• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Karakteristik Habitat Ikan Teri Merah Di Kawasan Teluk Ambon Dalam Pembentukan biomassa rekrutmen dan pertumbuhan ditentukan langsung atau

4.1.2. Kecepatan Arus

Rataan kecepatan arus antar musim, yaitu antar musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II pada periode bulan gelap dan periode bulan terang di zona I dan II tidak berbeda nyata (Tabel 4 dan Lampiran 4), dengan rataan pada periode bulan gelap di zona I adalah 7.23 cm/det dan di zona II adalah 6.22 cm/det. Pada periode bulan terang di zona I adalah 5.48 cm/det dan di zona II adalah 4.92 cm/det.

Rataan kecepatan arus antar musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang di zona III berbeda nyata. Rataan kecepatan arus pada periode bulan gelap dan terang pada musim barat, peralihan I, dan peralihan II tidak berbeda nyata, dengan rataan pada periode bulan gelap sebesar 5.25 cm/det dan menurun pada musim timur menjadi 2.88 cm/det, rataan pada periode bulan terang sebesar 5.65 cm/det dan menurun pada musim timur menjadi 2.50 cm/det.

Kecepatan arus di zona I dan II tidak berbeda nyata memberikan indikasi bahwa kemampuan daya angkut padatan dan gas terlarut stabil serta terjadinya akumulasi sediementasi. Perbedaan kecepatan arus pada musim timur di zona III memberikan indikasi bahwa daya angkut bahan padatan melayang dan dasar menurun pada musim timur sehingga proses sedimentasi meningkat. Beberapa peneliti terdahulu mendapatkan kecepatan arus di ambang TAD adalah 3.6 cm/det sampai 12.4 cm/det (Hamzah dan Wenno, 1987); kecepatan arus dari di TAD berkisar antara 1 - 20 cm/det dari hasil penelitian antara Pemkot Ambon dan Unpatti, 2003 (Pemkot Ambon dan Unpatti, 2003). Keberadaan kecepatan arus di zona I, II dan III tersebut masih dalam rentang hidrodinamik dalam mempertahankan beban hanyutan dan sedimentasi.

Tabel 4. Hasil anova kecepatan arus antar musim pada zona I, II, dan III di bulan gelap dan terang (cm/det)

Musim

Zona Barat Peralihan I Timur Peralihan II FHitung Pvalue Zona I Periode BG Periode BT 8.15 a 4.82 a 6.67 a 6.23 a 8.24 a 6 .03a 5.85 a 4.85 a 1.02 0.59 0.43 0.64 Zona II Periode BG Periode BT 6.47 a 5.50 a 4.00 a 4.00 a 8.32 a 4.70 a 6.08 a 5.47 a 3.11 0.75 0.09 0.55 Zona III Periode BG Periode BT 6.38 b 6.43 b 4.72 b 5.53 b 2.88 a 2.50 a 4.65 b 5.08 b 11.06 28.54 0.00 0.00 BG= Bulan Gelap; BT= Bulan Terang

Huruf yang sama antar musim di zona tertentu menunjukkan rataan tingkat suatu atribut sama atau tidak berbeda.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa rataan kecepatan arus lebih stabil pada zona I dan II dibandingkan dengan zona III.

4.1.3 Suhu

Rataan suhu antar musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang di zona I tidak berbeda nyata (Tabel 5 dan Lampiran 5) dengan rataan 28.53 0C pada periode bulan gelap dan 28.54 0C pada periode bulan terang.

Rataan suhu antar musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang pada zona II berbeda nyata. Rataan suhu pada musim barat, peralihan I, dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang tidak berbeda nyata dengan rataan 29.24 0C pada periode bulan gelap dan 29.44 0C pada periode bulan terang dan selanjutnya menurun pada musim timur menjadi 27.69 0C pada periode bulan gelap dan 28.52 0C pada periode bulan terang.

Rataan suhu antar musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang pada zona III berbeda nyata. Rataan suhu pada musim barat, peralihan I, dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang tidak berbeda nyata dengan rataan 29.69 0C pada periode bulan gelap dan 29.70 0C pada periode bulan terang dan selanjutnya menurun pada musim timur menjadi 28.61 0C pada periode bulan gelap dan 28.53 0C pada periode bulan terang.

Di zona I, II dan III pada periode bulan gelap maupun periode bulan terang tidak memperlihatkan stratifikasi terhadap kedalaman (Lampiran 6).

Suhu yang tidak berbeda nyata di zona I memberikan indikasi bahwa keberadaan suhu di zona I relatif sama. Suhu yang berbeda di zona II dan III pada musim timur mengindikasikan bahwa penurunan suhu pada musim timur menunjang proses metabolisme. Penurunan suhu dapat mempengaruhi metabolisme dan respirasi namun tidak berimplikasi pada sintasan dan pertumbuhan ikan. Hasil penelitian Wouthuysen et al (1984) menyatakan bahwa kisaran suhu bagi kehidupan ikan teri antara 250C sampai 29 0C; Oestenbrugge (2003) mendapatkan bahwa kisaran suhu ikan pelagis kecil yang terdapat di sekitar perairan Ambon dan Lease antara 250C

sampai 30 0C Kisaran suhu pada zona I, II dan III masih sesuai dengan kehidupan ikan teri merah.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi suhu di zona I lebih stabil dari Zona II dan III.

Tabel 5. Hasil anova terhadap rataan suhu antar musim pada bulan gelap dan terang di TAD (0C)

Zona Musim

Barat Peralihan I Timur Peralihan II Fhit Pval Zona I Periode BG 29.02 a 28.81 a 27.81 a 28.49 a 4.79 0.05 Periode BT 28.90 a 28.54 a 27.95 a 28.79 a 3.78 0.15 Zona II Periode BG 29.46 b 29.00 b 27.69 a 29.27 b 12.59 0.00 Periode BT 30.08 b 29.09 b 28.52 a 29.15 b 7.36 0.00 Zona III Periode BG 29.63 b 29.59 b 28.61 a 29.69 b 7.64 0.00 Periode BT 29.69 b 29.82 b 28.53 a 29.6 b 12.04 0.00 Keterangan:

BG= Bulan Gelap; BT= Bulan Terang

Huruf yang sama antar musim di zona tertentu menunjukkan rataan tingkat suatu atribut sama atau tidak berbeda

4.1.4 Salinitas

Rataan salinitas antar musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang di zona I tidak berbeda nyata (Tabel 6 dan Lampiran 7) dengan rataan 29.43 ppt pada periode bulan gelap dan 29.03 ppt pada periode bulan terang.

Rataan salinitas antar musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang pada zona II berbeda nyata. Rataan salinitas pada musim barat, peralihan I, dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang tidak berbeda nyata dengan rataan 31.33 ppt pada periode bulan gelap dan 29.31.38 ppt pada periode bulan terang dan selanjutnya menurun pada musim timur menjadi 28.55 ppt pada periode bulan gelap dan 28.50 ppt pada periode bulan terang.

Rataan salinitas antar musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang pada zona III berbeda nyata. Rataan salinitas pada musim barat, peralihan I, dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang tidak

berbeda nyata dengan rataan 29.25 ppt pada periode bulan gelap dan 29.28 ppt pada periode bulan terang dan selanjutnya menurun pada musim timur menjadi 28.09 ppt pada periode bulan gelap dan 28.41 ppt pada periode bulan terang. Stratifikasi salinitas terjadi di zona II pada periode bulan terang, terutama di musim barat dan musim peralihan II. (Lampiran 8). Salinitas yang tidak berbeda nyata di zona I memberikan indikasi bahwa keberadaan salinitas di zona I relatif sama. Salinitas yang berbeda di zona II dan III pada musim timur mengindikasikan pencampuran air tawar dan laut yang relatif berbeda. Penurunan salinitas dapat mempengaruhi efisiensi pemanfaatan materi yang dimakan, namun tidak menjadi kendala bagi sintasan. mempengaruhi metabolisme dan respirasi namun tidak berimplikasi pada sintasan dan pertumbuhan ikan. Keberadaan salinitas di zona I, II dan III masih berada dalam kisaran kehidupan ikan teri merah. Hasil penelitian Sahubawa (2001) di TAD mendapatkan salinitas bagi kehidupan ikan Stolephorus spp (teri) berkisar antara 24 ppt – 35.5 ppt. Dengan demikian sesuai bagi pertumbuhan dan sintasan ITM.

Tabel 6. Hasil anova terhadap rataan salinitas antar musim pada bulan gelap dan terang di TAD (ppt)

Zona Musim

Barat Peralihan I Timur Peralihan II Fhit Pval Zona I Periode BG 30.05 a 28.99 a 28.93 a 29.74 a 1.74 0.17 Periode BT 29.37 a 29.01 a 28.19 a 29.56 a 2.64 0.06 Zona II Periode BG 31.15 b 30.81 b 28.55 a 32.03 b 10.37 0.00 Periode BT 31.24 b 31.03 b 28.50 a 31.86 b 10.27 0.00 Zona III Periode BG 29.92 b 28.75 b 28.09 a 29.09 b 9.21 0.00 Periode BT 29.70 b 29.26 b 28.41 a 28.89 b 4.73 0.00 Keterangan:

BG= Bulan Gelap; BT= Bulan Terang

Huruf yang sama antar musim di zona tertentu menunjukkan rataan tingkat suatu atribut sama atau tidak berbeda.

Dari uraian salinitas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi rataan salinitas antar musim baik itu pada periode bulan gelap maupun pada periode bulan terang di zona I relatif lebih stabil dibandingkan dengan zona II dan III.

4.1.5 pH

Rataan pH antar musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II pada periode bulan gelap dan terang di zona I,II dan III tidak berbeda nyata (Tabel 7), yaitu di zona I dengan rataan 7.69 pada periode bulan gelap maupun pada periode bulan terang. Rataan pH di zona II yaitu 7.77 pada periode bulan gelap dan 7.80 pada periode bulan terang. Rataan pH zona III yaitu 7.76 pada periode bulan gelap, dan 7.80 pada periode bulan terang). Tidak terdapat stratifikasi pH antar kedalaman.

Nilai pH yang tidak berbeda nyata memberikan indikasi bahwa pH di zona I, II dan III adalah stabil dalam menunjang kehidupan ikan teri merah. Kisaran pH yang ditemukan masih berada pada kondisi kisaran pH di TAD. Hasil penelitian Pemkot Ambon dan Unpatti menemukan pH berkisar antara 7.4 – 8.5 (Pemkot Ambon dan Unpatti, 2003) dan kisaran tersebut sesuai dengan kehidupan ikan teri merah.

Dari keberadaan distribusi pH, dapat dinyatakan bahwa distribusi pH di zona I, II dan III adalah stabil dan layak serta seusai dengan kehidupan ikan teri merah.

Tabel 7. Hasil anova terhadap rataan pH antar musim pada bulan gelap dan terang di TAD

Zona Musim

Barat Peralihan I Timur Peralihan II Fhit Pval

Zona I Periode BG 7.67 a 7.70 a 7.71 a 7.70 a 0.09 0.97 Periode BT 7.85 a 7.66 a 7.53 a 7.71 a 3.53 0.03 Zona II Periode BG 7.79 a 7.76 a 7.75 a 7.79 a 0.16 0.92 Periode BT 7.74 a 7.78 a 7.82 a 7.85 a 0.49 0.23 Zona III Periode BG 7,85 a 7.72 a 7.75 a 7.71 a 0.98 0.13 Periode BT 7.85 a 7.71 a 7.82 a 7.81 a 0.01 0.12 Keterangan:

BG= Bulan Gelap; BT= Bulan Terang

Huruf yang sama antar musim di zona tertentu menunjukkan rataan tingkat suatu atribut sama atau tidak berbeda.