• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN 4.1 Tujuan dan Sasaran Sub-sektor dan Aspek Hygiene dan Tahapan

B. Prioritas Pembangunan Saluran Drainase Kabupaten Bima Hasil Review Master Plan Sistim Drainase Tahun 2002, yang mencakup

5. Pelaksanaan Fisik Pembangunan Sisten Drainase 6. Pengawasan Fisik Pembangunan Sisten Drainase

4.2 Strategi Aspek Non-teknis

4.2.1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Kebijakan daerah mengenai sanitasi di Kabupaten Bima dapat dilihat melalui gambaran perda-perda yang berkaitan dengan sanitasi dan hygiene sebagai berikut:

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 80 4.2.1.1 Strategi Kebijakan :

Kebijakan Ketiga belas yaitu Promosi hidup bersih dan sehat, di mana program dan Kegiatan Utama :

Promosi hidup bersih dan sehat diwujudkan melalui program dan kegiatan utama kedua belas yakni melalui Program peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, dengan kegiatan utama Penyuluhan pola hidup bersih dan sehat secara berkala dan terintegrasi, serta Pembangunan MCK, SPAL dan perluasan program jamban berbasis masyarakat serta program dan kegiatan utama Kedelapan belas, melalui Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, dengan kegiatan utama : Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan, Peningkatan operasi dan pemeliharaan rasarana dan

sarana persampahan, dan Peningkatan kemampuan aparat pengelolaan persampahan.

Sementara itu, kebijakan lain di Kabupaten Bima yang menyangkut sanitasi dapat dilihat sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 5 Tahun 2005 tentang Tatacara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2005 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 1);

2. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 11 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima Tahun 2007-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2007 Nomor 11);

3. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pokok – Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2005 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 2);

4. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bima Tahun 2006 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2005 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 3);

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 81

5. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 25);

6. Peraturan Daerah Kabupaten Bima No.7 Tahun 2011 tentang pengelolaan AMPL di Kabupaten Bima;

7. Peraturan Daerah kabupaten Bima No.8 Tahun 2011 tentang Rencana tata Ruang Daerah Tahun 2011

8. Peraturan Bupati Bima No.14 Tahun 2011 tentang petunjuk teknis pelaksanaan peraturan daerah Kabupaten Bima No.7 Tahun 2011 tentang pengelolaan AMPL di Kabupaten Bima;

9. Intruksi Bupati Bima tentang pelaksanaan STBM No. 441/015/008/Dikes 2010.

4.2.1.2 Kelembagaan

Dari Kesehatan dan pengembangan promosi kesehatan masyarakat, pengimplementasian program pembangunan sanitasi di Kabupaten Bima ditangani oleh SKPD terkait sebagaimana Tupoksi masing-masing di bawah ini:

1. Dinas Kesehatan

Pada SKPD Dinas Kesehatan, program pembangunan bidang sanitasi ditangani oleh Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis penyehatan lingkungan.

Rincian tugas Seksi Penyehatan Lingkungan sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut :

a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Seksi Penyehatan Lingkungan;

b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi penyehatan lingkungan;

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 82 c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas – tugas penyehatan lingkungan;

d. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan

e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

2. Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

Dari sisi teknis, pembangunan sanitasi di kabupaten Bima ditangani melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bima, khususnya di bidang Perumahan dan Cipta Karya melalui Seksi Air Bersih dan Sanitasi. Berikut adalah rincian tupoksi dimaksud:

Seksi Air Bersih dan Sanitasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis pengelolaan air bersih dan sanitasi.

Rincian tugas Seksi Air Bersih dan Sanitasi sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana dan program kerja tahunan Seksi Air Bersih dan Sanitasi

b. Menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi air bersih dan sanitasi

c. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan air bersih dan sanitasi

d. Penetapan pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan strategi pengembangan air minum di wilayah kabupaten

e. Fasilitasi penyelenggaraan (bantuan teknis) kepada kecamatan, pemerintah desa serta kelompok masyarakat diwilayahnya dalam

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 83 penyelenggaraan pengembangan strategi pengembangan air minum

f. Penyusunan rencana induk pengembangan strategi pengembangan air minum wilayah administrasi Kabupaten

g. Pengawasan terhadap seluruh tahapan penyelenggaraan pengembangan strategi pengembangan air minum yang berada diwilayah Kabupaten

h. Pelaksanaan kerjasama dengan dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah diwilayah kabupaten

i. Pengawasan dan pengendalaian atas pelaksanaan norma standar pedoman dan manual

j. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.\

4.2.2 Keuangan

Alokasi anggaran untuk Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan (PL) dalam APBD 2010 masih relatif kecil : hanya 0,42% (Rp. 2.998.324.575) dari total APBD Kabupaten Bima tahun 2010 sebesar : Rp. 714.722.098.000

Pengalokasian anggaran program Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan perlu ditingkatkan, sehingga menjadi proposional dan sesuai kebutuhan program AMPL sebagai program prioritas daerah

Perlu diberikan masukan pada tataran eksekutif maupun legislatif melalui forum advokasi kebijakan penganggaran program Sanitasi dan penyehatan Lingkungan Daerah Kab. Bima ke depan

Kecenderungan penganggaran kegiatan Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan lebih banya untuk mata anggaran bersifat Investasi : Pembangunan sarana, pembelian alat alat.

Kedepan mata anggaran kegiatan Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan perlu ada keseimbangan atau harus mempertimbangkan pentingnya

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 84 anggaran operasional dan pemeliharaan, untuk memastikan Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan yang berkelanjutan dan memberi manfaat optimal bagi masyarakat

Beberapa program pemberdayaan terjadi duplikasi, menangani sasaran dan persoalan yang sama, dengan pola yang berbeda

Kedepan perlu ada kebijakan sehingga pelaksanaan program program pemberdayaan terpadu dan terkoordinasi

4.2.3 Komunikasi

Saat ini peran komunikasi sangat dibutuhkan, ditunjukan dengan banyak media lokal yang mampu memberikan layanan informasi pada masyarakat hingga kepelosok, ini harus menjadi dasar bagi pemerintah untuk memanfaatkan sarana guna memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi. Dengan menampilkan informasi yang menarik, mudah dipahami dan mampu tersimpan dalam hati sehingga dengan mudah masyarakat memahami pentingnya sanitasi.

Contohnya dengan membuat iklan layanan masyarakat yang singkat tapi mengena, mengkampanyekan pentingnya sanitasi, membuat pamflet-pamflet kecil dengan warna dan gambar yang mencuri perhatian masyarakat, metode-metode diatas dapat ditampilkan lewat media masa maupun media elektronik lokal, serta tetap melibatkan ulama atau tokoh-tokoh masyarakat sebagai figur agar dapat langsung dicontoh oleh masayarakat, lembaga pendidikan formal maupun informal dan LSM.

Media lokal diharapkan mampu mewakili gaya hidup masyarakat kabupeten Bima dengan tetap memperhatikan kearifan budaya lokal dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat lokal, sehingga sosialisasi ini dapat berlanjut dan terarah.

Dokumen terkait