• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG ADMINISTRASI NEGARA

D. Kedudukan dan Hubungan Hukum Administrasi Negara

Dalam sistematika Ilmu Hukum, Hukum Administrasi Negara termasuk dalam hukum publik dan merupakan bagian daripada hukum Tata Negara. Dilihat dari sejarahnya sebelum abad 19 Hukum Administrasi Negara menyatu dengan

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Hukum Tata Negara dan baru setelah abad ke 19 Hukum Administrasi Negara berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu hukum tersendiri.§§§§§§§§§§§§§§

Pada pertengahan abad 20 Hukum Administrasi Negara berkembang dengan pesat sebagai akibat tuntutan timbulnya Negara hukum modern (welfarestate) yang mengutamakan kesejahteraan rakyat. Hukum Administrasi

Negara sebagai suatu disiplin ilmiah tersendiri dapat dilihat dalam teori Residu dari Van Vallen Hoven yang membagi seluruh materi hukum itu secara terperinsi sebagai berikut : ***************

1. Hukum Tata Negara (materiil) a. Pemerintahan

b. Peradilan c. Kepolisian

2. Hukum Perdata ( materiil) 3. Hukum Pidana (materiil)

a. Hukum Pemerintahan b. Hukum Peradilan

 Peradilan Tata Negara  Hukum Acara Perdata  Hukum Acara Pidana

 Hukum Peradilan Tata Usaha Negara

§§§§§§§§§§§§§§

W.F. Prins, Inleiding in het Administratief recht van Indonesia, JB Walters Groningen, Jakarta, 1950.

***************

Ampah Muslimin, Beberapa Azas-Azas dan Pengertian-Pengertian Administrasi dan Hukum Administrasi, Alumni, Bandung, 1980.

Ilmu Hukum Administrasi Negara sebagai suatu disiplin ilmiah tersendiri maka harus ditentukan batasan-batasan serta hubungan-hubungan antara ilmu administrasi Negara dengan beberapa cabang ilmu hukum lainnya seperti Hukum Tata Negara, Hukum Perdata, Hukum Pidana dan Ilmu Pemerintahan.

1. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara Dilihat dari segi sejarah bahwa sebelum abad ke 19 Hukum Administrasi Negara menyatu dengan Hukum Tata Negara dan baru setelah abad ke 19 Hukum Administrasi Negara berdiri sendiri. Mengenai batasan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara ini terdapat dua golongan pendapat yaitu :†††††††††††††††

a. Bahwa antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara ada perbedaan prinsip, yaitu :

- Oppen Heim

Mengatakan bahwa pokok bahasan Hukum Tata Negara adalah Negara dalam keadaan diam (Strats in rust), dimana Hukum Tata Negara membentuk alat-alat perlengkapan Negara dan memberikan kepadanya wewenang serta membagi bagikan tugas pekerjaan kepada alat-alat perlengkapan Negara ditingkat tinggi dan tingkat rendah. Sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah Negara dalam keadaan bergerak (Staats in beveging) dimana Hukum Administrasi Negara melaksanakan aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh

†††††††††††††††

Victor M. Situmorang, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Bina Aksara, Jakarta, 1987.

Hukum Tata Negara baik ditingkat tinggi maupun ditingkat rendah.

- Van Vallen Hoven

Hukum Administrasi Negara adalah semua peraturan-peraturan hukum setelah dikurangi hukum-hukum materiil Tata Negara, Pidana dan Perdata. Hukum Administrasi Negara merupakan pembatasan dari kebebasan pemerintah dalam melaksanakan tugasnya. Badan-badan kenegaraan memperoleh kewenangan dari Hukum Tata Negara, dan dalam melaksanakan kewenangan itu badan-badan kenegaraan haruslah berdasarkan pada Hukum Administrasi Negara. - Romeign

Hukum Tata Negara mengatur mengenai dasar-dasar daripada Negara, sedangkan Hukum Administrasi Negara mengenai pelaksanaan teknisnya.

- Donner

Hukum Tata Negara menetapkan tugas, sedangkan Hukum Administrasi Negara melaksanakan tugas itu yang telah ditentukan oleh Hukum Tata Negara.

- Logemann

Hukum Tata Negara merupakan suatu pelajaran tentang kompetensi, sedangkan Hukum Administrasi Negara tentang perhubungan hukum istimewa.

b. Golongan yang berpendapat bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara tidak ada perbedaan prinsip yaitu :

- Kranenburg

Tidak ada perbedaan yang prinsipil antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara, perbedaanya hanya terjadi dalam praktek dalam rangka tercapainya suatu kemanfaatan saja. Hukum Tata Negara adalah hukum mengenai struktur hukum daripada suatu pemerintahan Negara. Sedangkan Hukum Administrasi Negara merupakan peraturan-peraturan yang bersifat khusus.

- Prins

Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang fundamental yang merupakan dasar-dasar dari Negara. Hukum Administrasi Negara menitikberatkan kepada hal-hal yang bersifat teknis, yang selama ini kita tidak berkepentingan hanya penting bagi para spesialis.

Teori-teori ini timbul karena melihat dari suatu system pemerintahan yang dianut dari suatu Negara dengan kata lain system pemerintahan suatu Negara menunjukkan lapangan kerja dari suatu Administrasi Negara.

1. Teori Dwipraja/ Diichotomy/ Dwitantra

Dalam teori ini ada beberapa pendapat yaitu : e. Hans Kalsen (Jerman)

Dia mengemukakan “ Die Reine Rechts Theori” yaitu suatu mahab dalam ilmu hukum yang disebut “Aliran Wina” dan membagi kekuasaan Negara dalam dua bidang yaitu :

- Kekuasaan Legislatif yang meliputi Law creating function - Kekuasaan Eksekutif yang meliputi : Legislatif Power dan

Judicial Power

Dalam tugas Eksekutif sangat luas yaitu melaksanakan Undang-undang Dasar dan seluruh Undang-undang-Undang-undang yang ditetapkan oleh legislatif serta mencakup kekuasaan administratif dan judicial power. Kemudian Hans Kelsen membagi kekuasaan administrasi menjadi dua bidang yaitu :

- Political function yang disebut Government - Administratif function

f. Hans Nawiasky

Membagi seluruh kekuasaan Negara dalam dua bagian yaitu :  Normgebung, yaitu pembentuk norma-norma hukum

 Normvolischung atau fungsi eksekutif yaitu yang melaksanakan undang-undang, yang dibagi lagi menjadi :

- Verwaltung atau pemerintahan - Rechtsplege atau peradilan. g. A.M. Donner

Membagi kekuasaan pemerintah dalam dua golongan:

 Kekuasaan yang menentukan tugas dari alat-alat pemerintah atau kekuasaan atau yang menentukan politik daripada Negara.

 Kekuasaan yang menyelenggarakan tugas yang telah ditentukan atau merealisasikan politik Negara dalam mengejar tujuan dan tugas Negara.

h. Frank J. Goodnow ( Amerika)

Membagi seluruh kekuasaan pemerintah dalam dua bagian yaitu :  Policy making yaitu yang menentukan tugas dan kekuasaan

Negara.

 Task Executing yaitu pelaksana tugas dan haluan Negara c. Teori Tripaja (Trias Politika)

Dalam teori ini ada dua tokoh yaitu :

 John Locke, abad ke 17 membagi kekuasaan Negara dalam tiga bagian, yang masing-masing berdiri sendiri dan dipegang oleh alat-alat perlengkapan tersendiri pula yaitu :

- Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan yang membuat peraturan/ undang-undang.

- Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.

- Kekusaan Federatif, yaitu kekuasaan yang tidak termasuk kekuasaan Legislatif dan kekuasaan eksekutif seperti hubungan luar negeri.

Membagi kekuasaan negara kedalam tiga bagian yang masing-masing terpisah satu dengan yang lainnya dan dipegang oleh alat-alat perlengkapan Negara yaitu :

- Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan untuk membuat peraturan.

- Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan untuk menjalankan peraturan

- Kekuasaan Yudikatif yaitu kekuasaan mengadili mempertahankan peraturan

E. Kedudukan dan Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Usaha Simpan Pinjam Koperasi.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam. Unit Simpan Pinjam adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha Koperasi yang bersangkutan. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau

anggotanya kepada koperasi dalam bentuk tabungan, dan simpanan koperasi berjangka.

Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 menjeaskan bahwa pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan. Kegiatan usaha simpan pinjam hanya dilaksanakan oleh Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam. Koperasi Simpan Pinjam dapat berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder. Unit Simpan Pinjam dapat dibentuk oleh Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder.

Pendirian Koperasi Simpan Pinjam dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai persyaratan dan tata cara pengesahan Akta Pendirian dan perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Permintaan pengesahan Akta Pendirian Koperasi Simpan Pinjam diajukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) PP No 9 Tahun 1995 dengan tambahan lampiran:

a. Rencana kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; b. Administrasi dan pembukuan;

c. Nama dan riwayat hidup calon Pengelola; d. Daftar sarana kerja.

Pasal 8 ayat 1 PP No 9 Tahun 1995 menjeaskan bahwa pengelolaan kegiatan usaha simpan pinjam dilakukan oleh Pengurus. Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan oleh Pengelola yang diangkat oleh Pengurus. Pengelola bertanggung jawab kepada Pengurus.

Koperasi Simpan Pinjam wajib menyediakan modal sendiri dan dapat ditambah dengan modal penyertaan. Koperasi yang memiliki Unit Simpan Pinjam wajib menyediakan sebagian modal dari koperasi untuk modal kegiatan simpan pinjam. Modal Unit Simpan Pinjam berupa modal tetap dan modal tidak tetap. Modal Unit Simpan Pinjam dikelola secara terpisah dari unit lainnya dalam Koperasi yang bersangkutan. Jumlah modal sendiri dan modal tetap Unit Simpan Pinjam tidak boleh berkurang jumlahnya dari jumlah yang semula.

Selain modal sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 16 PP No 9 Tahun 1995, Koperasi Simpan Pinjam dapat menghimpun modal pinjaman dari:

a. anggota;

b. koperasi lainnya dan atau anggotanya; c. bank dan lembaga keuangan lainnya;

d. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; e. sumber lain yang sah.

Kegiatan usaha simpan pinjam dilaksanakan dari dan untuk anggota, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. Kegiatan Usaha Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam adalah:

a. menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan koperasi dari anggota dan calon anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya;

b. memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya.

Dalam memberikan pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam wajib memegang teguh prinsip pemberian pinjaman yang sehat dengan memperhatikan penilaian kelayakan dan kemampuan pemohon pinjaman.

Dalam hal koperasi tidak melaksanakan kewajibannya koperasi dikenakan sanksi administratif. Koperasi yang melaksanakan kegiatan simpan pinjam tanpa izin dikenakan sanksi administratif berupa pembubaran dan sanksi administratif lainnya. Persyaratan dan tata cara sanksi administratif diatur oleh Menteri. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan bahwa Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota dan calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. Ketentuan tersebut menjadi dasar dan kekuatan hukum bagi koperasi untuk melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam baik sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi. Atas dasar itu maka pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam oleh koperasi tersebut harus diatur secara khusus sesuai dengan ketentuan Undang-undang Perbankan dan Undang-undang Perkoperasian. Peraturan tersebut dimaksudkan agar di satu pihak tidak bertentangan dengan Undang-undang Perbankan dan di lain pihak untuk mempertegas kedudukan Koperasi Simpan Pinjam pada koperasi yang bersangkutan sebagai koperasi atau Unit Usaha Koperasi yang memiliki ciri bentuk dan sistematis tersendiri.

Kegiatan usaha simpan pinjam ini sangat dibutuhkan oleh para anggota koperasi dan banyak manfaat yang diperolehnya dalam rangka meningkatkan

modal usaha para anggotanya. Hal itu terlihat akan kenyataan bahwa koperasi yang sudah berjalan pada umumnya juga melaksanakan usaha simpan pinjam. Sehubungan dengan hal tersebut dimuat ketentuan dengan tujuan agar kegiatan simpan pinjam oleh koperasi tersebut dapat berjalan dan berkembang secara jelas, teratur, tangguh dan mandiri. Di samping itu juga memuat ketentuan untuk mengantisipasi prospek perkembangan di masa depan, di mana faktor permodalan bagi usaha anggota dan usaha koperasi sangat menentukan kelangsungan hidup koperasi dan usaha anggota yang bersangkutan.

Sebagai penghimpun dana masyarakat walaupun dalam lingkup yang terbatas, kegiatan Usaha Simpan Pinjam memiliki karakter khas, yaitu merupakan usaha yang didasarkan pada kepercayaan dan banyak menanggung resiko. Oleh karena itu pengelolaan harus dilakukan secara profesional dan ditangani oleh pengelola yang memiliki keahlian dan kemampuan khusus, dengan dibantu oleh sistem pengawasan internal yang ketat. Dalam rangka itulah maka di samping koperasi sendiri harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan usaha simpan pinjam tersebut, Pemerintah juga perlu melakukan pembinaan dan pengawasan melalui Menteri yang membidangi koperasi. Pengawasan dilakukan oleh Menteri untuk menghindarkan terjadinya penyimpangan yang dampaknya sangat merugikan anggota dan hilangnya kepercayaan anggota.

BAB IV

PROSEDUR PEMINJAMAN PADA KOPERASI KOTAMADYA MEDAN DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

A. Koperasi Kotamadya Medan

1. Gambaran Umum Koperasi Kotamadya Medan

Koperasi Kotamadya Medan adalah koperasi primer yang didirikan oleh pemerintah kota Medan. Koperasi Kotamadya Medan berazaskan kekeluargaan dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Koperasi Kotamadya Medan menjalankan usaha simpan pinjam. Jenis simpanan yang ada adalah sebagai berikut:‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

1. Simpanan pokok, merupakan simpanan yang wajib dibayarkan oleh anggota pada saat yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota koperasi. Besarnya simpanan pokok ditentukan oleh Rapat Anggota. Simpanan pokok tidak diberikan bunga. Simpanan pokok hanya dapat diambil pada saat keluar dari keanggotaan ataupun pensiun.

2. Simpanan wajib, adalah simpanan yang wajib dibayarkan anggota setiap bulannya sejak yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota koperasi. Pembayaran simpanan wajib dilakukan dengan cara pemotongan langsung dari gaji anggota. Besarnya simpanan wajib ditentukan oleh Rapat

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Anggota. Simpanan wajib tidak diberikan bunga. Simpanan wajib hanya dapat diambil pada saat keluar dari keanggotaan ataupun pensiun.

3. Simpanan sukarela, merupakan simpanan yang dilakukan anggota secara sukarela tanpa suatu batas waktu tertentu dengan besar jasa simpanan ditentukan oleh surat keputusan pengurus dan wajib diumumkan kepada anggota. Simpanan sukarela diberikan bunga simpanan sukarela.

4. Simpanan deposito, merupakan simpanan anggota yang disimpan dalam jangka waktu tertentu dan besar jasa simpanan ditentukan oleh surat keputusan pengurus dan wajib diumumkan kepada anggota. Simpanan deposito diberikan bunga deposito.

Jenis pinjaman yang ada adalah sebagai berikut:§§§§§§§§§§§§§§§

1. Pinjaman darurat, merupakan pinjaman anggota untuk keperluan darurat dan tidak terencana. Besar maksimal pinjaman darurat setiap anggota adalah Rp 400.000 (empat ratus ribu Rupiah). Pinjaman darurat akan ditagihkan pada bulan berikutnya tanpa dikenakan bunga pinjaman. Setiap anggota hanya boleh mendapatkan pinjaman darurat 1x setiap bulannya. 2. Pinjaman terencana, merupakan pinjaman anggota yang mempunyai jangk

waktu pengembalian dan rumus besar maksimal pinjaman yang ditentukan oleh surat keputusan pengurus dan wajib diumumkan kepada anggota. Besar maksimal pinjaman terencana adalah 30% dari gaji bersih. Setiap anggota hanya boleh mendapatkan pinjaman 1x setiap bulannya. Pinjaman

§§§§§§§§§§§§§§§

terencana dikenakan bunga pinjaman terencana. Pinjaman terencana diberikan tanggal 15 setiap bulannya.

Kebijakan lainnya terkait dengan simpan pinjam Koperasi Kotamadya Medan adalah:

1. Tagihan dibuat sebelum tanggal 22 setiap bulannya

2. Jika anggota tidak bisa melunasi pinjamannya karena hal-hal seperti PHK, meninggal, dan lain-lain, maka pembayaran pinjaman akan diambil dari tunjangan Jamsostek, kemudian dari dana pensiun. Jika masih belum mencukupi juga untuk melunasi pinjaman, maka Pengurus akan mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.seluruh aktivitas maupun kegiatan koperasi tersebut. Demi tercapainya tujuan umum suatu koperasi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan koperasi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian koperasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam struktur organisasi dalam koperasi.

Bagan Struktur Organisasi Koperasi menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan organisasi koperasi, serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta tugas maupun kewajiban setiap fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab yang jelas. Landasan pembuatan struktur organisasi adalah :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.

2. Anggaran Dana dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. 3. Keputusan Rapat.

Bagan struktur organisasi koperasi Kotamadya Medan adalah sebagai berikut:

Sumber: Buku Pedoman dan Informasi Koperasi Kotamadya Medan

Tugas dan wewenang dari perangkat organisasi pada Koperasi Kotamadya Medan adalah sebagai berikut:

1. Pengurus a. Ketua Umum Ketua Umum Sekretaris Umum Ketua/Wakil ketua Bidang Simpan Pinjam Ketua/Wakil Ketua Bidang Pengelolaan Usaha Ketua/Wakil Ketua Bidang Keuangan dan Akuntansi Ketua/Wakil Ketua Bidang Pembinaan Organisasi & Pendidikan Pengelola Bidang Simpan Pinjam Pengelola Bidang Pengelolaan Usaha Pengelola Bidang Akuntansi Pengelola Bidang Keuangan

- Bertanggung jawab atas pengelolaan koperasi dan usahanya membentuk dan menetapkan struktur organisasi pengurus dan pengelola koperasi - Menetapkan tugas dan wewenang pengurus dan pengelola koperasi - Menetapkan kebijakan dan strategi usaha koperasi

- Menetapkan anggaran tahunan koperasi

- Menetapkan perubahan pada sistem pengendalian manajemen dan keuangan

- Memberikan persetujuan atas pihak penandatangan pada alat pembayaran - Melakukan perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga yang bertujuan

memajukan kesejahteraan anggota

- Menetapkan perubahan tingkat suku bunga baik simpanan maupun pinjaman

b. Sekretaris Umum

- Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

- Melakukan kegiatan surat menyurat baik dengan pihak internal maupun eksternal

- Melakukan kegiatan pengarsipan atas dokumen resmi koperasi, seperti surat keputusan pengurus, kontrak perjanjian kerja sama, dan lain-lain - Menyiapkan rapat bulanan pengurus, rapat koordinasi pengurus dan

pengawas, rapat tahunan anggota c. Pengurus Bidang Simpan Pinjam

- Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

- Bertanggung jawab atas simpanan dan pinjaman anggota

- Melakukan koordinasi dengan Pengurus Bidang Keuangan dan akuntansi dalam hal penerimaan dan pengeluaran kas yang berkaitan dengan simpan pinjam

- Mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan simpan pinjam

- Memeriksa dan melakukan pengawasan terhadap pekerjaan Pengelola Bidang Simpan Pinjam

d. Pengurus Bidang Keuangan dan Akuntansi - Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

- Bertanggung jawab atas laporan keuangan koperasi - Bertanggung jawab atas keuangan koperasi

- Mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi

- Mengusulkan perubahan pada sistem pengendalian manajemen dan keuangan

- Menyiapkan anggaran tahunan koperasi - Melakukan transfer pembayaran kas

- Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kondisi kas koperasi baik kas masuk maupun kas keluar

- Melakukan analisa atas hasil laporan keuangan - Melakukan koordinasi dengan Pengurus Bidang lain e. Pengurus Bidang Pengelolaan Usaha

- Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

- Mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan usaha

- Melakukan pengawasan terhadap bidang usaha yang dijalankan

- Melakukan koordinasi dengan Pengurus Bidang Keuangan dan Akuntansi dalam hal yang berkaitan dengan keuangan pengelolaan usaha

f. Pengurus Bidang Pembinaan Organisasi dan Pendidikan - Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

- Mengusulkan perubahan struktur organisasi pengurus dan pengelola - Memberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan koperasi kepada

anggota, pengelola, pengurus dan pengawas

- Melakukan studi banding ke koperasi-koperasi yang lain dengan tujuan untuk pengembangan Koperasi Kotamadya Medan

- Melakukan koordinasi dengan Pengurus Bidang yang lain terkait dengan kebutuhan pelatihan dan pendidikan

2. Pengelola

a. Pengelola Bidang Simpan Pinjam

- Bertanggung jawab kepada Kepala / Wakil Kepala Bidang Simpan Pinjam - Bertanggung jawab atas isi database Simpan Pinjam

- Melakukan tugas operasional harian bidang Simpan Pinjam - Melakukan penginputan atas transaksi simpanan

- Melakukan penginputan atas transaksi pinjaman - Menerima pengajuan pinjaman anggota

- Menyiapkan Request For Payment yang berkaitan dengan transaksi pinjaman maupun simpanan

- Menyiapkan laporan tagihan anggota - Menyiapkan laporan Simpan Pinjam

- Melakukan koordinasi dengan pengelola bidang lainnya b. Pengelola Bidang Pengelolaan Usaha

- Bertanggung jawab kepada Kepala / Wakil Kepala Bidang Pengelolaan Usaha

- Menjalankan operasional harian bidang usaha koperasi - Menyiapkan laporan pengeluaran usaha

- Menyiapkan Request For Payment yang berkaitan dengan transaksi pengelolaan usaha

- Melakukan transaksi pembelian barang dagangan - Melakukan koordinasi dengan pengelola bidang lainnya c. Pengelola Bidang Keuangan

- Bertanggung jawab kepada Kepala / Wakil Kepala Bidang Keuangan - Menyiapkan laporan buku bank harian

- Bertanggung jawab atas kesesuaian saldo antara buku bank dengan rekening Koran

- Menyiapkan formulir Bank Keluar

- Melakukan tugas operasional harian bidang keuangan - Melakukan koordinasi dengan pengelola bidang lainnya d. Pengelola Bidang Akuntansi

- Menyiapkan laporan keuangan

- Bertanggung jawab atas isi database Akuntansi - Membuat jurnal atas setiap transaksi keuangan

- Menyiapkan data-data keuangan yang diperlukan oleh Pengurus

- Melakukan pengarsipan atas dokumen-dokumen keuangan Melakukan koordinasi dengan pengelola bidang lainnya.

3. Sistem Yang Berjalan PadaKoperasi Kotamadya Medan a. Prosedur Setoran Simpanan Sukarela dan Simpanan Deposito

Prosedur simpanan sukarela dan simpanan deposito yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:

1. Anggota mengisi Formulir Setoran Simpanan, melampirkan bukti transfer dan menyerahkan ke Pengelola Bidang Simpan Pinjam.

2. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menginput simpanan ke database Simpan Pinjam.

3. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menyerahkan Formulir Setoran Simpanan dan bukti transfer kepada Pengelola Bidang Keuangan.

4. Pengelola Bidang Keuangan memeriksa buku bank berdasarkan bukti transfer dan menyerahkan Formulir Setoran Simpanan dan bukti transfer kepada Pengelola Bidang Akuntansi.

5. Pengelola Bidang Akuntansi menjurnal dan membukukan penerimaan kas ke database Akuntansi.

6. Pengelola Bidang Akuntansi mengarsip Formulir Setoran Simpanan dan bukti transfer.

7. Pengelola Bidang Simpan membuat sertifikat untuk simpanan deposito.

Dokumen terkait