Merupakan Bagian yang merumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan.
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
Bagian ini merupakan langkah teknokratis dalam menerjemahkan berbagai analisis dan metodologi perumusan sebelumnya ke dalam penyusunan program prioritas. Sesuai arsitektur perencanaan yang memisahkan antara aspek strategis dan operasional program prioritas dipisahkan pula menjadi 2 (dua) yaitu program prioritas untuk perencanaan strategis dan program prioritas untuk perencanaan operasional. Suatu program prioritas yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah pada dasarnya adalah perencanaan operasional. BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Bab ini merupakan lanjutan dari kegiatan penentuan program prioritas dan pendanaan diketahui maka perlu ditetapkan indikator kinerja daerah. Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Memuat tentang kaidah pelaksanaan RPJMD Kabupaten Padang Pariaman sebagai pedoman penyusunan Renstra dan pelaksanaan Program SKPD yang meberikan
RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 6 peluang penguatan peran stakeholder/pelaku dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di Kabupaten Padang Pariaman.
1.5.
MAKSUD DAN TUJUANRPJMD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010-2015 dimaksudkan untuk dapat memberi arah dan pedoman bagi pelaku pembangunan (Pemerintah, Swasta dan Masyarakat) dalam mendorong proses pembangunan daerah. RPJMD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010-2015 juga sebagai pedoman penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang Pariaman supaya terwujud proses pembangunan yang bersinergi.
Sedangkan tujuan dari penyusunan RPJMD Kabupaten Padang Pariaman Tahun Tahun 2010-2015 adalah :
1. Menetapkan Visi dan Misi Kepala Daerah Kabupaten Padang Pariaman Tahun Periode 2010-2015 yang memuat Gambaran Umum Kondisi Daerah, Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan, Analisis Isu-isu Strategis, Strategi dan Arah Kebijakan, Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan, dan Penetapan Indikator Kinerja Daerah.
2. Memberikan landasan sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat) dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah secara berkesinambungan dan berkelanjutan. 3. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan daerah.
4. Meningkatkan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan masyarakat yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, serta untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi, misi, tujuan pembangunan daerah.
RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 7 BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Secara geografis, Kabupaten Padang Pariaman terletak antara 0°11’5- 3°30’ Lintang Selatan dan 98°36’ - 100°40’ Bujur Timur, dengan keadaan iklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh angin darat dan curah hujan mencapai rata-rata 442,80 mm/bulan sepanjang tahun 2004 serta suhu udara berkisar antara 260C sampai 310C. Setelah disahkannya Kota Administratif Pariaman menjadi Kota Pariaman dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002, maka wilayah Kabupaten Padang Pariaman menjadi 17 kecamatan dengan luas wilayah menjadi 1.328,79 Km² dengan panjang garis pantai 60,5 km. Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 persen luas daratan wilayah Propinsi Sumatera Barat.
Batas wilayah administratif Kabupaten Padang Pariaman adalah sebelah Utara dengan Kabupaten Agam, sebelah Selatan dengan Kota Padang, sebelah Timur dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, dan sebelah Barat dengan Kota Pariaman dan Samudera Indonesia. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar peta orientasi Kabupaten Padang Pariaman dan gambar peta administrasi Kabupaten Padang Pariaman.
Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 (tujuh belas) kecamatan. Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70 km², sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas wilayah terkecil, yakni 25,56 km². Sungai Geringging sebagai Ibukota Kecamatan Sungai Geringging dan Batu Basa Ibukota Kecamatan dari IV Koto Aur Malintang tercatat berada di wilayah yang paling tinggi yaitu 251 meter dari permukaan laut sedangkan yang paling rendah adalah Ulakan Tapakis, Sungai Limau, Gasan Gadang dengan ketinggian 2 meter dari permukaan laut
2. Topografi
Dilihat dari topografi wilayah, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari wilayah daratan pada daratan Pulau Sumatera dan 2 pulau-pulau kecil (Pulau Pieh dan Pulau Bando), dengan 40% dataran rendah yaitu pada bagian Barat yang mengarah ke pantai. Daerah dataran rendah terdapat di sebelah Barat yang terhampar sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 - 10 meter di atas permukaan laut, serta 60% daerah bagian Timur yang merupakan daerah bergelombang sampai ke Bukit Barisan. Daerah bukit bergelombang terdapat di sebelah Timur dengan ketinggian 100 - 1500 meter di atas permukaan laut.
Keadaan Topografi Kabupaten Padang Pariaman berupa daratan seluas 1.328,79 km² atau 56,10% dari wilayah datar - landai dengan ketinggian antara 0 - 100 meter dari permukaan air laut, sedangkan yang lainnya merupakan daerah bergelombang agak curam – curam dan sangat curam dengan ketinggian 100 - 1500 meter di atas permukaan laut atau seluas 43,90%. Daerah datar - landai terletak pada bagian Barat yang mendekati pantai, sedangkan daerah bergelombang dan dataran tinggi (agak curam – curam – sangat curam) terdapat di bagian Timur dan Utara. Pada daerah perbatasan dengan Kabupaten Solok, Tanah Datar, dan Agam merupakan daerah gugusan Bukit Barisan yang membujur sepanjang bagian Barat Pulau Sumatera.
RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 8 3. Hidrologi
Potensi pemenuhan kebutuhan akan air bersih di Kabupaten Padang Pariaman pada umumnya relatif besar karena dangkalnya air tanah di wilayah ini sehingga memudahkan penduduk dalam penggunaannya. Selain itu Kabupaten Padang Pariaman juga dilalui oleh 11 sungai, antara lain : sungai Batang Anai, Batang Mangau yang keberadaannya memiliki kontribusi yang cukup besar untuk pemenuhan kebutuhan akan air, baik untuk penggunaan rumah tangga ataupun sebagai sumber air untuk kegiatan irigasi teknis maupun non teknis.
Dari 11 (sebelas) buah sungai yang ada, maka sungai terpanjang adalah Sungai Batang Anai sepanjang 54,6 Km, serta Sungai Batang Mangau dengan panjang 46 km. Sedangkan sungai yang memiliki lintasan terpendek dibandingkan dengan sungai-sungai lainnya di Kabupaten Padang Pariaman yaitu Batang Kamumuan dan Batang Piaman dengan panjang sungai yaitu 12 km. Secara ekonomis sungai-sungai ini merupakan pendukung bagi kegiatan irigasi dan untuk budidaya ikan yang diusahakan masyarakat Kabupaten Padang Pariaman. Adapun keberadaan sungai-sungai di Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Tabel 3.2 berikut. Berdasarkan data tersebut tampak bahwa fluktuasi debit tertinggi terdapat di Sungai Batang Gasan dimana debit Tertinggi mencapai maksimal 60 M³/dt dan debit terendah adalah 9,2 M³/dt dan Batang Ulakan fluktuasi debitnya cukup rendah dimana debit maksimal 60 M³/dt dan debit terendah 36 M³/dt .
Keadaan fluktuasi debit tersebut di atas menunjukkan bahwa tinggi dan rendahnya fluktuasi debit ini ditentukan oleh keberadaan musim hujan dan musim kemarau. Oleh karena itu pengelolaan dan pengendalian kawasan konservasi di wilayah hulu sampai hilir menjadi perhatian utama untuk mempertahankan debit dan peningkatan kualitas airnya menjadi lebih baik.
TABEL 2.1
NAMA SUNGAI, DAERAH YANG DILALUI DAN PANJANGNYA
No Nama Sungai Daerah Yang Dilalui (Kecamatan) Debit (M/dt) Panjang Sungai (Km) Kualitas Max Min 1 Batang Sungai Limau
Sungai Geringging – Sungai Limau
45,00 7,77 14.00 Jelek
2 Batang Kamumuan Sungai Geringging – Sungai
Limau
- - 12.00 -
3 Batang Paingan Sungai Geringging – Sungai
Limau
36,00 3,98 16.00 Jelek
4 Batang Gasan IV Koto Aur Malintang – Sungai
Limau - Batang Gasan
60,00 9,20 20.00 Jelek
5 Batang Sungai
Sirah
Sungai Geringging – Singai limau 45,00 7,32 18.00 Jelek
6 Batang Naras V Koto Kp. Dalam – Sungai Limau 33,80 0,91 20.00 Jelek
7 Batang Piaman VII Koto Sungai Sarik – Pariaman 19,40 2,62 12.00 Jelek
8 Batang Mangau Patamuan - VII Koto Sungai Sarik
– Nan Sabaris
55,90 7,57 46.00 Jelek
9 Batang Ulakan 2 X 11 Enam Lingkung, Nan
Sabaris, Ulakan Tapakis
60,00 36,00 19.00 Sedang
10 Batang Anai 2 X 11 Kayutanam – Lubuk Alung
- Batang Anai
70 25 54.60 Jelek
11 Batang Tapakis Lubuk Alung – Sintuk Toboh
Gadang - Nan Sabaris – Ulakan Tapakis
- - 46.00 -
RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 9 4. Kondisi Klimatologi
Keadaan iklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh angin darat dan curah hujan mencapai rata-rata 427,70 mm/bulan sepanjang tahun 2010 serta suhu udara berkisar antara 260C sampai 310C. Iklim wilayah Kabupaten Padang Pariaman termasuk iklim tropis besar yang memiliki musim kering yang sangat pendek dan daerah lautan sangat dipengaruhi oleh angin laut. Suhu udara berkisar antara 260C – 310C. Suhu udara terpanas jatuh pada bulan Mei, sedangkan suhu terendah terdapat pada bulan September. Kelembaban udara rata-rata 86.75% dengan kecepatan angin rata-rata yaitu 2.14 knot/jam. Sedangkan rata-rata suhu maksimum 31.080C dan rata-rata suhu minimum yaitu 21.340C dengan curah hujan tercatat rata-rata 293.11 mm/tahun. Untuk lebih jelasnya suhu, kelembaban dan kecepatan angin di Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini.
TABEL 2.2
SUHU, KELEMBABAN RELATIF, KECEPATAN ANGIN DAN TEKANAN UDARA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Bulan Suhu (oC) Kelembaban
Relatif (%) Kecepatan Angin (Knot) Tekanan Udara (Nbs) Januari 25.4 87.0 2.0 996.8 Februari 26.0 88.0 2.7 996.3 Maret 26.1 87.0 2.5 996.4 April 26.3 89.0 1.8 996.0 Mei 26.8 87.0 2.2 994.1 Juni 26.1 86.0 2.1 995.6 Juli 25.6 85.0 2.0 995.6 Agustus 25.7 88.0 1.8 995.5 September 25.6 87.0 2.1 984.8 Oktober 25.4 88.0 2.2 995.6 November 25.1 88.0 1.7 995.1 Desember 25.2 87.0 2.6 994.5 Rata-rata/Tahun 25.7 86,0 2.14 994.7
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman, 2010
5. Kondisi Geologi dan Tata Lingkungan
Secara geologis Kabupaten Padang Pariaman terletak pada dua jalur patahan lempeng dunia yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo – Australia dan topografi Padang Pariaman yang dilalui oleh banyak anak-anak sungai dan merupakan kawasan yang rawan bencana. Bentuk bencana yang pernah dan mungkin terjadi di Kabupaten Padang Pariaman identik dengan kondisi alam tersebut yaitu bencana banjir, tanah longsor, angin badai/puting beliung, abrasi pantai, gempa bumi, tsunami dan lain-lain. Selain faktor alamnya, Kabupaten Padang Pariaman juga termasuk rawan bencana yang timbul akibat ulah manusia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor – sosial budaya yang relatif kurang memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan serta kelalaian dari manusia yang berakibat bencana. Beberapa bencana yang terjadi di Kabupaten Padang Pariaman akibat ulah manusia seperti kebakaran, banjir dan tanah longsor.
RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 10 Secara komulatif bencana yang terjadi di Kabupaten Padang Pariaman, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia cendrung meningkat yang membawa dampak kerugian dan kerusakan serta korban jiwa meningkat pula. Di samping itu, berdasarkan analisis dan prediksi para ahli dan peneliti bahwa wilayah sepanjang pantai Barat pulau Sumatera terancam akan bencana tsunami, setelah Aceh dan Nias maka Sumatera Barat berpotensi dilanda bencana tsunami, mengingat pantai Barat Sumatera merupakan jalur penunjaman (“Subduction Zone”) sebagai penyebab terjadinya gempa. Bilamana terjadi dislokasi atau pematahan di bawah samudera, maka akan mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami tersebut.
6. Pola Penggunaan Lahan
Kabupaten Padang Pariaman seluas 1.328,79 Km2, yang terdiri dari 17 kecamatan. Luas keseluruhan ini meliputi daerah terbangun yang digunakan untuk berbagai kegiatan perumahan/permukiman dan daerah tidak terbangun seperti pertanian, perkebunan dan sebagainya. Penggunaan lahan terbesar adalah perkebunan rakyat, yaitu 27,44% dari luas Kabupaten Padang Pariaman, kemudian hutan sebanyak 21,61% dan sawah seluas 20,42% dari luas Kabupaten Padang Pariaman. Penggunaan lahan Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL 2.3
PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2010
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman, 2010
Tahun 2005 dari 88.697 jumlah rumah tangga yang ada di Kabupaten Padang Pariaman, berjumlah 11.824 KK yang belum memiliki rumah atau 13.33 % rumah tangga yang belum terakomodasi oleh penyediaan rumah yang dilakukan oleh BUMN, develover swasta dan swadaya masyarakat. Tahun 2007 ini jumlah rumah di Kabupaten Padang Pariaman 76.873 Unit, rumah yang tak layak huni 17.122 unit atau 22% dan 78% layak huni namun masih banyak belum memenuhi persyaratan rumah sehat, misalnya belum memiliki Jamban keluarga, hal ini barangkali disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan atau kebiasaan hidup BAB (buang air Besar) tidak ditempat semestinya.
Kualitas lingkungan permukiman tidak terlepas dari jalan lingkung permukiman yang merupakan salah satu prasarana dan sarana dasar yang sangat di butuhkan. Panjang jalan lingkung yang rusak adalah 65 % (275.900) dari panjang jalan lingkung yang ada di Kabupaten Padang Pariaman 425.850 meter. Peningkatan kondisi jalan lingkung serta
No Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Permukiman 7.339 5,52%
2 Persawahan (lahan basah) 27.129 20,42%
3 Tegalan 648 0,49% 4 Perkebunan Rakyat 36.461 27,44% 5 Kebun campuran 16.633 12,52% 6 Hutan belukar 11.232 8,45% 7 Hutan 28.719 21,61% 8 Semak/alang-alang 2.489 1,87%
9 Kolam tambak ikan 200 0,15%
10 Lain –lain 2.029 1,53%
RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 11 trotoar setiap tahun selalu diupayakan dalam Dana APBD dan APBN walaupun alokasi anggarannyan belum cukup memadai, pada tahun 2007 telah dianggarkan sebesar Rp. 1.775.651.000,- ( ± 5.000 meter ) kira-kira 1.8% dari kondisi rusak. Anggaran pembangunan drainase dalam APBD tahun 2005 sebesar 291.182.000,-angka ini masih jauh dari yang diharapkan dalam penanganan Drainase Primer dan skunder yang rusak yang dapat menyebabkan daerah rawan banjir.
2.1.2 Gambaran Rencana Penataan Ruang Daerah
1. Rencana Sistem Pusat-Pusat Permukiman
Dari hirarki dan fungsi utama kawasan dapat diturunkan kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana utama yang seharusnya dibangun dalam kerangka mewujudkan rencana struktur ruang yang telah dirumuskan. Adapun program utama yang sebaiknya dilakukan/disediakan untuk masing-masing pusat adalah sebagaimana jabaran di bawah ini.
1) Perwujudan PKL Lubuk Alung dilakukan melalui :
a. Penyusunan RDTR Kawasan PerKabupatenan Lubuk Alung
b. Peningkatan kapasitas jalan nasional (arteri primer, koridor timur) c. Pembangunan jalan lingkar (express way)
d. Pembangunan terminal C
e. Penataan dan revitalisasi fasilitas perdagangan
f. Pembangunan rumah sakit madya
g. Peningkatan kapasitas PDAM
2) Perwujudan PKLp Sungai Garingging dilakukan melalui : a. Penyusunan masterplan agropolis
b. Pembangunan fasilitas/utilitas utama agropolis c. Pembangunan jalan lingkar
d. Peningkatan kapasitas jalan lokal sekunder (koridor barat) 3) Pembangunan jalan produksi
a. Pembangunan terminal tipe C terpadu dengan sub terminal agribisnis b. Pembangunan Balai Benih Ikan Lokal
c. Pengembangan PLTMH
4) Perwujudan PPK Sungai Sariak diupayakan melalui : a. Penyusunan masterplan agropolis
b. Pembangunan fasilitas/utilitas utama agropolis c. Pembangunan jalan lingkar
d. Pembangunan jalan produksi
e. Pembangunan Infrastruktur pemeliharaaan ternak besar 5) Perwujudan PPK Sicincin diupayakan melalui :
a. Pembangunan dan pengembangan pusat kantor pemerintahan
b. Pembangunan fasilitas perdagangan hasil bumi c. Peningkatan kapasitas jalan nasional
d. Pembangunan jalan lingkar (express way)
e. Pembangunan Sport Center
f. Pembangunan Balai Benih Ikan Regional
g. Peningaktan dan pengembangan pelayanan PDAM
h. Pengembangan PLTMH
6) Perwujudan PPK Pasar Usang direncanakan melalui :
RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 12
b. Pembangunan embarkasi haji
c. Pembangunan gerbang bandara kataping
d. Pembangunan PPI Plus (marina real estat, kuliner court, play ground) e. Peningkatan kapasitas jalan nasional arteri primer
f. Peningkatan pelayanan PDAM
7) Perwujudan PPK Sungai Limau dilakukan melalui :
a. Revitalisasi dan pengembangan fasiltias perdagangan
b. Pembangunan PPI
c. Pembangunan industri pengolahan hasil laut d. Pembangunan fasilitas penunjang KKLD
e. Pembangunan fasilitas penunjang pariwisata pantai Arta f. Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor primer
g. Penguatan fungsi PDAM
h. Pengembangan PLTMH
i. Pembangunan perangkat keras dan lunak mitigasi gempa (early warning system, jalur evakuasi/escape road dan bangunan penyelamat)
8) Perwujudan PPL Sintuk direncanakan melalui : a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan irigasi
b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur c. Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor primer
d. Pembangunan perangkat keras dan lunak mitigasi gempa (early warning system, jalur evakuasi/escape road dan bangunan penyelamat)
9) Perwujudan PPL Ulakan direncanakan melalui : a. Revitalisasi pasar tradisional
b. Revitalisasi dan pegnembangan kawasan wisata tradisional makam Syaikh Burhanudin
c. Perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi
d. Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor primer
e. Pembangunan perangkat keras dan lunak mitigasi gempa (early warning system, jalur evakuasi/escape road dan bangunan penyelamat)
10) Perwujudan PPL Pauh Kambar melalui rencana : a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan irigasi
b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur c. Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor primer
d. Pembangunan perangkat keras dan lunak mitigasi gempa (early warning system, jalur evakuasi/escape road dan bangunan penyelamat)
11) Perwujudan PPL Kayu Tanam melalui rencana :
a. Peningkatan fasilitas dan utilitas penunjang kawasan wisata Malibou Resort dan sekitarnya
b. Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor primer c. Peningkatan pelayanan Perguruan Tinggi Kayu Tanam d. Pembangunan rest area dan rumah kuliner
e. Pembangunan rumah hortikultura
f. Pengembangan PLTMH
12) Perwujudan PPL Pakandangan diupayakan melalui : a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan irigasi
b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur c. Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor primer
RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 13 13) Perwujudan PPL Tandikek dilakukan melalui :
a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan irigasi
b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur
c. Pengembangan PLTMH
d. Pembangunan dan Pemantapan jalan alternatif Express Way
14) Perwujudan PPL Padang Sago diupayakan melalui :
a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan jalan produksi perkebunan
b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur dan perkebunan
15) Perwujudan PPL Kampung Dalam direncanakan melalui :
a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan jalan produksi perkebunan dan hortikultura
b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur
c. Pengembangan PLTMH
16) Perwujudan PPL Kudu Ganting diupayakan melalui :
a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan jalan produksi perkebunan dan hortikultura
b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur
c. Pengembangan PLTMH
17) Perwujudan PPL Gadang Gasan dilakukan melalui : a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan irigasi
b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur c. Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor primer
d. Pembangunan perangkat keras dan lunak mitigasi gempa (early warning system, jalur evakuasi/escape road dan bangunan penyelamat)
18) Perwujudan PPL Batu Basa dilakukan melalui :
a. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur b. Peningkatan kapasitas jalan lokal primer
c. Pengembangan PLTMH
2. Rencana Sistem Prasarana Wilayah
1) Sistem Prasarana Transportasi; untuk mewujudkan sistem jaringan prasarana transportasi, dilakukan melalui :
a. Transportai darat;
pembangunan terminal tipe C Lubuk Alung
pembangunan jalan menuju pusat pemerintahan Parit Malintang Pembangunan jalan alternatif express way
Peningkatan kapasitas dan pemeliharaan jalan arteri primer (Padang-Bukittinggi), jalan arteri sekunder (Padang-Simpang Empat) dan jalan lokal primer (Sungai Limau-Batu basa-Batas Agam)
Pembangunan jaringan rel kereta api (dari Kabupaten Pariaman) sampai kawasan wisata pantai Arta (Batang Gasan)
Perbaikan, peningkatan kapasitas dan pemeliharaan jaringan jalan lokal dan lingkungan primer yang menghubungkan PPK dengan PPL dan antar PPL. Pembangunan jalan evakuasi (escape road) dari sisi pantai ke arah darat di sepanjang pantai (kawasan pesisir)
b. Transportasi Laut;
RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 14 Pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan di Batang Anai dan Sungai Limau c. Transportasi udara;
Peningkatan kapasitas dan pengembangan BIM
2) Sistem Jaringan Energi (Listrik); Peningakatan kapasitas dan cakupan layanan listrik untuk seluruh wilayah Padang Pariaman, terutama :
a. Perluasan jaringan pelayanan listrik sampai pada kawasan perdesaan
b. pengembangan PLTMH pada kawasan perdesaan yang mempunyai
ketersediaan sumber daya air yang memadai.
c. Penyempurnaan gardu induk (Lubuk Alung dan PIP) dan peningkatan kapasitas layan untuk kawasan perKabupatenan terutama untuk kawasan industri PIP, perKabupatenan Pasar Usang-Sicincin, pusat perkantoran dan kawasan BIM.
d. Pembangunan gardu induk di Sungai Garingging untuk peningkatan pelayanan listrik wilayah utara
3) Sistem Jaringan Telekomunikasi; untuk mewujudkan pelayanan telekomunikasi yang optimal dilakukan :
a. pengaturan penempatan menara telekomunikasi secara efektif dan efisien dengan mendorong pengguanaan menara bersama antara operator (join operation)
b. pengembangan jaringan dan pelayanan informasi dan telekomunikasi sampai pada kawasan perdesaan.
c. Pengembangan dan peningaktan pelayanan telekomunikasi dan informasi untuk pelayanan publik dan usaha
4) Sistem Jaringan Sumber Daya Air; pemanfaatan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air, dilakukan melalui :
a. Pemanfaatan sumber daya air untuk;
pembangkit tenaga listrik (PLTA dan atau PLTMH),
bahan baku air mimun (kemasan dan atau air minum/PDAM) bahan baku pengarian sawah (irigasi)
sarana rekreasi dan olah raga budidaya perikanan air tawar b. Pengendalian daya rusak air melalui :
Pembangunan sistem drainase pada kawasan permukiman, areal rawan longsor dan sepanjang sisi jalan
Normalisasi sungai
Pembangunan cekdam pada hulu sungai
Sistem pengamanan pantai dilakukan melalui pendekatan struktur dan non struktur; pendekatan struktur adalah dengan menggunakan bangunan buatan seperti bangunan penahan gelombang, turap, tanggul dan sejenisnya. Pendekatan non struktural adalah dengan pendekatan alamiah, seperti pelestarian dan pengembangan sendun, bakau, cemara laut dan sejenisnya.
5) Sistem Jaringan Prasarana Permukiman; untuk mewujudkan kawasan
permukiman yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan akan dilakukan melalui :
RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 15 a. Pembangunan TPST untuk kawasan perKabupatenan pada koridor Batang
Anai-Kayu Tanam dan TPS di masing-masing PPK dan PPL
b. Pembangunan IPAL pada kawasan per Kabupaten Sicincin, Lubuk Alung, Pasar Usang dan kawasan industri PIP
c. Penyediaan air bersih untuk setiap pusat permukiman dan kawasan wisata d. Pembangunan sistem jaringan drainase untuk kawasan perKabupatenan,
kawasan industri PIP, pusat perdagangan (CBD) dan kawasan pariwisata.
3. Perwujudan Rencana Pola Ruang
A. Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Pengelolaan kawasan lindung secara baik dan benar, dapat megurangi tingkat bahaya bencana alam yang ditimbulkan seperti banjir, longsor, pendangkalan waduk, kekeringan, dan sebagainya. Selain bencana alam kerusakan kawasan lindung juga menimbulkan bencana sosial akibat hilangnya aset hidup yang seharusnya diperoleh masyarakat. Untuk pola ruang kawasan lindung dibedakan antara kawasan lindung berdasarkan status dan karena faktor kelerengan,