• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Kebutuhan Sumberdaya Air

3. Kebutuhan Air Pertanian

Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air per satuan waktu yang dibutuhkan untuk mencukupi evapotranspirasi, biasanya dinyatakan dalam mm/hari. Evapotranspirasi merupakan gabungan dari evaporasi dan transpirasi.

Doorenbos dan Pruitt (1977) menjelaskan bahwa kebutuhan air tanaman merupakan perkalian antara evapotranspirasi potensial tanaman acuan (ETo) dengan koefisien tanaman (Kc) yang nilainya tergantung pada jenis dan umur tanaman. Sedangkan yang dimaksud dengan evapotranspirasi potensial tanaman acuan (ETo) menurut Suranto (1989) adalah transpirasi dari tanaman rumput yang tumbuh seragam dan sepenuhnya menutup tanah, tumbuh subur dan tidak kekurangan air serta dipangkas setinggi 8 – 15 cm.

Besarnya kebutuhan air suatu tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu varietas tanaman, umur tanaman, keadaan tanah, iklim serta cara pemberian air. Sedangkan evapotranspirasi dipengaruhi temperatur, pelaksanaan pemberian air, panjangnya musim tanam dan presipitasi. Jumlah air yang diuapkan oleh tanaman tergantung pada temperatur, kelembaban udara, gerakan angin, intensitas dan lamanya penyinaran, tahap perkembangan tanaman serta jenis tanaman.

b. Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi atau pertanian adalah jumlah selain air hujan yang ditambahkan untuk tanaman. Kebutuhan air untuk padi sawah meliputi kebutuhan air untuk pengolahan tanah, pembibitan, pertumbuhan sampai saat panen. Jumlah kebutuhan air untuk irigasi dan pertanian pada umumnya dipengaruhi oleh jenis dan sifat tanah,

jenis tanaman, keadaan iklim setempat, keadaan topografi dan luas areal persawahan.

Dalam mengelola sumberdaya air untuk kepentingan irigasi, curah hujan diperhitungkan sebagai tambahan air irigasi yang dapat dimanfaatkan. Jumlah curah hujan yang jatuh selama periode pertumbuhan tanaman dan curah hujan itu dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman disebut dengan curah hujan efektif. Kebutuhan air irigasi ditentukan oleh faktor-faktor penyiapan lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi, penggantian lapisan air, curah hujan efektif serta efisiensi irigasi (Departemen PU, KP-01, 1986).

1) Penyiapan Lahan

Faktor-faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah (Departemen PU,KP-01, 1986) : a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

pekerjaan penyiapan lahan.

b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan. c. kebutuhan air selama penyiapan lahan.

Kebutuhan air penyiapan lahan tanaman padi diambil 200 sampai 250 mm untuk jangka waktu penyiapan lahan 30 atau 45 hari yang kemudian ditambah 50 mm setelah pemindahan bibit sedangkan kebutuhan air penyiapan lahan tanaman palawija ditentukan sebesar 50 sampai 100 mm.

2) Penggunaan Konsumtif

Besarnya penggunaan konsumtif bagi tanaman sebanding dengan besarnya nilai evapotranspirasi (Linsley, et al., 1990). Nilai evapotranspirasi untuk suatu daerah dipengaruhi iklim setempat seperti temperatur, kecepatan angin, radiasi matahari dan kelembaban udara.

3) Perkolasi

Perkolasi merupakan gerakan air didalam tanah sebagai kelanjutan dari proses infiltrasi. Dengan demikian air yang

mengalamui infiltrasi pada suatu saat akan melampaui batas tanah untuk menahan air, dimana pori-pori tanah telah terisi oleh air sehingga air kelebihannya akan terus bergerak kebawah berupa perkolasi.

Perkolasi sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah antara lain permeabilitas dan tekstur tanah, pengendapan-pengendapan lumpur, kedalaman muka air tanah (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1991 dalam Pribadi, A. 2001). Laju perkolasi pada tanah bertekstur lempung berat dengan pengolahan yang baik mencapai 1 – 3 mm, sedangkan pada tanah-tanah lebih ringan laju perkolasinya lebih tinggi (Departemen PU,KP-01, 1986).

4) Penggantian Lapisan Air

Penggantian air dilakukan sesuai jadwal dan kebutuhan. Bila tidak ada penjadwalan, penggantian air dilakukan sebanyak 2 kali masing-masing 50 mm (3.3 mm/hari selama setengah bulan) selama sebulan dan dua bulan setelah pemindahan bibit (Departemen PU,KP-01, 1986).

5) Curah Hujan Efektif

Curah hujan yang jatuh di suatu areal tidak semuanya dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena sebagian akan hilang disebabkan intersepsi, infiltrasi, penguapan dan tampungan cekungan (Sri Harto, 1993). Bagian dari air hujan yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman dinyatakan sebagai hujan efektif.

Curah hujan efektif dapat dicari dengan menggunakan rumus : 1. Persentase pasti

P eff = A x Pmean ...(7) 2. Perkiraan curah hujan andalan

P eff = 0.6 x Pmean - 10, untuk Pmean < 60 mm/bln...(8) P eff = 0.8 x Pmean - 25, untuk Pmean > 60 mm/bln ...(9) Rumus ini berlaku untuk daerah arid dan daerah lembah 3. Rumus empirik

Peff = C x Pmean - D, untuk Pmean > x mm/bln ...(11) Parameter-parameter yang memenuhi berbeda untuk tiap daerah.

4. USBR

P eff = Pmean x (125– 0.2 Pmean /125), untuk P<250 mm.(12) P eff = 125 + 0.1 x Pmean, untuk P > 250 mm...(13).

c. Kebutuhan Air Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah adalah suatu usaha menciptakan kondisi tanah yang sedemikian rupa, sehingga tanaman dapat berkecambah dan tumbuh dengan baik. Kegiatan pengolahan tanah ini bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma, memberantas hama dan penyakit dalam tanah.

Kebutuhan air pengolahan tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah. Tanah pasir umumnya memerlukan banyak air untuk pengolahannya, karena tidak lekas jenuh dengan air. Kebutuhan pengolahan tanah untuk berbagai teksur tanah disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3. Kebutuhan air pengolahan tanah pada berbagai teksturtanah

Tekstur tanah Kebutuhan air (mm/hari) Pasir 27 Lempung berpasir 23 Lempung 17 Lrmpung liat 14 Liat 10

Sumber : Rice irrigation in Japan. OTCA, 1973 didalam Soedodo H, 1999.

Penentuan saat pengolahan tanah padi lahan kering tergantung dari datangnya musim hujan, sehingga perencanaan pola tanam yang sesuai akan membantu dalam tingkat keberhasilan sistem pola usaha tani di daerah lahan kering.

d. Pola Tanam

Pola tanam merupakan pengaturan jenis tanaman yang ditanam pada suatu lahan dalam kurun waktu tertentu, tujuannya supaya air irigasi yang tersedia sangat terbatas masih dapat dimanfaatkan secara adil dan merata untuk seluruh daerah irigasi.

Pengertian mengenai jenis tanaman dan kesesuaiannya dengan lahan sangat penting untuk menentukan jenis atau urutan pertanaman yang dapat dikembangkan, sehingga dengan pengaturan pola tanam dapat diperoleh manfaat yang maksimal, efisien serta dapat meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan petani. Penentuan jenis tanaman terpilih haruslah mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya :

ƒ Tanaman tersebut dapat tumbuh dan menghasilkan produksi. ƒ Tanaman tersebut merupakan tanaman yang disukai petani.

ƒ Tanaman tersebut mempunyai nilai ekonomi tinggi dan mudah untuk dipasarkan.

Dokumen terkait