• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pemerintah Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Dalam perkembangannya, keberadaan bangunan bersejarah di Kota Medan

Dalam dokumen OLEH SYARIFUDDIN SURAPATI NIM (Halaman 89-100)

METODOLOGI PENELITIAN

E. Kebijakan Pemerintah Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Dalam perkembangannya, keberadaan bangunan bersejarah di Kota Medan

sangat banyak untuk ditemukan. Namun kondisi ini tidak menutup kemungkinan akan perlunya suatu landasan hukum yang mengikat terhadap perlindungan bangunan-bangunan bersejarah di Kota Medan.Pada prinsipnya perlindungan secara hukum tersebut sudah berlaku sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 pada poin C yang menyebutkan “Bahwa Cagar Budaya berupa benda, bangunan,, struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan Cagar Budaya”.Akan tetapi kondisi riil saat ini menunjukkan wajah kota yang tidak bersahabat dengan eksistensi bangunan-bangunan bersejarah tersebut.Satu persatu bangunan bersejarah di Kota Medan di rubuhkan serta diganti dengan bangunan Modern lainnya.

Menurut peraturan daerah nomor 6 tahun 1988 di jelaskan tentang pelestarian bangunan dan lingkungan yang bernilai sejarah di Kota Medan yang mencakup 40 bangunan dan dua kawasan yang sudah dilindungi dan dilestarikan.Pada perakteknya dilapangan, eksistensi bangunan-bangunan bersejarah ini tetap saja menjadi makanan empuk bagi pengembang yang tidak paham sama sekali tentang Benda Cagar Budaya yang memiliki nilai sejarah, budaya dan kebudayaan.

88

Padahal sudah memiliki dasar hukum yang kuat dan sudah didaftarkan sebagai bangunan dan kawasan yang bernilai sejarah di Kota Medan. Yang lebih anehnya lagi, beberapa bangunan bersejarah yang dihancurkan tersebut adalah bangunan yang sudah terdaftar dalam Perda Kota Medan seperti yang ditulis melalui Pussisunimed Blog antara lain yaitu “Gedung Mega Eltra di Jalan Katamso, Kompleks Perkantoran Sipef atau PT. Tolan Tiga di sudut Jalan Zainul Arifin, Gedung South East Bank di Jalan Pemuda, Kantor Bupati Deli Serdang di Jalan Katamso, Kantor PU Medan di Jalan Listrik, Exs Gedung Kerapatan Adat Deli, Bangunan SMPN 1 Medan, Penghancuran Sembilan Rumah Panggung di Jalan Timur, Puluhan Bangunan Bersejarah di Jalan Kusuma, Exs Kantor Badan Kepegawaian Daerah Sumatera di Jalan Suka Mulia, Exs Bank Modern di Kawasan Kesawan Jalan Ahmad Yani, Balaikota Medan digadaikan ke swasta (Aston), Bangunan Villa Kembar di Jalan Diponegoro, Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) dan, Bangunan Ruko yang berada di Jalan Gwangju-Ahmad Yani”.

Keterangan lainnya menyebutkan “Banyak monumen masa lalu yang hanya terekam dalam bingkai foto bisu. Menyisakan nama dan cerita kejayaan masa lalu. Saksi hidup dari lembaran sejarah yang punah itu diantaranya eks Kantor Bupati Deli Serdang di Jalan Brigjen Katamso, Gedung South East Asia Bank di Jalan Ahmad Yani, eks Kantor Dinas Pekerjaan Umum Medan di Jalan Listrik, bangunan bersejarah Balai Kerapatan Adat di Jalan Brigjen Katamso, serta sembilan pemusnahan rumah panggung di Jalan Timur. Di Jalan Suka Mulia, eks Kantor Badan Kepegawaian Daerah Sumatera Utara juga sudah rata dengan

89

tanah. Rencananya, di bekas lokasi gedung tua ini akan dibangun apartemen mewah. Tiga tahun lalu bangunan bersejarah yang merupakan perpaduan arsitektur Eropa dan tropis, yaitu eks Gedung PT Mega Eltra, juga rata dengan tanah.Dan, yang kini masih bisa direkam adalah pembongkaran sebagian bangunan eks Bank Modern di kawasan Kesawan, Jalan Ahmad Yani.Bangunan bercorak art deco itu pernah menjadi Kantor Perwakilan Stork, perusahaan

Belanda yang memproduksi dan menjual mesin-mesin industry perkebunan (ipie3.wordpress.com/category/heritage/).

Kemudian berdasarkan pengamatan langsung peneliti didaerah Kesawan di kawasan Jalan Hindu, sangat banyak bangunan-bangunan lama seperti rumah-rumah di jalan Hindu dikawasan Kesawan kondisinya sangat memperihatinkan bahkan sampai-sampai terjadi penghancuran dengan tujuan didirikannya bangunan-bangunan baru dan lebih anehnya lagi memiliki izin langsung dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan yang menyertakan izin yang sah seperti SIMB (Surat Izin Membangun Bangunan).Dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemko) adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hilangnya beberapa benda cagar budaya tersebut, yang memungkinkan secara holistik Kota Medan kehilangan jejak historisnya sebagai kota bersejarah.

Perlunya usaha sadar dari pemerintah untuk mengupayakan kegiatan sosialisasi langsung kepada masyarakat dan peserta didik terkait langsung dengan pengenalan Benda Cagar Budaya yang secara historis memiliki penguatan nilai sejarah didalamnya yang memungkinkan terciptanya maintset masyarakat dan peserta didik akan pentingnya nilai Benda Cagar Budaya tersebut. Dibawah ini

90

adalah gambaran beberapa bangunan-bangunan bersejarah di Kota Medan yang memiliki identitas penting (lihat Tabel 3).

Pemetaan Kawasan Lingkungan Lama 40 Situs/Bangunan Bersejarah di Kota Medan

No Nama Bangunan Bersejarah

Berdasarkan Lokasi

Kecamatan Kelurahan Tempat

1 Balai Kota Lama Medan Barat Kelurahan Kesawan Lingkungan IX

Jalan Balaikota

2 Kantor Bank Indonesia Medan Barat Kelurahan Kesawan Lingkungan IX

4 Kantor Pos dan Giro Medan Barat Kelurahan Kesawan Lingkungan IX

Jalan Pos Nomor 1 Medan 5 Stasiun Kereta Api Medan Barat Kelurahan Kesawan

Lingkungan VII

Jalan Stasiun Kereta Api Nomor 1 Medan 6 Asuransi Jasindo Jakarta

Llyod

Medan Barat Kelurahan Kesawan Lingkungan VII

Persimpangan Jalan Ahmad Yani VII 7 Kesawan Medan Barat Kelurahan Kesawan Jalan Hindu (Banyak

Bangunan Tua Yang Tidak Terawat) 8 London Sumatera Medan Barat Kelurahan Kesawan

Lingkungan VI

Persimpangan Jalan Ahmad Yani VII 9 Exs Gedung Depnaker Medan Barat Kelurahan Kesawan

Lingkungan VI

Jalan Ahmad Yani VII Nomor 32 Medan 10 Bank Mandiri Medan Barat Kelurahan Kesawan

Lingkungan VI

91

12 Rumah Tjong A Fie Medan Barat Kelurahan Kesawan Lingkungan IV

Jalan Ahmad Yani Nomor 105 Medan 13 Masjid Gang Bengkok Medan Barat Kelurahan Kesawan

Lingkungan II

Medan Timur Kelurahan Gang Buntu 17 Restaurant Tip Top Medan Barat Kelurahan Kesawan

Lingkungan IV

Jalan Jenderal A. Yani Nomer 92 Medan 18 Masjid Raya Medan kota Kelurahan Masjid

Lingkungan VI

Jl. Masjid Raya

19 Istana Maimoon Medan Maimun Kelurahan Aur Jl. Sultan Al-Rasyid Nomor 66 Medan 20 Kolam Sri Deli Medan Kota Kelurahan Masjid

Lingkungan VI

Jl. Masjid Raya

21 Kolam Paradiso Medan Kota Kelurahan Masjid Jl.Sisingamangaraja Nomor 6 Medan 23 Rispa Perkebunan Medan Baru Kelurahan Kampung

Baru 25 Gereja Immanuel Medan Polonia Kelurahan Madras

Hulu

Jalan P.Diponegoro Nomor 25-27 Medan 26 GKI (Gereja Kristen Medan Petisah Kelurahan Petisah Jalan Zainul Arifin

92

Indonesia) Tengah Nomor 126 Medan

27 Kuil Sri Mariamman Medan Petisah Kelurahan Petisah Tengah

Jalan Tengku Umar Nomor 18 Medan 28 Asuransi Jiwasraya Medan Maimun Kelurahan Aur

Lingkungan V

Jalan Palang Merah Nomor 17 Medan 29 Rumah Dinas Gubernur

Sumatera Utara Medan Polonia Kelurahan Anggrung Jalan Jendral Sudirman 30 Kantor PTPN IV Medan Maimun Kelurahan Hamdan Jalan Jendral Suprapto

Nomor 2 Medan 31 Rumah Dinas Walikota

Medan

Medan Polonia Kelurahan Anggrung Jalan Jend. Sudirman Nomor 35 Medan

33 Sekolah Immanuel Medan Polonia Kelurahan Madras Hulu

35 Museum Perjuangan Medan Polonia Kelurahan Madras Hulu

Jalan Selamet Riyadi Nomor 1 Medan 36 Restauran Ria Medan Kota Kelurahan Pasar

Baru Lingkungan V

Jalan Palangkaraya Nomor 145 Medan 37 Kantor PT. Kereta Api Medan Timur Kelurahan Gang

Buntu

Jl.Prof.H.M.Yamin Nomor 14 Medan 38 Kantor Telkom Medan Timur Kelurahan Sidodadi Jl.Prof.H.M.Yamin

Nomor 13 Medan 39 Standart Chartered Bank Medan Maimun Kelurahan Hamdan Jalan Imam Bonjol 40 Rumah Sakit Elisabeth Medan Maimun Kelurahan Jati Jalan Haji Misbah

Nomor 7 Medan Tabel.3. Sumber : Data Diolah Berdasarkan Pengamatan Peneliti di Lapangan

Tahun 2013

93

Dapat diklasifikasikan bangunan bersejarah di Kota Medan menjadi 4 bagian berdasarkan peran dan fungsi sosialnya : I.Bangunan Belanda, II.Bangunan Melayu(Kesultanan Deli), III.Bangunan Cina, dan yang terakhir IV.Bangunan Hindu.Pada kenyataanya, begitu banyak bangunan-bangunan bersejarah di Kota Medan yang menunjukkan keindahan bangunan kuno/lama yang bisa menjadi sumber pembelajaran yang mengedepankan studi pembelajaran wisata sejarah (History Learning Tour) berupa kunjungan di setiap gedung kuno yang masih tersisa di Kota Medan.

1. Bentuk Penyelamatan Bangunan bersejarah

Bangunan-bangunan bersejarah di kawasan Kota Medan merupakan bangunan Cagar Budaya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, yang perlu dilestarikan dan dipertahankan bagi generasi mendatang.Bentuk penyelamatan tersebut merupakan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan sesuai instruksi Bapak Walikota Medan berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Tentang Pelestarian Bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya.Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan ini diserahkan Kepada:

a. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan b. Dinas Pendidikan Kota Medan; dan

94

c. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan.

Adapun isi dari instruksi tersebut sesuai pasal 1 agar dapat dilaksanakan sesuai SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kota Medan melalui Instansi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, Dinas Pendidikan Kota Medan dan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pelestarian Bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya.

Namun ada beberapa kekurangan dalam instruksi penyusunan kebijakan peraturan tersebut. Pertama, Kurang relevannya penunjukkan langsung yang diarahkan sesuai Peraturan Walikota Medan terhadap aspek Pelaksanaan Peraturan Walikota Tentang Pelestarian Bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya yang hanya melibatkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,Dinas Pendidikan Kota Medan dan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan.Seharusnya pelaksanaan tersebut harus Melibatkan pihak Kecamatan yang lebih paham tentang ruang lingkup wilayahnya yang strategis serta menjadi pendongkrak sektor pendapatan daerah di wilayahnya, Kedua, perlu adanya keterlibatan pihak Kelurahan yang selalu berkoordinasi langsung dengan pihak Kecamatan dalam menyampaikan laporan kondisi fisik maupun non fisik di lingkungannya yang dalam hal ini bertugas melakukan pendataan inventaris Benda Cagar Budaya di lingkungan kerjanya, serta pihak Kelurahan harus aktif dalam kegiatan pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh Lurah dan PKK Kelurahan kepada warganya (warga binaan).Ketiga, diperlukannya Kepling (kepala lingkungan) sebagai motor

95

penggerak penyampaian sosialisasi dengan warga sebagai kegiatan rutin yang dilakukan pihak Kelurahan maupun pihak Kecamatan.

2. Bentuk Pengembangan Bangunan Bersejarah

Peningkatan potensi nilai wisata bersejarah merupakan bentuk dari upaya pengembangan tujuan wisata Kota Medan dalam memperkenalkan berbagai macam peninggalan-peninggalan penting yang menjadi daya tarik Pemerintah daerah di wilayahnya.Peningkatan potensi nilai tersebut tercermin dari munculnya semangat Pemerintah Kota Medan bekerjasama dengan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan pemerhati lainnya seperti BWS (Badan Warisan Sumatera), PUSSIS (Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial) serta turut mengajak pemilik bangunan bersejarah untuk ikut menjaga dan melestarikan Benda Cagar Budaya tersebut.

Kerjasama tersebut bertujuan untuk melakukan pendatan terhadap bangunan-bagunan lama yang ada di Kota Medan serta kawasan yang wajib dilindungi. Kerjasama tersebut juga turut melibatkan pemilik bangunan untuk tetap mempertahankan keaslian bangunan tanpa harus merubah bentuk fisik bangunan. Adapun tujuan rancangan tersebut sesuai Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2012 yang tertuang pada pasal 2 menyebutkan “ Pelestarian Bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya bertujuan :

a. Mempertahankan keaslian bangunan dan/atau lingkungan cagar budaya yang mengandung nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

b. Memulihkan keaslian bangunan dan/atau lingkungan yang mengandung nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

96

c. Melindungi dan memelihara bangunan dan/atau lingkungan cagar baudaya dari kerusakan dan kemusnahan baik karena tindakan manusia maupun proses alam, dan

d. Mewujudkan bangunan dan/atau lingkungan cagar budaya sebagai kekayaan budaya untuk dikelola, dikembangkan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya untuk kepentingan pembangunan citra positif daerah tujuan wisata.

Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan potensi wisata kota bersejarah yang saat ini dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam meningkatkan potensi wisata bersejarah.”Menurut Bapak Hendrik selaku pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Menilai

“Peningkatan potensi wisata ini dimaksudkan sebagai bentuk peningkatan kinerja instansi pemerintah dalam meningkatkan kunjungan wisata bersejarah di Kota Medan dengan motto Visit Medan Years”.

Mengenai pengenbangan dan pengelolaan pariwisata di Kota Medan, Bapak Erianto menerangkan bahwa “masalah tersebut dirasa kurang, dibandingkan dengan wisatawan lokal maupun wisatawan asing kurang merasa menarik mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kota Medan, dengan alasan kurangnya rasa aman (keamanan) untuk berwisata di Kota Medan. Padahal secara ekonomi, pengembangan potensi nilai wisata ini sebenarnya dapat memberikan kontribusi dalam memajukan industri pariwisata serta meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Medan.

97

3. Bentuk Penyuluhan Bangunan Bersejarah

Benda Cagar Budaya (BCG) memiliki sifat unik, langka, tidak dapat diperbaharui. kondisi ini sebenarnya sudah menjadi hal yang umum untuk kita ketahui, persoalannya adalah bagaiman kita dapat memanfaatkannya menjadi hal yang menarik serta dapat diketahui oleh publik dengan adanya benda cagar budaya tersebut. Pada masa otonomi daerah saat ini, dimana pemerintah daerah (Pemda) mempunyai kewenagan yang besar untuk mengatur daerahnya, telah juga

ikut serta dalam hal pelestarian serta pengenalan benda cagar budaya yang dahulunya dominan dilakukan oleh pemerintah pusat.Namun disisi lain pelestarian serta pengenalan benda cagar budaya oleh Pemda tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Padahal saat ini Kota Medan memiliki begitu banyak aset Benda Cagar Budaya yang masih bayak tersisa, namun publik masih banyak yang belum mengetahui apa itu benda cagar budaya khususnya kalangan masyarakat maupun siswa/siswi yang pada kenyataannya ketika ditanya hal yang berkaitan dengan Benda Cagar Budaya yang ada di Kota Medan masih diam dan belum menyadari dalam mengenal benda cagar budaya tersebut dikarenakan minimnya peran pemerintah daerah melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat maupun peserta didik tentang arti penting benda cagar budaya.Minimnya kegiatan penyuluhan ini ditandai dengan keterbatasan pemerintah dalam mengupayakan kegiatan penyuluhan melalui penyediaan informasi Benda Cagar Budaya di Kota Medan ditandai dengan mengupayakan penyediaan antara lain:

98 1. Billboard

2. Baliho

3. Mobil Sosialisasi

4. Kemajuan IPTEK (publikasi Informasi melaui Media Elektronik) 5. Seminar Benda Cagar Budaya di Lingkungan Masyarakat maupun

Akademis (Sekolah).

Pada dasarnya penyediaan tersebut dimaksudkan agar memberikan keterbukaan akses informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat maupun dikalangan akademis sehingga menimbulkan rasa kepedulian dan simpati masyarakat dalam menjaga, melestarikan, mengembangkan, serta turut andil bekerjasama dengan pemerintah daerah sehingga dapat menumbuh kembangkan kesadaran dan tanggung jawab bersama (Kolektif) dalam pelestarian bangunan-bagunan bersejarah tersebut yang mencakup sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan didalamnya.

F. Pemanfaatan Sejarah Bangunan Bersejarah Sebagai Sumber

Dalam dokumen OLEH SYARIFUDDIN SURAPATI NIM (Halaman 89-100)