• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan perundang-undangan yang digunakan antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan ;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air 3. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 25/PRT/M/2016

tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri oleh Badan Usaha ;

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26/PRT/M/2016 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum ; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016

tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum ;

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 1. Pengertian SPAM

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum, beberapa pengertian dijelaskan sebagai berikut:

a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

c. Kebutuhan pokok air minum sehari-hari adalah air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang digunakan untuk keperluan minum, masak,mandi,cuci,peturasan dan ibadah.

d. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,bersih dan produktif.

e. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air minum.

f. Jenis SPAM meliputi SPAM jaringan perpipaan dan SPAM bukan jaringan perpipaan.

g. SPAM jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan.

5

h.

i. SPAM jaringan perpipaan diselenggarakan untuk menjamin kepastian kuantitas dan kualitas air minum yang dihasilkan serta kontinuitas pengaliran air minum.

j. Kuantitas air minum yang dihasilkan paling sedikit mencukupi kebutuhan pokok air minum sehari-hari.

k. Kualitas air minum yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

l. Kontinuitas pengaliran air minum memberikan jaminan pengaliran selama dua puluh empat jam per hari.

m. Unit air baku merupakan sarana pengambilan atau penyediaan air baku.

n. Unit air baku terdiri atas bangunan penampungan air, bangunan pengambilan atau penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan dan bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.

o. Air baku wajib memenuhi baku mutu air dengan klasifikasi dan kriteria mutu air baku untuk penyediaan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

p. Unit produksi merupakan infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia, dan biologi.

q. Unit produksi terdiri atas bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan peralatan pemantauan, dan bangunan penampungan air minum.

r. Unit produksi harus dilengkapi dengan sarana pengolahan lumpur sisa hasil pengolahan air baku menjadi air minum.

s. Unit distribusi merupakan sarana pengaliran air minum dari bangunan penampungan sampai unit pelayanan.

t. Unit distribusi terdiri atas jaringan distribusi dan perlengkapannya, bangunan penampungan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan.

u. Pengaliran air pada unit distribusi dapat dilakukan menggunakan sistem pemompaan atau secara gravitasi.

v. Unit pelayanan merupakan titik pengambilan air.

6

w.

x. Unit pelayanan terdiri atas sambungan langsung, hidran umum dan hidran kebakaran.

y. Unit pelayanan harus dipasang alat pengukuran berupa meter air.

2. Komponen SPAM

Komponen sistem penyediaan air minum meliputi : a. Sumber air dan broncaptering

Sumber air adalah bagian terpenting dari jaringan air minum. Sumber air dapat berupa mata air, sungai, air tanah dan sebagainya. Sumber air yang berupa mata air ditampung oleh bangunan penangkap air (broncaptering) (Triatmadja,2007).

b. Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Instalasi pengolahan air adalah bagian yang sering menjadi komponen yang sangat penting bagi jaringan air minum. IPA tidak begitu dibutuhkan apabila sumber air sudah memenuhi persyaratan air minum dilihat dari sudut fisis, kimia maupun biologi. Sumber air ini dapat dijumpai pada air pegunungan yang belum banyak terkena polusi dan sumber ini hanya mungkin ditambah klorin sekedar untuk memastikan bahwa air akan sampai ke masyarakat masih dalam keadaan sehat setelah melalui pipa transmisi dan distribusi (Triatmadja,2007).

c. Jaringan transmisi dan distribusi.

Pipa merupakan komponen utama dalam jaringan perpipaan meliputi transmisi dan distribusi. Pemanfaatan pipa untuk pengaliran air minum sangat menguntungkan karena berbagai alasan seperti keamanan terhadap polusi, pencurian, tekanan (sisa tekanan pada pelanggan) dan sebagainya (Triatmadja,2007). Secara ringkas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18 Tahun 2007 mansyaratkan tentang pipa transmisi dan distribusi seperti diberikan pada Tabel 2.1 dibawah ini :

7 Tabel 2.1 Kriteria Pipa Transmisi

No Uraian Notasi Kriteria

1. Debit Perencanaan Q maks Kebutuhan air maksimum

Qmaks =Fmaks xQrata- rata

2. Faktor hari maksimum F maks 1,10-1,50

3. Jenis saluran - Pipa atau saluran terbuka

4. Kecepatan aliran dalam air a) Kecepatan minimum b)

7. Kemiringan saluran terbuka S (0,5-1)0/100

8. Tinggi bebas saluran

8 d. Tangki

Tangki adalah elemen dalam jaringan pipa yang berfungsi untuk menyimpan air sementara. Tangki adalah tempat air yang terbatas, sehingga elevasi muka air dalam tangki akan berfluktuasi secara signifikan. Fluktuasi muka air ini mengubah tekanan yang dibutuhkan oleh pompa untuk mengisi tangki, atau mengubah tekanan yang tersedia dalam jaringan (Triatmadja,2007).

e. Tangki (bak) Pelepas Tekan

Tangki pelepas tekan (Pressure Breaker Tank) lebih dikenal sebagai bak pelepas tekan. Bak ini dimaksudkan untuk melepas energi atau tekanan yang tersisa di suatu lokasi jalur pipa. Sesuai dengan fungsinya, maka bak pelepas tekan dipasang di beberapa lokasi sepanjang pipa transmisi dari elevasi tinggi ke elewasi yang lebih rendah (Triatmadja,2007).

f. Pompa

Pompa dapat dianggap sebagai alat untuk menaikkan tekanan atau energi potensi air. Dengan pompa maka tinggi tekanan yang telah berkurang dapat dinaikkan kembali sehingga sistem dapat mengairi daerah yang jauh dan semula tidak terjangkau. Jika sebelum pemasangan pompa sudah ada aliran maka tugas pompa disini adalah menambah debit yang berarti juga mempercepat aliran, dengan kata lain pompa dapat dipandang atau digunakan sebagai alat untuk menambah debit dan tekanan (Triatmadja,2007).

g. Katup

Katup merupakan asesori yang dapat dipastikan ada dalam jaringan pipa. Fungsi katup sebagai berikut (Triatmadja,2007) :

- Mengatur debit atau aliran dalam pipa.

- Mengatur tekanan di hulu maupun di hilir katup atau daerah lain yang dapat dipengaruhi.

- Menutup pipa sementara untuk berbagai tujuan seperti perbaikan, dan lain-lain.

- Menutup dan menjaga agar tidak terjadi aliran balik.

- Mengurangi tenaga (penghancur tenaga/tinggi tekanan).

9 h. Pengukur volume air (flow meter)

Pengukur debit air selalu dipasang pada setiap outlet untuk mengukur dan mencatat volume air yang telah keluar dari pipa. Selain itu flow meter dipasang di IPA, atau lokasi yang dipilih untuk melihat debit yang masuk ke dalam jaringan. Flow meter sebagai alat untuk mengetahui berapa produksi air serta jumlah air yang sampai ke pelanggan (Triatmadja,2007).

2.2. Kebutuhan Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia dan setiap kebutuhan lainnya. Air bersih juga menjadi cerminan dari kehidupan yang sehat. Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk merencanakan kebutuhan air bersih.

1. Syarat Air Minum

Secara ringkas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 .

2. Kebutuhan Air Domestik

Konsumsi domestik dimaksudkan untuk kebutuhan air rumah tangga sehari- hari atau tujuan intensif lainnya seperti memasak, minum, berkebun, mencuci mobil, dan lainlain (Trifunovic,2008).

3. Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan non-domestik atau komersial terjadi dalam industri, pertanian, lembaga dan kantor, pariwisata, dan lain-lain. Masing-masing kategori memiliki kebutuhan air yang spesifik. Adapun kategori dalam kebutuhan air non domestik yang dimaksud adalah sebagai berikut (Trifunovic,2008) :

a. Industri

Air dalam industri dapat digunakan untuk berbagai keperluan sebagai bagian dari produk akhir, untuk pemeliharaan proses manufaktur seperti pembersihan, pembilasan, sterilisasi, pendinginan dan untuk kebutuhan pribadi (biasanya relatif kecil). Total jumlah akan sangat tergantung pada jenis industri dan proses teknologi.

Pada umumnya, kebutuhan air dalam industri dinyatakan dalam liter per unit dari produk atau bahan baku.

b. Pertanian

Konsumsi air di bidang pertanian terutama ditentukan oleh kebutuhan irigasi dan peternakan. Di daerah pedesaan pinggiran kota atau daerah berkembang, permintaan ini juga dapat dipasok dari sistem distribusi lokal. Jumlah yang dibutuhkan untuk tujuan irigasi berdasarkan pada jenis tanaman, tahap pertumbuhan, jenis irigasi, karakteristik tanah, kondisi iklim, dan lain-lain. Jumlah ini dapat dinilai baik dari catatan atau dengan pengukuran sederhana.

c. Lembaga

Konsumsi komersial di restoran, toko-toko, sekolah dan lembaga lainnya dapat dinilai sebagai pasokan total dibagi dengan jumlah konsumen (karyawan, murid, pasien, dan sebagainya). Angka akurat harus tersedia dari catatan lokal di perusahaan pasokan air. Beberapa indikasi konsumsi satuan akan diberikan dalam Tabel 2.4.

d. Pariwisata

Wisata dan kegiatan rekreasi juga mungkin memiliki dampak yang cukup besar pada kebutuhan air. Jumlah per orang (atau per tempat tidur) per hari sangat besar bervariasi tergantung pada jenis dan kategori akomodasi yang dipergunakan.

Tabel 2.4 Kebutuhan Minimum Air Bersih

No. Parameter Metropolitan Kota

Besar

4. Kebutuhan air maksimum Kebutuhan rerata x 1,38

5. Kehilangan air sistem baru 20% kebutuhan rerata 6. Kehilangan air sistem lama 30%-40% kebutuhan

rerata

7. Kebutuhan jam puncak 165% s/d 200 % Sumber : Triatmadja (2007)

4. Fluktuasi Penggunaan Air

Penggunaan air dalam suatu kelompok masyarakat bervariasi hampir secara terus-menerus. Di saat musim dingin penggunaan air rata-rata biasanya kira-kira 20%

lebih rendah daripada rata-rata harian tahunan, sedangkan di musim panas dapat mencapai 20-30 % lebih tinggi daripada rata-rata harian tahunan

(Triatmadja,2007). Fluktuasi pemakaian air didasarkan pada : a. Kebutuhan air rata-rata harian (Qm)

Merupakan banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan non domestik yang ditambah dengan kehilangan air.

b. Kebutuhan air harian maksimum (Qhm)

Merupakan jumlah pemakaian air terbanyak pada suatu hari dalam satu tahun yang berdasarkan pada Qm dan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum (Fhm).

Qhm = Fhm x Qm

Dimana Fhm adalah faktor harian maksimum, berkisar antara 115 - 120%. c.

Kebutuhan air jam maksimum

Merupakan jumlah pemakaian air terbanyak pada saat jam tertentu dalam satu hari.

Qjm = Fjm x Qm

Dimana Fjm adalah faktor jam maksimum, berkisar antara 175-210%. Tabel 2.5 dan Tabel 2.6 berikut ini merupakan contoh koefisien fluktuasi kebutuhan air.

Tabel 2.5 Koefisien Fluktuasi Harian

Jam Koefisien Jam Koefisien Jam Koefisien Jam Koefisien

1 0,53 7 0,9 13 1,2 19 1,55

2 0,45 8 1,4 14 1,25 20 1,4

3 0,4 9 1,3 15 1,3 21 1,1

4 0,4 10 1,25 16 1,3 22 1,75

5 0,45 11 1,2 17 1,42 23 0,6

6 0,62 12 1,2 18 1,5 24 0,53

Sumber : Triatmadja (2007)

Tabel 2.6 Koefisien Fluktuasi Harian Sekolah dan Perkantoran

Jam Koefisien Jam Koefisien Jam Koefisien Jam Koefisien

1 0,2 7 1,8 13 1,2 19 1,2

2 0,2 8 1,8 14 1,5 20 0,8

3 0,2 9 2 15 1,4 21 0,2

4 0,2 10 1,7 16 1,3 22 0,2

5 0,6 11 1,5 17 1,3 23 0,2

6 1,5 12 1,5 18 1,3 24 0,2

Sumber : Triatmadja (2007)

5. Ketersediaan Air

Ketersediaan air di bumi secara total sangat melimpah. Lautan, danau,dan sungai-sungai asalah sumber air yang segera tampak menjanjikan akan ketersediaan air.

Namun demikian, ternyata air yang dapat digunakan untuk kehidupan manusia mempunyai berbagai macam syarat sehingga air laut tidak serta merta dianggap sebagai air yang tersedia bagi kehidupan. Menurut Raju (1995) sumber air diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Air permukaan

Yang termasuk didalamya : danau, sungai, hujan, laut/rawa. Danau dapat berupa danau alami maupun danau buatan seperti waduk. Air dari laut atau dari rawa saat ini merupakan pilihan yang walaupun masih sangat mahal tetapi secara teknologi sudah dapat diolah menjadi air minum. Sumber air hujan banyak digunakan dengan tampungan langsung sederhana. Sumber air sungai cukup banyak terdapat di Indonesia. Kualitas air sungai sangat bervariasi tergantung pada lokasi, muatan sedimen dan polutan yang dibawahnya dan sebagainya.

b. Air bawah permukaan

o Penggunaan sumur dangkal masih banyak digunakan oleh masyarakat dibandingkan dengan air layanan dari SPAM. Banyak pengguna yang menggunakan yang menggunakan air dari SPAM untuk mencuci selain untuk konsumsi.

o Sumur dalam menembus air tanah dan mencari daerah akuifer yang lebih baik kualitasnya, serta kapasitasnya baik pada musim kering maupun musim hujan.

o Sumber mata air umumnya memenuhi syarat sebagai air minum atau mendekati air minum. Mata air biasanya tersedia di daerah pegunungan, hal ini karena elevasi muka air dalam tanah baik sebagai akuifer tertekan maupun akuifer bebas masih lebih tinggi dari daerah di bawahnya.

2.5 Proyeksi Jumlah Penduduk

Metode proyeksi penduduk beragam dan banyak macamnya. Adapun metode proyeksi penduduk yang biasa digunakan ada beberapa macam, antara lain:

1. Metode Aritmatik

Metode ini dianggap baik untuk kurun waktu yang pendek sama dengan kurun waktu perolehan data. Persamaan yang digunakan adalah:

Pn= Po + (r.n) (2.1)

Dimana:

Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa) Po : jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa) n : periode waktu proyeksi

r : rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun (jiwa) 2. Metode Geometri

Metode ini menganggap bahwa perkembangan atau jumlah penduduk akan secara otomatis bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikan penurunan jumlah penduduk. Persamaan yang digunakan adalah:

Pn= Po (1 + r)n (2.2)

Dimana:

Pn : jumlah penduduk tahun ke-n (jiwa) Po : jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa) n : periode waktu proyeksi

r : rata-rata prosentase pertambahan penduduk per tahun (%) 3. Metode Least Square

Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara sumbu Y dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah tahunnya dengan cara menarik garis linier antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarak data-data dengan garis yang dibuat.

Persamaan yang digunakan adalah:

Pn = a + (b.n) (2.3)

Dimana:

Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n

n : beda tahun yang dihitung terhadap tahun awal a dan b : konstanta, dimana:

a =

       

Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu menguji nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap-tiap metode. Metode dengan nilai uji koefisien korelasi paling mendekati satu dipakai untuk memproyeksikan penduduk.

Persamaan yang digunakan adalah:

r =

    

   

n

yn2

xyy2

 

n

y

x2

x

 

x 2

Nilai y untuk masing-masing metode berbeda, untuk metode aritmatik nilai y adalah jumlah pertumbuhan penduduk, nilai y untuk metode geometri adalah ln dari jumlah penduduk dan untuk metode least square nilai y adalah jumlah penduduk.

3.6 Proyeksi Kebutuhan Air

Sistem penyediaan air minum digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku yang meliputi kebutuhan air bersih penduduk (domestik), fasilitas umum, dan kebutuhan air di sektor pariwisata. Oleh karena itu, maka perlu diperhitungkan beberapa faktor yang dapat menunjang atau menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih. Faktor tersebut antara lain (RISPAM SARBAGITA,2013) :

1. Pertambahan jumlah penduduk 2. Tingkat sosial ekonomi penduduk

3. Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

4. Rencana daerah pelayanan dan kemungkinan perluasannya 5. Keadaan sistem penyediaan air minum eksisting

Proyeksi kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan beberapa komponen sebagai berikut.

a. Kebutuhan air untuk rumah tangga (domestik)

Penyediaan air baku untuk keperluan rumah tangga dihitung berdasarkan:

1. Jumlah penduduk

2. Presentase jumlah penduduk yang akan dilayani 3. Cara pelayanan air

4. Konsumsi pemakaian (l/org/hari)

Pelayanan air bersih untuk rumah tangga direncanakan sebesar 120 l/org/hr untuk kota kecil, 60 l/org/hr untuk desa dan 30 lt/org/hr untuk hidran umum.

b. Kebutuhan air untuk non domestik

Kebutuhan air untuk keperluan non domestik dihitung sebesar 20% dari kebutuhan air domestik.

c. Kehilangan air

Dalam setiap penyediaan air bersih, sangat sulit untuk menghindari terjadinya kemungkinan kehilangan air dari sistem. Kehilangan air dapat disebabkan oleh faktor teknis maupun non teknis. Faktor teknis meliputi kebocoran pipa,kerusakan meter air dan lain-lain (faktor alat). Sedangkan faktor non teknis meliputi kesalahan pencatatan/pembacaan alat,kesalahan perhitungan dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum, diperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinan terjadinya kehilangan air. Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untuk konsumen tidak terganggu bila terjadi kehilanganair. Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% dari kebutuhan rata-rata air bersih penduduk.

d. Fluktuasi pemakaian air bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum, faktor fluktuasi pemakaian air bersih dapat menggunakan Standar Cipta Karya yaitu : - Hari maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata

- Jam puncak = 1,75 x kebutuhan air rata-rata

17 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian Rencana Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Pada Sistem Penyediaan Air Minum Kota Denpasar.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Kota Denpasar

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

18 3.3 Penjabaran Alur Rencana Pemenuhan Air Minum Kota Denpasar

1) Perumusan Masalah

Proses perumusan masalah yang akan di bahas yaitu :

 Proses perencanaan jaringan pipa transmisi dan distribusi yang didalamnya mencakup berapa besar kebutuhan air standar tiap orang yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dalam hal ini Direktorat Jendral Cipta karya dan berapa besar debit air yang dibutuhan untuk melayani masyarakat di lokasi tinjauan.

 Hal-hal yang dilakukan pada saat survey.

- Kondisi alam sekitar mengenai keberadaan sumber air dan perilaku masyarakat setempat mengenai penggunaan air bersih.

- Mencari lokasi yang tepat untuk penempatan reservoir, hidran umum dan jaringan pipa sehingga tidak mengganggu fasilitas umum yang lainnya.

2) Pengumpulan Literatur

Proses pengumpulan buku-buku yang akan digunakan sebagai referensi dan dasar teori . 3) Pengumpulan Data penduduk. Beberapa data yang dibutuhkan :

1. Data Penduduk

Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk Kota Denpaasar tahun 2019 dan 5 tahun sebelumnya. Data penduduk digunakan untuk mengetahui tingkat kepadatan dan pertumbuhan penduduk Kota Denpasar.

2. Peta Topografi

Peta Topografi digunakan untuk mengetahui tata letak, elevasi dan pendukung dalam penentuan jalur pipa pada suatu sistem jaringan distribusi air minum.

3. Potensi Air Baku

Potensi air baku digunakan untuk mengetahui potensi dan pemanfaatan eksisting, sehingga bisa dipastikan rencana pengembangan dan pemanfaatan sumber air baku dalam hal ini sumber mata air.

4) Perhitungan Perkiraan Pertumbuhan Penduduk

Perkiraan jumlah penduduk dipergunakan sebagai langkah awal dalam menghitung proyeksi kebutuhan air bersih. Beberapa faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi ketelitian proyeksi jumlah penduduk pada masa yang akan datang adalah :

- Kecepatan pertumbuhan penduduk

19 - Kurun waktu proyeksi dan jumlah tahun pengambilan data

Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dapat menggunakan metode yang telah diakui secara umum dengan menggunakan metode-metode berikut ini :

a. Metode Aritmatik Po = jumlah penduduk pada tahun dasar Tn = tahun ke n Po = jumlah penduduk pada tahun dasar r = laju pertumbuhan penduduk per tahun n = jumlah interval tahun

Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu

20 menguji nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap-tiap metode. Metode dengan nilai uji koefisien korelasi paling mendekati satu dipakai untuk memproyeksikan penduduk.

5) Perhitungan Kebutuhan Air

Proses perhitungan akan kebutuhan air di masyarakat setempat baik kebutuhan domestik maupun kebutuhan non domestik.

6) Analisis Rencana Pemenuhan Air Baku Air Minum Kota Denpasar

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran SPAM PDAM Eksisting 1. Umum

Sistem penyediaan air minum perpipaan yang melayani kebutuhan air minum masyarakat kota Denpasar sudah sejak tahun 1932, yaitu sistem penyediaan air minum yang menggunakan air baku dari mata air Riang Gede dengan kapasitas 14 l/dt yang terletak di Kabupaten Tabanan. Melayani kota Tabanan dan Denpasar sebesar 5 l/dt dialirkan ke Kota Denpasar untuk melayani (kurang lebih) 8000 jiwa atau 7,7 % jumlah penduduk saat itu. Dialirkan secara gravitasi melalui pipa transmisi 200 mm sepanjang 17,300 dan 150 mm sepanjang 9.140 meter. Setelah kemerdekaan statusnya berubah menjadi perusahaan Air Minum Negara dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga listrik Propinsi Daerah Tingkat I Bali.

Pada tahun 1971 Pemerintah Australia melalui Colombo Plan memberikan bantuan dana berupa grant sebesar $ 1.194.000 yang mana dana tersebut dipergunakan untuk membangun berbagai sarana penyediaan air minum sbb:

- 10 buah sumur bor/dalam dengan kapasitas seluruhnya 425 I/dt - Pipa transmisi 375 mm sampai dengan 650 mm sepanjang 8500 meter - Pipa Distribusi AC&PVC dng diameter 25 mm s/d 350 mm sepjg 125.000 m - Balance Tank Darmasaba dengan kapasitas 1.250 m³

- Reservoir Belusung dengan kapasitas 10.000 m³ - Reservoir Tonja dengan kapasitas 3000 m³

Seiring dengan pembentukan Pemerintah Daerah Kotamadya Dati II Denpasar, didirikan PDAM Kotamadya Dati II Denpasar yang mengelola sistem penyediaan air minum di kota Denpasar. Hingga tahun 2018 PDAM kota Denpasar mengelola sistem penyediaan air minum dengan kapasitas kurang lebih 1.195 l/dt yang berasal dari 3 instalasi pengolahan air lengkap dan 20 sumur bor, serta air curah sekitar 202 l/dt yang berasal dari PDAM Kabupaten Badung, PDAM Kabupaten Gianyar, SPAM Penet dan Unit SPAM Petanu.

22

Untuk sumber air baku IPA Ayung secara produksi, kapasitas yang terpasang sudah maksimum 500 l/dt, mengingat air sungai Ayung pada musim kemarau debitnya sangat kecil sehingga air yang mengalir di badan sungai sangat kecil dan air ini juga sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi mengingat di hilir IPA Ayung masih ada petani yang memanfaatkan untuk irigasi melalui dam Oongan. Selain IPA Ayung, PDAM Kota Denpasar juga memanfaatkan sisa air Sungai Ayung di daerah Waribang dan beberapa sumber air yang mengalir di badan Sungai Ayung di daerah Waribang untuk sumber air baku dengan mengolahnya melalui IPA Waribang dengan kapasitas 225 l/dt. Sedangkan untuk sumur dalam jumlahnya sudah sangat banyak hal ini dikawatirkan akan berdampak serius terhadap lingkungan Kota

Untuk sumber air baku IPA Ayung secara produksi, kapasitas yang terpasang sudah maksimum 500 l/dt, mengingat air sungai Ayung pada musim kemarau debitnya sangat kecil sehingga air yang mengalir di badan sungai sangat kecil dan air ini juga sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi mengingat di hilir IPA Ayung masih ada petani yang memanfaatkan untuk irigasi melalui dam Oongan. Selain IPA Ayung, PDAM Kota Denpasar juga memanfaatkan sisa air Sungai Ayung di daerah Waribang dan beberapa sumber air yang mengalir di badan Sungai Ayung di daerah Waribang untuk sumber air baku dengan mengolahnya melalui IPA Waribang dengan kapasitas 225 l/dt. Sedangkan untuk sumur dalam jumlahnya sudah sangat banyak hal ini dikawatirkan akan berdampak serius terhadap lingkungan Kota

Dokumen terkait