• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Faktor Penghambat Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam percepatan

Implementasi kebijakan publik dengan bekerja sama dengan berbagai pihak yang diterapakan pemerintah tentunya didalamnya terdapat perkembangan untuk melihat sejauhmanna kebijakan tersebut dijalankan dan faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat pelaksanaan kebijakan tersebut, Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam penanganan dan pengendalian COVID-19 .Berikut kutipan wawancara Bapak Muhammad Khadafi selaku Kepala Bidang satu Pencegahan dan Kesiap siagaan :

“Pelaksanaan PSBB di dukung dengan terlibatnya banyak pihak pada saat pelaksanaan PSBB,dari pemerintah sampai masyarakat pun terlibat pada pelaksanaan PSBB hanya saja apabila kebijakan yang di terapkan hanya PSBB akan menimbulkan masalah perekonomian di tengah masyarakat sehingganya pemerintah melakukan pelonggaran PSBB samapai dengan

53

penerpan New normal sehingga masyarakat dapat melakukan aktifitas tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan“

Dari hasil wawancara dapat di amati bahwa PSBB yang diterap kan oleh pemeritah Kota Makassar melibat kan semua pihak di kota makassar sehingga terjadi keterbukaan publik dimasyarakat. Berikut beberapa faktor penghambat Penerapan Kebijakan PSBB di Kota Makassar yaitu

1. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang semakin meluas dan diperpanjang dapat meningkatkan kecemasan sosial. Yang di maksud dengan kecemasan sosial antara lain tidak ada kepastian kapan penyebaran COVID-19 akan berakhir,kecemasan mengenai kehidupan Kecemasan ini ditandai dengan beberapa hal. Pertama, kecemasan karena tidak memperoleh kepastian kapan penyebaran virus corona dapat diatasi. Kedua, kecemasan mengenai masa depan kehidupan, karena ancaman kehilangan pekerjaan dan sumber mata pencaharian akibat kebijakan PSBB,Ketiga, terlalu lama berdiam di rumah tanpa aktivitas dan tanpa pekerjaan jelas, hanya akan melahirkan berbagai tekanan psikis yang berakibat buruk .

2. Banyak masyarakat yang masih melanggar aturan dengan berbagai alasan. Masyarakat tidak merasa takut akan sanksi karena seperti yang kita ketahui penerapan sanksi memang belum diterapkan maksimal.

Hal ini membuat pemerintah kewalahan dalam pelaksanaan PSBB sehingga membutuhkan banyak pihak untuk berkerja sama.

54

F. Faktor Pendukung Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam percepatan penengendalian Covid-19 di Kota Makassar

Faktor pendukung merupakan suatu hal yang menjadi dorongan agar kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.sebagaimana yang di ungkapakan oleh Bapak Muhammad Khadafi selaku Kepala Bidang satu Pencegahan dan Kesiap siagaan :

“Adapun faktor yang mendukung pelaksanaan PSBB di Kota Makassar adanya persetujuan dari pemerintah pusat untuk melaksanakan PSBB karena daerah tidak dapat melaksanakan tanpa adanya persetujuan dari Pemerintah Pusat dan juga kesiapan Kota Makassar dalam pelaksanaan PSBB yaitu ketersediannya sarana dan Prasarana”.

Dari hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa faktor pendukung dalam pelakasanaan Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam percepatan penengendalian Covid-19 di Kota Makassar yaitu :

1. Legalitas dari Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan PSBB serta kerjasama pemerintah Kota Makassar dengan pihak keamanan samapai dengan Pemerintah tingkat kecamatan dan kelurahan.

Yang di maksudkan dengan legalitas adalah permohonan dalam menerapkan PSBB di Kota Makassar di setujui oleh Pemerintah Pusat melalui Kementrian Kesehatan RI kemudian di tindak lanjuti dengan mengeluarkan peraturan perwali kemudian dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan berbagai pihak mulai dari kemanan samapai dengan pemerintahan tingkat kecamatan dan kelurahan

2. Sarana dan Prasarana yang efektif dan efesien dalam pelaksanaan PSBB di Kota Makassar

55

Sarana prasarana yang di maksud dalam pelaksanaan PSBB dikota Makassar yaitu Penyediaan Posko induk serta posko posko di setiap tempat-tempat umum dan juga di setiap perbatasan Kota Makassar dan juga penyaluran sembako bagi masyarakat terdampak.

G. Hasil Kolaborasi pemerintah dengan masyarakat dalam percepatan pengendalian COVID-19 Di Kota Makassar

Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam percepatan pengendalian COVID-19 apabila di lilhat dari tujuan awal penerapan PSBB yaitu untuk menekan pesebaran COVID-19 di Kota Makassar berjalan dengan baik namun penerpan PSBB berdampak pada perekonomian Kota Makassar sehingga Penerapan PSBB harus di ganti dengan kebijakan yang lain tetapi dengan memperhatikan damapak yang dari penerapan PSBB sehingga tidak terulang kembali .Hal senada di sampaikan oleh Bapak Muhammad Khadafi selaku Kepala Bidang satu Pencegahan dan Kesiap siagaan :

“Penerapan PSBB memang cukup efektif dalam menekan persebaran COVID-19 di Kota Makassar dapat dilihat dari pada pelaksanaannya masyakat secara keluruhan mematuhi protokol kesehatan yang di terapkan pemeirntah. Tetapi jika di terapkan dalam jangka waktu yang panjang sangat berdampak pada kehidupan masyarakat terlebih pada perekonomian Kota Makassar olehnya itu Pemerintah mengambi kebijakan Penerapa New Normalyang artinya masyarakat dapat beraktifitas kembali dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku”.

Secara keseluruahan kerja sama pemerintah dengan masyarkat dalam pelaksanaan PSBB berjalan dengan baik namun pemeirntah tidak dapat melaksanakan PSBB dengan jangaka waktu yang panjang oeleh nya itu Pemerntah mengambil kebijakan Penerapan New Normal, Penerpanan New normal juga merupakan bentuk kerjasama pemerintah dengan masyarakat dalam penganggunangan Percepatan Covid-19 .Penerapan New

56

Normal di Indonesia diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di tempat kerja perkantoran dan industri dalam usaha mendukung keberlangsungan pada situasi pandemi. New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, tapi ditambah dengan penerapan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Penelitian dapat di simpulkan bahwa

1. Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam Percepatan Pengendalian Covid-19 di Kota Makassar.

Aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibuat untuk dapat menekan perkembangan Virus Corona (COVID-19) di Kota Makassar dalam pelaksanaannya pemerintah berkolaborasi dengan berbagai pihat termasuk masyarakat dimana bentuk kerjasama atau kolaborsi mayarakat dapat mematuhi peraturan yang di terapkan oleh pemerintah dan pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang diterapkan di tengah masyarakat.

2. Latar Belakang ((Problem Setting) Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam percepatan penengendalian Covid-19 di Kota Makassar.

Kebijakan penerapan PSBB merupakan respon pemerintah Kota Makassar terhadap status kedaruratan-kedaruratan di tengah masyarakat agar dapat mencegah meluasnya penyebaran penyakit darurat yang terjadi antar orang di satu wilayah tertentu yang disebabkan oleh COVID-19 . Selain itu, dampaknya telah mengakibatkan terjadi keadaan tertentu sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan, yaitu dengan tindakan PSBB.

3. Penetapan Tujuan (Direction Setting) Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam percepatan penengendalian Covid-19 di Kota Makassar

58

Tujuan dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Kota Makassar untuk menekan persebaran Covid-19 di Kota Makassar.

4. Penerapan (Implementation) Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam percepatan penengendalian Covid-19 di Kota Makassar.

Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan PSBB.

Sebelum melakukan PSBB pemerintah Kota Makassar terlebih dahulu melakukan sosialisasi terkait akan dilaksanakan PSBB kepada masyarakat, pembagian sembako bagi masyarakat terdamapak yang di bantu oleh petugas Gugus Tugas Covid-19 kemudian oleh Pemerintah tingkat kecamatan dan Keluharan sehingga penyaluran dapat selesai sebelum pelaksanaan PSBB. Dan melakukan persiapan pengawasan di setiap perbatasan sehingga dapat mengontorol masyarakat yang keluar masuk di Kota Makassar.

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam Percepatan Pengendalian Covid-19 Kota Makassar Berikut beberapa faktor penghambat Penerapan Kebijakan PSBB di Kota Makassar yaitu

1. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang semakin meluas dan diperpanjang durasinya dapat meningkatkan kecemasan sosial.

2. Banyak masyarakat yang masih melanggar aturan dengan berbagai alasan. Masyarakat tidak merasa takut akan sanksi karena

59

seperti yang kita ketahui penerapan sanksi memang belum diterapkan maksimal. Sedangkan faktor pendukung,

3. legalitas dari pemerintah pusat dalam pelaksanaan PSBB serta kerjasama pemerintah Kota Makassardengan pihak keamanan samapai dengan Pemerintah tingkat kecamatan dan kelurahan.

4. Sarana dan Prasarana yang efektif dan efesien dalam pelaksanaan PSBB di Kota Makassar.

B. Saran

1. Masyarakat lebih patuh lagi terhadap protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah mulai dari memakai masker saat beraktivitas, selalu menjaga jarak dan sering mencuci tangan dalam menjalankan aktivitas pada tatanan kebiasaan baru.

2. harus ada kerja sama yang baik pemerintah dengan warga masyarakat (baik pengusaha, pedagang, maupun masyarakat biasa).

60

DAFTAR PUSTAKA

A.Umar, Burhanuddin, N. (2019). Kolaborasi Aktor dalam Pembangunan Pariwisata Hutan Mangrove Tongke-Tongke Kabupaten Sinjai, Sulawesi

Selatan. Matra Pembaruan, 3(1), 57–66.

https://doi.org/10.21787/mp.3.1.2019.57-66

Ahyar, H., Maret, U. S., Andriani, H., Sukmana, D. J., Mada, U. G., Hardani, S.Pd., M. S., Nur Hikmatul Auliya, G. C. B., Helmina Andriani, M. S., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Sukmana, D. J., & Istiqomah, R.

R. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (A. Husnu Abadi, A.Md. (ed.); Issue March). CV. Pustaka Ilmu Editor:

Arrozaaq, D. L. C. (2016). Collaborattive Governance (Studi Tentang Kolaborasi Antar Stakeholders Dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Sidoarjo). Kebijakan Dan Manajemen Publik, 3, 1–13.

http://repository.unair.ac.id/67685/

Badan Pusat Statistika Kota Makassar. (2020). Kota Makassar (Vol. 15).

Cahya, A., Nisak, C., Wardhani, A. R., Industri, T., Malang, U. W., Industri, J. T.,

& Malang, U. W. (2019). SOSIAL KOLABORASI ANTAR DIVISI R & D DENGAN DIVISI PRODUKSI PADA PT . XYZ. Ciastech, 57–66.

Dr. Ismael Nurdin, Dra. Sri Hartati, M. S. (2019). Metodologi Penelitian Sosial (S. H. Lutfiah (ed.); Edisi ke-2). Penerbit Media Sahabat Cendekia.

Fakhruroji, M., Tresnawaty, B., Sumadiria, A. S. H., Risdayah, E., & Kunci, K.

(2020). Strategi Komunikasi Publik Penanganan COVID-19 di Indonesia : Perspektif Sosiologi Komunikasi Massa dan Agama. Ilmu Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1(1), 1–11.

Febrian, R. A. (2016). Collaborative Governance Dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan (Tinjauan Konsep dan Regulasi). Wedana, II, 200–208.

http://journal.uir.ac.id/index.php/wedana/article/view/1824 diakses pada tanggal 5 April 2019 pukul 02:55 WIB

Herdiana, D. (2020). Implementasi Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (Psbb) Sebagai Upaya Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Isnawati. (2017). Peranan Kebijakan Publik Terhadap Pemberantasan Korupsi (Kasus Uninterrutible Power Suply Pemerintah Di Dki Jakarta). Jurnal

LEGALITAS, 2(2).

http://ijims.iainsalatiga.ac.id/index.php/ijims/article/view/259/212%0Ahttps:/

/ejournal.inzah.ac.id/index.php/attalim/article/view/108

61

Kartono. (2020). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dan Pidana Denda Dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Pandemi Coronavirus

Disease (Covid)-19. 7(8), 687–694.

https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i8.16550

Kridawati Sadhana. (2011). Realitas Kebijakan Publik. PENERBIT UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM PRESS.

La Ode Syaiful Islamy H. (2018). Collaborative Governance konsep dan Aplikasi.

Deepublish.

Mollita Rusi, E. U. dan L. N. (2020). Strategi Pemerintah Indonesia Dalam Membentuk Opini Publik Terkait Pemberlakuan PSBB Mollita. 1(9), 632–

640.

MS, Zulfa Har, R. A. (2020). Merespon Nalar Kebijakan Negara Dalam Menangani Pandemi Covid 19 Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia, 7(1), 36–53. https://doi.org/10.24815/ekapi.v7i1.17370 Muh. Hasrul. (2020). Aspek hukum pemberlakuan pembatasan sosial berskala

besar (PSBB) dalam rangka penanganan corona virus disease 2019 (COVID-19). Legislatif( Lembagran Gagasan Mahasiswa Yang Solutif Dan Inovatif )Lemaga Penalaran Dan Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Hukum

Universitas Hasanuddin, 3, 385–39.

Nasruddin, R., & Haq, I. (2020). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan

Masyarakat Berpenghasilan Rendah. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(7). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i7.15569

Ni Nyoman Pujaningsih 1, I. G. A. A. D. S. P. 2 U. (2020). Penerapan Kebijakan Pembatasan Kegiatan Wabah Covid-19 Di Kota Denpasar. 6, 458–470.

Nurfurqon, A. (2020). Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Covid-19: Perspektif Hukum Administrasi Negara. Jurnal Yustika: Media

Hukum Dan Keadilan, 23(01), 13–23.

https://doi.org/10.24123/yustika.v23i01.2864

Ririn Aswandi, Zulistiani Nur Marwah Puteri Madjid, A. 1Fakultas. (2020).

62

menilik aturan rapid test di tengah adaptasi kebiasaan baru (studi kasus kota makassar) Ririn. Journal of Chemical Information and Modeling, 4(9), 1689–1699.

Rokim. (2019). Analisis Kebijakan Versi Dunn & Implementasinya dalam Pendidikan Islam. PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam, 14(2), 60–69.

Sirajuddin, N. (2020). Pengaruh Kontak Erat terhadap Kasus Konfirmasi Covid- 19 di Kota Makassar Tahun 2020. 100–110.

Sumandiyar, A., & Nur, H. (2020). Membangun Hubungan Sosial Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 di Kota Makassar. Prosiding Nasional Covid-19, 74–81. https://www.ojs.literacyinstitute.org/index.php/prosiding-covid19/article/view/42

Tasruddin, R. (2018). Proses Kolaborasi Antar Pemerintah, Swasta, Dan Masyarakat Dalam Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah. Jurnal

Komodifikasi, 48–59.

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Komodifikasi/article/download/5500/4849

Telaumbanua, D. (2020). Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan Covid-19 di Indonesia. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12(01), 59–70. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v12i01.290

L

A

M

P

I

R

A

N

DOKUMENTASI

Wancara Bersama Bapak Muhammad Khadafi

Wancara Bersama IBU ROS Wancara Bersama Bapa Izmar

Wancara Bersama Bapak Arif

Daftar Riwayat Hidup

Nurianita Amsir lahir di kota Palu, Provisinsi Sulawesi Tengah Pada tanggal 15 Desember 1998. Penulis lahir dari pasangan Sarwan Amsir dan Zuhra Rasyid dan merupakan anak sulung dari dua bersaudara yakni Iqbal Amsir. Pada tahun 2006 penulis masuk Sekolah Dasar Inpres 1 Tirta Kencana Kec.Toili dan lulus pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan sekolah tingkat pertama pada tahun yang sama di SMP Negeri 1 Toili dan lulus tiga tahun kemudian pada tahun 2014. Selanjutnya masuk pada sekolah menengah akhir di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo dan lulus pada tahun 2017. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik .

Pada tanggal 09 Juni 2021 penulis dinyatakan lulus dengan lama studi selama 3 tahun 8 bulan dan berhak menyandang gelar Sarjana Ilmu P melalui Ujian Komprehensif Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar.