• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan dan strategi Pengembangan Struktur Ruang

Dalam dokumen RPJMD NIAS 2011-2015 FINAL REVISED (Halaman 134-152)

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Penataan Ruang

6.2.1. Kebijakan dan strategi Pengembangan Struktur Ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang kota merupakan susunan yang diharapkan dari unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, rona lingkungan sosial, dan rona lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural saling berhubungan satu sama lain, sehingga membentuk tata ruang kota. Kebijakan penataan ruang Kabupaten Nias Utara adalah arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Nias Utara.

Kebijakan pengembangan rencana struktur ruang Kabupaten Nias Utara adalah sebagai berikut:

a. peningkatan pusat pelayanan di wilayah kota yang merata dan berhierarki; dan

b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air, serta prasarana dan sarana perkotaan yang terpadu dan merata di seluruh kawasan.

Strategi pembentukan struktur ruang dirumuskan dengan memperhatikan aspek pengembangan kependudukan. Kabupaten Nias Utara mempunyai luas wilayah yaitu 1.501,63 Km2 dengan jumlah penduduk pada akhir tahun 2010 berjumlah 127.530 jiwa dengan tingkat kepadatan 85 Jiwa/Km2.

Dengan kondisi demikian dibutuhkan strategi pengembangan penduduk di dalam pengembangan wilayah Kabupaten Nias Utara.

Strategi pengembangan struktur ruang Kabupaten Nias Utara sebagaimana berikut:

(1) Penataan Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Nias Utara

Berdasarkan pusat pelayanan maka Kabupaten Nias Utara terdiri dari 4 (empat) tingkatan tata jenjang pusat pelayanan, yaitu:

a. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan;

b. PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi) : adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan yang belum ditetapkan dalam RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi) akan tetapi memiliki potensi untuk dijadikan sebagai PKL;

c. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) : adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

d. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) : adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Tabel 6.1

Pusat-Pusat Pelayanan Kabupaten Nias Utara Tahun 2011- 2031

No Hierarki Kota Kecamatan Fungsi yang Diarahkan

1 PKL  Lotu  Pusat Pemerintahan Kabupaten.

 Industri Pengolahan Hasil Pertanian.

 Kawasan Perkebunan

 Kawasan Pertanian

 Kawasan Perdagangan.

2 PKLp  Pasar Lahewa  Pusat Pemerintahan Kecamatan.

 Pusat Pengumpul hasil pertanian.  Pusat perdagangan.  Kawasan Pertanian  Kawasan Perikanan  Kawasan Perkebunan  Simpul Transportasi. 3 PPK  Hilisalo’o  Hilimbowo Kare  Pusat Pemerintahan Kecamatan.  Kawasan Perdagangan. 4 PPL  Ombölata  Silima Banua  Sawö  Namöhalu  Lukhulase  Afulu  Te’olo  Pusat pemerintahan kecamatan.  Pusat permukiman.  Kawasan Perkebunan  Kawasan Pertanian  Kawasan Perikanan  Kawasan Industri

Sumber: Hasil Rencana,Tahun 2010

PP No.26 Tahun 2008 Tentang RTRWN RTRWP Sumut 2008-2028

(2) Penataan Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah a. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana

Transportasi

Rencana peningkatan dan pembangunan jaringan jalan baru di Kabupaten Nias Utara dapat diuraikan sebagai berikut:

Rencana pengembangan transportasi darat di Kabupaten Nias Utara diarahkan pada peningkatan dan pembangunan jalan yang menghubungkan beberapa pusat pertumbuhan utama. Kabupaten Nias Utara didalam pengembangannya kedepan direncanakan menambah jaringan jalan yang ada guna menambah akses keluar wilayah kabupaten dan menambah akses antar daerah di wilayah kabupaten. Rencana pengembangan jaringan jalan baru sampai saat ini masih dipercaya untuk dapat mengembangkan pusat-pusat kegiatan baru. Selain itu, juga diarahkan rencana peningkatan fungsi jalan dan peningkatan kelas jalan. Adapun rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Nias Utara berdasarkan fungsinya antara lain :

a. Jalan Strategis nasional:

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 630 Tahun 2009 tentang Wewenang Jalan Sumut, jaringan jalan yang ditetapkan di Kabupaten Nias Utara, yaitu:

Rencana pembangunan jalan lingkar Pulau Nias sebelah Utara, yakni: jalan dari Kecamatan Sitölu Öri – Tuhemberua – Sawö – Lotu – Lahewa Timur – Lahewa – Afulu – Alasa – Tugala Oyo, dengan lebar jalan 16 meter.

b. Jalan Kolektor 2 : Jalan dari Kecamatan Sitölu Öri – Kecamatan Lotu.

c. Jalan Kolektor 3 :

 Jalan Sawö – Lotu – Namöhalu Esiwa – Alasa Talumuzöi – Alasa.

 Jalan Lahewa – Afulu.

 Jalan Lahewa Timur – Alasa.

- Rencana Pengembangan Prasarana Terminal Penumpang

Saat ini, Kabupaten Nias Utara masih belum memiliki terminal. Oleh karena itu, dengan memperhatikan rencana pengembangan sistem jaringan jalan dan keberadaan terminal yang masih belum ada maka, dirumuskan hingga akhir tahun perencanaan Kabupaten Nias Utara direncanakan harus memiliki terminal. Adapun rencana pembangunan terminal angkutan penumpang untuk Kabupaten Nias Utara adalah sebagai berikut :

1. Terminal Tipe B di Kecamatan Lotu; 2. Terminal Tipe C di Kecamatan Lahewa; 3. Terminal Tipe C di Kecamatan Alasa.

- Rencana Pengembangan Pelabuhan Laut

Rencana pengembangan pelabuhan laut dilakukan dengan pertimbangan untuk meningkatkan aksesibilitas, mendukung kegiatan ekonomi dan pengembangan kawasan. Pelabuhan yang telah ada di Kabupaten Nias Utara adalah berupa pelabuhan pengumpul yang terdapat di Kecamatan Lahewa. Pelabuhan pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan

penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar provinsi.

Karena adanya pendangkalan pada Pelabuhan Lahewa, maka direncanakan adanya pembangunan pelabuhan baru di Desa Sisarahili Kecamatan Sawo dan Kecamatan Afulu beserta fasilitas pendukungnya, meliputi :

 Menentukan rute pelayaran sehingga tidak

mengganggu budidaya perikanan.

 Mengembangkan moda transport sesuai dengan karakter alur pelayaran laut.

b. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi

Sumber energi listrik di Kabupaten Nias Utara saat ini yang dikelola oleh PLN dipasok dari Kota Gunungsitoli, namun dari segi daya voltase sangat kurang mencukupi pada jaringan yang sudah terpasang saat ini di Kabupaten Nias Utara. Sehingga dalam perluasan pelayanan jaringan, salah satu hambatannya adalah kurangnya daya voltase untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk itu, diperlukan penambahan berupa penyediaan mesin pembangkit tenaga listrik baru untuk Kabupaten Nias Utara, sehingga kebutuhan pasokan daya arus listrik tidak bergantung dari wilayah lain. Untuk menanggulangi kekurangan energi listrik di Kabupaten Nias Utara, diusulkan adanya alternative lain, berupa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kecamatan Lahewa serta Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kecamatan Afulu dan Alasa.

Rencana pengembangan sistem jaringan energi listrik, dimana tujuan pengembangannya yaitu tersedianya energi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik domestik, instansi

pemerintah/swasta, industri dan lain-lain. Rencana pengembangan dilakukan melalui:

 Menjamin penyediaan daya, mutu dan keandalan tenaga listrik;

 Menjaga keselamatan di sepanjang jalur transmisi listrik tegangan tinggi;

 Memperluas pengadaan transmisi tegangan tinggi baik

melalui saluran udara, gardu induk dan gardu distribusi;

 Pengembangan jaringan distribusi listrik diarahkan mengikuti pola jaringan jalan melalui saluran udara;

 Pada pusat-pusat kota kecamatan, pengembangan infrastruktur listrik diarahkan sesuai dengan skala potensi ekonomi yang dimiliki dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut;

 Pengembangan jaringan infrastruktur diarahkan ke kota

yang mempunyai fungsi pelayanan lokal di kawasan- kawasan tertentu yang memiliki potensi ekonomi yang memerlukan dukungan penyediaan listrik;

 Menciptakan pengelolaan ruang yang terpadu bagi pemanfaatan air dan udara untuk pembangkit dengan pelestarian lingkungan, kegiatan sosial masyarakat, pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata.

 Pengembangan jaringan listrik pada desa-desa terpencil yang belum dijangkau oleh jaringan listrik.

Jaringan pelayanan listrik yang dikelola oleh PLN di Kabupaten Nias Utara diperlukan bagi perumahan. Tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk digunakan juga bagi kegiatan-kegiatan industri komersial lainnya. Standar kebutuhan listrik untuk jenis penggunaan domestik adalah sebesar 90 VA/orang, untuk sarana umum/sosial sebesar 22,5 VA/orang, dan untuk komersial dan lain-lain yaitu

112,5 VA/orang. Berdasarkan analisa rencana kebutuhan akan penyediaan kebutuhan listrik di Kabupaten Nias Utara untuk tahun 2011 sebesar 28.991 KVA, tahun 2015 sebesar 30.209 KVA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2.

Rencana Kebutuhan Daya Listrik menurut Jenis Penggunaan

di Kabupaten Nias Utara Tahun 2011 -2015

No Tahun PendudukJumlah (Jiwa)

Kebutuhan Listrik (VA) Jumlah Domestik Sarana Umum/ Sosial Komersial/Lai n-lain VA KVA 1 2011 128.849 11.596.410 2.899.103 14.495.513 28.991.025 28.991 2 2015 134.261 12.083.490 3.020.873 15.104.363 30.208.725 30.209

Sumber : Hasil Rencana, 2010 Asumsi: Domestik: 90 VA/Org

Sarana Umum/Sosial: 22.5 VA/Org Komersial/Lain-lain: 112.5 VA/Org

c. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

- Jaringan Air Baku

Kebutuhan akan air bersih yang sehat bagi penduduk mutlak diperlukan, karena kebutuhan air yang bersih dan sehat selalu ada di setiap kehidupan manusia. Dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan jumlah penduduk pada wilayah Kabupaten Nias Utara untuk 20 (dua puluh) tahun kedepan, semakin memicu kebutuhan akan penyediaan dan distribusi air bersih yang dikelola oleh

Saat ini kebutuhan air bersih di Kabupaten Nias Utara bersumber dari sungai, air tanah dan air hujan yang ada disekitar permukiman penduduk. Tetapi jika cuara lagi musim kemarau, maka akan mengakibatkan kekurangan air bersih bagi masyarakat karena sumur-sumur akan kering demikian juga debit air di sungai akan berkurang. Untuk menanggulangi hal tersebut maka perlu perencanaan sistem prasarana air bersih untuk melayani kebutuhan masyarakat terutama kebutuhan masyarakat di perkotaan. Untuk itu, perlu perencanaan pembangunan PDAM di Kabupaten Nias Utara dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang berpotensi sebagai sumber air baku. Sumber air yang akan dimanfaatkan berupa air sungai yang debit airnya selalu stabil dan juga mata air yang berpotensi.

- Jaringan Irigasi

Rencana pengembangan sistem irigasi di Kabupaten Nias Utara antara lain adalah: peningkatan sistem irigasi sederhana menjadi semi teknis, semi teknis menjadi teknis, dimana sumber air yang dominan adalah sungai disamping mata air, air tanah ataupun air hujan. Irigasi ini dimanfaatkan untuk pertanian tanaman pangan yang menyebar di hampir semua kecamatan yang terdapat di Kabupaten Nias Utara. Adapun kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penanganan jaringan irigasi yang dilaksanakan di Kabupaten Nias Utara adalah:

 Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi: proses perbaikan sistem jaringan yang meliputi perbaikan fisik atau non fisik untuk mengembalikan tingkat pelayanan sesuai desain semula, maksimum yang pernah dicapai atau sesuai dengan kondisi lapangan;

 Kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi: upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya melalui perawatan, perbaikan, pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan terus menerus.

 Rencana pembangunan jaringan irigasi baru yang terdapat di Kecamatan Afulu, Alasa, Alasa Talumuzoi, Lahewa, Namohalu Esiwa, Sitolu Ori dan Tugala Oyo.

d.Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Sebagai alat untuk menunjang komunikasi dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain dan cukup berjauhan, fasilitas telepon amat diperlukan. Ketersediaan fasilitas ini merupakan elemen yang penting terutama untuk masyarakat yang dinamis kehidupan sosial dan ekonominya.

Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi adalah tersedianya fasilitas komunikasi untuk memenuhi kebutuhan domestik, instansi pemerintah/swasta, industri dan lain-lain. Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi dilakukan melalui :

 Pengembangannya diarahkan sesuai dengan pola jaringan jalan.

 Pengembangan infrastruktur telekomunikasi diarahkan untuk mencapai tujuan mewujudkan sistem telekomunikasi lokal, antar kota, kabupaten, propinsi, nasional dan antar negara dan terjamin keandalannya.

 Pada Pusat Kota kecamatan, pengembangan infrastruktur telekomunikasi diarahkan sesuai dengan skala potensi

ekonomi yang dimiliki dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

 Pengembangan jaringan diarahkan ke kota yang mempunyai fungsi pelayanan lokal di kawasan-kawasan tertentu yang memiliki potensi ekonomi yang memerlukan dukungan penyediaan telepon baik yang terhubungkan dengan sistem jaringan kota maupun yang sifatnya discountinue melalui stasiun relay komunikasi lokal.

 Pada beberapa desa-desa terpencil yang belum terjangkau jaringan telepon direncanakan akan dilakukan pemantapan jaringan telepon khususnya jaringan telepon nirkabel pada desa, sebagai berikut:

- Desa Botolakha, Si’öfa Banua dan Alo’oa (Kecamatan Tuhemberua);

- Desa Bitaya, Hiligawöni, Ononamölö Tumulu dan Banua Sibohou I (Kecamatan Alasa);

- Desa Harewakhe, Ombölata Afulu, Sifaoroasi dan Faekhuna’a (Kecamatan Afulu);

- Desa Tefa’ö, Muzöi, Tugala Lauru, Tetehösi Sorefi, Lukhu Lase, La’ofe Faga dan Me’afu (Kecamatan Lahewa Timur);

- Desa Ombolata Sawo dan Sanawuyu (Kecamatan Sawo).

 Adanya rencana pembangunan tower bersama

telekomunikasi :

- Kecamatan Sawo (untuk pelayanan 8 desa); - Lahewa Timur (untuk pelayanan 7 desa); - Afulu;

- Lahewa;

- Alasa Tugala Oyo; - Alasa Talu Muzoi; - Namohalu Esiwa.

 Adanya rencana layanan internet perdesaan :

- Dibangun di 2 wilayah instansi yaitu berpusat di kantor Bupati Nias Utara dan kantor Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka diketahui rencana sambungan telepon di Kabupaten Nias Utara pada tahun 2011 sebesar 4.080 SST, tahun 2015 sebesar 4.252 SST.

Rencana kebutuhan telepon di Kabupaten Nias Utara dapat dilihat pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3.

Rencana Kebutuhan Telekomunikasi menurut Jenis Penggunaan

di Kabupaten Nias Utara Tahun 2011 – 2015

No Tahun PendudukJumlah (jiwa) Kebutuhan Telepon Jumlah Total (SST/Org) Sambungan Langsung (SST/Org) Sarana Umum/Sosial (SST/Org) Komersial/ Lain-lain (SST/Org) Telepon Umum (SST/Org) 1 2011 128.849 2.577 515 859 129 4.080 2 2015 134.261 2.685 537 895 134 4.252

Sumber : Hasil Rencana, 2010

Asumsi:Sambungan Langsung (RT): 1/50 org Sarana Umum/Sosial: 1/250 org

Komersial/Lain-lain: 1/150 org Telepon Umum : 1/1000 org

e.Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya - Prasarana Pengelolaan Lingkungan

A. Persampahan

Penanganan terhadap sampah memerlukan perhatian yang cukup besar mengingat jumlah sampah yang akan terus

meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, serta dampak yang ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara tepat. Selain pengangkutan dan pengelolaan sampah, penyediaan dan lokasi pembuangan sampah merupakan kebutuhan bagi wilayah Kabupaten Nias Utara.

Secara garis besar pengelolaan sampah dapat dirinci sebagai berikut :

a. Pemilahan : dari sumber/asal sampah telah dilakukan pemisahan antara sampah organik dengan sampah anorganik sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS);

b. Pengolahan : dilakukan pengomposan untuk sampah organik dan dilakukan prinsip 3R (reduce, reuse and recycle) untuk penanganan sampah anorganik;

c. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/tarik, truk, motor gerobak; d. Pengangkutan : dari TPS diangkat dengan truk menuju

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST);

e. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan dibawa ke TPST, dimana nantinya sampah-sampah organik akan diolah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan.

Arahan pengelolaan persampahan bertujuan untuk merubah kebiasaan masyarakat yang selalu membuang sampah secara sembarangan dan membuang limbah cair melalui aliran air/sungai. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat diarahkan menggunakan sistem daur ulang sampah dengan

mengembangkan instalasi septic-tank. Alternatif kedua adalah menimbun sampah ke TPS sebelum dibuang ke TPA sampah. Untuk itu direncanakan untuk tiap ibukota kecamatan disediakan masing-masing TPS. Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Nias Utara saat ini menggunakan konsep buang, bakar, dengan menggunakan sistem pembuangan terbuka (open dumping) disekitar rumah penduduk atau pun ke sungai, mengingat lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah saat ini belum ada di Kabupaten Nias Utara. Untuk itu, diperlukan penyediaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Kabupaten Nias Utara. Adapun arahan pemilihan lokasi TPA adalah :

 Jarak TPA dengan perumahan/permukiman terdekat = 2 km

 Jarak TPA dengan sungai/badan air terdekat = 1 km

 Jarak TPA dengan pantai = 11

km

Dari kriteria di atas maka lokasi Rencana TPA di Kabupaten Nias Utara diarahkan di Kecamatan Sitolu Ori (Desa Botombowo) dengan luas lokasi lebih kurang 5 Ha. Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) sampah yang direncanakan menggunakan sistem Sanitary Lanfille. Perkiraan timbulan sampah dan rencana kebutuhan sarana persampahan di Kabupaten Nias Utara dapat dilihat pada Tabel 6.4 dan Tabel 6.5.

- Air Limbah/Drainase

Prasarana drainase meliputi sistem pembuangan air hujan maupun pembuangan air limbah cair dari rumah tangga (domestic) dan sistem pengendalian banjir. Pengembangan

jaringan drainase diarahkan di Pusat ibukota kabupaten dan pusat ibukota kecamatan dalam upaya untuk mengantisipasi wilayah-wilayah yang rawan bencana seperti banjir, erosi dan sebagainya.

Tabel 6.4.

Rencana Timbulan Sampah di Kabupaten Nias Utara Tahun 2010-2015 N o. Jenis Sampah Timbulan Sampah (m³/hari) 2010 2015 1 Domestik 258 269 2 Sarana Umum/Sosial 64 67 3 Komersial 32 34

Total Timbulan Sampah 354 369

Tabel 6.5.

Rencana Kebutuhan Sarana Persampahan di Kabupaten Nias Utara

Tahun 2010-2030 No

. Sarana

Standard Kebutuhan Sarana Persampahan (Unit)

(L/org/hari) 2010 2015

1 Kebutuhan Bak/Tong Sampah 1 unit/50 L 7.087 7.384

2 Kebutuhan Gerobak Sampah 1 unit/2 m3 177 185

3 Kebutuhan TPS 1 unit /6 m3 59 62

4 Kebutuhan Truk Sampah 1 unit/18 m3 20 21

Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2010

Pengembangan jaringan drainase dilakukan dengan memanfaatkan karakter topografi dan pola jaringan jalan sehingga pembuangan air dapat dialirkan secara cepat dan bebas gangguan air tergenang atau banjir dengan membagi beberapa jenis saluran penampung, saluran pengumpul serta saluran pembuangan sekunder dan primer/utama dengan mempertimbangkan:

Saluran terbuka untuk memudahkan perawatan dan pembersihan;

Bentuk saluran trapesium, kecuali pada tempat tertentu dipasang dengan kemiringan slope yang sesuai agar tidak terjadi pengendapan dalam saluran.

Untuk lebih jelasnya perkiraan produksi air limbah di Kabupaten Nias Utara Tahun 2010 – 2030 dapat dilihat pada Tabel 6.6.

Tabel 6.6.

Perkiraan Volume Limbah dan Kebutuhan Sarana Pembuangan Limbah

di Kabupaten Nias Utara Tahun 2010-2015 N

o Sanitase/Drainase Standart

Tahun

2011 2015

1 Limbah Air Kotor

(m³) 70%xAir Bersih 25.435 26.503 2 Septictank/RT (Unit) 1 unit (5 penduduk) 25.770 26.852 3 Septicktank

umum/MCK (Unit) 1 unit (1000 pddk) 129 134

Sumber: Hasil Rencana, 2010 - Penyediaan Air Bersih Wilayah

Kebutuhan akan air bersih/minum merupakan hal yang vital bagi kehidupan. Kebutuhan ini akan meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan. Berdasarkan kondisi yang ada, kebutuhan penyediaan air bersih/minum di kecamatan secara ideal didekati dengan penggunaan angka standart yang telah ditetapkan yaitu minimal 60 liter/hari/kapita dan optimal 86,4 liter/hari/kapita (menurut standart dari Prof. Mortonegoro). Dari angka standart tersebut dapat dihitung perkiraan volume air bersih/minum yang perlu diproduksi oleh instansi pengelola air bersih/minum. Selain angka standart tersebut, guna memanfaatkan proporsi angka presentase pendistribusian volume air bersih/minum yang diproduksi, digunakan pendekatan dengan ketentuan yang telah ada di aplikasikan beberapa konsep rencana di Indonesia, yaitu:

 Kebutuhan domestik, yaitu 150 liter/orang/hari.  Hidran Umum, yaitu 40 liter/orang/hari.

 Kebutuhan untuk komersial/industri, yaitu 30 liter/orang/hari..

 Kebutuhan pelayanan sosial, yaitu 15 liter/orang/hari.

 Kebutuhan untuk menanggulangi kebocoran dalam pendistribusian pada instalasi air yaitu 20% dari kebutuhan total (rumah tangga + fasilitas cadangan).

Untuk meningkatkan pelayanan air minum baik yang berada di kawasan perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Nias Utara, perlu dilakukan langkah-langkah antara lain yaitu:

 Pembangunan jaringan air bersih dalam bentuk

jaringan perpipaan.

 Memanfaatkan sumber mata air yang ada untuk

peningkatan pelayanan air minum, khususnya masyarakat di kawasan rawan kekeringan dan air minum;

 Memakai mesin pompa air pada kawasan rawan

air minum yang tidak memiliki sumber mata air atau jauh dari sumber mata air sehingga lebih efektif dan efisien.

Tahun 2011 rencana kebutuhan air bersih di Kabupaten Nias Utara sebesar 36.335 m3/hari, tahun 2020 sebesar 39.860 m3/hari dan tahun 2030 sebesar 44.179 m3/hari. Rencana kebutuhan air bersih di Kabupaten Nias Utara tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada Tabel 6.7.

Tabel 6.7

Rencana Kebutuhan Air Bersih di Kabupaten Nias Utara Tahun 2011 – 2015

No

. Jenis Penggunaan Standard (l/orang/hari)

Kebutuhan (m³/hari) 2011 2015 1 Domestik 150 19.327 20.139 2 Hidran Umum 40 5.154 5.370 3 Komersial/Industri 30 3.865 4.028 4 Pelayanan Sosial 15 1.933 2.014 JUMLAH 30.280 31.551 5 Tingkat Kebocoran 20% 6.056 6.310 TOTAL KEBUTUHAN 36.335 37.862

Sumber : Hasil Rencana, 2010 Asumsi:Domestik :150 ltr/org/hari. Hidran Umum : 40 ltr/org/hari Komersial/Industri : 30 ltr/org/hari Pelayanan Sosial : 15 ltr/org/hari

- Jalur Evakuasi Bencana

Berdasarkan dari data di atas bahwa Kabupaten Nias Utara merupakan wilayah yang memiliki kerentanan bencana alam yang cukup tinggi, terutama dari bahaya tsunami. Oleh sebab itu perlu dibuat jalur dan ruang evakuasi bencana yang diharapkan dapat memberikan arahan terhadap jalur-jalur evakuasi dan daerah yang aman sebagai tempat pengungsian.

6.2.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola

Dalam dokumen RPJMD NIAS 2011-2015 FINAL REVISED (Halaman 134-152)