perseorangan, PKB - BBNKB, PBBKB, BPHTP, dan PBB ).
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial untuk ditingkatkan, walaupun kontribusi PAD terhadap APBD masih rendah. Untuk menentukan pengelolaan komponen PAD diperlukan identifikasi potensi komponen PAD yang digunakan untuk mengetahui posisi komponen PAD sebagai sumber pendapatan daerah dengan menganalisis rasio pertumbuhan jenis penerimaan dengan proporsi atau sumbangannya terhadap rata-rata total penerimaan.
Salah satu tolok ukur dari perkembangan ekonomi daerah adalah besarnya pendapatan daerah pada pos Pendapatan Asli Daerah (PAD). Besarnya PAD secara umum menunjukkan kemajuan aktivitas perekonomian pada masyarakat yang dapat dijadikan obyek pungut. Oleh karena itu, pencapaian target PAD merupakan faktor penting dalam menilai laju pembangunan di daerah. Di dalam rangka memacu roda perekonomian masyarakat, Kabupaten Penajam Paser Utara menerapkan kebijakan insentif dan disinsentif untuk obyek-obyek pungut tertentu. Dari hal ini diharapkan akan mampu berkontribusi terhadap pemerataan pendapatan masyarakat.
Pertumbuhan komponen Pajak Daerah, Retribusi Daerah akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD serta mendorong peningkatan kemampuan peranan perusahaan daerah untuk dapat memberikan kontribusinya kepada Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan untuk Dana Perimbangan, komponen Bagi Hasil
Pajak serta komponen Bagi Hasil Bukan Pajak dan Bantuan Keuangan Provinsi adalah 2 unsur yang cukup penting dalam mendorong pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan diperoleh nantinya.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2003-2008), PAD di Kabupaten Penajam Paser Utara lebih didominasi dari sumber Lain-Lain PAD yang Sah. Sumber Lain-Lain PAD yang Sah ini antara lain terdiri atas komponen: (1) Penerimaan Jasa Giro; (2) Penerimaan Bunga Deposito; (3) Pendapatan dari Pengembalian; (4) Sumbangan Pihak Ketiga; dan (5) Penerimaan lain-lain. Sementara Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber PAD yang belum mampu memberikan kontribusi signifikan, padahal di daerah lain sektor tersebut merupakan andalan untuk mendulang Pendapatan Asli Daerah. Rincian tentang realisasi pendapatan daerah Kabupaten Penajam Paser Utara dalam kurun waktu 2003-2008 disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara 2003-2008
URAIAN PENERIMAAN 2003 2004 2005 2006 2007 2008
PENDAPATAN Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak Dari
Propinsi Dan Pemerintah Daerah
Sehubungan dengan fenomena di atas, serta agar sumber dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mampu memberikan kontribusi yang optimal terhadap PAD Kabupaten Penajam Paser Utara, maka perlu dilakukan upaya intensifikasi yang serius terhadap kedua sumber pendapatan tersebut. Yang perlu diingat dan diperhatikan dalam rangka optimalisasi Retribusi dan Pajak Daerah ini adalah jangan sampai upaya ini intensifikasi tersebut bermuara pada iklim yang tidak kondusif pada pertumbuhan investasi di Kabupaten ini. Hal ini perlu diwaspadai karena upaya optimalisasi pemungutan pajak dan retribusi daerah yang dilakukan tanpa pertimbangan yang matang, ujung-ujungnya hanya akan memberatkan dunia usaha dan masyarakat umum, serta memicu keengganan investor untuk berinvestasi di daerah tersebut.
Intinya, peningkatan pendapatan daerah harus difokuskan pada optimalisasi pengelolaan jenis-jenis pendapatan yang dapat dikendalikan oleh Pemerintah Daerah, yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus dilaksanakan secara hati-hati dan bijaksana dalam upaya untuk tetap menjaga terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi berkembangnya dunia usaha dan masyarakat dengan melihat kemampuan dunia usaha dan masyarakat untuk membayar pajak. Sejalan dengan hal tersebut, upaya untuk meningkatkan PAD akan lebih difokuskan pada upaya perbaikan manajemen penerimaan, terutama menyangkut perbaikan sistem dan prosedur pengelolaan pajak dan retribusi daerah yang mengarah pada pemanfaatan Teknologi Informasi (TI), penataan dan pengelolaan aset-aset daerah, baik yang dipisahkan maupun tidak dipisahkan. Upaya lain yang harus dilakukan adalah meningkatkan upaya penegakan hukum (law enforcement) terhadap wajib pajak dan wajib retribusi yang tidak
memenuhi kewajibannya, meningkatkan kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi dan pemutakhiran data potensi pajak dan retribusi daerah;
Di samping optimalisasi pendapatan dari sumber retribusi dan pajak daerah, komponen hasil pengelolaan kekayaan daerah/bagian laba BUMD masih memerlukan upaya peningkatan yang besar dengan menggali sumber-sumber penerimaan yang baru dan meningkatkan penerimaan tahun-tahun sebelumnya dari sumber penerimaan yang ada. Upaya ini hendaknya juga ditunjang oleh peningkatan kapasitas fiskal yang dapat dilakukan melalui pengembangan usaha-usaha daerah dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam Kabupaten Penajam Paser Utara melalui kerjasama dengan investor.
Akan lebih ideal lagi jika usaha tadi juga dibarengi dengan memperkuat posisi tawar (bargaining position) pemerintah daerah dalam mengoptimalkan jenis-jenis pendapatan daerah yang tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh Pemerintah Daerah, seperti Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, dengan tetap memperhatikan serta mempertimbangkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan memperhatikan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Penajam Paser Utara pada periode 5 (lima) tahun sebelumnya, serta mempertimbangkan berbagai faktor yang berhubungan dengan perolehan pendapatan daerah, maka untuk periode lima tahun mendatang (2009-2013) pendapatan daerah Kabupaten Penajam Paser Utara diproyeksikan sebagai berikut:
Tabel
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara 2009-2013
URAIAN PENERIMAAN 2009 2010 2011 2012 2013
PENDAPATAN Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil
Bukan Pajak Dana Bagi Hasil Pajak Dari
Propinsi Dan Pemerintah Daerah
Dari uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa secara umum peningkatan pendapatan daerah dapat dilakukan dengan dua cara:
1) Peningkatan kapasitas terhadap sumber-sumber pendapatan yang ada, sehingga menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara;
2) Menggali sumber-sumber pendapatan yaitu dengan melihat kemungkinan-kemungkinan terhadap pemungutan akan sumber-sumber pendapatan daerah yang belum ada selama ini, atau dengan kata lain menggali sumber-sumber pendapatan baru.
Harapan tersebut diatas tentu senafas dan telah memaknai keinginan otonomi bahwa kewenangan pada Pemerintah Kabupaten untuk menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah guna membiayai pembangunan daerahnya sendiri.
Untuk proyeksi di masa depan, terdapat beberapa hal yang cukup penting terkait dengan prospek keuangan daerah, yakni antara lain:
1. Bahwa peranan sektor Pajak Daerah dan Retribusi dalam memberikan sumbangan ke PAD, kedepan tampaknya akan semakin penting. Untuk itu, upaya untuk terus melakukan intensifikasi melalui optimalisasi basis pajak tanpa harus menambah beban kepada masyarakat, maupun melalui upaya-upaya yang terus menerus dalam melakukan perbaikan dan senantiasa meningkatkan kesadaran wajib pajak dan retribusi dalam memenuhi kewajibannya, adalah hal yang mutlak untuk tetap dilanjutkan secara konsisten termasuk dalam upaya untuk terus meningkatkan efisiensi di tubuh penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Penajam Paser Utara.
2. Upaya intensifikasi pajak sebagaimana yang telah disampaikan, tampaknya tidak cukup hanya mengandalkan kondisi sarana prasarana kota yang ada seperti saat ini. Untuk itu, di masa mendatang, prioritas pembangunan daerah harus benar-benar fokus pada sektor-sektor yang mampu menarik investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dalam upaya meningkatkan daya beli masyarakat yang dalam hal ini tentunya harus dilakukan dengan tanpa
3. Perlunya penetapan formulasi kebijakan diatas, dimaksudkan agar peningkatan pendapatan daerah pada tahun 2009-2013 diupayakan untuk tetap menjaga penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha, sehingga keberadaannya diharapkan dapat mewujudkan stabilitas fiskal daerah khususnya dalam memberikan ketersediaan melalui perluasan basis pajak tanpa harus menambah beban kepada masyarakat maupun intensifikasi melalui upaya yang terus menerus dalarn melakukan perbaikan kedalam dan senantiasa meningkatkan kesadaran wajib pajak dan retribusi dalam memenuhi kewajibannya adalah hal yang mutlak untuk tetap dilanjutkan secara konsisten termasuk dalarn upaya untuk terus meningkatkan efisiensi, di tubuh penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Penajam Paser Utara.