• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecenderungan isu good governance Serambi Indonesia

Dalam dokumen Kajian Terhadap Sajian Informasi Media M (Halaman 51-53)

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Graik 1. Kecenderungan isu good governance Serambi Indonesia

Kecenderungan isu kriminalitas yang konstan dan sangat dominan ini menegaskan bahwa perhatian redaksi Prohaba memang terfokus pada isu kriminalitas. Sementara itu, perhatiannya terhadap isu-isu lain terbilang sangat sedikit, yakni 8% isu perempuan dan/atau anak, 5% isu HAM, 2% isu lingkungan hidup, dan 1% isu good governance.

Menurut catatan atau laporan narasi yang dikirimkan oleh Maina Sari, pemantau yang media massa lokal yang berada di Aceh Besar, dalam rentang waktu empat bulan tersebut, warga masyarakat lokal di Aceh sedang menghadapi euforia pemilihan kepala daerah (Pemilukada). Namun, pada minggu-minggu awal, dapat terlihat perbedaan cara pandang antara Serambi Indonesia dan

Prohaba ini ketika mengangkat topik tersebut dalam terbitan mereka. Untuk kasus Pemilukada, Serambi Indonesia melihatnya sebagai persoalan yang lekat dengan isu good governance, sedangkan Prohaba melihatnya sebagai persoalan yang lekat dengan isu kriminalitas.

Hal ini terlihat, misalnya, pada laporan Maina Sari, pada tanggal 4 Maret 2012, yang menyebutkan bagaimana Prohaba memberitakan topik tentang Pemilukada Aceh, dari sudut pandang isu kriminalitas:

“Sementara itu, Prohaba didominasi oleh isu kriminalitas (29 berita, atau 49,152% dari jumlah total 59 berita dengan isu kriminalitas). Mulai dari kasus perampokan, pencurian, hingga masalah narkoba terus menjadi sorotan. Belakangan ini juga banyak terjadi kasus pembacokan, seperti yang terjadi di Aceh Utara terhadap tim sukses pasangan salah satu calon bupati di sana. Peneroran juga terjadi di Langsa terhadap tim sukses Irwandi/Muhyan, yang mana kasus ini belum diketahui mengarah kepada siapa pelakunya.114

Meskipun isu kriminalitas yang mendominasi di Surat Kabar Prohaba bukan saja berasal dari topik Pemilukada, tetapi keputusan redaksi Prohaba, yang mengemas kasus Pemilukada menjadi isu kriminalitas, cukup layak dijadikan dasar untuk melihat perbedaan cara pandang dari kedua surat kabar ini. Hal ini semakin ditegaskan oleh Maina Sari pada laporan narasinya untuk minggu ketujuh (26 Maret – 1 April 2012), yakni:

Seperti itulah harian Serambi Indonesia yang halaman pemberitaannya diwarnai berita kampanye. Sementara itu, harian Prohaba masih diwarnai

114. Maina Sari, “Good Governance Terlalu Dominan”, Laporan Narasi Mingguan Pemantauan Rekam Media, 03/Aceh Besar, NAD/4 Maret 2012.

dengan berita kriminal. Seperti perampokan, pembunuhan, penjambretan, dan pemerkosaan. Dari berita ini dapat diambil kesimpulan kejahatan terjadi di mana-mana tanpa kita duga.

Kasus kriminal ini masih didominasi di daerah Meulaboh, Langsa dan Lhokseumawe. Ketiga daerah ini cukup sering terjadinya kasus kejahatan. Bahkan terkait isu Pilkada pun, kekerasan terhadap massa yang saling bentrok juga terjadi di wilayah tersebut.115

Selanjutnya, Surat Kabar Serambi Indonesia mulai mengangkat topik Pemilukada sebagai isu kriminalitas pada minggu berikutnya (2-8 April 2012) ketika persoalan kampanye di Aceh pada kala itu berjalan dengan diwarnai berbagai kerusuhan. Hal itu dapat terlihat pada laporan Maina Sari, yakni:

Dari hasil pemantauan berita terhadap harian Serambi Indonesi dan Prohaba, edisi 2-8 April 2012, menunjukkan bahwa berita tentang kriminal mendominasi harian tersebut. Dari total 82 berita, 39 di antaranya adalah berita kriminal, kemudian disusul good governance 20 berita. Kejahatan yang cukup sering terjadi mewarnai kejahatan yang terjadi di kalangan tim sukses para kandidat calon kepala daerah dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Aceh 2012.116

Namun, data statistik dari frekuensi isu menunjukkan bahwa good governance

tetap menjadi isu yang dominan di Surat Kabar Serambi Indonesia. Pada minggu- minggu selanjutnya, Maina Sari melaporkan bahwa isu kriminalitas menjadi isu yang lebih dominan dibandingkan isu good governance di wilayah Aceh. Hal ini disebabkan oleh perhatian Prohaba terhadap good governance hampir sama sekali tidak ada (lihat Tabel 3) sehingga jumlah frekuensi isu kriminalitas dari kedua surat kabar melampaui jumlah frekuensi isu good governance pada Serambi Indonesia.

Jika kita lihat dari jumlah total artikel yang terpantau di kedua surat kabar ini, antara Serambi Indonesia dan Prohaba, terpaut cukup jauh, yakni 4 banding 1 (lihat Tabel 3). Perbedaan yang cukup jauh ini dipengaruhi oleh banyaknya artikel-artikel dari rubrik di luar halaman pertama Serambi Indonesia yang masuk ke dalam lima kategori isu, terutama isu good governance, sedangkan pada

115. Maina Sari, “Kampanye Dimana-mana”, Laporan Narasi Mingguan Pemantauan Rekam Media, 007/Aceh Besar, NAD/1 April 2012.

116. Maina Sari, “Kampanye Masih Diwarnai Kecurangan”, Laporan Narasi Mingguan Pemantauan Rekam Media, 008/Aceh Besar, NAD/8 April 2012.

Prohaba, artikel-artikel yang masuk ke dalam kategori lima isu, sebagian besar, berasal dari rubrik di halaman pertama, dan umumnya adalah isu kriminalitas.

Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi ketidakseimbangan oleh kedua surat kabar dalam menyajikan proporsi isu. Surat Kabar Serambi Indonesia

misalnya, oleh Maina Sari, dijelaskan sebagai berikut:

Sangat disayangkan, dari semua isu yang di pantau isu Hak Asasi Manusia (HAM) jarang diangkat ke media. Para pelaku media lebih tertarik dengan isu pemerintahan dan kejahatan yang lebih dominan.117

Sedangkan Surat Kabar Prohaba, dijelaskan sebagai harian yang

…lebih minim terhadap isu lokal. Bahkan isu yang diangkat ke media melulu isu kejahatan yang lebih banyak mengambil berita dari luar wilayah Aceh. Secara keseluruhan media Prohaba masih belum bisa memenuhi kebutuhan warga lokal karena berita yang disajikan masih bukan berita yang penting untuk masyarakat Aceh. Seharusnya, media ini bisa mencakup isu yang belum bisa dipenuhi media lain. Bukan sebaliknya, malah mengabaikan kepentingan informasi pembaca lokal.118

Khusus untuk Prohaba, penyajian artikel-artikel beritanya seringkali menggunakan “kalimat yang cukup ekstrim. Seperti bahasa-bahasa yang mampu membuat psikologis seseorang terbentuk menjadi psikologis yang psikopat”119 dan “pemilihan

kata-kata terkesan untuk membuat heboh sebuah berita”120

IV.2.1.2. Tangerang Selatan (Tangsel Pos dan Suara Tangsel)

Isu good governance juga merupakan isu dominan di Tangerang Selatan dalam rentang waktu empat bulan pemantauan. Pada Surat Kabar Tangsel Pos, isu good governance memiliki persentase sebesar 49% dari total 607 artikel yang berhasil terpantau. Persentase isu lainnya ialah 26% isu perempuan dan/atau anak,

117. Maina Sari, “Pelantikan Tunggu Keputusan Mendagri”, Laporan Narasi Mingguan Rekam Media, 015/Aceh Besar, NAD/27 Mei 2012.

118. Maina Sari, ibid.

119. Maina Sari, “Gempa Menjelang Perolehan Hasil Pilkada”, Laporan Narasi Mingguan Rekam Media, 009/Aceh Besar, NAD/15 April 2012.

120. Maina Sari, “Ada Apa Dengan PTS Aceh?”, Laporan Narasi Mingguan Rekam Media, 011/Aceh Besar, NAD/29 April 2012.

14% isu kriminalitas, 7% isu lingkungan hidup, dan 5% isu HAM. Meskipun dominan, kecenderungan isu good governance memiliki arah positif (naik), tetapi dengan persamaan garis lurus yang tidak signiikan. Gerak graik yang memiliki persamaan regresi yang signiikan justru dialami oleh isu perempuan dan/atau anak (arah negatif atau turun) dan isu kriminalitas (arah negatif atau turun). Persamaan regresi isu perempuan dan/atau anak Tangsel Pos adalah Y = 2,499 – 0,007 X (yang berarti bahwa setiap harinya, isu perempuan dan/atau anak pada

Tangsel Pos mengalami penurunan nilai data berkala sebesar 0,007). Sedangkan persamaan regresi isu kriminalitas adalah Y = 1,591 – 0,008 X (yang berarti bahwa setiap harinya, isu kriminalitas pada Tangsel Pos mengalami penurunan nilai data berkala sebesar 0,008). Kecenderungannya dapat dilihat pada tampilan Graik 3 dan Graik 4 di bawah ini:

Dalam dokumen Kajian Terhadap Sajian Informasi Media M (Halaman 51-53)