• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kebutuhan Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia dan setiap kebutuhan lainnya. Air bersih juga menjadi cerminan dari kehidupan yang sehat. Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk merencanakan kebutuhan air bersih.

1. Syarat Air Minum

Secara ringkas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 .

2. Kebutuhan Air Domestik

Konsumsi domestik dimaksudkan untuk kebutuhan air rumah tangga sehari- hari atau tujuan intensif lainnya seperti memasak, minum, berkebun, mencuci mobil, dan lainlain (Trifunovic,2008).

3. Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan non-domestik atau komersial terjadi dalam industri, pertanian, lembaga dan kantor, pariwisata, dan lain-lain. Masing-masing kategori memiliki kebutuhan air yang spesifik. Adapun kategori dalam kebutuhan air non domestik yang dimaksud adalah sebagai berikut (Trifunovic,2008) :

a. Industri

Air dalam industri dapat digunakan untuk berbagai keperluan sebagai bagian dari produk akhir, untuk pemeliharaan proses manufaktur seperti pembersihan, pembilasan, sterilisasi, pendinginan dan untuk kebutuhan pribadi (biasanya relatif kecil). Total jumlah akan sangat tergantung pada jenis industri dan proses teknologi.

Pada umumnya, kebutuhan air dalam industri dinyatakan dalam liter per unit dari produk atau bahan baku.

b. Pertanian

Konsumsi air di bidang pertanian terutama ditentukan oleh kebutuhan irigasi dan peternakan. Di daerah pedesaan pinggiran kota atau daerah berkembang, permintaan ini juga dapat dipasok dari sistem distribusi lokal. Jumlah yang dibutuhkan untuk tujuan irigasi berdasarkan pada jenis tanaman, tahap pertumbuhan, jenis irigasi, karakteristik tanah, kondisi iklim, dan lain-lain. Jumlah ini dapat dinilai baik dari catatan atau dengan pengukuran sederhana.

c. Lembaga

Konsumsi komersial di restoran, toko-toko, sekolah dan lembaga lainnya dapat dinilai sebagai pasokan total dibagi dengan jumlah konsumen (karyawan, murid, pasien, dan sebagainya). Angka akurat harus tersedia dari catatan lokal di perusahaan pasokan air. Beberapa indikasi konsumsi satuan akan diberikan dalam Tabel 2.4.

d. Pariwisata

Wisata dan kegiatan rekreasi juga mungkin memiliki dampak yang cukup besar pada kebutuhan air. Jumlah per orang (atau per tempat tidur) per hari sangat besar bervariasi tergantung pada jenis dan kategori akomodasi yang dipergunakan.

Tabel 2.4 Kebutuhan Minimum Air Bersih

No. Parameter Metropolitan Kota

Besar

4. Kebutuhan air maksimum Kebutuhan rerata x 1,38

5. Kehilangan air sistem baru 20% kebutuhan rerata 6. Kehilangan air sistem lama 30%-40% kebutuhan

rerata

7. Kebutuhan jam puncak 165% s/d 200 % Sumber : Triatmadja (2007)

4. Fluktuasi Penggunaan Air

Penggunaan air dalam suatu kelompok masyarakat bervariasi hampir secara terus-menerus. Di saat musim dingin penggunaan air rata-rata biasanya kira-kira 20%

lebih rendah daripada rata-rata harian tahunan, sedangkan di musim panas dapat mencapai 20-30 % lebih tinggi daripada rata-rata harian tahunan

(Triatmadja,2007). Fluktuasi pemakaian air didasarkan pada : a. Kebutuhan air rata-rata harian (Qm)

Merupakan banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan non domestik yang ditambah dengan kehilangan air.

b. Kebutuhan air harian maksimum (Qhm)

Merupakan jumlah pemakaian air terbanyak pada suatu hari dalam satu tahun yang berdasarkan pada Qm dan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum (Fhm).

Qhm = Fhm x Qm

Dimana Fhm adalah faktor harian maksimum, berkisar antara 115 - 120%. c.

Kebutuhan air jam maksimum

Merupakan jumlah pemakaian air terbanyak pada saat jam tertentu dalam satu hari.

Qjm = Fjm x Qm

Dimana Fjm adalah faktor jam maksimum, berkisar antara 175-210%. Tabel 2.5 dan Tabel 2.6 berikut ini merupakan contoh koefisien fluktuasi kebutuhan air.

Tabel 2.5 Koefisien Fluktuasi Harian

Jam Koefisien Jam Koefisien Jam Koefisien Jam Koefisien

1 0,53 7 0,9 13 1,2 19 1,55

2 0,45 8 1,4 14 1,25 20 1,4

3 0,4 9 1,3 15 1,3 21 1,1

4 0,4 10 1,25 16 1,3 22 1,75

5 0,45 11 1,2 17 1,42 23 0,6

6 0,62 12 1,2 18 1,5 24 0,53

Sumber : Triatmadja (2007)

Tabel 2.6 Koefisien Fluktuasi Harian Sekolah dan Perkantoran

Jam Koefisien Jam Koefisien Jam Koefisien Jam Koefisien

1 0,2 7 1,8 13 1,2 19 1,2

2 0,2 8 1,8 14 1,5 20 0,8

3 0,2 9 2 15 1,4 21 0,2

4 0,2 10 1,7 16 1,3 22 0,2

5 0,6 11 1,5 17 1,3 23 0,2

6 1,5 12 1,5 18 1,3 24 0,2

Sumber : Triatmadja (2007)

5. Ketersediaan Air

Ketersediaan air di bumi secara total sangat melimpah. Lautan, danau,dan sungai-sungai asalah sumber air yang segera tampak menjanjikan akan ketersediaan air.

Namun demikian, ternyata air yang dapat digunakan untuk kehidupan manusia mempunyai berbagai macam syarat sehingga air laut tidak serta merta dianggap sebagai air yang tersedia bagi kehidupan. Menurut Raju (1995) sumber air diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Air permukaan

Yang termasuk didalamya : danau, sungai, hujan, laut/rawa. Danau dapat berupa danau alami maupun danau buatan seperti waduk. Air dari laut atau dari rawa saat ini merupakan pilihan yang walaupun masih sangat mahal tetapi secara teknologi sudah dapat diolah menjadi air minum. Sumber air hujan banyak digunakan dengan tampungan langsung sederhana. Sumber air sungai cukup banyak terdapat di Indonesia. Kualitas air sungai sangat bervariasi tergantung pada lokasi, muatan sedimen dan polutan yang dibawahnya dan sebagainya.

b. Air bawah permukaan

o Penggunaan sumur dangkal masih banyak digunakan oleh masyarakat dibandingkan dengan air layanan dari SPAM. Banyak pengguna yang menggunakan yang menggunakan air dari SPAM untuk mencuci selain untuk konsumsi.

o Sumur dalam menembus air tanah dan mencari daerah akuifer yang lebih baik kualitasnya, serta kapasitasnya baik pada musim kering maupun musim hujan.

o Sumber mata air umumnya memenuhi syarat sebagai air minum atau mendekati air minum. Mata air biasanya tersedia di daerah pegunungan, hal ini karena elevasi muka air dalam tanah baik sebagai akuifer tertekan maupun akuifer bebas masih lebih tinggi dari daerah di bawahnya.

2.5 Proyeksi Jumlah Penduduk

Metode proyeksi penduduk beragam dan banyak macamnya. Adapun metode proyeksi penduduk yang biasa digunakan ada beberapa macam, antara lain:

1. Metode Aritmatik

Metode ini dianggap baik untuk kurun waktu yang pendek sama dengan kurun waktu perolehan data. Persamaan yang digunakan adalah:

Pn= Po + (r.n) (2.1)

Dimana:

Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa) Po : jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa) n : periode waktu proyeksi

r : rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun (jiwa) 2. Metode Geometri

Metode ini menganggap bahwa perkembangan atau jumlah penduduk akan secara otomatis bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikan penurunan jumlah penduduk. Persamaan yang digunakan adalah:

Pn= Po (1 + r)n (2.2)

Dimana:

Pn : jumlah penduduk tahun ke-n (jiwa) Po : jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa) n : periode waktu proyeksi

r : rata-rata prosentase pertambahan penduduk per tahun (%) 3. Metode Least Square

Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara sumbu Y dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah tahunnya dengan cara menarik garis linier antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarak data-data dengan garis yang dibuat.

Persamaan yang digunakan adalah:

Pn = a + (b.n) (2.3)

Dimana:

Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n

n : beda tahun yang dihitung terhadap tahun awal a dan b : konstanta, dimana:

a =

       

Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu menguji nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap-tiap metode. Metode dengan nilai uji koefisien korelasi paling mendekati satu dipakai untuk memproyeksikan penduduk.

Persamaan yang digunakan adalah:

r =

    

   

n

yn2

xyy2

 

n

y

x2

x

 

x 2

Nilai y untuk masing-masing metode berbeda, untuk metode aritmatik nilai y adalah jumlah pertumbuhan penduduk, nilai y untuk metode geometri adalah ln dari jumlah penduduk dan untuk metode least square nilai y adalah jumlah penduduk.

3.6 Proyeksi Kebutuhan Air

Sistem penyediaan air minum digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku yang meliputi kebutuhan air bersih penduduk (domestik), fasilitas umum, dan kebutuhan air di sektor pariwisata. Oleh karena itu, maka perlu diperhitungkan beberapa faktor yang dapat menunjang atau menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih. Faktor tersebut antara lain (RISPAM SARBAGITA,2013) :

1. Pertambahan jumlah penduduk 2. Tingkat sosial ekonomi penduduk

3. Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

4. Rencana daerah pelayanan dan kemungkinan perluasannya 5. Keadaan sistem penyediaan air minum eksisting

Proyeksi kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan beberapa komponen sebagai berikut.

a. Kebutuhan air untuk rumah tangga (domestik)

Penyediaan air baku untuk keperluan rumah tangga dihitung berdasarkan:

1. Jumlah penduduk

2. Presentase jumlah penduduk yang akan dilayani 3. Cara pelayanan air

4. Konsumsi pemakaian (l/org/hari)

Pelayanan air bersih untuk rumah tangga direncanakan sebesar 120 l/org/hr untuk kota kecil, 60 l/org/hr untuk desa dan 30 lt/org/hr untuk hidran umum.

b. Kebutuhan air untuk non domestik

Kebutuhan air untuk keperluan non domestik dihitung sebesar 20% dari kebutuhan air domestik.

c. Kehilangan air

Dalam setiap penyediaan air bersih, sangat sulit untuk menghindari terjadinya kemungkinan kehilangan air dari sistem. Kehilangan air dapat disebabkan oleh faktor teknis maupun non teknis. Faktor teknis meliputi kebocoran pipa,kerusakan meter air dan lain-lain (faktor alat). Sedangkan faktor non teknis meliputi kesalahan pencatatan/pembacaan alat,kesalahan perhitungan dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum, diperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinan terjadinya kehilangan air. Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untuk konsumen tidak terganggu bila terjadi kehilanganair. Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% dari kebutuhan rata-rata air bersih penduduk.

d. Fluktuasi pemakaian air bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum, faktor fluktuasi pemakaian air bersih dapat menggunakan Standar Cipta Karya yaitu : - Hari maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata

- Jam puncak = 1,75 x kebutuhan air rata-rata

17 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian Rencana Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Pada Sistem Penyediaan Air Minum Kota Denpasar.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Kota Denpasar

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

18 3.3 Penjabaran Alur Rencana Pemenuhan Air Minum Kota Denpasar

1) Perumusan Masalah

Proses perumusan masalah yang akan di bahas yaitu :

 Proses perencanaan jaringan pipa transmisi dan distribusi yang didalamnya mencakup berapa besar kebutuhan air standar tiap orang yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dalam hal ini Direktorat Jendral Cipta karya dan berapa besar debit air yang dibutuhan untuk melayani masyarakat di lokasi tinjauan.

 Hal-hal yang dilakukan pada saat survey.

- Kondisi alam sekitar mengenai keberadaan sumber air dan perilaku masyarakat setempat mengenai penggunaan air bersih.

- Mencari lokasi yang tepat untuk penempatan reservoir, hidran umum dan jaringan pipa sehingga tidak mengganggu fasilitas umum yang lainnya.

2) Pengumpulan Literatur

Proses pengumpulan buku-buku yang akan digunakan sebagai referensi dan dasar teori . 3) Pengumpulan Data penduduk. Beberapa data yang dibutuhkan :

1. Data Penduduk

Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk Kota Denpaasar tahun 2019 dan 5 tahun sebelumnya. Data penduduk digunakan untuk mengetahui tingkat kepadatan dan pertumbuhan penduduk Kota Denpasar.

2. Peta Topografi

Peta Topografi digunakan untuk mengetahui tata letak, elevasi dan pendukung dalam penentuan jalur pipa pada suatu sistem jaringan distribusi air minum.

3. Potensi Air Baku

Potensi air baku digunakan untuk mengetahui potensi dan pemanfaatan eksisting, sehingga bisa dipastikan rencana pengembangan dan pemanfaatan sumber air baku dalam hal ini sumber mata air.

4) Perhitungan Perkiraan Pertumbuhan Penduduk

Perkiraan jumlah penduduk dipergunakan sebagai langkah awal dalam menghitung proyeksi kebutuhan air bersih. Beberapa faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi ketelitian proyeksi jumlah penduduk pada masa yang akan datang adalah :

- Kecepatan pertumbuhan penduduk

19 - Kurun waktu proyeksi dan jumlah tahun pengambilan data

Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dapat menggunakan metode yang telah diakui secara umum dengan menggunakan metode-metode berikut ini :

a. Metode Aritmatik Po = jumlah penduduk pada tahun dasar Tn = tahun ke n Po = jumlah penduduk pada tahun dasar r = laju pertumbuhan penduduk per tahun n = jumlah interval tahun

Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu

20 menguji nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap-tiap metode. Metode dengan nilai uji koefisien korelasi paling mendekati satu dipakai untuk memproyeksikan penduduk.

5) Perhitungan Kebutuhan Air

Proses perhitungan akan kebutuhan air di masyarakat setempat baik kebutuhan domestik maupun kebutuhan non domestik.

6) Analisis Rencana Pemenuhan Air Baku Air Minum Kota Denpasar

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran SPAM PDAM Eksisting 1. Umum

Sistem penyediaan air minum perpipaan yang melayani kebutuhan air minum masyarakat kota Denpasar sudah sejak tahun 1932, yaitu sistem penyediaan air minum yang menggunakan air baku dari mata air Riang Gede dengan kapasitas 14 l/dt yang terletak di Kabupaten Tabanan. Melayani kota Tabanan dan Denpasar sebesar 5 l/dt dialirkan ke Kota Denpasar untuk melayani (kurang lebih) 8000 jiwa atau 7,7 % jumlah penduduk saat itu. Dialirkan secara gravitasi melalui pipa transmisi 200 mm sepanjang 17,300 dan 150 mm sepanjang 9.140 meter. Setelah kemerdekaan statusnya berubah menjadi perusahaan Air Minum Negara dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga listrik Propinsi Daerah Tingkat I Bali.

Pada tahun 1971 Pemerintah Australia melalui Colombo Plan memberikan bantuan dana berupa grant sebesar $ 1.194.000 yang mana dana tersebut dipergunakan untuk membangun berbagai sarana penyediaan air minum sbb:

- 10 buah sumur bor/dalam dengan kapasitas seluruhnya 425 I/dt - Pipa transmisi 375 mm sampai dengan 650 mm sepanjang 8500 meter - Pipa Distribusi AC&PVC dng diameter 25 mm s/d 350 mm sepjg 125.000 m - Balance Tank Darmasaba dengan kapasitas 1.250 m³

- Reservoir Belusung dengan kapasitas 10.000 m³ - Reservoir Tonja dengan kapasitas 3000 m³

Seiring dengan pembentukan Pemerintah Daerah Kotamadya Dati II Denpasar, didirikan PDAM Kotamadya Dati II Denpasar yang mengelola sistem penyediaan air minum di kota Denpasar. Hingga tahun 2018 PDAM kota Denpasar mengelola sistem penyediaan air minum dengan kapasitas kurang lebih 1.195 l/dt yang berasal dari 3 instalasi pengolahan air lengkap dan 20 sumur bor, serta air curah sekitar 202 l/dt yang berasal dari PDAM Kabupaten Badung, PDAM Kabupaten Gianyar, SPAM Penet dan Unit SPAM Petanu.

22

Untuk sumber air baku IPA Ayung secara produksi, kapasitas yang terpasang sudah maksimum 500 l/dt, mengingat air sungai Ayung pada musim kemarau debitnya sangat kecil sehingga air yang mengalir di badan sungai sangat kecil dan air ini juga sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi mengingat di hilir IPA Ayung masih ada petani yang memanfaatkan untuk irigasi melalui dam Oongan. Selain IPA Ayung, PDAM Kota Denpasar juga memanfaatkan sisa air Sungai Ayung di daerah Waribang dan beberapa sumber air yang mengalir di badan Sungai Ayung di daerah Waribang untuk sumber air baku dengan mengolahnya melalui IPA Waribang dengan kapasitas 225 l/dt. Sedangkan untuk sumur dalam jumlahnya sudah sangat banyak hal ini dikawatirkan akan berdampak serius terhadap lingkungan Kota Denpasar secara khusus dan Bali secara umum sehingga pembuatan sumur dalam untuk sumber air baku seyogyanya tidak dilakukan lagi dan dicarikan alternatif lain.

Selain dampak lingkungan juga terkait dengan kondisi geologi wilayah Denpasar yang sebagian besar kondisinya tanah berlempung sehingga muka air tanah sangat jauh di bawah dan juga debit air yang diperoleh sangat kecil.

2. Sumber Air Baku

Sumber air baku yang digunakan PDAM Kota Denpasar memanfaatkan air permukaan dan air tanah yang terletak pada lokasi yang berbeda. Air permukaan yang dimanfatkan sebagai sumber air baku adalah sungai ayung di produksi pada IPA Ayung dan IPA Waribang. Sedangkan sumur bor yang memanfaatkan air tanah dalam sebanyak 20 unit sumur bor yang tersebar diseluruh kecamatan di Kota Denpasar. Berikut tabel uraian unit air baku sistem penyediaan air minum Kota Denpasar :

Tabel 4.1 Sumber Air Baku PDAM Denpasar

No Nama Alamat Mulai Dibangun Selesai Mulai

Operasi

Kapasitas Desain (lt/dt) Terpasang (lt/dt)

Produksi (lt/dt) pada Desember

2018 A SUMUR BOR

1 Sumur E.1 Subita Jl. Subita 1974 1974 1982 90 73 71.61

2 Sumur E.2 Kecubung Jl. Kecubung 1974 1974 1983 60 30 32.21

3 Sumur E.4 Sari Gading Jl. Saigading 1986 1988 1988 5 2 0.55

4 SB. 3 Peguyangan Jl. Kertanegara 1986 1986 1987 10 4 2.64

5 SB. 4 Sanur Jl. Tukad Bilok 1985 1985 1986 25 4 2.37

6 TPW 4 Panjer Jl. Tukad Pakerisan 1989 1989 1991 35 30 28.67

7 SB. 6 Panjer Jl. Tukad Pakerisan 1994 1994 1994 28 30 29.62

8 SB. Tonja Jl. Kemuda 1994 1994 1999 8 5 4.64

9 SB. Ubung Jl. Cargo 1999 1999 2000 7 5 5.37

10 SB. Sedapmalam I Jl. Sedapmalam 1989 1989 1999 50 50 43.51

11 SB. Sedapmalam II Jl. Sedapmalam 2000 2000 2001 35 30 28.96

12 SB. Penatih I Jl. Siulan 2001 2001 2002 30 6 5.63

13 SB. Br. Gunung Jl. Siulan 2007 2007 2007 25 16 14.82

14 SB. Badak Agung Jl. Badak Agung VIII 2002 2002 2002 40 25 30.58

15 SB. Sidakarya Jl. Dewata 2008 2008 2008 20 18 19.12

16 SB. Pelagan Jl. Trenggana 2008 2009 2009 15 12 9.42

17 SB. Kebo Iwo Jl. Kebo Iwo 2008 2009 2009 10 4 2.77

18 SB. Singkep Jl. P Singkep 2009 2010 2010 20 37 35.68

19 SB. Mahendaradata Jl. Mahendaradata 2009 2010 2010 10 6 4.36

20 SB. Tukad Badung Jl. Tukad Badung 2011 2012 2012 10 37 38

24

No Nama Alamat Mulai Dibangun Selesai Mulai

Operasi

Kapasitas Desain (lt/dt) Terpasang (lt/dt)

Produksi (lt/dt) pada Desember

2018

Jumlah A 425 410.52

B AIR PERMUKAAN

IPA AYUNG BELUSUNG Jl. Antasura 1994 1995 1995 300 500 392.60

IPA PAKET BELUSUNG Jl. Antasura 2002 2003 2003 50 45 38.01

IPA WARIBANG I dan II Jl. Waribang 2003 2004 2004 150 225 287

Jumlah Air Permukaan 770 717.61

Jumlah Sumur Bor + Air Permukaan 1195 1128.13

Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2018

3. Unit Produksi Air

Sistem penyediaan air minum PDAM kota Denpasar saat ini berkapasitas 1195 l/dt dengan sumber produksi air berasal dari 3 unit IPA dan 20 sumur bor :

 IPA Ayung Belusung : 500 l/dt

 IPA Paket Belusung : 45 l/dt

 IPA Waribang : 225 l/dt

 Sumur bor dalam kota : 425 l/dt

Untuk menambah kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat di kota Denpasar, selain memanfaatkan air dari sumber air/instalasi pengolahan air tersebut diatas, PDAM Kota Denpasar juga membeli air curah hujan dari PDAM Badung, PDAM Gianyar dan Unit SPAM Petanu.

Tabel 4.2 Pembelian Air PDAM Kota Denpasar

No. Sumber Rencana

Pembelian Air (l/det)

Realisasi

Pembelian Air (l/det)

1. PDAM Badung 25 18.6

2. SPAM Petanu 75 55

3. SPAM Penet 100 63.3

4. PDAM Gianyar 2 1.9

Jumlah 202 138.8

Sumber: PDAM Kota Denpasar, 2018

Produksi air pada tahun 2018 adalah 40.18 juta m3/tahun. Sedangkan volume air terjual pada tahun 2018 yaitu 26.67 juta m3/tahun. Dengan demikian kehilangan air PDAM Kota Denpasar adalah sebesar 33.62%.

3. Unit Distribusi

PDAM Kota Denpasar pada tahun 2018 merencanakan pembuatan Zoning Blok sebanyak 10 lokasi yaitu di Jalan Sekar Tunjung, Mekar Sari (Pemogan), Gandapura, Gunung Talang, Gunung Guntur, Tegal buah, Prajaraksaka, Danau Tamblingan, Danau Poso dan Kutat Lestari. Pembelian air akan dioptimalkan dari Tukad Penet dan Petanu serta melakukan evaluasi air dari PDAM Badung dan PDAM Gianyar.

26

Pada tahun 2018 telah dilakukan pengembangan Jaringan pipa primer dan distribusi yaitu:

 Panjang pipa transmisi sampai akhir 2018 yaitu 4106 m’

 Panjang pipa distribusi sampai akhir 2018 yaitu 1,661,485 m’

 Pemasangan distribusi tersier 4” PVC sepanjang 281 m’

 Pemasangan distribusi tersier 3” PVC sepanjang 758 m’

 Pemasangan distribusi tersier 2” PVC sepanjang 4436 m’

Pengaliran air dari tiap unit produksi dilakukan sebagai berikut :

 Air dari IPA Ayung Belusung dan IPA Paket Belusung dialirkan secara gravitasi ke Reservoir I Belusung. Kemudian dari reservoir ini dialirkan ke konsumen sebagai berikut :

 Dialirkan secara gravitasi ke jaringan pipa distribusi melalui pipa distribusi Ǿ 24”.

 Dialirkan ke jalur barat dengan menggunakan 4 pompa booster (semua beroperasi secara terus menerus bersamaan) yang masing-masing berkapasitas 25 l/dt dan head 40 meter, melalui pipa Ǿ 10”.

 Dialirkan ke jalur selatan dengan menggunakan 3 unit pompa booster (semua beroperasi terus menerus secara bersamaan) yang masing-masing berkapasitas 15 l/dt dan head 40 meter, melalui pipa Ǿ 8”.

 Dialirkan melalui 5 unit pompa submersible (1 unit sebagai pompa cadangan dan yang lainnya dioperasikan sesuai dengan kebutuhan) yang masing-masing berkapasitas 60 l/dt dan head 40 meter yang dialirkan melalui pipa Ǿ 16”. Pompa ini dipasnag diatas atap reservoir R1. Tujuan semula dari pemasangan pompa ini adalah untuk meningkatkan aliran air ke “in-line booster pump lembusura”.

 Air dari IPA Waribang dialirkan secara gravitasi ke reservoir Waribang dan kemudian air dari reservoir ini dipompakan ke jaringan pipa distribusi melalui pipa Ǿ 16”.

 Untuk meningkatkan tekanan air pada jaringan pipa distribusi yang melayani daerah Barat, dipasang 2 unit in-line booster pum Lembusura yang masing-masing berkapasitas 90 l/dt dan tekanan 80 meter.

 Pompa

Pompa yang ada pada system penyediaan air minum PDAM kota Denpasar adalah seperti terlihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Data Pompa Intake, Distribusi dan Booster PDAM kota Denpasar

No. Lokasi Fungsi Pompa Jumlah

Unit

Spesifikasi Keterangan

1 Belusung Pompa intake cadangan (submersible)

28

4.2 Analisis Proyeksi Kebutuhan Air Minum 1. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Denpasar

Kota Denpasar sebagai kota otonom sekaligus juga merupakan ibukota Provinsi Bali, dan pusat pelayanan wilayah Bali bagian selatan dengan fungsi sebagai Kota Pusat Pemerintahan, Pusat Pelayanan Barang dan Jasa, Pusat pelayanan Pendidikan Tinggi, pusat permukiman yang memiliki pengaruh langsung yang kuat kepada wilayah sekitarnya. Kota Denpasar dan kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten sekitarnya telah mengalami kecenderungan penyatuan fungsional kawasan perkotaan terutama dengan Kawasan Perkotaan Gianyar, Tabanan, serta Kota-kota Kecamatan yang berdekatan seperti Kawasan Perkotaan Kediri, Mengwi, Abiansemal, Ubud, Sukawati, Kerobokan, Kuta, Jimbaran serta pusat-pusat Kawasan Pariwisata Kuta, Tuban, Nusa Dua, Ubud, Lebih serta KDTWK Tanah Lot.

Penyatuan ini secara tidak langsung telah membentuk sebuah metropolitan terlebih jumlah penduduk penyatuan kawasan tersebut telah mencapai 1.305.851 jiwa pada tahun 2007.

Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN), yang selanjutnya diakomodasi dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No.

16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Bali 2009-2029, menegaskan bahwa Kota Denpasar yang terintegrasi dalam Kawasan Perkotaan Denpasar- Badung-Gianyar-Tabanan dalam sistem perkotaan nasional ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Selanjutnya Perkotaan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan juga sekaligus ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari pertimbangan sudut kepentingan ekonomi nasional, dengan nama Kawasan Metropolitan Sarbagita. Selanjutnya telah pula ditetapkan bahwa Kota Denpasar beserta Kawasan Perkotaan Kuta merupakan Kota Inti dari Kawasan Metropolitan Sarbagita yang didukung beberapa pengembangan Kota Satelit seperti Kawasan Perkotaan Badung (Mangupura), Gianyar, Tabanan, Ubud dan Jimbaran, serta kawasan perkotaan pendukung lainnya.

2. Standar Kebutuhan Air Minum

Penyediaan air baku di daerah studi direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku meliputi air bersih penduduk (domestik) dan fasilitas umum, dengan

Dokumen terkait