• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebudayaan sebagai Identitas Daerah

Dalam dokumen Kebudayaan Sebagai Identitas (Halaman 39-43)

Identitas Kebudayaan

Kebudayaan nasional sebagai sebuah identitas, kebudayaan yang dikemas dari berbagai kebudayaan lokalyang tersebar di seluruh wilayah indonesia, diperkukuh ikatannya dengan slogan Bhineka Tunggal Ika, identitas nasional dibentuk oleh dua kata, yaitu identitas dan nasional, identitas dapat diartikan sebagai ciri atau tanda dan jati diri, dan nasional dalam konteks ini berarti jati diri bangsa. Dengan demikian identitas nasional dapat diartikan jati diri nasional atau kepribadian suatu bangsa. Sebagaimana dikutip Manuel Castell tentang munculnya teori identitas nasional sebagai interaksi historis memiliki empat faktor yaitu, (a) Faktor Primer yang meliputi etnisitas, teritorial, bahasa, agama. (b) Faktor Pendorong meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, (c) Faktor Penarik mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan

pemantapan sistem pendidikan nasional, (d) Faktor Reaktif meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat (suryo 2002).

Kebudayaan nasional bersumber pada puncak kebudayaan lokal atau kebudayaan daerah diseluruh indonesia, yang selaras dengan norma-norma berbangsa dan bernegara. Kebudayaan nasional merupakan gabungan dari kebudayaan daerah yang ada dalamsuatu negara, sedangkan kebudayaan daerah sendiri merupakan warisan secara turun temurun oleh generasi terdahuluterhadap generasi selanjutnya pada ruang lingkup daerah tersebut.

Budaya daerah ini muncul saat penduduk daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial dan kehidupan sosial yang sama sehingga menjadi kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk lain. Budaya daerah mulai berkembang pada jaman kerajaan dahulu hal tersebut dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan yang berbeda di indonesia satu sama lain. Pada proses pembentukan indentitas kebudayaan nasional lebih condong melihat pada proses internal bahwa pada dasarnya manusia dan masyarakat memiliki intuisi dan inspirasi untuk mencapai kemajuan dan secara eksternal pengaruh dari luar selalu mendorong masyarakat yang berasal dari rangsangan-rangsangan lingkungannya. Rangsangan-rangsangan-rangsangan itu sebagian besar datang dari media massa, yaitu seperti pemberitaan dan pengungkapan opini, dan faktor internal dan eksternal tersebut merupakan pengaruh yang strategis bagi terbentuknya kebudayaan nasional. Sistem dan media komunikasi menjadi sarana strategis yang dapat diberi peran strategis pula untuk memupuk identitas nasional dan kesadaran nasional menjadi bangsa yang mempunyai identitas kebudayaan (suryo2002).

Gerbang terbentuknya identitas dalam suatu negara adalah melalui budayanya yang berdasarkan kelompok-kelompok yang sebagian mempunyai kesamaan secara cultur, identitas kebudayaan melalui berbagai macam seni di indonesia membuktikan pengukuhan identitas nasional sabagaimana penanda bangsa indonesia berbeda

dengan bangsa lain secara identitas budaya. Temanggung sebagai salah satu daerah di Jawa Tengah merupakan daerah yang mempunyai kebudayaan dan alam yang menarik, keidentikan Kab.

Temanggung selain sebagai penghasil Tembakau yang selalu menjadi keidentikannya, mulai mengenalkan keindahan alam dan Budaya Tradisionalnya kepada masyarakat umum. Melalui sejumlah Obyek Wisata Alam dan juga Seni Kebudayaannya, Temanggung mulai dikenal bukan hanya sekedar daerah penghasil pertanian komoditas Tembakau saja tetapi juga daerah Kebudayaan dan wisata alam. Hal tersebut tidak bisa lepas dari strategi Pariwisata Kab. Temanggung dan juga peranan dari masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam mengelola seni budaya dan juga menjaga alam di daerah Temanggung.

Kuda Lumping Sebagai salah satu dari sekian banyak seni kebudayaan di Temanggung yang mempunyai daya tarik masyarakat paling besar dan berkembang, hal ini terbukti bagaimana Kuda Lumping menjadi salah satu seni yang diidentikkan dengan Kab. Temanggung, dibuktikan dengan membangun patung Kuda Lumping atau (jaranan) di sudut Taman, dan beberapa gapura-gapura di jalan masuk Desa di Kab. Temanggung, serta banyaknya MMT yang bernuansa kuda lumping menghiasi setiap jalan di Kota Temanggung, menunjukkan seni kebudayaan ini mempunyai nilai jual dan membuat Temanggung identik dengan seni Kuda Lumping.

Peranan Informasi dan Komunikasi

Globalisasi selalu menjadi tolak ukur peradapan zaman, dimana modernisasi pasti ada di dalamnya, dalam berbagai aspek sosial, pembuktian kebudayaan lokal untuk terus berada dalam tekanan budaya luar yang terus masuk melalui media dan informasi membuat Kebudayaan lokal terus berupaya dan berinovasi dalam mempertahankan eksistensinya. Dalam penguatan identitas kebudayaannya, seperti yang dikutip Manuel Castell tentang munculnya teori identitas nasional sebagai interaksi historis memiliki empat faktor yaitu, (a) Faktor Primer yang meliputi etnisitas, teritorial, bahasa, agama. (b) Faktor Pendorong meliputi pembangunan

komunikasi dan teknologi, (c) Faktor Penarik mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional, (d) Faktor Reaktif meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat (suryo 2002).

Dalam kaitannya dengan eksistensi Kebudayaan untuk terus ada dan berkembang dalam setiap daerah, harus berupaya untuk memenuhi faktor pendorong yang meliputi pembangunan Komunikasi dan Teknologi, pada era digital dan perkembangan media sosial yang universal, secara tidak langsung memberikan rangsangan kepada setiap pelaku seni dan Kebudayaan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan informasi dengan tujuan, tetap bisa mengenalkan dan juga mempromosikan seni kebudayaan Daerah. Temanggung dalam upanyanya memenuhi tantangan globalisasi media dan perkembangan teknologi nampaknya berjalan sedikit lambat daripada daerah lain seperti Yogjakarta,Magelang, dan Dieng, sebagai daerah yang berbasis kebudayaan lokal yang dikenal terlebih dahulu oleh masyarakat luas dan perkenalan terhadap media sosial, tetapi temanggung bukan berarti tanpa bergerak dan tidak berusaha, Temanggung dalam menjawab ekspektasi masyarakat umum, mulai mengenalkan Kebudayaannya dan wisata alamnya, melalui Masyarakat yang berkunjung dan di unggah ke media Sosial.

Sama seperti kebanyakan Daerah di sekitarnya, Temanggung menjadi di kenal dengan wisata alamnya dan juga keseniaanya melalui unggahan masyarakat melalui Facebook, Instagram,twiter,web, dan lain sebagainya. Melihat semakin banyaknya metode promosi gratis menggunakan Media Sosial, pemerintah Kab. Temanggung, membuat Web Resmi Kab Temanggung, yang berisi tentang daerah Pariwisata dan juga Seni Kebudayaan temanggung melalui blog Wisata Temanggung, Wisata-Kabupaten-Temanggung-Bersenyum, dan masih banyak lagi unggahan foto dari masyarakat ke media sosial dan juga penelitian yang melibatkan seni kebudayaan dan pariwisata daerah Temanggung. Kegiataan dan upaya ini membuktikan mulai di kenalnya seni kebudayaan Temanggung secara digital melalui visual dan juga

keindahan gambarnya. Masyarakat Temanggung dalam memperhatikan seni kebudayaanya pada dasarnya sudah menjadi bagian dari rutinitasnya, dikarenakan Kebudayaan merupakan representasi dari jati diri masyarakat temanggung yang kental dengan Budaya Jawa dan tradisinya. Keinginan Pemerintah memajukan Kebudayaan dan Pariwisata melalui Teknologi dan informasi, di imbangi dengan keinginan, spirit dan keyakinan dengan tindakan nyata oleh masyarakat serta pelaku seni, untuk bersama mengenalkan Kebudayaan dan Pariwisata melalui tindakan nyata. Antusiasme masyarakat terhadap wisata Budaya dan Alam yang di transfer dalam bentuk gambar dan vidio melalui sosial media dengan harapan memenuhi syarat di era digital agar mampu mengenalkan dan menginformasikan kebudayaan lokal dan Pariwisata Alam Temanggung sebagai Indentitas Nasional.

Dalam dokumen Kebudayaan Sebagai Identitas (Halaman 39-43)

Dokumen terkait