• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan yang Mengatur Pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota

STRATEGI PENGEMBANGAN PERTAMANAN BERBASIS KOMUNITAS

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.4. Kebijakan yang Mengatur Pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota

Taman yang berada di Kecamatan Pontianak Kota dikelola oleh tiga pihak yaitu masyarakat, pemerintah dan swasta yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap taman yang dikelolanya. Dalam pengelolaan taman yang ada di Kecamatan Pontianak Kota juga diatur dan termuat dalam kebijakan-kebijakan baik itu dari Peraturan Menteri, keputusan presiden, undang-undang, peraturan daerah serta kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pertamanan. Adapun kebijakan-kebijakan yang terkait pada pertamanan dapat dilihat pada

Tabel 34 dan artikel-artikel/berita-berita yang bersumber dari media daerah lokasi penelitian yang membahas tentang pertamanan dapat dilihat pada Tabel 35.

Tabel 34 Keterkaitan Peran Kebijakan dalam Pertamanan

Instansi Kebijakan yang Mengatur Pertamanan Peran dalam Pertamanan

Masyarakat 1. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 Tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tatacara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 Tentang Pedeoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. 3. Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 1

Tahun 2008 Tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan. 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

Tentang Penataan Ruang.

5. Renstra Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak Tahun 2010-2014.

1. Mendapatkan informasi mengenai perencanaan kota. 2. Keikutsertaan dalam rencana,

pelaksanaan, pengelolaan, dan pengawsan.

Pemerintah 1. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1

Tahun 2008 Tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan. 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

Tentang Penataan Ruang.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomorr : 05/PRT/2008 Tentang pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan

5. Departement Dalam Negeri Republik Indonesia Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor: 1 Tahun 1987 Tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum, dan Fasilitas Sosial Perumahan Kepada Pemerintah Daerah.

6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014. 7. RTRW Kota Pontianak 2002-2010.

8. Renstra Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak Tahun 2010-2014.

1. Penentuan lokasi;

2. Pemetaan dan pengukuran lokasi; 3. Perencanaan; 4. Pelaksanaan; 5. Pemelihara; 6. Pembiayaan; 7. Pengawasan; 8. Memberikan penyuluhan mengenai perencanaan kota kepada masyarakat; dan 9. Pemberi izin dalam

perencanaan pembangunan.

Swasta 1. Keputusaan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-236/MBU/2003 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

2. Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.

3. Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007 (Pasal 27 ayat 1, 2, dan 3)

4. Renstra Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak Tahun 2010-2014.

1. Perencanaan; 2. Pelaksanaan; 3. Pemelihara;

4. Pembiayaan: pihak swasta memiliki dana BL (bina lingkungan) dan dana CSR (coorporat social respondend) kepada masyarakat; dan 5. Pengawasan.

Tabel 35 Artikel/Berita yang Membahas Tentang Pertamanan

Judul Artikel/Berita Isi Artikel/Berita

Ribuan orang terjebak Macet di Taman Alun-Alun Kapuas

Kegiatan yang sering dilakukan di taman Alun-Alun Kapuas yang merupakan taman kota satu-satunya di Kota Pontianak mengakibatkan banyak permasalahan yang sering timbul akibat daya tampung taman melebihi kapasitas yang semestinya.

Tebang Pohon, IMB Ditahan Pemda sudah memberlakukan kebijakan mengenai RTH dan lain sebagainya yang menyangkut dengan lingkungan kepada masyarakat Kota Pontianak.

Taman "PKL" Alun-Alun Kapuas

Keberadaan PKl dapat membuat suatu taman menjadi aktif dengan kegiatan, tetapi dalam perencanaannya haruslah mengatur dan memberlakukan kebijakan mengenai PKL sehingga keberadaan mereka bukan menjadi salah satu permasalahan melainkan menyelesaikan masalah yang selama ini sering terjadi di taman kota seperti yang terjadi pada taman kota Alun-Alun Kapuas.

Taman Alun-Alun Kapuas Pentingnya akses, akomodasi dan fasilitas dalam sebuah taman akan menyebabkan taman tersebut banyak di datangi oleh pengunjung.

Usulkan Dana Rp 1 M untuk Taman Untan Pontianak

Kurangnya dana untuk pengelolaan taman, sehingga diperlukan pengajuan dana untuk taman sehingga RTH 30% dapat terealisasi khususnya di Kota Pontianak

Sampah Naik 25 Persen Kurangnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan dari kerusakan atas kegiatan yang mereka lakukan

Sumber: Hasil Olahan, 2010

Pada Tabel 34 menjelaskan kebijakan yang mengatur stakeholder dalam pertamanan. Pada kebijakan yang termuat didalam tabel terlihat bahwa ketiga

stakeholder diatur oleh kebijakan yang telah sesuai dengan proporsinya

masing-masing, tetapi pada kenyataannya kebijakan tersebut tidak dapat berjalan sepenuhnya. Adapun kebijakan yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan untuk masing-masing stakeholder adalah sebagai berikut:

1. Untuk pihak masyarakat kebijakan yang tidak sesuai di lapangan yaitu minimnya pengetahuan masyarakat tentang perencanaan ruang yang ada di wilayah tempat tinggal mereka, sehingga masyarakat lebih banyak menerima hasil dari perencanaan yang sudah direncanakan oleh pihak pemerintah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara kepada masyarakat yang ada di Kecamatan Pontianak Kota. Dalam kebijakan tersebut juga mengatur keikutsertaan/partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, dan pengawasan tata ruang yang ada di tempat tinggal mereka, tetapi pada kenyataannya tidak semua masyarakat ikut dalam kegitan tersebut. Untuk taman yang dikelola masyarakat keikutsertaan/partisipasi masyarakat hanya pada pengelolaan taman yang sudah ada di lingkungan mereka. Taman yang mereka kelola masyarakat tidak mengacu pada

kebijakan yang ada. Semua pengelolaan pertamanan yang ada dilingkungan mereka dikelola sendiri tanpa ada pengawsan dari pihak pemerintah sehingga dengan tidak adanya pengawasan yang baik dari stakeholder akan membuat taman menjadi tidak terawat.

2. Untuk kebijakan yang mengatur tentang pemerintah cukup banyak bahkan pemerintah merangkul semua yang berhubungan dengan pertamanan, hal ini dapat menyebabkan kurang efisiennya taman yang dikelola pemerintah jika semua pekerjaan tersebut dilakukan tanpa melakukan kerjasama dengan pihak lain. Kebijakan yang mengatur pihak swasta sudah cukup baik tetapi dalam pendanaan untuk pengelolaan taman pihak swasta tidak menggunakan dana BL(bina lingkungan) yang terdapat pada BUMN dan dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang terdapat pada perusahaan swasta yang merupakan dana yang dapat dikeluarkan untuk masyarakat dan lingkungan. Dengan memanfaatkan dana dari pihak swasta yaitu berupa dana CSR dan dana BL, maka dapat digunakan untuk menyediakan fasilitas dan lainnya untuk meningkatkan fungsi taman sesuai dengan harapan masyarakat, pemerintah dan swasta.

Tabel 35 menjelaskan mengenai artikel/berita yang berhubungan dengan pertamanan yang ada di Kota Pontianak dari beberapa sumber surat kabar lokal. Pada Tabel 35 menjelaskan bahwa ada beberapa permasalahan yang sering muncul dalam pertamanan seperti (a) daya dukung yang tidak sesuai dengan jumlah pengunjung; (b) keberadaan PKL; (c) munculnya kriminalitas di taman; (d) pentingnya akses, akomodasi, dan fasilitas dalam sebuah taman agar banyak pengunjung yang datang; (e) kurangnya pendanaan dalam pemeliharaan pertamanan; (f) penegasan peraturan; dan (g) kurangnya partisipasi masyarakat setempat dalam menjaga lingkungan sekitarnya. Dari permasalahan yang ada pada beberapa artikel/berita yang membahas mengenai pertamanan. Maka untuk pengembangan pertamanan kedepannya yang perlu diperhatikan adalah permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam pengembangan pertamanan seperti yang telah dipaparkan di atas, sehingga dalam pengembangan pertamanan tidak dilakukan asal jadi dan taman dapat berfungsi secara baik dan berkelanjutan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pontianak Tahun 2010-2014 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota Pontianak yang akan dilaksanakan dan ingin diwujudkan

dalam suatu periode masa jabatan. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan pertamanan adalah meningkatkan penghijauan dan pemeliharaan taman kota yang dilaksanakan dengan program penataan dan pemeliharaan taman/ruang terbuka hijau (RTH). Kebijakan ini merupakan misi Kota Pontianak yaitu meningkatkan sarana dan prasarana dasar perkotaan untuk menunjang perkembangan perdagangan dan jasa. Dengan tujuan meningkatkan sarana dan prasarana dasar perkotaan yang merupakan ruang lingkup Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Penataan Ruang (Dinas Tata Ruang dan Perumahan), Bidang Pekerjaan Umum (Dinas Pekerjaan Umum), Lingkungan Hidup (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) dan Pemerintahan Umum (Kecamatan dan Kelurahan). Berdasarkan RPJM tersebut maka pengelolaan taman di Kota Pontianak merupakan tanggungjawab dari beberapa dinas untuk dapat mewujudkan perencanaan taman berbasis masyarakat.

Peran kelurahan adalah meningkatkan partisipasi masarakat yang merupakan urusan bidang pemerintahan umum untuk meningkatkan peran aktif RT dalam mendukung pembangunan, dalam hal ini adalah pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota. Kelurahan merupakan tempat awal menumbuhkan partisipasi masyarakat melalui RT untuk mengajukan pertamanan berbasis komunitas. Mengingat kelurahan sebagai pengumpul/pengajuan pembangunan yang dibutuhkan masyarakat melalui RT. Oleh karena itu ujung tombak penggerak partsipasi masyarakat dalam mengajuan keinginan adalah ketua RT bersama masyarakat agar dapat merubah kebijakan pemerintah sesuai dengan perencanaan yang diinginkan oleh masyarakat. Hal ini harus mendapat dukungan penuh dari Kecamatan dan Kelurahan dalam memasukkan program tersebut ke tingkat Kota Pontianak khususnya di Kecamatan Pontianak Kota.

Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah pengendalian pencemaran dan permasalahan lingkungan hidup yang merupakan kegiatan pemeliharaan taman yang ada di Kota Pontianak khususnya di Kecamatan Pontianak Kota untuk menjaga keasrian dan keindahan kota. Kegiatan ini hanya sebatas menyediakan pembersihan taman yang telah ada. Pengajuan rencana pertamanan di Kota Pontianak di koordinir oleh Bappeda yang akan didesain oleh Dinas Tata Ruang dan Perumahan. Peran Pekerjaan Umum adalah pembangunan sarana dan prasarana.

Peran Bidang Tata Ruang dan Perumahan adalah menyediakan sarana dan prasarana lingkungan perumahan dan pemukiman. Pada Tahun 2009

dilakukan kegiatan mebangunan dan penataan Taman Alun-Alun Kapuas dengan luas 7,51 ha atau 0,07% dari luas Kota Pontianak. Pelaksanaan pembangunan pertamanan dilakukan oleh Dinas Tata Ruang dan Perumahan sesuai dengan anggaran yang telah ada sesuai perencanaan taman yang telah ada ditentukan pada Bidang Tata Kota. Perencanaan pertamanan yang ada diberikan kepada pihak ketiga untuk dapat mendesain Taman Alun-Alun Kapuas. Peran Bappeda adalah membangun sistem perencanaan pembangunan yang partisipatif, demokratis, transparansi dan dapat dipertanggungjawabkan. Perencanaan pertamanan berbasis masyaakat akan sulit dilakukan oleh Bappeda karena masyarakat kurang memperhatikan kebutuhan rekreasi dalam pengajuan keinginan di tingkat Kota.

Berdasarkan hasil analisis, pembangunan Kota Pontianak khususnya pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota dilakukan secara terpisah oleh masing-masing dinas sesuai dengan kewenangan yang ada. Kewenangan pengembangan pertamanan berbasis komunitas merupakan kewenangan beberapa instansi di pemerintah Kota Pointianak. Oleh karena itu, pengembangan pertamanan diperlukan adanya koordinasi antar lini antar instansi untuk menentukan arah pembangunan taman seperti pengembangan Taman Alun-Alun Kapuas dan taman lingkungan lainnya yang diperlukan di Kecamatan Pontianak Kota sesuai dengan skala peruntukannya. Taman Alun-Alun Kapuas merupakan salah satu tempat wisata Kota Pontianak yang mendapat perhatian oleh pemerintah Kota Pontianak karena pada Tahun 2009 telah dianggarkan pengembangan Taman Alun-Alun Kapuas. Sedangkan pengembanagan pertamanan berbasis Komunitas belum mendapat dukungan oleh masyarakat karena belum ada pengajuan baik kepada pihak pemerintah dan pihak swasta serta persepsi masyarakat yang belum memahami makna dari konsep tersebut. Pengajuan masyarakat Kecamatan Pontianak Kota terkait perencanaan pembangunan cenderung dominan kepada pengadaan infrastruktur fisik, seperti jalan di lingkungan RT. Oleh karena itu diperlukan fasilitator yang berfungsi sebagai motivator untuk menumbuhkan pemahaman masyarakat terkait dengan pentingnya pengembangan pertamanan berbasis komunitas.

Dokumen terkait