• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

4.3 Implementasi CSR

4.4.5 Kebijakan umum CSR berkelanjutan dalam industr

Berdasarkan hasil analisis dari industri otomotif di bawah naungan Indomobil Group tersebut baik PT. SIM maupun PT. NMI dan PT. HMMI dimana masing-masing terdapat perbedaan karakteristik baik dari segi lokasi perusahaan dan aktivitas CSR yang berbeda, dapat ditarik kesimpulan berikut :

1.Masing-masing perusahaan memiliki karakteristik tersendiri yang dapat berbeda dengan perusahaan lainnya, sehingga mengakibatkan atribut-atribut CSR berkelanjutannya menjadi berbeda-beda.

2.Dari hasil penelitian terdapat satu atribut dari keseluruhan atribut CSR berkelanjutan dari masing-masing perusahaan yang mempunyai kesamaan, yaitu peluang usaha. Dengan demikian faktor peluang usaha menjadi atribut yang penting untuk menjadi prioritas utama untuk diperhatikan dalam industri otomotif.

a. Penciptaan peluang usaha

Peluang usaha yang timbul akibat adanya industri otomotif adalah amat besar. Ini sesuai dengan karakteristiknya dimana industri otomotif menurut Williams (2010) memberikan kontribusi utama terhadap perekonomian dibandingkan jenis industri lainnya diseluruh dunia. Upaya peningkatan peluang usaha yang berdasarkan pada pemberdayaan masyarakat adalah bentuk pemberdayaan ekonomi lokal yang berarti memampukan masyarakat sekitar agar dapat mandiri secara ekonomi atau setidak-tidaknya memberikan pacu agar terjadi perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Pemacu tersebut dapat menjadi multiplier effect yang akan melipatgandakan dampak berupa nilai tambah bagi masyarakat (Nindita 2008). Pada dasarnya terdapat enam modal yang tidak dimiliki oleh masyarakat miskin (Sachs (2005), diacu dalam Nindita 2008) yaitu: modal manusia, modal usaha, infrastruktur, modal alam, modal institusi publik dan modal pengetahuan. Dalam aspek pembangunan ekonomi lokal yang terpenting adalah modal manusia (human capital), modal usaha (business capital) dan modal pengetahuan (knowledge capital). Peningkatan peluang usaha oleh industri otomotif bagi masyarakat sekitar dapat dilakukan melalui peningkatan modal manusia melalui peningkatan keterampilan melalui psosialhan-psosialhan untuk dapat menjadi produktif secara ekonomi, pemberian beasiswa, menjadi orang tua asuh bagi pelajar kurang mampu dilingkungan masyarakat sekitar, dan sebagainya. Peningkatan peluang usaha dalam bentuk modal usaha dapat diberikan dalam bentuk pemberian bantuan mesin dan peralatan, sarana-sarana produksi dan jasa termasuk akses pasar, sedangkan peningkatan modal pengetahuan diberikan dalam bentuk psosialhan teknis untuk meningkatkan produktifitas sesuai usaha yang digeluti atau akan digeluti masyarakat sehingga keluaran yang dihasilkan baik dalam bentuk produk dan jasa dapat memenuhi standar yang ditetapkan dan dibutuhkan oleh pasar, termasuk perusahaan.

Menurut Nindita (2008) berbagai aktivitas CSR perusahaan yang berdampak pada peningkatan pemberdayaan ekonomi lokal termasuk peningkatan peluang usaha masyarakat sekitar adalah :

1. Fasilities sitting and management adalah akibat keberadaan perusahaan di suatu wilayah akan menyebabkan bermunculannya aktivitas-aktivitas bisnis di sekitar lokasi perusahaan seperti warung-warung, penginapan, kesempatan untuk menjadi pemasok bagi aktivitas perusahaan.

2. Employment, yaitu kesempatan terjadinya kontrak pembelian bahan baku atau jasa baik yang sifatnya bahan baku seperti komponen dan jasa produksi seperti pengerahan tenaga kerja maupun yang sifatnya pendukung seperti kontrak katering, jasa angkutan karyawan dan sebagainya dengan pemasok lokal.

3. Product and service development, use and delivery, melalui kebijakan penetapan harga (pricing) dan penjualan (marketing), perusahaan dapat mengelola permintaan atas produk dan jasa yang dijual. Saluran distribusi yang dipergunakan dapat menciptakan dampak ekonomi secara tidak langsung dengan memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan. 4. Sourcing and Procurement, kegiatan perolehan dan pembelian

sumberdaya melalui pemasok lokal dapat memberikan manfaat secara tidak langsung kepada masyarakat.

5. Financial Investment and Fiscal Contribution, investasi keuangan perusahaan dapat dilakukan dalam bentuk modal yang ditanam untuk pengembangan komunitas dan organisasi venture capital, atau untuk membantu pembentukan koperasi. Kontribusi fiskal berupa pajak atau subsidi yang dibayarkan kepada pemerintah oleh perusahaan akan dapat memberikan sumbangan kepada pengembangan ekonomi masyarakat sekitar

6. Philanthropy and Community Investment, berbagai aktivitas corporate giving yang berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penciptaan peluang usaha.

b. Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

Upaya perbaikan kinerja CSR yang dilakukan adalah dengan senantiasa memperhatikan kinerja usaha, karena akan sulit bagi perusahaan untuk beraktivitas, termasuk aktivitas CSR tanpa memperhatikan kemajuan usaha. Aktivitas CSR yang dilakukan dapat mengikuti competitive context- focused philanthrophy atau CSR fokus kepada keunggulan kompetitif (Porter and Kramer, diacu dalam Nindita, 2008) berikut :

1. Factor condition, yaitu aktivitas CSR yang dapat meningkatkan kualitas

input yang akan digunakan. Yaitu dengan melakukan aktivitas penyiapan sumber daya manusia melalui kegiatan pemberian pelatihan teknis seperti perbengkelan otomotif bagi masyarakat sekitar termasuk pelatihan kewirausahaan dan bantuan permodalan, dimana aktivitas perbengkelan otomotif justru menjadi sarana pendukung after sales service perusahaan. Kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan dan peningkatan peluang usaha baik pemasaran mobil maupun usaha-usaha yang mendukung pemasaran baik yang in-line pelatihan kewirausahaan maupun out-line

dengan usaha pokok seperti pelatihan tenaga koperasi katering karyawan perusahaan merupakan bagian dari aktivitas ini. Kegiatan peningkatan kualitas infrastruktur seperti pembersihan lingkungan seperti kali disekitar perusahaan, penanaman pohon dengan melibatkan masyarakat dan kontraktor lokal dapat menciptakan peluang usaha bagi masyarakat sekitar. Dampak dari kegiatan ini selain lingkungan yang bersih, nyaman dan meningkatkan kualitas kesehatan termasuk karyawan yang bermukim di sekitar lokasi perusahaan, juga menguntungkan perusahaan menjadi bebas banjir dan reputasi perusahaan meningkat.

2. Context for strategy and rivalry, aktivitas CSR berupa partisipasi secara sukarela dalam kesepakatan-kesepakatan maupun gerakan-gerakan yang mengarahkan pada iklim usaha yang lebih baik. Aktivitas ini dapat diwujudkan dalam bentuk kerjasama antar perusahaan yang berada di

wilayah operasi perusahaan untuk membantu masyarakat menciptakan dan meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat sekitar, menciptakan keterbukaan bagi pemasok lokal (local suppliers) untuk berkompetisi. Aktivitas ini akan menguntungkan perusahaan dari segi biaya transport, persediaan dan reputasi perusahaan.

3. Demand condition, adalah aktivitas CSR yang berfokus kepada konteks aspek demand (kebutuhan) bertujuan untuk memperbesar cakupan pasar produk yang dijual; mendapat masukan atas kelayakan standar produk; dan kecerdasan dari konsumen lokal. Dengan meningkatkan kecerdasan konsumen, maka perusahaan akan memperoleh masukan yang berguna untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan memaksa perusahaan untuk melakukan inovasi perbaikan dan pengembangan produk. Aktivitas CSR jenis ini adalah bagaimana peluang usaha dapat tercipta bagi masyarakat sekitar yang juga adalah konsumen namun justru memberikan umpan balik bagi perusahaan untuk perbaikan produk maupun pelayanan seperti misalnya pemberikan pelatihan bagi pengemudi angkutan kota cara mengemudi yang baik, cara merawat kendaran, dan juga manajemen pengelolaan angutan kota dan diikuti berbagi pengalaman driving experience yang dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk pengembangan produk dan pelayanan.

4. Related and supporting industries, produktifitas perusahaan sangat tergantung dengan adanya industri pendukung yang baik. Meski perusahaan dapat saja melakukan outsourcing, akan tetapi dengan adanya industri pendukung di lokasi tempat perusahaan beroperasi akan sangat menghemat biaya transport dan persediaan dan tentu saja menciptakan peluang usaha. Perusahan dapat mendukung pengembangan dari klaster dan industri yang berhubungan dengan usahanya.

Keempat jenis aktivitas dalam konteks competitive context-focused philanthrophy atau CSR berfokus pada keunggulan kompetitif menjadi

dasar dalam melakukan aktivitas CSR dengan tetap memperhatikan kinerja usaha, bahkan mendukung kinerja usaha.

Dokumen terkait