• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Produksi Pertumbuhan Biomassa Stok ITM

4.6.4 Sintesa Hipotesis

4.6.5.4. Kebijakan Operasional

Langkah-langkah kebijakan operasional dalam pengelolaan ikan teri merah adalah:

1. Persiapan: menentukan kapasitas tangkap dan jumlah alat serta produksi, penataan peraturan dan kelembagaan.

2. Pengoperasian: melakukan seberapa jauh kegiatan Perencanaan Produksi dan Pengawasan (PPC= Planning, Production and Controlling) dengan cara pengawasan MCS (Monitoring, Controlling and Surveilance), yaitu kegiatan mengetahui status sumber daya dengan mengendalikan kegiatan penangkapan dengan peraturannya serta melaksanakan tindakan sesuai dengan peraturan. Perlu juga dilakukan pembinaan dan pendampingan, yaitu mengawasi pelaksanaan dengan cara partisipasi masyarakat (Nelayan atau RTP) yang didampingi oleh organsasi pemerintah atau non pemerintah.

Tabel 24. Kerangka Strategi dan Sasaran Pengelolaan No. Strategi dan zona Sasaran B1 (ton) DD-E T1 (Tawal) ∆(DD-E) (ton) BL (ton) TA (ton) ∑Alat (unit) Pops (ton) 1. Intensifikasi Pada Saat

Sumberdaya meningkat Zona I Musim Timur 14.76 15.96 14.51 0.50 44.73 3 1.50 Zona II Musim Timur 206.35 234.96 3.8 162.67 509.80 9 27.50

Zona III Musim

Timur 44.47 71.24 44.20 16.08 144.83 5 3.85 2. Pengandalian Dan Pembatasan Pada saat Sumberdaya menurun Zona I Musim Peralihan II 2.45 4.30 1.37 2.97 2.41 13 2125.94 Zona II Musim Peralihan II 160.30 8.78 44.49 6.80 117.80 2 14.99

Zona III Musim

Peralihan II 12.53 10.04 12.48 6.04 4.05 3 25.03 Pada saat Sumberdaya berfluktuatif Zona I Musim Barat-Peralihan I 2.23 1.40 0.18 0.73 3.08 1 16.04 Zona II Musim Barat-Peralihan I 68.67 53.38 3.25 9.27 117.03 0 0.74

Zona III Musim

Barat-Peralihan I

7.78 3.60 7.13 2.02 16.49 1 2.96

Keterangan: B1= Stok awal, B2=Keberlanjutan stok, DD= Daya dukung, E=Eliminasi, BL= Biomassa lestari (B2 minimum),TA=Tangkapan (kapasitas tangkap), TO= Tangkapan Operasional (tangkapan yang direncanakan),

5.1 Kesimpulan

1. Perairan Teluk Ambon Dalam (TAD) merupakan perairan yang semi tertutup berhubungan dengan Teluk Ambon Luar (TAL) oleh suatu ambang, mempunyai daya dukung pembentukan biomassa yang mengalami perubahan musiman serupa yaitu meningkat mencapai maksimum pada musim timur; dan menurun di musim peralihan II, selanjutnya berfluktuasi mantap dari musim barat sampai peralihan I.

2. Tingkat pemanfaatan biomassa stok melampaui daya dukung pembentukan biomassa, sehingga keberlanjutan stok menurun. Pada waktu tersebut sementara dapat dinyatakan melebihi eksploitasi (over exploitation).

5.2 Saran

Pengelolaan pemanfaatan sumber daya ITM harus berdasarkan daya dukung pembentukan biomassa dan eliminasi, maka disarankan:

1. Tingkat pemanfaatan dilakukan secara optimal terhadap potensi keberadaan stok (ketersediaan dan daya dukung stok) sampai dengan batas-batas kelestarian yang dapat dicapai.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang pembentukan biomassa pertumbuhan dan struktur keberadaan stok untuk dijadikan dasar penentuan stok minimum yang perlu dipertahankan.

Agoes, Etty R, 1999. “Kebijakan Pengelolaan Kekayaan Alam Laut Secara Berkelanjutan: Suatu Tinjauan Yuridis.” Dalam Firsty Husbani, Ed, Demokratisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Prosiding Lokakarya Reformasi Hukum di Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam. Jakarta

Andamari R, Milton D, Zubaidi, T. 2002. Reproductive biology of five species of Anchovies (Engraulidae) From Bima Bay, Sumbawa Nusa Tenggara. Indonesian Journal of Agricultural Science 3: 37-42.

Balakrishman 1969. Eggs and early larvae Trissoles sp (Engraaulida: Pisces). Marine Biol 2: 24-227.

Baskoro MS. 1998. Retinal adaptation stages of anchovy in fishing with light. Inovasi. Media Komunikasi Sains dan Teknologi. The Indonesian student association in Japan. 2: 31-38.

Baskoro MS. 1999. Capture process of the floated bamboo-paltform liftnet with light attraction (Bagan). Graduate School of Fisheries, Tokyo University of Fisheries. Doctoral Course of Marine Science and Technology. 149 hal. Beverton RJH, Holt SJ. 1957. On the dynamics of exploited fish population.

Fishery investigations Series II. Vol XIX. London.

Caddy, J.F. and Csirke, J., 1983. Approximations to sustainable yield for exploited and unexploited stocks. Oceanogr. Trop., 18(1): 3-15.

Chapman DW. 1978. Production, pp. 202-217 In Methods for the Assessment of Fish Production in Fresh Waters (W Ricker, editor). IBP Handbook #3. Blackwell Scientific Publisher, Oxford, UK.

Cowan, J.H, and J.E.Houde. 1990. Growth and survival of bay anchovy Anchoa mitchilli larvae in mesocosm enclosures. Mar. Ecol. Prog. Vol 68:44-57.

Dalzell P. 1987. Some Aspects of reproductive biology of stolephorid from Nothern Papua New Guinea. Asian Fisheries Society, Manila. Asian Fisheries Science

I : 91-106.

Dalzell P., Wankowski JWJ. 1980. The biology, population dynamics and fisheries dynamics of exploited stocks of three baitfish species: Stolephorus heterolobus, S.devisi and Spratelloides gracius in Ysabel Passage New Ireland Province Papua New Guinea. Research Bulletin No. 22. Department of Primary Industries. Port Moresby.

Dalzell P. 1989. Biology and population dynamics of tuna baitfish in Papua New Guinea. Di dalamBalber, S.J.M, and J.W. Copland (ed). 1990. Tuna baitfish in the Indo Pacific Region: proceedings of a workshop, Honaiara, Salomon Islands, 11-13 December 1989.ACIAR Proceedings No. 30, 211p.

Dinas Perikanan Propinsi Maluku, 2002. Statistik perikanan Maluku. Ambon. Dinas Perikanan Propinsi Maluku, 2003. Statistik perikanan Maluku. Ambon. Dinas Perikanan Propinsi Maluku, 2004. Statistik perikanan Maluku. Ambon. Dinas Perikanan Propinsi Maluku, 2005. Statistik perikanan Maluku. Ambon.. Dinas Perikanan Propinsi Maluku, 2006. Statistik perikanan Maluku. Ambon. Dinas Perikanan Propinsi Maluku, 2007. Statistik perikanan Maluku. Ambon. Dinas Perikanan Propinsi Maluku, 2008. Statistik perikanan Maluku. Ambon. Dinas Perikanan Propinsi Maluku, 2009. Statistik perikanan Maluku. Ambon.

[DKP] Departemen Kelautan Perikanan, 2002. Pedoman tata ruang pesisir dan laut. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 34 tahun 2002. Jakarta. [DKP] Departemen Kelautan Perikanan. 2002. Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 34 tentang Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecik. Jakarta. 2002

[DKP] Departemen Kelautan Perikanan. 2008. Peraturan Menteri DKP No 5 Tahun 2008 Tentang Usaha Perikanan Tangkap. Jakarta 2008.

Dulcic, J. 1997. Growth of anchovy, Engraulis encrasicoiles (R), larvae in the Northern Adriatic Sea. Fish Res: 189-195.

Edward 2003. Kondisi hidrologis di perairan teluk Ambon pada musim timur dan hubungannya dengan kepentingan perikanan. Semnaskan Indonesia.

Prosiding Vol I (2003): 74-82.

FAO 1995. Code of conduct for responsible fisheries. FOA Fisheries Department. Rome 41p.

Gulland J.A. 1971. The fish resources of the ocean. Fishing News Books. London Gulland J.A.1983. Manual of methods for fish stock assesment. Part I. Sampling

Gunawan A. 2004. Analisis pola musim penangkapan dan tingkat pemanfaatan ikan teri di Kabupaten Tuban Jatim (Skripsi). Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perairan. FPIK. IPB. Bogor.

Hamzah MS dan Wenno LF. 1987. Sirkulasi arus di Teluk Ambon. Teluk Ambon I:Biologi, Perikanan, Oseanografi dan Geologi. BPPSDL-PPPO-LIPI. Hal 91-101.

Heip, C. 1976. The calculation of elimination biomass. Biol. Jb. Dodonaea, 14:217-225.

Hukom F. 1991. Nekton. Di dalam Ongkosongo, O. S editor. Potensi, permasalahan, dan pengelolaan Teluk Ambon dan Teluk Binnen Maluku, Balai Litbang Sumberdaya Laut, LIPI. Ambon.

Hunter J.R. 1976. Behaviour and survival of Northern anchovy, Engraulis mordax

larvae. Cal Coop. Oceanic Fish Invest. Rept. 29:140-146

Hunter J.R., and S.R. Goldberg, 1980. Spawning incidence and batch fecundity in Nothern anchovy, Engraulis mordax. Fish Bull No 70:640-652.

Hutubessy B.G. 2009. Tinjauan umum alat tangkap yang beroperasi di Teluk Ambon. Di dalam Lokakarya Nasional Salamatkan Teluk Ambon. Ambon, 28-29 Agustus 2009.

Laevastu T, Hayes ML. 1987. Fisheries oceanography and ecology. Fishing News Books Ltd. Farnham. 201p.

Latumeten J. 2003. Kelimpahan dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di Teluk Ambon. Ichthyos. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Kelautan 1(2):13-20.

Lee CD, Wang SB, Kuo LL. 1978. Benthic macroinvertebrates and fish as biological indicator of water quality with reference to community diversity development contries. Bangkok.

Lilley GR, 1999. “Pengelolaan sumber Daya Alam Laut.” Dalam F Husbani, 1999. Demokratisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam.Prosiding Lokakarya Reformasi Hukum di Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam. Jakarta . Maarif MS. 2009. Konservasi sumberdaya ikan di Indonesia.Departemen Kelautan

dan Perikanan. Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut. Jakarta 65 Hal.

Maack G and M.R George. 1999. Contributions to the reproductive biology of

encrasicholina punctifer Fowler, 1938 (engraulidae) from West Sumatra, Indonesia. Fisheries Research Vol 44:113-120.

Maniku HRC, Anderson, Hafiz A. 1989. Tuna baitfishing in Maldives. Di dalam Balber, S.J.M, and J.W. Copland (ed). 1990. Tuna baitfish in the Indo Pacific Region:proceedings of a workahop, Honaiara, Salomon Islands, 11-13 December 1989.ACIAR Proceedings No. 30, 211p.

Miller A. 1999. Resource management in urban sphere; Ambon’s urban environment. Cakalele 10: 7-37.

Milton DA, Blaber SJM. 1999. Maturation, spawning seasonality, and proximate spawning stimuliof six species of tuna baitfish in the Solomon Islands.

Fishery Bulletin, U.S. 89:221-237.

Milton DA., Rawlinson N JF. and Blaber SJM.. 1996. Recruitment patterns and factors affecting recruitment of five species of short-lived clupeoids in the tropical South Pacific. Fisheries Research 26:239-255.

Mitsugi S. 1974. Fish lamps. Fishing gear and methods. Japan International Cooperation Agency. Halaman 209-240.

Monintja D.R, 1994. Pengembangan perikanan tangkap berwawasan lingkungan. Seminar pengembangan agribisnis perikanan bewawasan lingkungan pada Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta 12 hal.

Munro, I.S.R. 1967. The fishes of New Guinea. Department of Agriculture, Stock and Fisheries, Port Moresby, New Guinea. 651 p

Natan Y, Siahainenia.L, Pentury R Tuhumury N. 2009. Peningkatan biodeversitas dan potensi sumberdaya pada ekosistem mangrove Passo melalui upaya konservasi. Laporan Penelitian Hibah Strategis Nasional. Dibiayai oleh Universitas Pattimura dan Departemen Pendidikan Nasional. 133 hal.

Natsir M. 2000. Teknologi light fishing di perairan Barru Selat Makassar: Deskripsi, sebaran cahaya dan hasil tangkapan (Thesis). Institut Pertanian Bogor. Bogor 87 hal.

Niochols PV Rawlinson NJF. 1989. Development of the pole and line fishery in Salomon Islands with reference to the baitfishery and its management. In

Balber, S.J.M, and J.W. Copland (ed). 1990. Tuna baitfish in the Indo Pacific Region: proceedings of a workahop, Honaiara, Salomon Islands, 11-13 December 1989.ACIAR Proceedings No. 30, 211p

O’Connell, C.P. 1981. Development of organ systems in nothern anchovy, Engraulis mordax, and other teleosts. Amer, Zool 21:429-446.

Oestenbrugge JAE, Bakker EJ, van DensenWLT, Machiels MAM, Zwieten PAM, 2002. Characterizing catch variability in a multispecies fishery. Di dalam

Oestenbrugge, JA. 2003. Uncertainty in daily catch rate in the light fisheries around Ambon and Lease Island; characterisation, causes and concequences. Thesis Wageningen University. The Nederlands

Oestenbrugge, JA. 2003. Uncertainty in daily catch rate in the light fisheries around Ambon and Lease Island; characterisation, causes and concequences. Thesis Wageningen University. The Nederlands.

Ongkers, O.T.S, 1999. Pemantauan aspek dinamika populasi ikan puri merah (Stolephorus heterolobus) dan alternatif pengelolaan di Teluk Ambon Bagian Dalam (Tidak Dipublikasikan) Jurusan MSP Fakultas Perikanan. Universitas Pattimura Ambon.

Palomera, I, and J. Lleonart. 1989. Field mortality estimates of anchovy larvae,

Engraulis encrasicolous, in the north-western Mediteranean. J.Fish Biol Vol 35: 133-138.

Pattikawa JA and Ongkers OTS. 2002. Dinamika populasi ikan puri putih

Stolephorus indicus. Di Teluk Ambon Bagian Dalam. Ichthyos. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Kelautan 1(1): 13-30.

Pattisina LA. 1985. Kecepatan guguran daun mangrove di hutan manggove Passo, Teluk Ambon Bagian Dalam (Skripsi). Fak. Perikanan Universitas Pattimura Ambon.

Pauly D. 1984. Fish population dynamics in tropical waters: A manual for use with programmable calculators. ICLARM Studies and reviews 8. International Center for Living Resources Management, Manila, 325 hal.

Pelasula DD. 2008. Dampak Perubahan Lahan Atas Terhadap Ekosistem Pesisir Teluk Ambon. (Tesis). Program Studi Ilmu Kelautan, Program Pascasarjana Universitas Pattimura.

[Pemda Kodya Ambon dan Faperikan Unpatti] Pemerintah Daerah Kota Madya Ambon dan Fakultas Perikanan Universitas Pattimura, 2003. Data dan Informasi Sumberdaya Perikanan Kota Ambon dan Kep. Lucipara. Ambon. Pond S, Pickard GL. 1981. Introductory dynamic oceanography. Pergamon Press.

Ricker WE. 1975. Computation and interpretation of biological statistics of fish population. BullFish.Res.Board Can. (191);382 hal.

Sahubawa L. 2002. Dampak Pembuangan Limbah Terhadap Perubahan Kualitas Oseanografi Biofisik-Kimia dan Produksi teri (Stolephorus spp) di Perairan Laut Teluk Ambon. Manusia dan Lingkungan 7(1):15-29

Sahilatua I, Widnyana N.N. 1996. Variasi meroplankton di Teluk Ambon. Perairan Maluku dan Sekitarnya. 10:49-57.

Selanno DAJ. 2009. Analisis hubungan antara beban pencemaran dan konsentrasi limbah sebagai dasar pengelaloaan kualitas lingkungan perairan Teluk Ambon Dalam. (Desertasi). Sekolah Pascasarjana Institut pertanian Bogor. 370 hal. Sharma S.P, Adams TJH. 1989. The Fiji tuna fishery. In Balber, S.J.M, and J.W.

Copland (ed). 1990. Tuna baitfish in the Indo Pacific Region: proceedings of a workshop, Honaiara, Salomon Islands, 11-13 December 1989.ACIAR Proceedings No. 30, 211 hal.

Sokal R.R.. Rohlf FJ. 1995. Biometry. W.H. Freeman and Company. New York. 887 hal.

Sparre P, . Venema SC. 1998. Introduction to tropical fish stock assesment. Part I; Manual. FAO Fisheries Tech Pap No. 306/I. Rev2. Rome. 407 hal.

Sumadhiharga OK. 1978. Beberapa Aspek Biologi Ikan Puri (teri) Stolephorus heterolobus (Ruppel), di Teluk Ambon. Oseanologi di Indonesia. 9:29-41. Sumadhiharga OK. 1992. Anchovy fisheries and ecology with special reference to

the reproductive biology of Stolephorus spp, in Ambon Bay. A Thesis submitted in fulfilllment of the requirement for the degree to Doctor of Phylosophy. University of Tokyo. 154 hal

Sumadhiharga OK, Yulianto dan Kresno, 1987. Pengamatan beberapa aspek biologi dan masalah yang dihadapi perikanan ikan umpan di Teluk Ambon, dalam Teluk Ambon I: Biologi, Perikanan, Oseanografi dan Geologi. Balitbang Sumberdaya Laut. Puslitbang-LIPI.Ambon. hal 55-61.

Supongpan M, Chongkolnee C, Somphon, Amphon L. 2000. Technical report on the anchovy fisheries in the gulf of Thailand. FAO/Norway government GCP/INT/648/NORCooperative Programme Field Report F-6 Suppl. FAO Rome.

Syahailatua, A. 1999. Komunitas fauna ikan yang tertangkap dengan jaring pantai dan bagan di Ambon Dalam: 1995-1997. Oseanologi Di Indonesia. 31:41-55. Tapilatu YH. 2001. Analisa beberapa aspek biologi ikan puri merah (Stolephorus heterolobus) di perairan Teluk Ambon Bagian Dalam (Skripsi). Fakultas Peikanan Universitas Pattimura. Ambon.

Tarigan Z, Sapulete D. 1987. Perubahan musiman suhu air laut di Teluk Bagian Dalam. Teluk Ambon: Biologi, Perikanan, Oseanografi, dan Geologi, Balitbang Sumberdaya Laut. Puslitbang Osenologi LIPI Ambon, Ambon.

I:81-90.

Waas HJD. 1994. Studi eksploratif potensi dan distribusi ikan pelagis di perairan Teluk Ambon Bagian Dalam pada musim Timur berdasarkan metode akustik kuantitatif. (Skripsi). Fakultas Perikanan Universitas Pattimura. 152hal. Whitehead PJP, Nelson GJ, Wongratana T. 1988 FAO species catalogue. Vol. 7.

Clupeoid fishes of the world (Suborder Clupeoidei). An annotated and illustrated catalogue of the herrings, sardines, pilchards, sprats, shads, anchovies and wolf- herrings. Part 2 - Engraulididae. FAO Fish. Synop. 7 (125) Pt. 2:579 p

Wan R, Zhao J.X.Y, and Wei H. 2008. Spawning ecology of the anchovy Engraulis japonicus in the spawning ground of the Southern Shandong Peninsula:. Spawning habits and embryonic developmental characteristics of the anchovy.

Acta Zoologica Sinica 554(6): 988–997.

Wiadnya, D.F.R. 2006. Kajian kebijakan pengelolaan perikanan tangkap di Indonesia: menuju pembentukan kawasan perlindungan laut. The Nature Conservacy – Southeast Asia Center for Marine Protected Areas. Bali.

Widodo, J dan S. Nurhakim, 2002. Konsep pengelolaan sumberdaya perikanan. Disampaikan dalam Training of Trainers on Fisheries Resource Management. 28 Oktober s/d 2 November 2002. Hotel Golden Clarion. Jakarta

Wouthuyzen S, Suwartana A, Sumadhiharga OK. 1984. Studi Dinamika Populasi Ikan Puri Merah Stolephorus heterolobus (Ruppel) dan Kaitannya Dengan Perikanan Umpan Di Teluk Ambon Bagian Dalam.Oseanologi Di Indonesia.18:1-20.

Wright PJ. 1990. The reproductive strategy of Stolephorus heterolobus in North Central Java Di dalamBalber SJM, Copland JW (ed).1990. Tuna baitfish in the Indo Pacific Region: proceedings of a workshop, Honaiara, Salomon Islands, 11-13 Decenber 1989.ACIAR Proceedings No. 30, 211 hal. Wright PJ., Willoughbyand NJ, Edwards AJ. 1989. Growth, size, and age of

Stolephorus heterolobus in North Central Java. Di dalam Balber SJM, Copland JW (ed). 1990. Tuna baitfish in the Indo Pacific Region: proceedings of a workshop, Honaiara, Salomon Islands, 11-13 December 1989.ACIAR Proceedings. No. 30, 211 hal.

Yusuf S.A. 1976. Perairan Teluk Ambon sebagai ladang ikan umpan. Lonawarta

Lampiran 2. Gambar Operasi Penangkapan Ikan Teri Merah

Bagan Jaring Pantai

Operasi Peangkapan Jaring Pantai Pengumpulan Hasil Tangkapan

Lampiran 3. Rataan muka laut (MSL) atau duduk tengah pasang surut di perairan Ambon

Musim Barat

Musim