• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Hasil Analisa SWOT untuk Aspek Tekhnis dan Non-tekhnis Data SWOT kualitatif dikembangkan secara kuantitaif melalui

STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN 4.1 Tujuan dan Sasaran Sub-sektor dan Aspek Hygiene dan Tahapan

B. Prioritas Pembangunan Saluran Drainase Kabupaten Bima Hasil Review Master Plan Sistim Drainase Tahun 2002, yang mencakup

5. Pelaksanaan Fisik Pembangunan Sisten Drainase 6. Pengawasan Fisik Pembangunan Sisten Drainase

4.3 Strategi Hasil Analisa SWOT untuk Aspek Tekhnis dan Non-tekhnis Data SWOT kualitatif dikembangkan secara kuantitaif melalui

perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 4, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 4 berarti skor yang paling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).

Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 87 menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y

Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.

Tahapan yang telah dilakukan diatas akan menghasilkan bobot untuk masing-masing faktor maka dapat ditentukan hasil kuadran yang ada. Dengan urutan sebagai berikut :

4.3.1 Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

4.3.2 Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan

untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

4.3.3 Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 88 4.3.4 Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri. Dengan penjelassan diatas maka sangat penting untuk dapat dipahami tentang pilihan untuk menetapkan strategi keberlanjutan layanan sanitasi sehingga dapat memberikan gambaran secara nyata dan alasan yang logis, mengapa suatu strategi ditetapkan.

Pilihan pendekatan kuantitatif dalam analisis SWOT ini merupakan hasil pembobotan dari jabaran isu-isu yang berkembang terkait sektor sanitasi. Hasil selisih dari masing-masing pembobotan itu sendiri menunjukan posisi titik sumbu yang menentukan pada kuadran mana suatu hasil pembobotan itu berada, sehingga dengan mudah menentukan strategi yang tepat.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk kabupaten Bima maka didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Kekuatan (S)

a. Adanya Perda AMPL-BM no 6 tahun 2011

b. Adanya Perbup no 14 tahun 2011 tentang petunjuk teknis air minum dan penyehatan Lingkungan

c. Setiap program sanitasi selalu dikawal oleh Perda dan perbup AMPL-BM d. Tersediannya program pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi e. Tersediannya anggaran sanitasi di APBD

f. Adanya dukungan pihak luar dalam pembangunan sanitasi g. Tersedianya sarana dan prasarana sanitasi

h. Adanya Program peningkatan kapasitas masyarakat 2. Kelemahan (W)

a. Kurangnya sosialisasi terhadap perda AMPL-BM

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 89 c. Kurangnya peran serta masyarakat/KESADARAN INDIVIDU terhadap

sanitasi

d. Mata anggaran sanitasi belum berdiri sendiri; (ex: masih tergabung dalam dukungan program unicef)

e. Kontrak kerja yang memiliki tenggang waktu yang tidak lama

f. Persebaran dan kualitas Prasarana dan sarana sanitasi masih kurang g. Kurangnya intensitas dan keterkaitan program pemberdayaan dengan

isu sanitasi 3. Peluang (O)

a. Dukungan regulasi/kebijakan program yang lebih luas terhadap implementasi perda ampl

b. Apresiasi pihak luar terhadap perda ampl (ex: sanitasi award dari presiden RI)

c. Penguatan kelembagaan tingkat desa dalam pengelolaan sanitasi d. adanya semangat keswadayaan masyarakat

e. tingginya SDM masyarakat

f. Besarnya dukungan dana dari ngo untuk pembangunan ampl g. Akses kerjasama/multi networking yang semakin terbuka lebar

h. Meningkatnya inisiasi masyarakat membangun sarana sanitasi sendiri (ex: mck pramuria)

i. Pemberdayaan merupakan main isu dari pendampingan yang dilakukan oleh ngo/donatur

4. Ancaman (T)

a. Belum terintegrasinya perencanaan pembangunan sanitasi tiap SKPD b. Minimnya integrasi kulikulum mengenai phbs

c. Jumlah Penduduk yang terus meningkat d. Degradasi lingkungan

e. Ketergantungan dana dari pihak luar (donor) f. Tidak adanya kepastian keberlanjutan program

g. Tidak adanya pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi

h. Dualisme pendekatan program sanitasi melalui pemberdayaan (in kind) dan upah (in cash)

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 90 Dari hasil analisa terhadap faktor-faktor diatas maka yang strategi yang dilahirkan berasal dari kuadran II yaitu Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya. Berdasakan hasil analisa tersebut strategi yang dilahirkan adalah :

5. Strategi ST

a. Meningkatkan koordinasi tiap SKPD sesuai dengan Perda AMPL-BM b. Meningkatakan mutu pendidikan masyarakat agar kesadaran

masyarakat terhadap sanitasi meningkat

c. Meminimalisasi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sanitasi yang baik

d. Meningkatkan alokasi anggaran melalui pemerintah pusat dan daerah e. menjalin kerja sama yang baik dengan lembaga donor agar program

sanitasi berkelanjutan

f. meningkatkan alokasi anggaran untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi

g. Memprioritaskan berita terkait sanitasi dalam semua informasi yang ada di Daerah.

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 91 BAB V

PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI

Dokumen terkait