KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
3. Kecerdasan Visual Spasial
Visual Spasial merupakan salah satu dari kecerdasan jamak yang berhubungan erat dengan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar didalam pikiran seseorang, atau untuk anak di mana anak berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar untuk memecahkan sesuatu masalah atau menemukan jawaban.
Kecerdasan Visual Spasial adalah salah satu dari delapan kecerdasan ganda yang dikemukakan oleh Rr Howard Gardner. Ketujuh Kecerdasan lainnya yaitu : Kecerdasan Logika-Matematika, Kecerdasan Bahasa, Kecerdasan Gerakan, Kecerdasan Musik, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal dan kecerdasan alam. Orang dengan kecerdasan visual spasial sangat sadar lingkungan mereka dan baik mengingat gambar. Mereka suka melukis dan membaca peta. Mereka belajar dengan baik melalui alat bantu visual. Kecerdasan Visual Spasial memuat kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan
antara objek dan ruang. Peserta didik ini memiliki kemampuan, misalnya untuk menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat patung atau arsitek suatu bangunan.
Spatial Visual yaitu kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara akurat , membayangkan ruangan dan melakukan perubahan-perubahan terhadap persepsi tersebut. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap warna,garis, bentuk, wujud, ruang, dan hubungan–hubungan yang ada antara unsur-unsur ini, serta menggambarkannya dalam sebuah bentuk.
Ali (2002:139) mengemukakan bahwa Kecerdasan Visual Spasial memiliki manfaat yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Hampir semua pekerjaan yang menghasilkan karya nyata memerlukan sentuhan kecerdasan ini. Bangunan yang dirancang arsitektur, desain taman, lukisan, rancangan busana, pahatan, bahkan benda sehari-hari yang dipakai manusia pun adalah hasil buah kecerdasan visual spasial yang tinggi mengesankan kreativitas. Kemampuan menciptan satu bentuk, seperti bentuk pesawat terbang, rumah, mobil, burung, mengesankan adanya unsur transformasi bentuk yang rumit,
Visual spasial adalah kecerdasan terhadap bentuk dan gambar, atau kemampuan untuk memahami dunia visual secara akurat dan menghadirkan kembali pengalaman-pengalaman visualnya. Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk melihat bentuk, warna, figur, dan tektsur
dalam pikiran yang di miliki mata dan mengubahnya ke dalam tampilan berbentuk seni (James Bellance, 2009 : 3).
Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan Visual Spasial berkaitan dengan gambar, baik itu berupa pencitraan/ gambar di benak kita, maupun gambar di dunia eksternal : foto asli dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Visual spasial merupakan salah satu bagian dari Multiple Intelligence yang terdiri dari sembilan jenis kecerdasan yang berhubungan erat dengan kemampuan untuk memvisualkan gambar di pikiran seseorang, atau untuk anak dimana anak berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar untuk memecahkan sesuatu masalah atau menemukan jawaban.
Seseorang yang mempunyai kecerdasan visual spasial ini di mulai dari penajaman sensor motorik penglihatan dan kesadaran. Mata membedakan warna, bentuk, figur, tekstur, kedalaman ruang, dimensi ,dan hubungan. Saat kecerdasan berkembang koordinasi mata- tangan dan otot yang mengontrolnya individu yang bersangkutan dapat menghadirkan kembali figur dan warna berbagai media. Pelukis, pemahat, arsitek, kartografer (juru peta), juru gambar, ahli pertamanan, dan disainer grafik mampu memindahkan gambaran yang ada di pikirannya menjadi obyek ciptaan baru atau obyek lama yang di perbaharui. Dengan cara ini visual yang di tangkap digabung dengan pengetahuan, pengalaman, emosi dan
gambaran yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan visi baru bagi pengetahuan dan pemahaman selanjutnya.
Kecerdasan visual spasial merupakan salah satu aspek dari kognisi. Kecerdasan visual spasial merupakan konsep abstrak yang meliputi persepsi spasial yang melibatkan hubungan spasial termasuk orientasi sampai pada kemampuan yang rumit yang melibatkan manipulasi serta rotasi mental. Dalam kecerdasan visual-spasial diperlukan adanya pemahaman kiri-kanan, pemahaman perspektif, bentuk-bentuk geometris, menghubungkan konsep spasial dengan angka dan kemampuan lain dalam transformasi mental dari bayangan visual. Pemahaman tersebut juga diperlukan dalam memahami peta RBI dan Citra Satelit. Pada anak usia sekolah kecerdasan visual spasial erat kaitannya dengan aspek kognitif secara umum.
Orang dengan Kecerdasan Visual Spasial yang berkembang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Belajar dengan cara melihat dan mengamati. Mengenali wajah, objek, bentuk dan warna.
Dalam hal ini masyarakat diajak untuk melihat Peta Kawasan Pemukiman Sekitar Dieng (Map Face). Kemudian mengamati kenampakan alam yang ada di Dieng sesuai dengan simbol yang berbeda.
b. Mampu mengenali lokasi dan mencari jalan keluar
Melalui Peta Tematik, misalkan Peta Wisata Jalur Dieng , masyarakat dapat mengenali lokasi satu tempat dengan tempat lain kemudian masyarakat dapat mencari jalan alternatif lain untuk dapat sampai ke tempat sama.
c. Mengamati dan membentuk gambaran mental, berpikir dengan menggunakan gambaran, menggunakan gambar untuk proses mengingat.
Melalui peta Tematik, misalkan Kawasan Pemukiman Sekitar Dieng masyarakat dapat mengingat di mana lokasi mereka berada, mereka juga mengingat apa saja yang ada di sekitar pemukiman mereka, misal mengenali lahan pertanian, jarak tempat tinggal dengan kawah, selain itu, Secara cepat dapat menemukan lokasi yang dituju. d. Mudah membaca peta, grafik dan diagram
Orang dengan kecerdasan spasial yang meningkat dapat dibuktikan dengan membaca peta sesuai dengan informasi peta, dapat membaca grafik dan diagram sesuai dengan keterangan.
e. Suka menyusun permainan tiga dimensi, Mampu mampu secara mental mengubah bentuk objek.
Orang yang cerdas, mereka akan bisa menggambar sesuatu yang mereka lihat dengan jelas. Seperti ketika menggambar kursi, mereka akan menggambar dalam bentuk dua dimensi atau justru menggambar dalam bentuk tiga dimensi.Anda mungkin belum pernah melihat kursi
dari atas, namun tanpa anda sadari mereka bisa menggambar dalam bentuk tiga dimensi.
f. Mempunyai imajinasi yang baik.
Orang-orang yang mempunyai kecerdasan spasial tinggi, biasanya disertai daya imajinatif cepat dan tepat. Ia dengan cepat menerjemahkan ketidakaturan benda-benda di sekitarnya dalam dan melalui pikirannya menjadi sesuatu yang indah dan teratur. Ia mampu mengeluarkan hasil olah pikirnya dalam bentuk gambar, diagram, lukisan. Misalnya, walau hanya dalam pikirannya, ketika melihat hamparan padang rumput dan pohon-pohon di lereng gunung-gunung, melalui imajinasinya, ia akan menggeser gunung, pohon, sungai tersebut ke tempat lain, yang menurut pikiranya lebih tepat dan indah. Bahkan ketika melihat ketidakaturan di terminal dan pasar, walau hanya dalam pikiran, ia dapat merubahnya menjadi lebih baik. Walau ia pahami bahwa dirinya dalam ruang dan waktu, namun ia karena imajinasi spasialnya menjadikan dirinya sebagai pusat dari segala sesuatu bahkan pusat dari tata surya.
g. Mampu memperkirakan jarak
Jika berlari misalnya ia bisa mengantisipasi diri dengan ruang sehingga tidak menabrak. Dalam hal ini yang dimaksud dengan mampu memperkirakan jarak adalah berapa km jarak antara rumah penduduk dengan objek yang ada di sekitar rumah penduduk, misalnya masjid atau sekolah.
h. Mampu melihat sesuatu dengan perspektif yang berbeda.
Melalui Peta Tematik masyarakat dapat mengidentifikasi keterangan yang ada di dalam peta. Misal wilayah perairan disimbolkan dengan warna biru, contoh Danau di dalam peta disimbolkan dengan simbol area menggunakan warna biru, tapi berbeda dengan wilayah sungai disimbolkan dengan warna biru berbentuk garis.
i. Mampu menciptakan representasi visual yang nyata dari suatu informasi.
Masyarakat dapat memahami kenampakan alam yang ada di sekitar mereka. Mereka memahami di mana letak tempat tinggal mereka, lahan pertanian, kawah-kawah, sungai, telaga dan pegunungan.
4. Peta RBI
a. Pengertian Peta
Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang d atar dengan skala tertentu. (PP Republik Indoneisa Nomor 8 Tahun 2013)
Peta menurut ICA (International Cartographic Association) adalah gambaran atau representasi unsur -unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan per mukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya
digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Peta juga dapat berarti gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu (Aryono Prihandito, 1988).
Beberapa jenis peta secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Peta Topografi
Peta topografi merupakan peta yang menyajikan unsur-unsur atau elemen di permukaan bumi yang dipresentasikan sebagai sumber informasi yang tersedia, sejauh skala yang memungkinkan, tanpa mempertimbangkan fenomena khusus yang identik aktivitas manusia atau fenomena fisik tertentu yaitu yang menetukan kondisi iklim atau faktor. Peta Rupa Bumi adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI
Peta yang menampilkan sebagian unsur-unsur buatan manusia (kota , jalan, struktur bangunan lain) serta unsur alam (sungai, danau, gunung, dan sebagainya) pada bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu. Peta Rupa Bumi dalam istilah asingnya sering disebut sebagai Topographic Map.
Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di
wilayah Indonesia. RBI dibuat oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.
2. Peta Tematik
Peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu ( land status, penduduk, transportasi ) dengan menggunakan peta rupa bumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi tematiknya.
Instansi yang bertanggung jawab terhadap pembuatan Peta Rupa Bumi Indonesia adalah Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan nasional (BAKOSURTANAL) yang sekarang menjadi Badan Informasi Geospasial (BIG). Selain itu BIG juga menyediakan penyiapan dan mempublikasikan seri-seri peta dasar nasional atau peta rupabumi. Peta dasar nasional tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk pembuatan peta-peta tematik.
Ada beberapa klasifikasi yang lain sebagai berikut : a. Berdasarkan Skala :
1) Besar : 1 :500 sampai dengan 1: 10.000 2) Sedang : 1: 25.000 sampai denga 1; 250.000 3) Kecil : 1: 500.000 samapai dengan 1 : 5.000.000 b. Tujuan :
1) Perencanaaan 2) Tata ruang
c. Jenis
1) Peta Garis 2) Peta Foto b.Fungsi Peta
Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan menggunakan peta seseorang dapat menentukan lokasi yang diinginkan meskipun seseorang tersebut belum pernah mengunjungi tempat tersebut.
Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi. 2. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di
permukaan bumi.
3. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai, dan bentuk lainnya.
4. Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
5. Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah . 6. Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. 7. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
8. Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena fenomena (gejala-gejala geografi di permukaan bumi)
Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu: Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:
a. Tema 1: Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan sebagainya
b. Tema 2: Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai dan sebagainya
c. Tema 3: Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur d. Tema 4: Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan
budaya lainnya
e. Tema 5: Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan
f. Tema 6 : Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan dan desa
g. Tema 7 : Toponimi: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama gunung dan sebagainya
Berikut adalah indeks, data ketersediaan, dan tahun pembuatan peta RBI dalam skala 1:250.000, 1:50.000, 1: 25.000, dan 1:10.000. (Sumber: Badan Informasi Geospasial)
c. Manfaat Peta Rupa Bumi
Peta Rupabumi atau yang sering dikenal dengan Peta RBI memiliki berbagai macam-macam kegunaan dari masing-masing atributnya, diantaranya:
1. Data Kontur, dapat digunakan untuk menunjukkan kenampakan suatu relief di suatu permukaan bumi seperti gunung, bukit, lereng atas, lereng kaki, lereng bawah, dataran, dan lembah (morphology). Dengan sedikit sentuhan SRTM 30 m, maka akan semakin mudah dalam interpretasi.
2. Data tutupan lahan, menunjukkan jenis tutupan lahan secara keruangan (spasial) pada lokasi tertentu.
3. Data sungai, dapat digunakan untuk asosiasi dalam interpretasi Peta Satuan Geomorfologi.
4. Transportasi dan Utilitas, digunakan untuk keperluan sarana prasarana dan pengembangan wilayah.
5. Batas Admin, menunjukan batas secara administrasi suatu daerah. 6. Toponimi, menunjukkan keterangan mengenai latar belakang
penamaan suatu fenomena geosfer, contoh: Pulau Komodo, (dasar penamaan karena pulau tersebut habitat hewan komodo).
5. Citra Satelit
a. Pengertian Citra Satelit
Citra satelit merupakan citra yang dihasilkan dari pemotretan menggunakan wahana satelit. Kini sudah banyak satelit mengorbit di luar angkasa dengan fungsinya yang beragammisalnya satelit militer, satelit komunikasi, satelit inderaja antar planet dan satelit inderaja
sumber daya bumi. Oleh karena itu perkembangan teknik inderaja sistem satelit lebih maju dibandingkan sistem air-borne (foto udara).
Pada mulanya, citra satelit merupakan gabungan dari foto-foto dan koordinat satelit. Perangkat lunak khusus digunakan untuk memperhitungkan setiap sisi foto-foto tersebut. Secara umum, citra satelit yang memiliki resolusi tinggi memungkinkan perhitungan yang lebih akurat. Namun terdapat ribuan foto-foto dan permukaan bumi bukanlah sebuah lingkaran elipsoid yang sempurna. Penyedia citra satelit tidak dapat memeriksa akurasi dari setiap foto, sehingga koordinat dapat bergeser dari posisi yang sebenarnya. Oleh karena itulah mengapa citra satelit dapat bergeser 1-2 meter bahkan terkadang hingga ratusan meter. Pada wilayah pegunungan atau perbukitan, citra satelit seringkali memiliki distorsi yang tidak linear.
b. Jenis-jenis Citra Satelit
Berikut ini merupakan contoh karakteristik satelit inderaja yang khusus mengindera ke bumi untuk maksud-maksud pengelolaan sumber daya bumi.
1. LANDSAT
Program Landsat merupakan satelit tertua dalam program observasi bumi. Landsat dimulai tahun 1972 dengan satelit Landsat-1 yang membawa sensor MSS multispektral. Setelah tahun 1982, Thematic Mapper TM ditempatkan pada sensor MSS. MSS dan TM. Satelit Landsat (Satelit Bumi) ini merupakan milik Amerika Serikat.
Beberapa generasi satelit Landsat yang dibuat Amerika namun sekarang sudah tidak beroperasi lagi. Landsat 5, diluncurkan pada 1 Maret 1984, membawa sensor TM (Thematic Mapper), yang mempunyai resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7. Sensor Thematic Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi dalam 7 band spektral, yaitu band 1, 2 dan 3 adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra merah dekat, infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah termal yang mempunyai resolusi spasial 120 x 120 m. Luas liputan satuan citra adalah 185 x 185 km pada permukaan bumi. Landsat 5 mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km.
Citra satelit Landsat-7 ETM adalah satelit bumi dengan membawa intrumen ETM (Enchnced Thamatic Mapper) yang menyajikan delapan sailorman multispektral scanning radiometer. Diluncurkan pada bulan April 1999 dengan membawa ETM+scanner. Saat ini, hanya Landsat-5 dan 7 sudah tidak beroperasi lagi.
Terdapat banyak aplikasi dari data Landsat TM-7 ini, manfaatnya adalah untuk pemetaan penutupan lahan,pemetaan penggunaan lahan, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain. Untuk pemetaan penutupan dan penggunaan lahan dapat memilih data Landsat TM karena terdapat band infra merah menengah. Landsat TM adalah satu-satunya satelit non-meteorologi
yang mempunyai band inframerah termal. Data thermal diperlukan untuk studi proses-proses energi pada permukaan bumi seperti variabilitas suhu tanaman dalam areal yang diirigasi.
2. Citra Satelit SPOT ( Satelite Pour I” Observation de la Terre )
SPOT merupakan sistem satelit observasi bumi yang mencitra secara optis dengan resolusi tinggi dan diopersikan di luar angkasa. Sistem satelit SPOT terdiri dari serangkaian satelit dan stasiun pengontrol denga cangkupan kepentingan yaitu, kontrol dan pemograman satelit, produksi citra, dan distribusinya.
SPOT yang merupakan singkatan dari Satellite Pour l’Observtion de la Terre dijalankan oleh Spot Image yang terletak di Prancis. Sistem ini dibentuk olen CNES (Biro Luar Ankgasa milik Prancis) pada tahun 1978.
Tujuan dibentuk SPOT adalah;
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan kebumian melalui eksplorasi sumber daya bumi.
2. Mendeteksi dan meramalkan fenomena-fenomena klimatologi dan oseanografi
Orbit SPOT
Orbit SPOT adalah orbit polar, circular, sun syncrhonous dan berfase. Sudut inklinasi dari bidang orbitalnya dikombinasikan dengan rotasi bumi di seputaran poros kutub sehingga satelitnya dapat berpindah ke tiap titik di permukaan bumi dalam 26 hari.
Orbitnya memiliki ketingggian 832 km di atas permukaan air laut dengan inklinasi 98,7o dan bervelosi sejumah 14 kali per hari.
Jenis Satelit SPOT
SPOT 1 diluncurkan pada 22 Februari 1986 dengan dilenkapi sistem pencitraan 10 pankromatik dan kemampuan resolusi gambar multispektral pada tingkat 20 meter. Ditinggalkan Satelit jenis ini mulai ditingglakan pada 31 Desember 1990 karena diluncurkannya satelit SPOT jenis baru.
SPOT 2 diluncurkan pada 22 Januari 1990 dan masih tetap digunakan.
SPOT 3 diluncurkan pada 26 September 1993. Berhenti difungsikan pada 14 November 1997.
SPOT 4 diluncurkan pada 24 Maret 1998. Memiliki kemajuan yang cukup besar dari satelit sebelumnya , SPOT - 1 ,2,dan 3. Perubahan yang utama adalah modifikasi dari HRV (High Resolution Visible) menjadi High Resolution Visible and Infrared Instrument (HRVIR). Sehingga memiliki kemampuan tambahan dalam
mendeteksi gelombang tengah inframerah (1.58 – 1.75 microm) untuk keperluan survei geologi, survei vegetasi dan survei tutupan salju.
SPOT 5 diluncurkan pada 4 Mei 2002 dengan kemampuan resolusi tinggi yang berkisar pada level 2,5 meter , 5 meter, dan 10 meter. Sistem satelit obserbasi SPOT – 5 berhasilkan diluncurkan oleh Ariane 4 dari Guaina Spaace Centre di Kouro pada tengah malam 3-4 Mei 2002 dengan tujuan untuk memastikan kelanjutan pelayanan terhadap kebutuhan informasi pencitraan dan untuk meningkatkan kualitas data dan citra melalui tindakan antisipatif terhadap kebutuhan pasar. Dibandingkan dengan satelit obeservasi sebelumnya, SPOT – 5 memberikan perubahan kemajuan yang besar yang memberikan solusi citra dengan biaya yang efektif. Resolusi pada sistem satelit obeservasi ini meningkat hingga 5 meter dan 2,5 meter dan sudut pandang yang lebar (wide imagin swath), dimana mencakup 60 x 60 km atau 60 x 120 km dalam insturmen mode kembar. SPOT -5 memberikan perpaduan yang ideal antara resolusi yang tinggi dan juga jarak pandang yang luas.
SPOT – 5 dilengkapi dengan 2 buah instrumen geometrikal yang berosolusi tinggi, High Resolution Geometric (HRG) yang menawarkan citra beresolusi tinggi pada 2 mode, yaitu resolusi hingga kisaran 2,5 – 5 meter pada mode panchromatic, dan resolusi hingga kisaran 10 meter pada multispectral mode.
SPOT – 5 juga memiliki instrumen pencitraan HRS (High Resolution Stereoscopic), yaitu kemampuan untuk menangkap citra stereopair secara serentak untuk keperluan citra relief peta. Instrumen ini dioperasikan dalam mode panchromatic, sehingga beresolusi tinggi dengan 2 kamera yang ditempatkan pada bagian depan dan belakang satelit. Kemampuan instrumen HRS ini sangat menguntungkan karena dapat mencitra area yang luas hanya dalam satu pencitraan. Pasangan stereo yang didapat dapat digunakan dalam berbagai aplikasi 3D terrain modeling dan Computer Environments seperti Flight Simulator Databases, Pipeline Corridors, dan Mobile Phone Network Planning.
Citra satelit SPOT – 5 baik digunakan baik dalam keperluan pembuatan peta berksala sedang (1:25.000 dan 1: 10.000), perencanaan desa dan kota, eksplorasi minyak dan gas, dan manajemen bencana alam.
Karakteristik
SPOT – 5 tetap menggunakan beberapa karakteristik yang digunakan oleh pendahulunya, yaitu :
a. Memiliki orbit circular , polar, sun synchronous, dan berfase. b. Instrumen medan pandang (FOV) dengan lebar petak 60 x 2 km
sepanjang lintasan satelit.
c. Memiliki kemampuan pandang lateral (bercabang) dan oblique (miring), dengan sudut ± 27oterhadap bidang vertikal.
3. Citra Satelit QUICKBIRD
QUICKBIRD merupakan salah satu satelit sumber daya milik kerja sama Amerika Serikat dan Hitachi Jepang, yang diluncurkan pada tanggal 18 Oktober 2001. Satelit ini mempunyai resolusi spasial yang sangat tinggi ( 0,65 m).Satelit lain yang mempunyai kemampuan setara dengan QUICKBIRD adalah IKONOS ( milik Amerika ).
Karakteristik dari satelit QUICKBIRD sebagai berikut:
Tabel 2.1 Karakteristik Citra Satelit Quickbird
Data Teknis Satelit Quickbird
Tanggal peluncuran 18 Oktober 2001 di Vabdeberg Air Force Base, California, USA Data Orbit :
Orbit 97,2 ᵒ , sun synchronous
Ketinggian 450 km Kecepatan pada orbit 7,1 km/detik Kecepatan di atas bumi 6,8 km/detik Waktu orbit mengelilingi bumi 93,5 menit Resolusi Spasial :
Resolusi pada nadir 0,61 m Pankromatik : 2,44 m MS
Resolusi 26ᵒ off-nadir 0,72 m Pankromatik ; 2,88 m MS Resolusi Temporal : 1 s/d 3,5 hari pada lintang 30 ᵒ
Resolusi Spektral Pankromatik : 0,45-0,90 µ m Band 1 ( blue ) : 0,45-0,52 µ m Band 2 ( green ) : 0,52-0,60 µ m Band 3 ( red ) : 0,63-0,69 µ m Band 4 ( VNIR ) : 0,76-0,90 µ m Luas liputan ( scane ) ( 16,5 x 16,5 ) km pada nadir
Sumber : Jurnal Rekayasa LPPM Itenas | No. 3| Vol. XIV
Selain resolusi spasial sangat tinggi, keempat sistem pencitraan satelit memiliki kemiripan cara merekam, ukuran luas liputan, wilayah saluran spektral yang digunakan, serta lisensi pemanfaatan
yang ketat. Keempat sistem menggunakan linear array CCD-biasa disebut pushbroom scanner. Scanner ini berupa CCD yang disusun linier dan bergerak maju seiring gerakan orbit satelit. Jangkauan liputan satelit resolusi tinggi seperti Quickbird sempit (kurang dari 20 km) karena beresolusi tinggi dan posisi orbitnya rendah, 400-600 km di atas Bumi.
Semua sistem menghasilkan dua macam data: multispektral pada empat saluran spektral (biru, hijau, merah, dan inframerah dekat atau B, H, M, dan IMD), serta pankromatik (PAN) yang beroperasi di wilayah gelombang tampak mata dan perluasannya. Semua saluran pankromatik, karena lebar spektrumnya mampu menghasilkan resolusi spasial jauh lebih tinggi daripada saluran-saluran multispektral.
4. Citra Satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit komersial beresolusi tinggi pertama yang ditempatkan di ruang angkasa. Ikonos dimiliki oleh Space Imaging, sebuah perusahaan Observasi Bumi Amerika Serikat. Satelit komersial beresolusi tinggi lainnya yang diketahui: Orbview-3