• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

3.6 Definisi Operasional Variabel

3.6.1 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang menentukan seberapa besar laba yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada investor dan seberapa besar yang harus ditaman kembali pada perusahaan. Menurut Mardiyati, Nusrati, and Hamidah (2014) kebijakan dividen hakikatnya merupakan keputusan perusahaan apakah akan membayarkan laba yang dihasilkan sebagai dividen atau akan menahan laba tersebut sebagai laba ditahan. Kebijakan dividen pada penelitian ini diukur menggunakan Dividend payout ratio. Dividend payout ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi pemegang

saham biasa. Menurut Gumanti (2013:22), dividend payout ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 π‘ƒπ‘Žπ‘¦π‘œπ‘’π‘‘ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 π‘π‘’π‘Ÿ π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ

πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘”π‘Ÿ π‘π‘’π‘Ÿ π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ 3.6.2 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba. Menurut Fahmi (2014:81) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka akan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam memperolehan kutungan. Rasio profitabilitas pada penelitian ini diukur menggunakan return on assets. Return on Assets adalah rasio yang menceriminkan besaranya kontribusi asset dalam memperoleh keeuntungan bersih atau laba bersih. Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya jumlah laba bersih yang nantinya dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah dana yang ada pada total asetnya. Return on Assets (ROA) dapat diukur dengan rumus berikut:

ROA =πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘ π‘’π‘‘ 3.6.3 Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar ebban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan asset. Dalam arti luas, rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang (Hery 2016:162). Rasio leverage pada penelitian ini diukur menggunakan debt to assets ratio. Debt to Asset Ratio adalah rasio yang dipakai untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total asset. Rasio ini menujukan besarnya utang perusahaan yang digunakan untuk membiayai asset yang digunakan perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Debt

to Asset Ratio dapat ddihitung menggunakan rumus berikut:

𝐷𝐴𝑅 = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘ π‘’π‘‘ 3.6.4 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur evektivitas penggunaan aktiva yang dimiliki sutau perusahaan. Menurut Kasmir (2012:114) rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio aktivitas menunjukan bagaimana perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara optimal dengan cara membandingkan rasio aktivitasnya untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektifitas perusahaan dalam industry (Sartono 2012:118). Rasio aktivitas pada penelitian ini diukur menggunakan

Total Assets Turn Over. Total Assets Turn Over ialah rasio yang menunjukan

bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Rasio ini mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan, ini juga dapat diartikan Total

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumus

Total Assets Turnover yaitu:

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠 π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘›π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ = π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž 3.6.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan perbandingan besar kecilnya suatu perusahaan. Menuurt Brigham and Houston (2012:4) ukuran perusahaan dapat dikur menggunakan total aktiva, total penjualan, jumlah laba dan beban. Salah satu tolak ukur yang menunjukan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari suatu perusahaan. Ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma natural (Wahyuliza and Fahyani 2019) sebagai berikut:

Ukuran perusahaan = Ln Total Aset 3.7 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi partial (Partial Least Square/ PLS) untuk menguji ketujuh hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis akan dianalisis menggunakan software WarpPLS 6.0 untuk menguji hubungan antar variabel.

3.7.1 Uji Kualitas Instrumen 1. Uji Validitas

Seperti yang diketahui validitas terdiri atas dua jenis yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid sehingga dapat digeneralisir ke semua objek,

situasi dan waktu yang berbeda. Sedangkan validitas internal menunjukkan kemampuan dari instrument penelitian untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep. Jadi dapat disimpulkan bahwa uji validitas yang dilakukan dalam SEM adalah uji validitas internal.

Dalam PLS-SEM dengan menggunakan program WarpPLS, untuk mengukur validitas suatu konstruk dapat dilakukan dengan menguji validitas converegent dan dicriminant. Uji validitas converegent dengan program WarpPLS dapat dilihat dari nilai loading factor untuk tiap indikator konstruk. Nilai loading factor yang tinggi menunjukkan bahwa tiap indikator kontruk converge pada satu titik. Rule of thumb yang biasanya digunakkan untuk menilai validitas converegent yaitu nilai loading factor harus lebih dari 0,7 untuk penelitian yang confirmatory dan nilai loading factor antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat exploratory masih dapat diterima serta nilai average variance exstracred (AVE) harus lebih besar dari 0,5.

Lebih lanjut validitas discriminant berhubungan dengan prinsip bahwa

pengukuran-pengukuran (manifest variabel) konstruk yang berbeda

seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi. Nilai validitas discriminant yang tinggi menunjukkan bahwa suatu konstruk adalah unik. Cara untuk menguji validitas discriminant yaitu dengan melihat nilai cross loading untuk setiap variabel harus > 0,70. Cara lain yang dapat dilakukan untuk menguji validitas discriminant adalah dengan membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai korelasi antar konstruk dalam model. Validitas

konstruk lebih besar dari korelasi antar konstruk dalam model (Latan and Ghozali 2012).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrument dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM dengan menggunakkan program WarpPLS, untuk mengukur reliabilitas suatu konstruk dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Namun demikian penggunaan Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas konstruk akan memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate) sehingga lebih disarankan untuk menggunakan Composite reliability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk. Rule Of thumb yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas kontruk yaitu nilai Composite Reliability harus lebih besar dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat Confirmatory dan nilai 0,6 – 0,7 masih dapat diterima untuk peneliti yang bersifat exploratory (Latan and Ghozali 2012).

Ringkasan role of thumb uji reliabilitas konstruk dapat dilihat pada table di bawah ini:

Table 3.3 Ringkasan Rule Of Thumb Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Validitas dan

Reliabilitas Parameter Rule Of Thumb Validitas

Convergent

Loading Factor > 0.70 untuk confirmatory

Research

> 0.60 masih dapat diterima untuk exploratory Research

Average Variance Extracted (AVE)

> 0.50 untuk konfirmatory maupun Exploratory Research Validitas

Discriminant

Cross Loading > 0.70 untuk setiap variabel

Akar kuadrat AVE dan Korelasi antar konstruk laten

Akar kuadrat AVE > korelasi antar kontruk laten

Reliabilitas

Cronbath’s Alpha > 0.70 untuk konfirmatory

Research

> 0.60 masih dapat diterima untuk explotory Research

Composite Reliability > 0.70 untuk konfirmatory

Research

> 0.60 – 0.70 masih dapat

diterima untuk exploratory

Research